terima kasih sudah membaca cerita ini :)
Shenna terlihat tidak bersemangat saat berangkat ke kantor pagi ini, mengingat pekerjaannya mulai sekarang lebih banyak membuatnya tambah ingin mengeluh setiap harinya. Dengan kemeja coklat ala korea yang sangat pas di tubuhnya, Shenna terlihat sangat cantik dengan setelan itu. Ditambah dengan heels yang tidak begitu tinggi, membuat Shenna terlihat lebih menawan dari hari biasanya. Perempuan dengan tas di tangan kananya itu masuk ke dalam perusahaan besar tengah kota, ia melirik pada sekitarnya yang belum begitu ramai. Mungkin memang Shenna yang datang terlalu pagi, mengingat tugasnya akan menggunung karena Arga yang seenaknya itu. "Shenna!" panggilan itu membuat Shenna yang hendak melangkah mengurungkan niatnya, ia menoleh pada sumber suara yang memperlihatkan Mita di sana. "Pagi Mbak" sapa Shenna saat Mita sudah berada di depannya. Mita hanya tersenyum, lalu mengulurkan tangan kananya memberikan satu totebag kecil pada Shenna. Perempuan yang mendapat uluran tas kecil it
"Pak, hari ini bapak ada meeting ya jam 10" ujar Shenna memberi tahu, saat ia mengecek jadwal Arga selanjutnya. Tidak mendengar sahutan dari pria itu, Shenna menolehkan kepalanya pada pria yang sedang asik bergutit dengan layar laptopnya. "Pak" panggil Shenna membuat Arga akhirnya berdeham. "Kamu pikir saya budeg apa kaya kamu? yang harus ngomong dua kali dulu baru ngerti" ketusnya membuat Shenna sakit hati mendengar ucapan pria jahat itu. "Ya gimana dong, bapak diajak ngobrol bukannya nyahut malah diem aja" balas Shenna. Jujur saya ini baru pertama kalinya dalam hidup Arga, mendapatkan karyawan yang berani menyahuti ucapannya. Satu-satunya yang selalu berhasil membuat Arga memaki dalam hati, selalu berhasil membuat Arga kesal. "Kamu kayaknya seenaknya banget ya sama saya" ujar Arga serius, bahkan pria itu menutup laptopnya hanya untuk menatap mata Shenna. Mendapat tatapan seperti itu membuat Shenna jadi ngeri sendiri, bagaimana jika Arga tiba-tiba mengambil pisau dan men
Sudah satu minggu berlalu, namun Shenna sama sekali tidak pernah melihat wajah kekasihnya yang sudah ia rindukan setengah mati itu. "Jadi, sekarang ke mana alasan Kevin pergi?" tanya Shenna setengah kesal. "Hari ini dia lagi ke kampus" sahut Damar tanpa menoleh pada perempuan itu. "Kampus? ngapain ke kampus? ini kan hari minggu" ujar Shenna tak habis pikir. Apa yang Kevin lakukan di kampus, bahkan saat hari minggu. "Lo kalau ga percaya tanya aja nanti sama orangnya" sahut Damar, kali ini laki-laki itu sedang menuangkan susu pada pesanan pelanggan kedai. "Ya emangnya lo gatau gitu kenapa sahabat lo ke kampus hari minggu?" tanya Shenna lagi. Damar tidak menyahuti ucapan gadis itu, laki-laki bertubuh tinggi itu langsung beranjak saat pesanan untuk pelanggan sudah siap. Shenna masih menunggu di depan kasir, saat selesai mengantarkan pesanan Damar kembali dengan nampan kosongnya. "Mendingan lo duduk dulu deh, daripada berdiri terus, kasihan kakinya entar pegel" ujar Damar pe
Kevin dan Shenna duduk di tengah taman dengan tikar yang menjadi alas duduk mereka. Ditemani dengan cemilan ringan, serta pelukan hangat yang menambah keromantisan hubungan pasangan muda itu. Di depan mereka sudah ada layar laptop yang menemani tontonan mereka. Taman ini memang sering di kunjungi oleh pasangan remaja seperti mereka, biasanya akan menjadi tempat yang paling tepat untuk berkencan sepanjang hari. "Cewenya cantik banget ya" ujar Shenna memuji aktris yang ada di layar itu. Kevin hanya berdeham sebagai jawaban, "Heem" "Cantikan mana menurut kamu? aku atau dia?" tanya Shenna mulai menguji pasangannya. "Cantikan kamu dong, udah jelas banget itu" sahutnya. "Bohong ih" tuduh Shenna menatap wajah kekasihnya. Kevin tersenyum simpul, "Ngapain juga aku bohong, emang bener kok. Kamu lebih cantik dari cewe-cewe yang aku temui setiap harinya" Belum sempat Shenna memanjangkan percakapan ini, Kevin sudah lebih dulu memotongnya. Menghentikan keributan yang mungkin terjadi
Setelah nasi goreng garam yang diberikan Mita terakhir kali, Shenna selalu berusaha menghindari wanita itu. Saat mengembalikan kotak makannya pun, Shenna menitipkannya pada teman se-divisi Mita. Shenna benar-benar berusaha untuk tidak memperlihatkan batang hidungnya pada wanita itu, rasanya masih sangat trauma dengan masakan buatan wanita itu. "SHENNA" panggilan melengking itu sontak membuat Shenna ingin buru-buru kabur. Namun langkahnya terhenti ketika wanita itu sudah menepuk pundaknya. "Hai Shen" sapa wanita yang Shenna kenal sangat suaranya. Shenna membalikkan tubuhnya, berusaha menetralkan mimik wajahnya agar tidak ketahuan sedang menghindari wanita di depannya itu. "Pagi mbak Mita" balas Shenna dengan senyuman agak terpaksa. "Gua mau nitip lagi dong, nasi goreng waktu itu belum lo rate kan. Gimana tanggapan bos?" ujar Mita bertanya. "Karena nasi gorengnya habis, berarti enak banget dong ya? bos suka?" ujarnya excited. Shenna memang sengaja mengembalikkan kotak maka
Seharian ini Shenna ikut bersama Arga meeting di luar kantor, ke manapun pria itu pergi Shenna harus siap siaga bersamanya. Perempuan dengan kemeja putih itu duduk di ruangannya sendirian, saat ini sudah pukul sembilan malam. Namun perempuan bernama Shenna Samantha itu belum juga menyelesaikan pekerjaannya. Bahkan pria pemilik ruangan ini juga sudah pulang, meninggalkan perempuan itu sendirian bekerja di ruangan besar ini. Shenna: "Aku lembur hari ini" Kevin: "Yaudah aku temenin ya sayang" Shenna: "Hah? temenin gimana? kamu mau ke sini?" Kevin: "Ya engga dong" Shenna: "Terus?" Laki-laki yang menjadi kekasih Shenna tidak membalas pesan itu, namun tiba-tiba panggilan untuk video call membuat Shenna mengulum senyumannya. "Hai" ujar Shenna bersemangat saat melihat wajah tampan kekasihnya. "Hai sayang" balas Kevin di sebrang sana. "Kamu kerjain gih kerjaan yang belum selesainya, aku liatin dari sini ya" ujar Kevin lagi. Shenna mengangguk setuju, lalu perempuan itu mel
Seperti yang Kevin katakan kemarin, hari ini laki-laki itu sedang duduk di kelasnya sembari mendengarkan materi yang sedang di jelaskan oleh dosennya. Ada banyak materi yang harus Kevin pahami, meskipun otaknya sudah hampir pecah karena beberapa materi yang membuatnya hampir mati. Seusai kelas, laki-laki itu pergi ke perpustakaan. Bukan untuk mencari makanan, karena sudah pasti perpustakaan untuk mencari buku. Kevin menyusuri satu per satu rak buku, lalu mengambil buku yang ia perlukan untuk di pelajari. Kevin tidak pernah bolos sebelumnya, berbeda dengan dirinya saat SMA. Laki-laki itu dan teman-teman di sekolahnya saat SMA selalu berbuat onar, termasuk Damar yang masih bertahan hingga sekarang menjadi sahabat Kevin. Sebenarnya Kevin dan temen semasa SMAnya masih berhubungan hingga sekarang, namun karena pendidikan mereka harus berpisah karena memiliki mimpi masing-masing. Teman Kevin banyak yang pindah ke luar kota untuk menempuh pendidikan mereka, beberapa juga sampai ke
Siang ini, Shenna sudah menyelesaikan pekerjaannya lebih awal. Semua yang Arga minta sudah ia selesaikan, sekarang Shenna bisa menyenderkan punggungnya pada kursi kerja dengan lega. Berbeda dengan pria berkemeja hitam yang sedang pusing mengurus berkas-berkas yang harus ia tanda tangani. "Ada yang bisa saya bantu pak?" ujar Shenna setelah menghabiskan lima menitnya untuk bersantai sebentar. "Saya haus" ujar Arga singkat. Shenna yang mengerti maksud ucapan pria itu mengangguk pelan, "Bapak mau saya ambilin minuman apa?" tanya Shenna berbeda dari hari biasanya. Mood Shenna sedang bagus hari ini, ia harap bisa berbagi virus bahagia juga pada pria yang sedang menekuk wajahnya karena pusing. "Apa aja, yang dingin" balasnya tidak menyebutkan secara spesifik. Shenna kembali menganggukkan kepalanya, lalu melangkah keluar sesuai dengan perintah Arga untuk mengambilkan minuman dingin. "Shenna" panggilan dari Rena membuat perempuan itu menyunggingkan senyuman. "Kak Rena" balas S
Setelah agak lenggang. Tiara dan Damar terlihat bersama sedang bercengkerama seperti biasa. Sambil mengelap meja tentu saja.Di meja lainnya, ada Bisma dan Kevin yang duduk santai. Mereka agaknya merasa sangat lelah sekarang.Lalu Shenna dan Arga yang sedang mencuci beberapa piring dan gelas kotor agar bisa digunakan lagi."Damar, dia keliatannya suka sama Tiara ya." ujar Bisma tiba-tiba.Pandangannya menatap betapa dekatnya mereka. Seolah tak berjarak sama sekali.Kevin mengangguk, setuju dengan apa yang bisma katakan. Hanya dengan tatapan itu saja, kevin mengerti maksud dari pandangan perempuan itu."Gua sama Tiara pacaran." ujar Bisma memberikan informasi.Entah harus merespon seperti apa, Kevin malah dibuat tertawa mendengarnya.Tawa itu agaknya membuat Bisma tersinggung. Kevin tidak percaya dengan ucapannya."Kalau lo bilang lo suka sama Tiara, gua percaya sih. Cewe modelan Tiara emang banyak yang naksir dari dulu. Tapi kalau pacaran, gua yakin Tiara enggak dulu sama lo." ujarnya
Pada saat hari di mana Tiara dan Bisma akan dinner. Laki-laki itu sudah menunggu di depan kosan Tiara.Lengkap dengan jas gelap rapi yang ia gunakan. Tiara keluar dengan balutan dress putih yang sudah ia kirimkan sebelumnya pada Tiara.Dengan senyuman manisnya, Tiara melangkah menghampiri Bisma yang sudah menunggu.Rasanya sangat aneh menggunakan pakaian rapi begini hanya untuk makan malam. Tiara juga merasa penasaran ke mana mereka akan pergi hari ini."Udah siap?" tanya Bisma dengan senyuman penuh wibawa.Tiara mengangguk, Bisma membuka pintu penumpang dan membiarkan Tiara untuk masuk lebih dulu. Lalu ia segera berlari menuju kursi kemudi.Bisma memecah kemacetan dengan melewati jalan pintas yang sering ia jadikan alternatif saat kondisi jalan sedang macet parah.Dengan ditemani alunan musik, Tiara sesekali bersenandung mengikuti irama lagu.~Long endless highway, you're silent beside meDriving a nightmare I can't escape fromHelplessly praying, the light isn't fadingHiding the sh
Beberapa tahun sudah berlalu. Shenna, Tiara, dan Kevin akhirnya lulus kuliah juga.Saat itu, ada Damar, Bisma, dan juga Arga yang datang pada saat mereka bertiga wisuda.Jagan terkejut, merek semua jadi semakin dekat ketika kejadian tak terduga itu terjadi.Bahkan Arga juga sempat menyatakan cintanya pada Shenna hanya karena tidak mau memendamnya sendiri.Jahat memang, namun ia tak mau berbohong. Meskipun ia juga akan tetap ditolak karena Shenna lebih memilih bersama Kevin daripada dirinya.Tidak masalah, Arga menyatakan cinta hanya karena ia tidak mau memendam perasaan lebih lama.Bahkan Kevin juga mengetahui hal itu. Kevin juga berpikir itu tidak akan jadi masalah ketika Shenna lebih memilih dirinya.Arga datang dengan sebuket bunga untuk diberikan pada Shenna. Bukan sebagai orang yang menyukai Shenna, melainkan sebagai bos yang berusaha untuk dekat dengan semua karyawannya.Arga sudah banyak berubah, dia yang dulunya sangat cuek dan dingin akhirnya mulai berbaur dan akrab dengan ka
Shenna sudah memutuskannya. Ia menghampiri Martin yang ada di tempat tongkrongannya bersama dengan antek-anteknya itu."Egh ada Shenna. Kenapa nih? Tumben nyamperin aku ke sini." ujar Martin tanpa merasa bersalah sedikitpun setelah membuat anak orang masuk rumah sakit."Gak usah sok akrab!" ujar Shenna kesal.Ia datang untuk memperingati Martin agar tidak mengganggu hidupnya lagi."Gua dateng ke sini buat ingetin lo, jangan pernah ganggu gua sama Kevin lagi." ujar Shenna dengan suara kerasnya."Gua sama Kevin gak akan pernah pisah. Ancaman lo gak ada apa-apanya sama rasa cinta kita berdua. Jadi gua minta lo untuk berhenti ganggu hubungan kita! Kevin gak akan pernah balik lagi sama geng sampah lo ini." ujar Shenna yang sudah tidak tahan untuk memaki-maki Martin.Amarahnya sudah di ujung kepala, ia mengutarakan rasa kesalnya sekarang. Mulai sekarang dia hanya akan percaya pada kekasihnya.Benar apa yang dikatakan oleh pak Arga. Shenna dan Kevin saling mencintai, sehingga mereka berdua b
Tiara yang baru saja pulang bekerja sedang duduk menunggu ojek onlinenya datang. Ia duduk di tempat pemberhentian bus agar mudah dikenali oleh ojeknya.Sudah malam, sekitar pukul sepuluh, karena Tiara baru saja menyelesaikan lemburnya. Ada banyak pekerjaan yang diberikan untuknya agar diselesaikan saat ini juga.Badannya sudah sangat lengket, kepalanya pusing, matanya mengantuk. Perempuan itu ingin segera beristirahat.Namun tak disangka, alih-alih menunggu ojek. Ada dua pria tak dikenal lengkap dengan masker berhenti di depan Tiara.Mereka meminta barang-barang yang Tiara bawa. Tentu saja Tiara membela dirinya, ia menghindari dan menolak permintaan itu.Berteriak pun tidak ada gunanya, jalanan sangat sepi, hanya ada mereka saja di sana.Tiara terus berusaha menyelamatkannya dirinya sendiri.Di tempat lain, pria dengan mobil mewahnya sedang menunggu lampu hijau menyala. Matanya menatap sekitar dan tak sengaja menemukan pemandangan yang membuatnya menatap tajam pada satu sosok.Perempu
Mendengar cerita itu tentunya membuat Shenna tak menyangka.Shenna tidak bisa menahan air matanya, ia menangis, ia membiarkan Kevin melihat dirinya menangis.Kevin tak kuasa melihat air mata Shenna, sungguh ia sangat merasa bersalah sekarang. Jika ia mau sedikit lebih jujur, mungkin semuanya tidak akan seperti ini.Ini semua salahnya, seharusnya ia tidak mengiyakan perintar Martin. Seharusnya ia tidak usah mengenal Shenna, perempuan itu terluka karenanya.Pun Shenna yang berpikir bahwa semua yang dialami Kevin adalah karena salahnya. Jika ia tak menolak Martin dengan cara seperti itu. Jika ia tidak membuat Martin sakit hati, mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi."Terus kamu kenapa bisa kayak gini?" tanya Shenna dengan isak tangisnya yang belum berhenti."Maaf." lagi, hanya kata itu yang mampu dilayangkan oleh Kevin. Ia butuh jawaban yang pasti, kenapa Kevin bisa sampai ada di sini, juga alasan kenapa Pak Arga juga di sini."Kemarin Martin ngirim sms ke aku. Dia bilang bakal nye
Shenna mengerutkan keningnya ketika mendapati pesan dari Martin.Martin : "Send a video."Martin : "Gua gak mau lo dibohongin terus-terusan sama dia."Martin : "Cowo lo itu gak beneran sayang sama lo."Martin : "Kevin kalah taruhan dulu, dia pacarin lo karena kalah taruhan."Martin : "Gua kasian sama lo, lo udah keliatan sayang dan nyaman banget sama dia."Martin : "Thanks me later."Pesan yang di spam oleh Martin membuat degup jantung Shenna berdetak lebih cepat. Video itu ia putar, berisi pengakuan Kevin yang memang sedang kalah taruhan.Laki-laki itu tertawa, ia mengatakan bahwa dirinya pasti akan bisa menjadikan Shenna sebagai kekasihnya.Shenna masih tidak percaya, namun jelas Kevin di sana. Ia tak menyangka bahwa Kevin akan melakukan hal seperti ini padanya.Shenna mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia tak menyangka bahwa dirinya sudah dipermainkan. Selama tiga tahun hubungan mereka berjalan, Shenna tidak pernah mengira hal seperti ini akan terjadi pada hidupnya.Shenna tentu saja
Saat suster yang merawat luka Kevin sudah keluar, ia memberikan ponsel milik laki-laki itu pada Arga.Ia menerima ponsel yang banyak sekali terdapat pesan dan panggilan tak terjawab.Saat melihat nama orang-orang tersebut, salah satu nama membuat Arga tercekat. Ada nama Shenna di sana.Hampir 30x panggilan tak terjawab dari perempuan itu, beberapa pesan khawatir yang dikirim perempuan itu dapat Arga rasakan.Ia sangat paham bagaimana perasaan Shenna saat ini. Arga melirik jam tangannya, sudah pukul satu dini hari, ia harap Shenna sudah beristirahat sekarang.Shenna pasti khawatir karena kekasihnya tidak memberi kabar. Beberapa teman anak ini juga terus berusaha menghubunginya.Arga hendak menekan tombol panggil pada nama Shenna. Rasanya ia ingin memberitahukan bahwa kekasihnya sedang berada di rumah sakit. Namun ucapan Kevin tadi kembali melintas di pikirannya. Ia yakin Kevin tidak mau Shenna mengetahuinya.Sehingga ia urungkan niatnya itu. Arga memilih untuk mematikan ponsel Kevin un
Kevin tersenyum masam, bahkan jika ia kehilangan Shenna pun, ia tak akan sudi untuk kembali pada kumpulan manusia-manusia mengerikan ini.Ia sudah terlampau benci dengan kelakuan mereka semua. Mereka yang tidak pernah mau menghargai pendapat orang lain, mereka yang hanya mau didengarkan, mereka yang sering kali membuat keributan. Kevin benci hal seperti itu, sehingga sudah seharusnya ia tak kembali pada mereka semua."Gua gak peduli sama apapun yang lo bilang. Gua ingetin untuk gak usah bawa-bawa nama Shenna lagi!" ujar Kevin, terdengar seperti ancaman untuk mereka semua.Martin sama sekali tak gentar mendengar ancaman dari anak kecil di depannya itu. Baginya kevin hanyalah mahasiswa sok berani yang sedang menantang mereka."Gua udah ingetin ke elo vin. Jangan nyesel kalau gua ngelewatin batas, lo sendiri yang bikin gua ngelakuin itu semua." ujar Martin tenang."Kalau dengan nyakitin shenna bikin lo balik lagi sama kita, gua bakal lakuin hal itu." ujar Martin lagi.Kevin merasa bingun