Home / Pernikahan / CINTA YANG SALAH ANAK ANGKAT DAN SUAMIKU / Dia Sudah Hamil, Aku Bisa Apa (5)

Share

Dia Sudah Hamil, Aku Bisa Apa (5)

Author: Asa Jannati
last update Last Updated: 2022-05-22 01:17:12

Dia Sudah Hamil, Aku Bisa Apa

‘Aku sedang belajar ....

Bagaimana merelakan sebuah kepergian dengan senyuman

Belajar mengikhlaskan tanpa harus menjadi terluka

Dan belajar bagaimana seharusnya seorang manusia

Menerima ketetapan-ketetapan yang telah Tuhan gariskan untuk hidupnya.’ (Brian)

****~

“Apakah kamu belum tahu, Mel? Mereka sudah pergi. Pergi jauh sekali, dan tak akan mungkin kembali,” ucapnya datar. Namun aku merasakan ada nada kesedihan dari getar suaranya.

“Maksud ... kamu, Bri?” Aku bertanya pelan, tak ingin mengintimidasi jawaban kepadanya.

“Jika kamu terluka karena tersakiti oleh mereka yang masih hidup. Akupun saat ini terluka, tersakiti karena mereka yang aku jaga hidupnya harus pergi secara tiba-tiba ....”

Aku bangkit dari rengkuhan hangatnya. Duduk dan menatapnya.

“Ya, Mel. Anakku, juga istriku, meregang nyawa di hadapanku, tanpa aku bisa menyelamatkannya. Mereka pergi cepat sekali, pergi di saat aku memiliki keyakinan akan hidup bahagia sampai tua bersama mereka. Mereka pergi karena aku, meski bukan mauku. Bahkan sampai saat ini aku dihantui perasaan bersalah, aku seperti seorang pembunuh. Aku yang menjaga mereka, tapi aku yang membuat mereka mati.”

Suara Brian mulai berat. Ia berkata dengan tatapan menerawang.

Aku tak lagi memandang wajahnya. Memilih menatap kursi di hadapanku, juga Pramugari kereta yang berlalu lalang. Menjaga perasaannya.

“Brian, maksudnya ...?” Pertanyaanku kubiarkan menggantung.

Brian terdiam.

“Iya, Malam itu, tiga bulan lalu. Aku sudah dua hari tak tidur, karena pekerjaan yang sedang membutuhkan waktuku lebih banyak. Aku lupa bahwa itu bisa membahayakan diriku juga keluargaku. Setelah menjemput mereka dari rumah temannya. Diperjalanan mobilku terperosok ke jurang tanpa aku sadar, aku tertidur sesaat. Lewat toll dalam kecepetan tinggi. Aku tersadar dari kantuk ketika mobil sudah masuk ke dalam jurang yang dalam. Anak dan istriku yang tertidur di belakang terpental keluar akibat hentakan mobil yang terlalu kuat menghantam bebatuan cadas di dasar jurang. Mereka pergi. Aku selamat dengan kaki tangan penuh luka, tapi tak ada yang serius. Sementara mobil sudah hancut tak berbentuk, beruntung mobil tak terbakar sehingga aku masih bisa keluar menyelamatkan diri.”

Brian menangis tapi tak ada suara atau isakan, hanya mata yang basah.

“Bri ....”

Aku menggenggam tangannya menguatkan.

“Maafkan aku, harus membuatmu mengingat kejadian itu lagi. Jangan lanjutkan jika tak nyaman, Bri. Aku turut prihatin. Semoga anak istrimu tenang di sana.”

“Tak apa, Mel. Aku memang ingin cerita ini sama kamu,” balasnya datar.

“Hanya yang aku sesalkan, kenapa mereka yang pergi, kenapa bukan aku saja. Aku rela menggantikan hidup mereka. Aku belum membahagiakan istriku. Anakku masih kecil, harusnya masih banyak waktunya di dunia ini. Seandainya kematian bisa ditukar. Aku mau menggantikannya. Aku yang bertanggung jawab atas hidup mereka.”

“Sudah kehendaknya. Bukan salahmu, Bri ....”

Aku menepuk-nepuk bahu bidangnya. Paham maksudnya bahwa seorang lelaki yang ksatria, mereka bahkan rela mati demi orang-orang yang mereka cintai. Brian sangat mencintai anak istrinya.

Kami masing-masing terdiam. Aku tak ingin bertanya lagi untuk beberapa saat.

Kasihan Brian. Ia benar-benar kehilangan hidupnya, semangatnya. Jelas hidupnya setelah itu kosong. Ia semangat bekerja setiap hari, tentu demi anak dan istrinya. Lalu seketika hilang, pergi.

Aku pernah berada dalam kondisi seperti Brian. Kehilangan adik yang kecelakaan juga berada dalam satu mobil dengannya. Bedanya almarhum Boy yang menyetir, sementara aku duduk di belakang. Airbags tak menggelembung sempurna, sehingga kepalanya bocor oleh benturan juga pecahan kaca di depan setir. Dan Allah masih memberiku kesempatan hidup hingga kini.

Kemudiab kini, kehidupan rumah tangga Brian, tak berbeda jauh denganku. Akupun kehilangan anak dan sumiku. Mereka tiba-tiba tidak lagi ada dalam rumahku. Beberapa hari sebelum aku pergi ke Prancis, jiwaku kosong. Ada yang tercerabut ketika bangun tidur tak melihat Reo dan Raya di dalam rumah lagi. Namun beberapa detik kemudian bayangan Raya dan Reo di sofa malam itu, saling membuai, membuatku gila dan hancur berkeping-keping.

* #Ajt

Di London, Brian menyelesaikan urusan bisnisnya pada siang hari. Sementara aku memilih pergi ke tempat-tempat yang sudah aku rindui. Ada beberapa teman yang harusnya bisa kukontak dan mengantarku jalan-jalan. Tapi kali ini aku butuh menyendiri.

Berkeliling seputaran ke Camden Town, menikmati jajanan tepi jalan juga membeli beberapa barang sebagai kenang-kenangan, lalu berakhir di Trafalgar Square.

Sorenya Brian sudah menjemputku untuk makan malam di The Dinner Cruise, Sebuah kapal pesiar yang berlayar selama tiga setengah jam di sekitar Sungai Thames. Dari sini kita bisa menikmati pemandangan malam hari kota London yang romantis, makan dengan hidangan khas eropa sembari disajikan music-music classic penuh harmoni menyentuh jiwa.

Suasana yang masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Aku lupa bahwa harusnya malam ini aku tak memilih ke sini. Suasana yang justru semakin memperjelas ingatanku tentang Reo ... Reo yang saat ini koma!

“Aku harus segera pulang, Bri,” ucapku pada Brian tiba-tiba, yang baru saja menyelesaikan hidangan penutupnya.

Dia tampak berpikir sejenak.

“Ya, aku paham. Semoga sekarang kamu sudah jauh lebih tenang, ya. Semoga ini cukup menghiburmu,” ucapnya.

“Ya, Terima kasih, Bri. Sudah membawaku ke sini,” ucapku.

“Keep kontak, ya, salam untuk Papa Mama,” pintanya.

Mata sendu itu, menatapku dalam. Aku sulit mengartikannya. Hanya saja, aku selalu tak pernah mampu membalas lama tatapannya.

“Kamu baik-baik saja, Bri. Semoga aku bisa ke Paris lagi segera. Ingin ziarah ke makam istri dan anakmu.”

“Aku sangat bahagia mendengarnya, Mel. Aku tunggu. Jika aku yang pulang ke Indonesia lebih dulu, akan aku hubungi kamu, ya,” pesannya.

“Wah, dengan senang hati, Bri.”

*

Aku sudah di dalam kamar nyaman ini lagi, kamar penuh kenangan, lagi-lagi dengan Reo.

Satu jam lagi aku akan dijemput Pak Lody, supir kantor menuju rumah sakit Premier Bintaro. Masih lelah, tapi aku harus secepatnya melihat keberadaan Reo.

Menurut Rany, Raya sama sekali tak datang menjenguk.

Gegas aku menuju Premiere room. Baru beberapa langkah menaiki tangga. Ada suara seseorang memanggilku.

“Bunda ...!”

Aku menengok ke arah suara itu.

Raya! Entah kenapa, seketika lututku lemas.

Ia terlihat sedikit kurus, dan outfitnya tak tertata rapi, senada seperti biasanya. Entah karena ia mulai sadar diri untuk tak hidup glamour atau apa. hatiku terenyuh. Raya ..., putri yang kurawat dan kujaga sepenuh jiwa. Seketika ada rindu, diantara kebencian yang masih tertanam di hati.

Kutahan langkah, aku terdiam dan membuang muka kedepan.

“Bunda, masih bolehkan aku memanggilmu ...?”

Suaranya memelas.

Ya, Rabb. Jangan sampai rasa ibaku mengalahkan kemarahanku padanya. Meski dalam hati aku terguncang menyadari kehadirannya.

“Terserah kamu, saja!”

“Raya ingin berbicara dengan, Bunda .... Boleh minta waktunya ...?”

Please jangan tatap matanya, Mel. Kamu akan luluh dan kalah. Jangan lagi pandang ia sebagai anak yang perlu dilindungi. Dia pelakor, ya dia pelakor. Kamu harus marah padanya. Kalau kamu kalah, aku akan memarahi dirimu sendiri! ucap sisi hatiku yang lain.

“Kamu sudah jenguk Ayah?” tanyaku keras.

Ingin aku berteriak mengatakan, ‘Kamu sudah jenguk pasangan zinamu?’

“Belum ....” jawabnya.

“Kenapa belum?!”

“Aku tak sanggup ....”

“Kenapa!?” tanyaku masih dengan nada tegas, tetap membuang muka.

Kunanti jawabannya, namun ia hanya diam.

Aku melangkah pergi meninggalkannya.

“Aku hamil, Bunda ...!”

Suara itu kecil. Tapi aku mendengarnya!

Apa? Raya HAMIL?????

Segera kutatap wajahnya dari atas tangga.

Aku tak sanggup. Aku terisak, menatap wajahnya yang pucat. Matanya yang celong.

“SIAPA??!” Aku membentaknya dalam isak yang berusaha kutahan. Sesak.

“A-ay-ayahhh ...,” jawabnya lemah.

Ia lunglai, luruh ke lantai. Pingsan.

Oh putriku, aku berlari memeluknya. Ternyata aku tak bisa membenci seutuhnya. Kenapa naluri keibuanku mengalahkan amarahku. Aku benci pada diri sendiri.

“Susterrrrr tolooonnngg!” teriakku sembari memeluknya. Menciumnya, ‘aku rindu kamu Raya,’ bisikku di antara tangisan.

*

Dua orang yang telah memporakporandakan hidupku, kini kutatap dalam kondisi terbaring tak berdaya. Raya masih belum siuman.

Sementara Reo masih koma dan belum bangun.

Ya, Rabb. Dalam keadaan mereka seperti ini, siapa lagi yang paling bertanggung jawab kalau bukan aku. Aku ibunya, aku istrinya, meski kenyataannya aku dihancurkan oleh dua orang lemah tak berdaya itu saat ini.

Dokter bertanya, “Mana istri Bapak Reo, siapa Ibu saudari Raya.”

Lalu semua saran dokter, nasehat, masukan, obat-obat, perawatan selanjutnya dan SOP lainnya, semua disampaikannya padaku.

Dokter teramat yakin menitipkan proses kesembuhan mereka padaku, ibu dan istri mereka. Padahal bisa saja, aku justru berharap mereka berdua mati saja saat ini.

Entah bagaimana rasa hati ini. Seandainya saja mereka tak pernah melakukan pengkhianatan itu. Saat ini pasti aku adalah istri dan ibu paling bersedih sedunia, menyaksikan dua orang yang paling kusayangi berada dalam kondisi paling lemah dalam hidupnya.

Aku sendiri saat ini sudah tidak tahu dengan hatiku, benci atau iba, marah atau kasihan. Semua campur aduk jadi satu, nenyisakan sesak dalam jiwa.

Siapa yang tak benci melihat dua orang yang disayang menusuk dengan belati dari belakang. Namun siapa pula yang tak iba menyaksikan orang yang sesungguhnya paling kita sayangi, terkapar lemah tanpa daya.

Aku puas menangis di ruangan ini. Ruangan yang aku bayar khusus untuk dua pasien istimewa ini. Agar aku bebas melihat mereka, tak ada yang mentertawakan karena rindu pada orang yang berkhianat. Agar aku bebas juga jika sewaktu-waktu ingin membunuhnya.

Tanpa sadar aku menjerit. Berkali-kali.

Apa yang harus aku lakukan kedepan? Siapa yang akan bertanggung jawab terhadap kehamilan Raya, Reo? Siap-siap aku ditertawakan dunia. Jika aku meminta Raya membunuh janin itu, setan-setan yang akan puas mentertawakanku.

Sementara Reo koma dan tak tahu akan sampai kapan ia terbangun. Bagaimana jika kolegaku tahu bahwa Raya hamil. Sementara lagi yang mereka tahu akulah ibunya. Apakah harus jujur kepada mereka, bahwa yang menghamili Raya adalah Reo? Ya Rabbi .... Kenapa beban dan hukuman ini Engkau beri untukku.

Mereka yang berbuat, aku sakit. Mereka sakit, aku yang harus berbuat untuk mereka saat ini. Mereka berzina, aku yang harus menanggung malu, tidak hanya saat ini, tapi seumur hidup akan malu.

Bagaimana mungkin aku tidak bisa menjaga suamiku, anakku sendiri. Mungkin itu penilaian dunia kepadaku.

Arrrggggh! Kepalaku sakit. Aku berteriak berkali-kali. Tak bisa kukendalikan dan kutahan emosi yang memuncak.

Tak mampu pula menghiraukan Goncangan-goncangan Rany yang berusaha menyadarkanku.

“Istighfar, Bu. Istighfar. As-tagh-fi-rullah- hal-adziiiimmm .....” ejanya menuntunku.

Aku mencoba mengikuti permintaan Rany, “Astaghfirullah hal adzimm,” kuulang berkali-kali, tapi kemudian terus menangis keras.

Rany berlari memanggil Suster.

“Suster, Dokter, toloooongg!” teriaknya.

Ia segera menelepon seseorang. Aku masih bisa mendengar suaranya di antara teriakan dan tangisanku sendiri yang tak bisa aku hentikan.

“Pak Rama, tolong ke rumah sakit Siloam segera. Bu Amel berteriak-teriak tanpa henti!”

Itu nama Papa.

Ia kemudian menjelaskan kejadiannya kepada Papa.

Suster dan Dokter masuk ke dalam ruangan menenangkanku.

“Depresi ...?” ucap Rani sembari mendengar arahan dari balik telepon.

Kutepis pikiran negatif dalam hati, kuhalau frustasi yang merajai, bukankah itu kata Rany dan suara di seberang sana. Bukan kata Dokter.

“Ran, ambilkan mukena, aku ingin segera shalat sunnah dan berzikir,” ucapku.

Sekuat tenaga aku mencoba kembali menetralkan perasaan, menghadap-Nya.

Tapi tak bisa, sedetik kemudian aku menjerit, menangis dan tertawa berbarengan.

Rabb, kenapa aku tak bisa mengendalikan diriku sendiri? Suster-suster memegangi tanganku yang meronta.

“Kita bawa Bu Amel dalam ruang perawatan khusus dulu, Sus,” ucap Dokter jaga.

TO BE CONTINUED PART 6.

Seperti samudera dan benua-benua yang indah, namun sulit terdefiniskan, seperti itu pula luka dan nyeri dalam jiwa, yang tersamarkan oleh cinta yang sempat ada, namun pergi dan menghilang entah kemana (Amelia)

Terima kasih sudah menyimak, semoga ada hikmah/ibroh dari cerita ini nantinya.

Bantu klik love-nya and komen, dan masukkan ke dlm daftar bacaan tmn2, yah. Makasih udah bantu akun ini bertumbuh.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
g gila aja sekalian. terlalu tolol dan lemah itu makanya kamu dikhianati
goodnovel comment avatar
Fahmi
Amelia pergi entah kemana
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • CINTA YANG SALAH ANAK ANGKAT DAN SUAMIKU   Jadi Memang Sudah Direncanakan Reo (6)

    Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 6)#Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_AmeliaJadi Memang Sudah Direncanakan Reo!Mungkin kita punya cinta yang sama, impian yang sama, dan harapan yang sedikit lagi terwujud. Tapi ternyata semesta menghambatnya. Tetaplah setia pada janji, aku akan menunggumu, di sana, di ujung jalan (Raya)Sekuat tenaga aku mencoba kembali menetralkan perasaan, menghadap-Nya.Tapi tak bisa, sedetik kemudian aku menjerit, menangis dan tertawa berbarengan.Rabb, kenapa aku tak bisa mengendalikan diriku sendiri? Suster-suster memegangi tanganku yang meronta.“Kita bawa Bu Amel ke dalam ruang perawatan khusus dulu, Sus,” ucap Dokter jaga.Suster menaikkanku ke kursi Roda. Membawa ke satu ruangan di sudut rumah sakit.“Ibu istirahat dulu di sini, ya,” ucap Suster.Ah, akhirnya aku mendapat perlakuan sebagai pasien. Diinfus juga disuntik obat penenang.Tak lama Papa dan Mama sudah hadir disampingku.Mama memelukku.“Nggak apa-apa, kamu baik-baik saja, hanya kelelahan h

    Last Updated : 2022-05-23
  • CINTA YANG SALAH ANAK ANGKAT DAN SUAMIKU   Biarkan Aku Menata Kembali Semuanya (7)

    Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 7)#Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_AmeliaBiarkan Aku Menata Kembali Semuanya‘Jika yang terjadi adalah bagian dari perjalanan hidup yang harus aku syukuri, maka Tuhan, ajari aku bagaimana cara melupakan tanpa harus membenci.” (Amelia)“Bunda, tapi saat ini Raya sudah terima, sudah pasrah, tak apa-apa Raya tak menikah dengan Ayah. Raya akan menanggung semuanya. Toh Raya sekarang sudah tinggal di kampung. Tak ada yang tahu siapa Raya. Yang mereka tahu Raya hamil nganggur. Tapi Raya nggak masalah dengan sebutan itu. Anggap aja ini hukuman untuk Raya yang sudah liar selama ini.”“Bagus, kamu sudah menyadarinya. Tapi Bunda juga nggak akan melanjutkan rumah tangga ini dengan Ayah,” jawabku.“Jujur Raya sedih.”“Sedih kenapa? Karena ternyata mimpimu untuk menikah dengan Ayah dan menjadikan Bunda madu gagal? Itu kan mau kamu?”“Bukan Bunda, Raya sedih karena Ayah dan Bunda harus bercerai. Dan sudah seminggu Ayah terbaring, entah sampai kapan akan ban

    Last Updated : 2022-05-23
  • CINTA YANG SALAH ANAK ANGKAT DAN SUAMIKU   Amel Adalah Anugerah Untukku! (PoV Reo) 8

    Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (PoV REO 1)#Seputih_Cinta_AmeliaAmel Adalah Anugerah Untukku!PoV REO / Sudut Pandang REO (Nah Reonya udah muncul, ayok kita marah2in dia, kali2 aja di sadar :))Aku punya mimpi tentang hidup yang tenang, cinta yang menghangatkan dan masa depan gemilang. Demi mewujudkan itu sedari kecil aku tak pernah malu berjualan, keliling dari kampung ke kampung, menjajakan apapun asal halal.Aku bukan berasal dari keluarga kaya, hidupku sederhana. Aku hanya seorang pemuda tamatan SMA. Tapi itu sudah sangat aku syukuri. Setidaknya aku masih punya bekal ilmu yung kugunakan sebagai modal hidup kedepan. Membantu Bapak dan Mamak menyekolahkan adik-adik adalah keinginanku. Aku punya tiga orang adik, dua laki-laki dan satu perempuan. Mereka semua adalah anak-anak yang cerdas, selalu juara kelas. Besar harapanku mereka akan jadi orang sukses. Biarlah aku saat ini bersusah-susah asal mereka jadi anak-anak yang bisa membanggakan Bapak dan Mamak kelak.Pada perjalanan hi

    Last Updated : 2022-05-23
  • CINTA YANG SALAH ANAK ANGKAT DAN SUAMIKU   Affair Reo Lainnya Terungkap (9A)

    Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 9A)#Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_AmeliaAffair Reo Lainnya Terungkap (Siapa Fira?)Pergilah Raya. Bersama kenangan pahit yang ada dalam jiwaku. Dengan janin dalam kandunganmu. Aku hanya ingin kamu tahu, bahwa terkadang ada kesalahan-kesalahan yang tak bisa termaafkan yang membuat seseorang bisa menjadi jahat, menjadi dingin, beku seperti batu. Kulirik handphone di tangan yang berbunyi.[Bu, Pak Reo sudah sadar.]Rany mengabariku. Reo sudah sadar. Apakah aku akan menjenguknya lagi? Tapi apakah ini nggak akan meyakitiku dan semakin membuatku sulit melepasnya? Jujur memang sulit, bagaimana tidak, bersamanya selama delapan belas tahun dan tak pernah merasakan kekecewaan yang dalam kepadanya, saat ia sakit, tergeletak, selama ini aku yang mengurus. Tapi, ah, sudahlah. Sudah keputusanku untuk pergi dari hidupnya.Sebaiknya aku memilih menyiapkan diri lebih matang lagi saja untuk umroh. Menghapal bacaan talbiyah dan doa-doa saat Thawaf agar s

    Last Updated : 2022-05-23
  • CINTA YANG SALAH ANAK ANGKAT DAN SUAMIKU   Affair Reo Lainnya Terungkap (9B)

    Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 9B)#Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_AmeliaAffair Reo Lainnya Terungkap (Siapa Fira?)“Baik, Bu. Saya kembalikan semuanya pada Ibu. Hanya itu saja yang saya khawatirkan atas kejujuran ini. Tapi kalau saya tidak jujur, saya malah kasihan dengan Ibu.”“Saya paham. Terima kasih, Pak atas kejujuran Bapak. Saya harap ini tetap jadi rahasia kita. Nanti saya akan telusuri sendiri semuanya. Jika bapak perlu waktu lagi, bisa kontak saya, atau WA saya. Sekarang saya mau menyelesaikan pekerjaan dulu.”Pak Radi paham maksudku. Ia segera permisi meninggalkanku sendiri.Sebenarnya masih banyak hal yang ingin kutanya pada Pak Radi, pasti ia memiliki banyak informasi tentang Reo. Termasuk penggelapan uang yang Reo lakukan. Hanya saja aku sudah tak tahan mendengar pengakuannya. Kepalaku sakit. Berita yang baru disampaikan Pak Radi, foto-foto intim Reo dan Fira. Membuatku seketika down lagi. Seterlambat ini ternyata aku mengetahuinya.Reo ... bukankah kita me

    Last Updated : 2022-05-23
  • CINTA YANG SALAH ANAK ANGKAT DAN SUAMIKU   PoV Raya (Ini Jalan yang Kupilih) (10)

    Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (PoV Raya)#Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_AmeliaPoV Raya (Ini Jalan yang Kupilih)Jangan pernah takut akan kejamnya harapan, karena kalau kita yakin atas pilihan-pilihan yang kita ambil, semesta akan membantu mewujudkannya meski sebagian orang pada awalnya mentertawakan. (Raya)“Ayah, aku bosan, nggak pernah ada Bunda di rumah. Aku kan juga butuh dipeluk Bunda, dimanja, bukan cuma dikasih uang, dibeliin ini itu.”“Sama, dong. Ayah juga pengennya ada Bunda di rumah ini. Cuma gimana lagi. Ayah nggak bisa ngelarang Bunda. Bunda kan di sana juga capek bekerja.”“Kalo gitu Ayah aja dong, sering di rumah. Nggak usah lembur-lembur .... aku kan males kalau malam cuma ditemani Mbok Sum.”“Emang kenapa kalau ditemani, Mbok Sum ... kan dia baik. Atau kalau bosen, kamu kan bisa baca buku, nonton film. Pergi ke Mall."“Ah males, pokoknya aku mau Ayah lebih banyak waktu di rumah, temani aku, atau kita main ke mana gitu, biar nggak bosen di rumah terus. Biarin a

    Last Updated : 2022-05-26
  • CINTA YANG SALAH ANAK ANGKAT DAN SUAMIKU   Kejujuran Yang Pahit Dari Reo (11)

    Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 12)#Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_Amelia~Kejujuran Yang Pahit Dari Reo~kulempar tiga gepok uang seratus ribuan dalam tasku. Uang itu jatuh di meja dan di lantai. Berhamburan.“Ambil! uang itu untuk kamu semua. Untuk kebahagiaan keluargamu. Bisa juga untuk modal usaha. Tapi penuhi satu permintaan saya. Jangan pernah mau menjalin hubungan dengan pria beristri manapun. Karena apa yang kamu lakukan, bial tidak dihentikan akan menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Menjadi pelakor. Hinggap dari satu laki-laki kepada laki-laki lainnya,” ucapku tegas.Kemudian aku berlalu pergi meninggalkannya. *Kurebahkan diri di kursi kerja.Sebetulnya susah harus tegas dan marah dalam keadaan tak memiliki daya. Sebuah kenyataan baru yang semakin mempertegas keyakinan bahwa aku tak perlu mempertahankan Reo atas alasan apapun. Beruntung aku berhasil mengeksekusi Fira dengan baik. Semoga ia benar-benar menyadari kesalahannya sehingga menghargai arti sebuah hu

    Last Updated : 2022-05-26
  • CINTA YANG SALAH ANAK ANGKAT DAN SUAMIKU   Sepakat Menikahi Raya (12)

    Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (12#Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_Amelia~Sepakat Menikahi Raya~~Beri aku satu kesempatan, maka akan kuubah harimu penuh bintang-bintang, kupastikan kau tak akan menyesal telah memberi kepercayaan padaku sekali lagi.~ (Reo)Entah kenapa aku diam memberinya waktu untuk meneruskan bicara.“Aku tahu aku salah, harusnya aku mengutarakan keinginanku itu padamu. Tapi terkadang aku tak tega melihatmu yang sudah sedemikian lelah bekerja. Aku tak ingin membuatmu makin kelelahan dengan meladeniku di malam-malam yang panjang. Aku sudah sangat bersyukur dengan semua kebahagiaan yang kamu beri dalam keluarga kita. Jadi aku pikir aku akan bisa mengatasi hasratku sendiri.”Ada yang basah dalam hatiku.“Sayangnya aku tergelincir, Mel. Aku jatuh, aku tergoda. Aku tak bisa menghindari diriku dari hal yang memang paling aku butuhkan. Kebutuhan batinku. Aku terpaksa dan itu bukan mauku. Mereka yang memberi kesempatan itu untukku, mempersilahkan baik-baik aku masuk d

    Last Updated : 2022-05-26

Latest chapter

  • CINTA YANG SALAH ANAK ANGKAT DAN SUAMIKU   (Tamat) Buah Cinta Memberi Bahagia, selamanya

    Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 58)Seputih Cinta Amelia-Buah Cinta Memberi Bahagia, selamanya-“Sekarang saya baru mengerti bahwa setan meletakkan kenikmatan pada kemaksiatan agar kita terus tergelincir dan hancur seperti mereka. Ternyata saya yang bodoh, maafkan saya, Bun, Mak. Saya berjanji Akan berubah, demi anak saya Gana, demi kesempatan hidup yang masih Allah kasih untuk saya.” Tian bersujud di kakiku dan Yu Sopinah.Yu Sopinah menarik bahu pemuda itu.“Kamu sebenarnya pemuda yang baik, Nak Tian. Hanya saja kamu tergelincir pada pergaulan yang salah. Mamak sudah memaafkan kamu. Tapi bener, ya, Nak. Jauhi barang-barang haram itu. Hidup yang bener dan lurus-lurus saja, Nak.” Yu Sopinah mengelus-elus bahu pemuda yang sedang tergugu itu.“Janji, Mak, Tian janji. Tian akan pegang janji ini. Demi Allah, nggak akan lagi menyia-nyiakan kepercayaan Mamak, Bunda, Papa Mama, Kaka Tian semuanya.”Ada getar dalam suaranya, ada tangis dan sesak sesal mendalam dalam dadanya. Suaranya te

  • CINTA YANG SALAH ANAK ANGKAT DAN SUAMIKU   Sebuah Pertemuan (59)

    Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 57)Seputih Cinta Amelia-Sebuah Pertemuan-Semoga esok akan ada kejutan indah di hari-hariku yang kemarin-kemarin begitu kelabu. Kutatap suamiku yang sedari tadi standby berdiri di belakangku. Lelaki yang selalu siaga untukku.Mas Brian mengelus-elus pundakku. Kami saling tatap, seakan berkata, ‘Semuanya akan menjadi mudah kedepan, Dek.”***AjtPagi dengan suasana yang berbeda. Seperti ada sebuah harap yang terus memberiku semangat menjalani hari dengan sebaik-baiknya. Satu minggu setelah pertemuan yang mengharu biru, Baby Gana boleh dibawa pulang. Rasa syukur tak terkira dari semua nenek-nenek mereka menyambut kesembuhan cucu mereka.Hari ini semua akan menjenguk Raya di sel tahanan. Pasti dia sudah merindukan Gana dan satu hal yang akan mengejutkan baginya, karena untuk pertama kalinya, setelah puluhan tahun, ia akan berjumpa dengan ibu kandungnya. Ibu kandungnya yang tak pernah ia kenal sejak ia baru lahir beberapa hari.Sesampainya di parkira

  • CINTA YANG SALAH ANAK ANGKAT DAN SUAMIKU   Leli, Ibu Kandung Raya

    Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 56)Seputih Cinta Amelia-Leli, Ibu Kandung Raya-“Terima kasih, Nak. Kamu memang seorang berhati malaikat. Entah kenapa orang sepertimu harus di buat tersiksa dengan orang-orangseperti raya dan Reo.”“Yang sudah terjadi pastilah karena sudah kehendak Allah, Mak. Sekarang Amel sudah ikhlas.”“Maafkan anak saya, juga, ya, Mak. Sudah merusak Raya istri menantu Mamak,” ujar Bu Mahendra terbata. Wanita paruh baya ini nampaknya memiliki hati yang lembut. Dari tutur wicara dan wajahnya menggambarkan ia wanita yang santun.“Nggak apa-apa, Bu. Bukan salah Ibu. Kita sama-sama orang tua yang kadang nggak bisa terlalu jauh ikut campur anak. Hanya saja kalau sudah seperti ini. Baru kita dilibatkan dengan banyak pihak. Kita banyak-banyak istighfar saja, ya, Bu.” Mak Ratna mengelus-elus pundak Bu Mahendra.“Jadi, Bu. Nanti kita saling kabari saja, ya. Saya juga terus berhubungan dengan pihak kepolisian. Berusaha kooperatif untuk kebaikan anak saya. Entah nanti

  • CINTA YANG SALAH ANAK ANGKAT DAN SUAMIKU   Menjadi Penolong Terkadang Siap Teraniaya 57

    Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 57)Seputih Cinta Amelia-Menjadi Penolong Terkadang Siap Teraniaya-“Pak, kita belum bicara apa-apa. Bapak baru datang, masih berdiri di depan pintu tapi sudah mengancam memenjarakan saya? Bapak bisa bicara baik-baik, Pak?”“Saya bisa bicara baik sama orang yang bisa diajak negosiasi dengan baik, Bu. Saya sudah banyak dirugikan. Dibohongi juga. Uang delapan puluh juta, tiga bulan kalau di simpan jadi deposito sudah berbunga banyak, Bu. Ini, rumah yang saya beli nggak bisa saya peroleh, justru jual beli dibatalkan setelah semuanya deal. Wajar saya minta ganti rugi, Bu. Saya banyak dapat kerugian immateriil.”“Saya rasa kerugian bapak masih dalam batas wajar, Pak. Dalam jual beli pastilah bapak meluangkan waktu, ada waktu menunggu sampai transaksi selesai. Dalam hal ini, Bapak hanya menunggu kabar dari Bu Raya. Karena dia juga sedang dapat musibah makanya tidak bisa mengabari Bapak, itu saja ‘kan? Oke bapak duduk, ya, Pak. Kita bicarakan di sini sa

  • CINTA YANG SALAH ANAK ANGKAT DAN SUAMIKU   Menyelesaikan Masalah yang Ditinggalkan Raya Satu-Persatu 56

    Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 56)Seputih Cinta Amelia-Menyelesaikan Masalah yang Ditinggalkan Raya Satu-Persatu-“Ya, Mbak Tika, apa kabar?”“Kabar baik, Bu. Alhamdulillah. Bu Amel gimana keadaannya?”“Alhamdulillah sudah di rumah, Mbak. Sorry, ya aku belum jenguk Baby Gana lagi, apa Mbak sedang nggak bisa jaga Baby Gana, biar nanti Mbak Darti saya minta ke sana?”“Oh, Nggak Bu, saya sekarang ditemani Yu Sopinah. Hanya saya ingin mengabarkan keadaan Baby Gana. Alhamdulillah kata dokternya makin membaik. udah berhasil melewati masa kritis.”“Alhamdulillah, jadi makin baik keadaan Baby Gana Mbak?”“Iya, Bu. Dia sudah bisa diajak ngobrol, ketawa. Sama Yu Sopinah sering digodain. Kasihan Yu Sopinah dari sejak datang nangis terus. Sekarang beliau senang, Baby Gana sudah makin baik.”“Ya Allah Yu Sopinah. Baby Gana …”Entah kenapa tiba-tiba aku menangis sampai sesenggukan mendengarnya. Di kala aku sendiri baru keguguran, dan mendengar Baby Gana selamat dari masa kritis. Rasanya se

  • CINTA YANG SALAH ANAK ANGKAT DAN SUAMIKU   Kita Coba Lagi, Sayang

    Yuk bantu Up biar cerita ini naik lagi. Caranya follow, suscribe, kasih vote bintang 5, like n komen. Mksh yg udh bantu.-Kita Coba Lagi, Sayang- Aku terbangun di sebuah ruangan berdinding putih, bertirai abu-abu muda. Mengangkat tangan, berusaha menyentuh kepalaku yang terasa berat. “Sayang, kamu sudah siuman?” Lelaki dengan wajah sembab yang duduk disebelahku ini segera menggenggam jari-jemari tangan kananku. Mengecupnya dalam. Ia bangkit, membungkuk menatap wajahku, mengelus-elus kepalaku yang berselimut jilbab.“Emhh, Mas, aku dimana ini?”“Kamu di rumah sakit, Sayang. Kamu tadi pingsan. Pasti karena terlalu lelah, ‘kan. Maafkan Mas. Maafkan ...” Ia tergugu dan menangis memeluk tubuhku yang terbaring.“Sayang, maafkan Mas, kurang bisa menjagamu dengan baik, sampai kamu begini.”Kenapa Mas Brian menangis sebegitu sedihnya? Ya Allah, Mas. Aku menggeser tubuhku untuk naik ke atas.“Oh, mau duduk rebahan, Sayang? Mas naikkan posisi bednya ya?”Aku mengangguk.Ia memutar tuas di ba

  • CINTA YANG SALAH ANAK ANGKAT DAN SUAMIKU   Keguguran? (54)

    Cinta Terlarang Anak dan Suamiku Seputih Cinta AmeliaKeguguran? (54)Tambah lagi satu kerjaan tambahan yang harus aku selesaikan. Menjadi saksi kejahatan untuk anakku sendiri. Baiklah, memang ini proses yang harus Raya lalui, semakin aku kooperatif, semakin baik. Agar raya bisa segera ditindak, dijatuhi hukuman atau masuk rehabilitasi.Jika dia harus dihukum tak apa. Aku tak akan memaksa untuk meminta rehabilitasi. Penjara juga bisa jadi tempat rehabilitasi tak langsung untuk Raya. Sedikit lebih keras, tapi itu akan membuatnya benar-benar jera.Pukul setengah tujuh malam. Aku sudah di rumah.“Dek.” Mas Brian mengecup keningku tatkala melihatku sudah hadir di rumah.“Mas, aku mandi dulu, ya. Mak, Mamak ini pakai teleponku, aku teleponkan Bapak, ya. Pasti Bapak sudah menunggu kabar dari Mamak.”“Enggak, Nak. Mamak punya hape citul. Tadi Bapak sudah mamak telepon. sudah paham kondisinya sekarang lagi ruwet. Jadi Bapak maklum, mamak nggak pulang. Jaga diri aja katanya dan salam buat Nak

  • CINTA YANG SALAH ANAK ANGKAT DAN SUAMIKU   Selamat Membayar Kerusakanmu, Raya

    Cinta Terlarang Anak dan Suamiku Seputih Cinta AmeliaSelamat Membayar Kerusakanmu, Raya~Kini baru kumengerti, cobaan datang kepadaku karena Dia ingin tahu, apakah aku bisa menjadi manusia beriman atau semakin menunjukkan betapa bejatnya aku.~ (Raya)Aku mencoba tenang.Sekian detik polisi sudah ada di hadapan.“Maaf, kami mendapat informasi keberadaan Bu Raya Andriani di rumah sakit ini, apakah benar Ibu yang bernama Raya Andriani seperti yang tertera dalam pengenal ini?” tanya salah satu polisi kepada Raya.Raya tak menjawab, tapi jelas dari wajahnya, ia sedang terhenyak. Jadi kupastikan ia tak akan sanggup mengiyakan jawaban.“Benar, Pak. Dia Raya seperti yang bapak cari, ada apa, ya, Pak?” Aku mencoba menjawab dengan tenang.“Baik, Bu. Kami dari kepolisian, ini surat tugas untuk kami. Kami mendapat perintah untuk membawa Bu Raya Andriani ke kantor polisi. Bu Raya mohon maaf, kami tahan.” Seketika hening. Hanya ada suara Raya yang mulai terisak.“Tak bisa ditangguhkan, kah, Pak?

  • CINTA YANG SALAH ANAK ANGKAT DAN SUAMIKU   Raya Ditangkap Polisi

    Cinta Terlarang Anak dan Suamiku Seputih Cinta AmeliaRaya Ditangkap Polisi~Kamu akan sadar seberapa besar kekuatan yang kamu miliki setelah kamu ditempatkan dalam keadaan tak bisa memilih.” (Raya)Kenapa lagi dengan anak ini, kenapa masih harus melindungi Tian sebegitunya padahal ia sudah habis dianiaya oleh anak muda itu.“Bukankah kamu sendiri yang meminta tolong perlindungan dari penganiayaan Tian kemarin Raya? Kenapa sekarang kamu jadi seolah nggak terima Tian ditahan?”Raya sudah benar-benar aneh, bahkan dia seperti dilema dan nggak kosnsisten dengan prinsipnya sendiri.“Karena aku nggak mengira Gana akan sampai kritis seperti ini. Aku butuh Tian di sini sekarang, Bun.”“Kenapa harus ada Tian sekarang? Apa karena anak ini anaknya Tian?“Sekarang sudah nggak penting anak siapa dia, Bun. Nyatanya Ayah tak akan bisa keluar dari penjara secepatnya. Cuma Tian yang bisa kujadikan sandaran sekarang.”“Sandaran apa? Sandaran semu Raya. Kamu bisa berdiri sendiri, bahkan bisa lebih baik

DMCA.com Protection Status