Home / Romansa / CINTA UNTUK GADIS TERNODA / 31. Awal Ketidakrelaan?

Share

31. Awal Ketidakrelaan?

Author: Sayap Ikarus
last update Last Updated: 2025-02-15 15:08:33

"Bapak sudah sarapan?" tanya Rara sebelum beranjak untuk duduk di kursi belakang ruang pertemuan.

"Sudah," jawab Ryu sekenanya, tangannya melambai sebagai isyarat agar Rara tak perlu memedulikannya. "Isi perut dulu, takutnya acara sampe sore," tukasnya sambil lalu.

"Curang ikam!" bisik Arum yang tersenyum penuh arti saat menghampiri Rara. "Begini heh amun (Banjar: kalau) kerja bareng calon suami, iri!" ujarnya berjenggit. "Segala sarapan aja diperhatiin. Act of service-nya Pak GM juara!"

"Sst, berisik! Sini, ketimbang iseng begitu, temenin aku makan," Rara segera menarik lengan Arum ikut dengannya. "Gimana ini panitia, masa konsumsinya kurang," protesnya.

"Orang dari TC itu dadakan ya Ra, nggak tau kalau bakalan sebanyak itu. Lagian, jadi enak di kamu kan, dapet sarapan dari Ayang, dia ngalah buat calon istri lho," ledek Arum gemas.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   32. Sebagai Permulaan

    Ryu dan Arum otomatis menoleh Rara, merasa heran. Sementara, Rara yang sudah terlanjur bicara sembarangan hanya bisa meringis, memutar otak untuk segera melontarkan revisi ucapannya. Entah mengapa ia merasa tidak rela jika Ryu terlibat akrab dengan Arum. Apa ini kecemburuan? "Maksud saya, kalau memang berhubungan dengan pekerjaan, saya bantu siapkan Pak, saya kan asisten Pak Ryu. Nggak mungkin kan saya enak-enakan makan sementara Pak Ryu ngurus kerjaan," ucap Rara meralat kata-katanya. "Nggak perlu," jawab Ryu. "Saya mau ngobrol berdua aja sama Bu Arum, ini soal pribadi, bukan kerjaan," ujarnya ketus. "Ah iya," wajah Rara tampak pias. "Silakan," ujarnya dalam suara yang sedikit bergetar, lantas melirik Arum curiga. "Ke kantin sambil ngambil es kopi saya," kata Ryu mempersilakan Arum berjalan lebih dulu, meninggalkan Rara yang terdiam kikuk.

    Last Updated : 2025-02-15
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   33. Memancing Reaksi

    "Kita nginep di sini lagi?" Rara menghela napas panjang. "Sengaja," ucap Ryu langsung turun dari kursi kemudinya dan menenteng tas ransel miliknya menuju lobi hotel. "Biar ibu tiri saya gampang nyarinya?" tembak Rara. "Biar temen kamu makin panas kalau tau kamu nginep di sini lagi sama saya." "Kalau mau bikin dia panas, kenapa pesen dua kamar Pak? Nggak sekalian sekamar?" sindir Rara. "Ide bagus," sambar Ryu menyeringai. "Ish! Pak Ryu kenapa sih!" Ryu menoleh, "Emang saya kenapa?" "Saya udah keliatan cantik ya di mata Bapak?" Rara melebarkan senyumnya, sengaja terlihat memesona di mata Ryu. "Kamu serius pengin kita sekamar? Saya bisa urus pembatalan kamar kamu." "Ck," terdengar Rara berdecak. "Ck? Macam cicak," dengus Ryu. "Abis Bapak ih, gemes saya nih!" desis Rara, "jangan bilang nanti Pak Ryu minta Ayah

    Last Updated : 2025-02-16
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   34. Pancingan Mahal

    "Silakan masuk," Ryu membuka pintu kamarnya iseng, tak memedulikan pertanyaan Rara. Tangannya terulur mempersilakan. "Kok?" kedua alis Rara bertaut. "Katanya kamu mau sekamar sama saya?" "Ih, Bapak! Kan bercanda!" keluh Rara panik. "Nanti ibu tiri saya makin menjadi kalau liat kita sekamar," tukasnya. "Saya yang akan jawab kalau itu ibu tiri kamu. Tapi kalau Pak Darwis, saya masih sangat menghormati beliau," ucap Ryu. "Masih? Pak Ryu kayak udah kenal lama sama ayah saya." "Hah?" Ryu tergagap, kelepasan bicara. "Saya capek, mau rebahan!" katanya lalu kabur masuk ke dalam kamar tanpa penjelasan, menutup pintunya cepat-cepat. "Pak!" panggil Rara mengetuk pintu kamar Ryu. "Bapak, buka dulu!" pintanya. "Apalagi?" Ryu muncul di depan pintunya. "Saya tau soal ayah kamu dari Pak Rain!" terangnya asal mencari alasan. "Bukan itu ih Bapak ni! Cardlo

    Last Updated : 2025-02-16
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   35. Teramat Berharga

    "Kami nggak perlu persetujuan Bu Endah untuk menikah. Dan persoalan jujuran, biar Azura sendiri yang menentukan," tegas Ryu menatap Darwis dan Endah bergantian. "Saya ibunya, kami wali resminya. Ayahnya yang membesarkan Rara sampai bisa seperti sekarang, wajar kalau kami yang berhak menentukan besaran nominal jujuran-nya!" ucap Bu Endah berapi-api. "Ndah," Pak Darwis menengahi, "biar Rara yang urus masalah jujuran, kita tinggal kasih restu," ungkapnya bijak. Seringai Ryu muncul setelah mendengar ucapan Pak Darwis. Puas sekali ia bisa membuat ibu tiri Rara itu bungkam dan tak bisa membantah. Setelah pertemuan dadakan tadi di hotel yang hanya diketahui oleh Ryu dan Bu Endah saja, mereka bertemu kembali di rumah keluarga Rara, keluarga tiri tepatnya. "Ngomong ikam Ra! Jangan hanya diam, ini kamu yang mau menikah, minta yang jelas berapa kamu mau dikasih jujuran!" sergah Bu Endah berapi.

    Last Updated : 2025-02-17
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   36. Aku Di Sampingku

    "Ayah dan Ibuk nggak perlu repot sama persiapan pernikahanku. Urusin aja persiapan pernikahan David, bukannya dia juga perlu nyiapin uang jujuran buat calon istrinya?" cibir Rara seraya mengusap air matanya. "Obrolan ini udah selesai kan Yah? Aku udah sebutin jujuran yang kuminta," tutupnya. "Saya nggak keberatan dengan nominalnya," sambar Ryu. "Sudah selesai ya Pak?" tanyanya meminta ijin. Pak Darwis tampak berat untuk mengangguk, bingung bagaimana harus bersikap. Di sebelahnya Bu Endah hanya diam, pundaknya saja yang naik-turun tak teratur, masih terlihat emosi dari matanya yang membulat. "Saya tidak bisa berhutang budi terlalu banyak, Pak Ryu, dan saya tidak mau orang-orang menilai jika Rara memanfaatkan kesempatan yang ada untuk memeras keluarga Pak Ryu seandainya berita mengenai jujuran ini sampai terdengar," ucap Pak Darwis lemah. "Ini bukan hutang budi Pak, ini murni apresiasi saya pada Rara, jangan dipikirkan," kata Ryu bijak. "Pak Darwis sudah sangat mengenal keluarga

    Last Updated : 2025-02-17
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   37. Sebagai Suami

    "Soal nominal jujuran tadi, saya nggak serius, Pak," ungkap Rara akhirnya angkat bicara. "Kita bahas itu sambil makan, saya laper soalnya tadi kamu nolak pas disuruh makan sama Pak Darwis," sindir Ryu setengah menggoda. Rara ingin segera mendebat, tapi Ryu sudah lebih dulu turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam salah satu rumah makan padang andalannya. Benar, Ryu memang terkesan galak dan kejam, tapi ia sangat detail. Terbukti, bukannya mencari tempat makan yang sesuai seleranya, ia justru membawa Rara ke rumah makan padang favorit perempuan berusia 25 tahun itu. "Pak, soal jujuran itu, saya nggak serius. Saya nggak akan menyebutkan nominal. Tadi itu saya cuma spontan karena saya nggak tahan sama sikap ibu tiri saya," ungkap Rara setelah mengambil makanannya dan duduk menghadapi Ryu. "Makan dulu," ucap Ryu singkat. "Pak," Rara tidak

    Last Updated : 2025-02-17
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   38. Serasi Tanpa Rasa?

    "Kamu yakin nggak mau pake wedding dress ala-ala princess?" tanya Ryu meyakinkan Rara. Setelah kejadian tidak mengenakkan sore hari tadi, malam harinya Ryu mengajak Rara untuk bertemu dengan vendor gaun pernikahan. Rara justru memilih satu set kebaya simpel berwarna broken white dipadu kain batik kalimantan yang nantinya akan dijahit sesuai ukuran tubuh Rara. "Saya nggak mau terlihat memanfaatkan kesempatan banget Pak." "Kenapa? Kesempatan itu terbuka lebar buat kamu, manfaatkan!" ujar Ryu. Rara menggeleng, "Keluarga Pak Rain dan Bu Mika sudah terlalu baik sama saya. Ngasih saya kerjaan, bantuin ayah saya pensiun dengan nyaman, sekarang ngasih anak sulungnya pula buat nikah sama saya. Saya nggak bisa nerima banyak kebaikan lagi. Pak, Pak Ryu yakin bisa punya perasaan ke saya nantinya kalau kita nikah? Ya saya tau saya ini cantik, tapi lebih cantik cewek-cewek di kota sana," katanya meracau gemas. "

    Last Updated : 2025-02-18
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   39. Suka Sama Saya

    Ucapan Ryu yang terdengar sedikit mencibirnya itu membuat Rara memanyunkan bibirnya. Namun, gadis ini tidak berucap apapun, ia memilih untuk mengalah. Ditatapnya Ryu dari pantulan cermin di depan sana. Ryu memiliki semua yang diidamkan perempuan, wajah tampan, harta, tahta, juga kehidupan yang sempurna. Menjadi pendamping Ryu dan berperan sebagai seorang istri dari lelaki seluar biasa itu tentu bagaikan mimpi bagi Rara. Mimpi yang sebentar lagi akan berubah menjadi kenyataan. Beranikah ia menumbuhkan perasaan? Mungkinkah ikatan pernikahan itu akan bertahan lama jika semua dilakukan atas dasar ego dan rasa kasihan? "Abang mau dibikinin jas aja untuk temen kebaya hitamnya?" tawar Nurma sebelum menyelesaikan ritual pengukurannya. "Ikut Tante gimana bagusnya. Yang penting harus mencolok dan jadi pusat perhatian. Terutama dia!" ucap Ryu mengedikkan dagunya ke arah Rara yang melamun. "Oke, sebentar kita urus tanda jadinya ya," ujar N

    Last Updated : 2025-02-18

Latest chapter

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   118. Merencanakan Bulan Madu

    "Mas nggak di rumah nggak di kebun, sama isi kamarnya, minimalis banget," ujar Rara. "Tapi nyaman deh," pujinya. "Udah selesai obrolan lelakinya?""Udah," jawab Ryu. "Ngerokok doang tadi tu," urainya."Opabro galak ya?""Tau aja panggilan Opabro," kekeh Ryu."Raya yang ngasih tau.""Opa seru kok, tenang aja," ujar Ryu."Aku pernah diceritain sama Raya soal Opa J, kisahnya Mama Mika pas hamil Mas.""Emang drama banget kisah cintanya Papa sama Mama. Mereka sama-sama anak orang kaya, jadi emang dramatis banget, nggak klise sama sekali. Asal kamu tau, Azura, aku ini anak di luar nikah. Mama hamil aku sebelom dinikahin sama Papa," cerita Ryu."Jadi, itulah kenapa Mas kasian sama aku?""Mana mungkin alasannya itu. Ya oke, kisahku emang cukup menyentuh. Tapi kenapa aku cuma ngeliat ke kamu, seorang Lembayung Azura Arunika adalah karena peletmu!" gemas Ryu menyentil hidung istrinya iseng."Apaan ih, ak

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   117. Ke Jakarta

    "Rara!!" sambut Mika bersemangat, ia peluk menantunya itu erat sekali. "Selamat datang di Jakarta ya, Sayang," ucapnya senang."Makasih Ma, seneng banget akhirnya bisa kesampean maen ke Jakarta," balas Rara tak kalah cerianya. Beruntung karena ia menjadi cinta pertama putra mahkota keluarga kaya raya ini."Maaf ya Mama nggak bisa ikut jemput ke bandara, yayasan lagi banyak kerjaan ini," sebut Mika. "Istirahat ya, kamar Ryu di atas, paling pojok," tunjuknya ke deretan kamar di lantai dua."Nanti aja ke kamarnya nunggu Mas Ryu, Ma," kata Rara."Ke mana Ray, si abang?" Mika menoleh anak gadisnya."Ngobrol sama Papabro sama Opabro di samping tuh," jawab Raya. "Mau kuanter ke kamar dulu apa Mbak?" tawarnya. "Mereka bertiga kalau udah ketemu suka lama ngobrolnya," tandasnya."Aku belom pernah ketemu Opa," gumam Rara lirih."Ah," mata Mika membola. "Iya, ya. Nanti kalau makan malem kita kenalin secara resmi. Tenang, Opa nggak galak," kekehnya."Yuk Mbak, kuanter ke kamar dulu," ajak Raya mer

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   116. Imbalan Kesabaranmu

    Ryu beranjak ke dapur, mengambilkan permintaan istrinya. Ia kembali sambil membawa kotak obat milik Rara. "Diminum obatnya ya," pinta Ryu. Rara tak menolak, ia teguk air putih yang Ryu bawakan, juga ia telan obat yang Luna resepkan. Rasa sesak masih kuat menghimpit dadanya, marah dan kecewa pada sang ayah masih terus menghantui pikirannya. "Mas, boleh ajak aku ke Jakarta?" celetuk Rara tiba-tiba, menatap suaminya dengan sorot memohon. "Boleh, aku emang ada rencana ajak kamu ke sana." "Dalam waktu dekat, besok atau lusa," tuntut Rara. "Hem?" kedua alis Ryu bertaut. "Kamu kangen sama Mama?" candanya. "Aku pengin melarikan diri dari sini dulu. Liat pohon sawit di sana-sini, dadaku kayak dihimpit excavator, sesak Mas." "Ya oke, nanti kuurus kerjaan di kebun dulu sama yang laen. Kuusahain secepatnya kita ke Jakarta," putus Ryu berjanji.

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   115. Menguatkanmu

    Ryu menyesap rokoknya dalam-dalam, tatapannya tak beralih dari gelas es kopinya yang tinggal menyisakan jelaga. Di seberangnya, Rara juga memilih untuk diam, tangannya sibuk mengaduk-aduk es teh miliknya dengan sedotan, minuman yang warnanya sudah memutih karena esnya mencair. Sedangkan Pak Darwis diminta Rara pulang lebih dulu, Rara tidak ingin hatinya tambah kalut dan sakit hati. "Hatiku berusaha memahami kalau apa yang Ayah lakuin itu sebenernya karena Ayah nggak mau liat aku menderita karena dihina," sebut Rara setelah berdiam lama. "Tapi aku yakin, Ibuk pasti mempengaruhi Ayah biar berani begitu. Sejauh Ayah menikah sama Bunda, aku tau Ayah nggak pernah gegabah begitu, Mas," ungkapnya. "Kalau kami laporin Bu Endah waktu itu sebagai percobaan pembunuhan, Ayah bakalan keseret juga karena Ayah yang nyediain air itu," desah Ryu menjentik abu rokoknya di asbak. "Dan kalau Ayah kena persoalan hukum, kamu nggak punya pegangan. Keluargaku masih orang asing waktu itu, keluarga Bundamu

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   114. Kenyataan Yang Tersembunyi

    "Iyah," ucap Rara mantap. "Kayaknya Ayah udah sampe," bisiknya melihat ada sebuah motor yang terparkir di mana nomor polisinya sangat familiar. Beriringan, Ryu dan Rara masuk ke dalam rumah makan setelah mencari tempat parkir yang teduh lebih dulu. Nampak Pak Darwis berdiri untuk menyambut, ada rindu di mata tuanya yang sendu. Senyum simpul Pak Darwis terkembang, ia datang sendirian. "Rara," ucap Pak Darwis spontan memeluk anak perempuan tercintanya. "Ayah udah pesen minum?" tanya Rara setelah melepas pelukannya. "Udah, kalian udah pesen makanannya juga ya?" tanya Pak Darwis balik. "Sudah Yah, tadi lewat WA," Ryu yang menjawab sembari menyodorkan minuman yang dibawakan seorang pelayan. "Aku udah inget semuanya, Yah," ungkap Rara tanpa basa-basi. "Semuanya, nggak ada yang terlewatkan," sebutnya. Pak Darwis terpana. Ia yang semula siap meneguk teh manisnya, memilih meletakkan kemba

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   113. Sembuh Sepenuhnya

    "Alhamdulillah Rara," Luna meremas lembut kedua sisi pundak Rara. "Makasih udah berjuang bareng kita," ucapnya. "Makasih juga Dokter Luna, Dokter yang selalu sabar dampingi saya," jawab Rara mematri senyum cantiknya. "Apa ke depannya ada kemungkinan saya bakalan lupa sama kenangan saya lagi, Dok?" tanyanya. Luna menoleh Ryu dulu sebelum menjawab pertanyaan Rara. Ryu hanya mengangguk dengan senyum simpul yang menghiasi wajah setampan dewanya. Semua pengobatan Rara termasuk penyembuhan kejiwaannya Ryu serahkan sepenuhnya pada Luna. "Semua itu tergantung sama diri kamu sendiri, Rara. Tapi kalau kamu sekuat ini, saya yakin kamu bakalan baik-baik aja. Ada keluhan lain nggak?" tanya Luna sambil kembali duduk lagi di kursinya. "Masih suka sesak dada saya kalau secara nggak sengaja saya keinget kejadian itu. Kepala tiba-tiba pusing, kayak saya jadi menggigil ketakutan, panik gitu, Dok," sebut Rara. "Nggak pa-pa. Kamu penyintas PTSD, wajar masih ada gejala begitu. Tapi perkembangan kamu

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   112. Terima Kasih Selalu

    Keduanya lantas bangkit, mereka keluar dari kamar beriringan, Ryu merangkul pundak istrinya mesra. Melihat atmosfer itu, Susi terpaku takjub. Ditatapnya Rara dan Ryu bergantian, tak percaya bahwa Rara akan dengan santainya menerima perlakuan manis sang suami. "Mbak Rara, udah enakan?" tanya Susi reflek mengambilkan piring untuk Rara. "Nggak saya suapin di kamar?" tawarnya. "Aku mau disuapin suamiku, Mbak," kata Rara nyengir. "Hah?" Susi terpana. "Bu GM udah inget saya, Mbak," ucap Ryu. "Tolong ambilin obatnya Azura aja ya Mbak, di kamar, saya lupa bawa karena saking senengnya," pintanya. "Ehm, iya Pak, siap," sahut Susi tergagap tapi tetap bergegas beranjak ke kamar Ryu. "Makasih kalian, orang-orang hebat yang dikasih banyak kesabaran buat ngehadapin kegilaanku," desis Rara sambil menatap punggung Susi yang berjalan ke kamarnya. "Ini bukti kalau setelah hujan badai halilintar, T

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   111. Kutemani

    "Mas," bisik Rara, ia usap punggung Ryu yang masih memeluknya erat. "Mas Ryu," panggilnya lembut. "Inget aku? Inget suamimu?" tanya Ryu masih terlihat gugup, ia lepas pelukannya. Rara nampak membasahi bibirnya, "Aku nggak lupa rasanya," bisiknya seraya meraba bibir. "Maafin aku Mas, maaf aku lupain Mas segitu gampangnya," katanya. "Enggak, nggak pa-pa," balas Ryu menggeleng-geleng. Ia kecup mesra kening istrinya, "makasih Azura," tukasnya. "Semua udah terkumpul Mas, semua kepingan ingatanku yang hilang, puzzle di kepalaku udah tersusun rapi," aku Rara. "Azura," lirih Ryu menundukkan kepala. "Istriku," desahnya penuh rasa syukur. "Mas nangis?" tanya Rara menaikkan pandangan suaminya dengan menangkup rahang Ryu. "Jangan nangis," pintanya. "Aku lega, lega banget." "Maafin aku ya Mas. Maaf karena udah bikin Mas secapek ini. Aku tau seminggu belakangan ini aku ngrepotin banget kan Mas? Aku teriak-teriak histeris, nggak mau dipegang Mas Ryu, maafin aku ya Mas." "Aku masih belom pe

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   110. Kamu, Kurindu

    "Aku emang punya mimpi untuk bisa hidup normal sebelum memutuskan untuk memilih mati. Tapi mimpi seindah ini, apa boleh aku minta selamanya aja terjadi? Aku nggak boleh bangun kan?" gumam Rara. Ryu meraih jemari Rara, dibawanya agar bisa menyentuh pipinya. Senyum Ryu melebar, sebelah tangannya yang lain meraba kepala Rara, mengusapnya penuh cinta. "Apa kamu nggak bisa ngerasain kalau ini nyata? Aku nyata, Azura. Suamimu, Ryu Raiden Dhananjaya, orang yang selama 10 tahun belakangan ini cuma ngeliat ke kamu aja, cinta sama kamu," terang Ryu tak lagi memikirkan resiko akibat kalimatnya. Benar kata Luna, Rara masih tetap tenang, tidak histeris atau menolak fakta yang Ryu ungkapkan. Senyum Rara justru terkembang, ia sendiri yang menangkup kedua pipi Ryu tanpa ragu. "Kamu suamiku? Kenapa aku nggak punya ingatan sedikitpun tentang kamu kalau kamu emang nyata? Dari dunia mana kamu berasal? Dunia Rara yang berantakan?" desis Rara bingung, matanya berkaca-kaca. "Dari dunia Lembayung Azura

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status