Setelah agak lenggang. Tiara dan Damar terlihat bersama sedang bercengkerama seperti biasa. Sambil mengelap meja tentu saja.Di meja lainnya, ada Bisma dan Kevin yang duduk santai. Mereka agaknya merasa sangat lelah sekarang.Lalu Shenna dan Arga yang sedang mencuci beberapa piring dan gelas kotor agar bisa digunakan lagi."Damar, dia keliatannya suka sama Tiara ya." ujar Bisma tiba-tiba.Pandangannya menatap betapa dekatnya mereka. Seolah tak berjarak sama sekali.Kevin mengangguk, setuju dengan apa yang bisma katakan. Hanya dengan tatapan itu saja, kevin mengerti maksud dari pandangan perempuan itu."Gua sama Tiara pacaran." ujar Bisma memberikan informasi.Entah harus merespon seperti apa, Kevin malah dibuat tertawa mendengarnya.Tawa itu agaknya membuat Bisma tersinggung. Kevin tidak percaya dengan ucapannya."Kalau lo bilang lo suka sama Tiara, gua percaya sih. Cewe modelan Tiara emang banyak yang naksir dari dulu. Tapi kalau pacaran, gua yakin Tiara enggak dulu sama lo." ujarnya
Shenna duduk sendirian di salah satu bangku paling pojok cafe, perempuan itu sedang menunggu kedatangan seseorang. Shenna menyeruput ice taro yang ia pesan, sudah hampir satu jam dia duduk di sini, namun laki-laki itu belum juga menampakkan batang hidungnya. Shenna terus mencoba untuk menghubungi kekasihnya, mereka berjanji akan bertemu di cafe ini pukul satu siang. Bahkan pesan yang Shenna kirim juga tidak mendapat balasan. Perempuan itu jadi cemas sendiri, sesekali kesal karena tidak mendapat kabar. Shenna masih sabar menunggu, hingga pesan balasan masuk ke ponselnya. Dengan gerakan cepat ia membaca isi pesan tersebut, namun sayangnya balasan itu malah membuat Shenna marah. KEVIN: "Sayang maaf, kayaknya aku engga bisa dateng. Soalnya ada acara dadakan yang engga bisa aku tinggal, maaf banget ya" Shenna sama sekali tidak berniat membalas pesan itu, sudah cukup ia menghabiskan waktunya untuk menunggu di tempat ini. Dengan langkah kesal perempuan itu membuka pintu cafe dengan ka
Shenna sedang berada di kampus hari ini, duduk di tengah taman bersama sang kekasih dan juga sahabatnya yang bernama Tiara. "Kemarin itu aku degdegan banget" ujar Shenna sambil mengunyah roti yang ada di depannya. "Terus gimana?" tanya Kevin. "Agak gemeter sih, soalnya baru pertama kali" sahut Shenna lagi. "Gapapa, itung-itung nambah pengalaman" ujar Tiara sambil ikut mengambil roti yang di bawa oleh Kevin. "Terus pengumumannya kapan?" tanya Kevin penasaran. "Katanya sih sebelum minggu ini" ujar Shenna pelan. Perempuan itu mengambil ponselnya yang berada di dalam tas, membalas pesan yang di kirim oleh sang bunda lalu kembali meletakkannya di atas meja. Kevin yang melihat ponsel Shenna sedikit retak langsung bertanya, "Hpnya kenapa bisa retak gitu?" tanya laki-laki itu sambil memandangi ponsel Shenna. "Oh, jatuh kemarin, di senggol om-om resek" sahutnya hampir kesal karena kembali membahas kejadian memuakkan kemarin. "Terus, ga minta ganti rugi?" tanya Tiara yang baru sadar.
Selama seminggu ini, semuanya berjalan lancar, Shenna menyelesaikan pekerjannya dengan baik meskipun agak terlambat dari yang lainnya. Untungnya Rena selalu menemaninya, ia selalu membantu Shenna agar melakukan pekerjaannya dengan baik. Shenna bergegas masuk ke dalam kantor sambil membawa banyak berkas yang diminta oleh Rena. Perempuan itu berjalan cepat saat melihat Rena melambaikan tangannya. "Pagi kak" sapa Shenna dengan senyuman di wajahnya. "Pagi Shen, gimana berkas yang aku minta udah kamu bawa semua?" tanya perempuan itu. Shenna menganggukan kepalanya, lalu memperlihatkan berkas-berkas yang ada di tangan kanannya. Dua perempuan itu menaiki lift menuju ruangan mereka yang berada di lantai tiga, sudah ada banyak sekali orang yang berkumpul dalam lift itu. "Full mbak" ujar salah satu pria yang ada di dalam lift tersebut. Membuat dua perempuan itu mengangguk, membiarkan mereka naik lebih dulu. "Kalau naik tangga kasian kakinya kecapean" ujar Rena agar Shenna mau menu
Shenna membuka pintu ruang kerjanya, baru saja hendak masuk tatapan mata semua orang menatap kasihan padanya. Shenna bingung karena mendapat tatapan seperti itu dari rekannya, termasuk Rena yang sejak tadi tidak mengalihkan perhatiannya pada Shenna. "Kenapa sih kak?" tanya Shenna meletakkan tasnya di atas meja kerja. "Lo kemarin lembur?" tanya Rena akhirnya bicara. Shenna mengangguk pelan, "Iya, file yang kakak kirim juga udah aku kerjain" sahutnya sambil menghidupkan komputer yang ada di depannya. "Em.." Rena bergumam pelan, sebelum akhirnya melanjutkan kalimatnya yang tertahan. "Pulangnya jam berapa? lo ada ngelakuin sesuatu gitu, yang salah?" tanya Rena tidak yakin. "Jam sembilan sih sampe di rumah" sahutnya sambil menggeleng karena tidak ada hal aneh yang dia lakukan. Rena bernafas lega, lalu berkata, "Yaudah, lanjutin aja kerjaan lo" suruhnya lalu mengalihkan perhatiannya pada layar komputer di depannya. Indy tiba-tiba datang membuka pintu ruangan kerja membuat lima manus
Shenna membuka kenop pintu ruangan kerjanya, mendengar ada suara pintu terbuka empat manusia yang ada di dalam ruangan itu langsung menolehkan kepalanya. Sejak tadi mereka semua sudah menunggu kehadiran Shenna untuk bercerita. "Gimana Shen?" tanya Rena saat melihat perempuan itu masuk.Shenna memperlihatkan senyuman tipis di wajahnya, lalu kembali menutup pintu dan melangkah ke tempat duduknya. Semua yang ada di ruangan itu mendekatkan diri ke arah Shenna, menunggu perempuan itu mulai cerita. Shenna menghela nafasnya kasar, "Gapapa kok kak" ujarnya pelan. "Lo ga di pecat kan?" tanya Rena, was-was jikalau Shenna benar-benar di pecat. Shenna menggelengkan kepalanya, "Engga kok kak" sahutnya lagi. "Cerita dong Shen, lo diapain di sana" tanya salah satu karyawan yang sekarang sudah duduk di belakang Shenna. Shenna menatap satu per satu manusia yang ada di sana, matanya terlihat sendu, namun senyuman tidak pernah luntur dari bibirnya. "Mulai sekarang aku bukan bagian tim ini lagi" u
Pagi ini Shenna sudah bersiap untuk berangkat kerja, ia bangun lebih pagi dari hari biasanya karena sekarang dia sudah pindah jabatan menjadi asisten bos. Desas-desus yang Shenna dengar membuatnya merasa ngeri, apalagi jika ia terlambat dan bos datang lebih cepat. Tamat sudah riwayat Shenna jika itu terjadi, karena dia sudah pasti akan di pecat hari itu juga. Shenna harus sudah berada di kantor sebelum bosnya datang, perempuan dengan setelah kemeja putih dan celana panjang berwarna hitam itu mengambil tas kerjanya. Sebelum pergi Shenna kembali melihat penampilannya di depan cermin, tersenyum manis lalu berbisik pelan, "Sempurna" Shenna lalu keluar dari apartemennya, melangkah dengan santai dengan senyuman manis yang tak pernah pudar dari wajahnya. Tidak salah orang-orang memanggilnya sebagai anak yang ceria, dan sangat ramah. Ponsel yang ada dalam genggamannya bergetar pelan, membuat perempuan itu membuka pesan tersebut. Kevin: "Good morning sayang" Kevin: "Hari pertama j
"Shenna" panggil Rena melambaikan tangannya pada Shenna yang baru saja keluar dari ruangan bosnya. Shenna yang merasa dipanggil langsung menolehkan kepalanya, perempuan itu memberikan seulas senyuman ketika mengetahui siapa yang memanggilnya. "Makan siang?" tanya Rena saat Shenna melangkahkan kakinya menghampiri perempuan yang berdiri di samping tangga. Shenna memberikan anggukan pelan, lalu mengikuti Rena yang berjalan menuju kantin. Makanan yang ada di kantin ini gratis, para karyawan bebas mengambil sesuka hatinya. Shenna mengambil satu paket makan siang yang sudah di siapkan. Dua perempuan yang sudah memegang makan siangnya memilih tempat duduk paling pojok untuk menghabiskan makanannya. Tidak lama setelah mereka berdua mulai makan, teman-temannya yang lain mulai berdatangan. Mereka duduk di bangku yang sama dengan Shenna dan juga Rena, ada banyak cerita yang mereka bicarakan. Termasuk satu anak baru yang sekarang mengambil posisi Shenna dalam tim, Shenna kira awalnya p
Setelah agak lenggang. Tiara dan Damar terlihat bersama sedang bercengkerama seperti biasa. Sambil mengelap meja tentu saja.Di meja lainnya, ada Bisma dan Kevin yang duduk santai. Mereka agaknya merasa sangat lelah sekarang.Lalu Shenna dan Arga yang sedang mencuci beberapa piring dan gelas kotor agar bisa digunakan lagi."Damar, dia keliatannya suka sama Tiara ya." ujar Bisma tiba-tiba.Pandangannya menatap betapa dekatnya mereka. Seolah tak berjarak sama sekali.Kevin mengangguk, setuju dengan apa yang bisma katakan. Hanya dengan tatapan itu saja, kevin mengerti maksud dari pandangan perempuan itu."Gua sama Tiara pacaran." ujar Bisma memberikan informasi.Entah harus merespon seperti apa, Kevin malah dibuat tertawa mendengarnya.Tawa itu agaknya membuat Bisma tersinggung. Kevin tidak percaya dengan ucapannya."Kalau lo bilang lo suka sama Tiara, gua percaya sih. Cewe modelan Tiara emang banyak yang naksir dari dulu. Tapi kalau pacaran, gua yakin Tiara enggak dulu sama lo." ujarnya
Pada saat hari di mana Tiara dan Bisma akan dinner. Laki-laki itu sudah menunggu di depan kosan Tiara.Lengkap dengan jas gelap rapi yang ia gunakan. Tiara keluar dengan balutan dress putih yang sudah ia kirimkan sebelumnya pada Tiara.Dengan senyuman manisnya, Tiara melangkah menghampiri Bisma yang sudah menunggu.Rasanya sangat aneh menggunakan pakaian rapi begini hanya untuk makan malam. Tiara juga merasa penasaran ke mana mereka akan pergi hari ini."Udah siap?" tanya Bisma dengan senyuman penuh wibawa.Tiara mengangguk, Bisma membuka pintu penumpang dan membiarkan Tiara untuk masuk lebih dulu. Lalu ia segera berlari menuju kursi kemudi.Bisma memecah kemacetan dengan melewati jalan pintas yang sering ia jadikan alternatif saat kondisi jalan sedang macet parah.Dengan ditemani alunan musik, Tiara sesekali bersenandung mengikuti irama lagu.~Long endless highway, you're silent beside meDriving a nightmare I can't escape fromHelplessly praying, the light isn't fadingHiding the sh
Beberapa tahun sudah berlalu. Shenna, Tiara, dan Kevin akhirnya lulus kuliah juga.Saat itu, ada Damar, Bisma, dan juga Arga yang datang pada saat mereka bertiga wisuda.Jagan terkejut, merek semua jadi semakin dekat ketika kejadian tak terduga itu terjadi.Bahkan Arga juga sempat menyatakan cintanya pada Shenna hanya karena tidak mau memendamnya sendiri.Jahat memang, namun ia tak mau berbohong. Meskipun ia juga akan tetap ditolak karena Shenna lebih memilih bersama Kevin daripada dirinya.Tidak masalah, Arga menyatakan cinta hanya karena ia tidak mau memendam perasaan lebih lama.Bahkan Kevin juga mengetahui hal itu. Kevin juga berpikir itu tidak akan jadi masalah ketika Shenna lebih memilih dirinya.Arga datang dengan sebuket bunga untuk diberikan pada Shenna. Bukan sebagai orang yang menyukai Shenna, melainkan sebagai bos yang berusaha untuk dekat dengan semua karyawannya.Arga sudah banyak berubah, dia yang dulunya sangat cuek dan dingin akhirnya mulai berbaur dan akrab dengan ka
Shenna sudah memutuskannya. Ia menghampiri Martin yang ada di tempat tongkrongannya bersama dengan antek-anteknya itu."Egh ada Shenna. Kenapa nih? Tumben nyamperin aku ke sini." ujar Martin tanpa merasa bersalah sedikitpun setelah membuat anak orang masuk rumah sakit."Gak usah sok akrab!" ujar Shenna kesal.Ia datang untuk memperingati Martin agar tidak mengganggu hidupnya lagi."Gua dateng ke sini buat ingetin lo, jangan pernah ganggu gua sama Kevin lagi." ujar Shenna dengan suara kerasnya."Gua sama Kevin gak akan pernah pisah. Ancaman lo gak ada apa-apanya sama rasa cinta kita berdua. Jadi gua minta lo untuk berhenti ganggu hubungan kita! Kevin gak akan pernah balik lagi sama geng sampah lo ini." ujar Shenna yang sudah tidak tahan untuk memaki-maki Martin.Amarahnya sudah di ujung kepala, ia mengutarakan rasa kesalnya sekarang. Mulai sekarang dia hanya akan percaya pada kekasihnya.Benar apa yang dikatakan oleh pak Arga. Shenna dan Kevin saling mencintai, sehingga mereka berdua b
Tiara yang baru saja pulang bekerja sedang duduk menunggu ojek onlinenya datang. Ia duduk di tempat pemberhentian bus agar mudah dikenali oleh ojeknya.Sudah malam, sekitar pukul sepuluh, karena Tiara baru saja menyelesaikan lemburnya. Ada banyak pekerjaan yang diberikan untuknya agar diselesaikan saat ini juga.Badannya sudah sangat lengket, kepalanya pusing, matanya mengantuk. Perempuan itu ingin segera beristirahat.Namun tak disangka, alih-alih menunggu ojek. Ada dua pria tak dikenal lengkap dengan masker berhenti di depan Tiara.Mereka meminta barang-barang yang Tiara bawa. Tentu saja Tiara membela dirinya, ia menghindari dan menolak permintaan itu.Berteriak pun tidak ada gunanya, jalanan sangat sepi, hanya ada mereka saja di sana.Tiara terus berusaha menyelamatkannya dirinya sendiri.Di tempat lain, pria dengan mobil mewahnya sedang menunggu lampu hijau menyala. Matanya menatap sekitar dan tak sengaja menemukan pemandangan yang membuatnya menatap tajam pada satu sosok.Perempu
Mendengar cerita itu tentunya membuat Shenna tak menyangka.Shenna tidak bisa menahan air matanya, ia menangis, ia membiarkan Kevin melihat dirinya menangis.Kevin tak kuasa melihat air mata Shenna, sungguh ia sangat merasa bersalah sekarang. Jika ia mau sedikit lebih jujur, mungkin semuanya tidak akan seperti ini.Ini semua salahnya, seharusnya ia tidak mengiyakan perintar Martin. Seharusnya ia tidak usah mengenal Shenna, perempuan itu terluka karenanya.Pun Shenna yang berpikir bahwa semua yang dialami Kevin adalah karena salahnya. Jika ia tak menolak Martin dengan cara seperti itu. Jika ia tidak membuat Martin sakit hati, mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi."Terus kamu kenapa bisa kayak gini?" tanya Shenna dengan isak tangisnya yang belum berhenti."Maaf." lagi, hanya kata itu yang mampu dilayangkan oleh Kevin. Ia butuh jawaban yang pasti, kenapa Kevin bisa sampai ada di sini, juga alasan kenapa Pak Arga juga di sini."Kemarin Martin ngirim sms ke aku. Dia bilang bakal nye
Shenna mengerutkan keningnya ketika mendapati pesan dari Martin.Martin : "Send a video."Martin : "Gua gak mau lo dibohongin terus-terusan sama dia."Martin : "Cowo lo itu gak beneran sayang sama lo."Martin : "Kevin kalah taruhan dulu, dia pacarin lo karena kalah taruhan."Martin : "Gua kasian sama lo, lo udah keliatan sayang dan nyaman banget sama dia."Martin : "Thanks me later."Pesan yang di spam oleh Martin membuat degup jantung Shenna berdetak lebih cepat. Video itu ia putar, berisi pengakuan Kevin yang memang sedang kalah taruhan.Laki-laki itu tertawa, ia mengatakan bahwa dirinya pasti akan bisa menjadikan Shenna sebagai kekasihnya.Shenna masih tidak percaya, namun jelas Kevin di sana. Ia tak menyangka bahwa Kevin akan melakukan hal seperti ini padanya.Shenna mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia tak menyangka bahwa dirinya sudah dipermainkan. Selama tiga tahun hubungan mereka berjalan, Shenna tidak pernah mengira hal seperti ini akan terjadi pada hidupnya.Shenna tentu saja
Saat suster yang merawat luka Kevin sudah keluar, ia memberikan ponsel milik laki-laki itu pada Arga.Ia menerima ponsel yang banyak sekali terdapat pesan dan panggilan tak terjawab.Saat melihat nama orang-orang tersebut, salah satu nama membuat Arga tercekat. Ada nama Shenna di sana.Hampir 30x panggilan tak terjawab dari perempuan itu, beberapa pesan khawatir yang dikirim perempuan itu dapat Arga rasakan.Ia sangat paham bagaimana perasaan Shenna saat ini. Arga melirik jam tangannya, sudah pukul satu dini hari, ia harap Shenna sudah beristirahat sekarang.Shenna pasti khawatir karena kekasihnya tidak memberi kabar. Beberapa teman anak ini juga terus berusaha menghubunginya.Arga hendak menekan tombol panggil pada nama Shenna. Rasanya ia ingin memberitahukan bahwa kekasihnya sedang berada di rumah sakit. Namun ucapan Kevin tadi kembali melintas di pikirannya. Ia yakin Kevin tidak mau Shenna mengetahuinya.Sehingga ia urungkan niatnya itu. Arga memilih untuk mematikan ponsel Kevin un
Kevin tersenyum masam, bahkan jika ia kehilangan Shenna pun, ia tak akan sudi untuk kembali pada kumpulan manusia-manusia mengerikan ini.Ia sudah terlampau benci dengan kelakuan mereka semua. Mereka yang tidak pernah mau menghargai pendapat orang lain, mereka yang hanya mau didengarkan, mereka yang sering kali membuat keributan. Kevin benci hal seperti itu, sehingga sudah seharusnya ia tak kembali pada mereka semua."Gua gak peduli sama apapun yang lo bilang. Gua ingetin untuk gak usah bawa-bawa nama Shenna lagi!" ujar Kevin, terdengar seperti ancaman untuk mereka semua.Martin sama sekali tak gentar mendengar ancaman dari anak kecil di depannya itu. Baginya kevin hanyalah mahasiswa sok berani yang sedang menantang mereka."Gua udah ingetin ke elo vin. Jangan nyesel kalau gua ngelewatin batas, lo sendiri yang bikin gua ngelakuin itu semua." ujar Martin tenang."Kalau dengan nyakitin shenna bikin lo balik lagi sama kita, gua bakal lakuin hal itu." ujar Martin lagi.Kevin merasa bingun