Share

Dimana nurani

Author: Putri Alw
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Muka kau kenapa merah gitu, Tih? Abis berantem?" tanya Mbak Nadia saat meliatku. Setelah seharian bekerja dengan gaji 50ribu rupiah. Aku menjemput Raka di rumah ibuku.

"Iya. Abis berantem sama anjink," ucapku asal.

"Anjink? Maksudmu Prasetyo?"

Lah kok dia tahu?

Aku mengangguk pelan.

"Sialan! Mau aku bantu pecahkan kepala dia itu, Tih? Biar tahu rasa!"

"Kepala siapa yang mau kalian pecahkan?"

Kami berdua terkejut. Ibu mendengar ucapan Mbak Nadia. Aku langsung menatapnya mengisyaratkan bahwa dia tidak boleh bercerita apapun pada ibu.

"Kepala anjink, bu.. " saut Mbak Nadia dengan santai. Aku menghela nafas lega.

"Nggak ada kerjaan kalian, mau mecahkan kepala anjink."

"Raka mana, bu?"

"Ada. Abis mandi langsung tidur dia. Tega kamu ninggalin anak seharian. Nggak kasihan sama Raka," sungut ibuku.

"Ratih kerja, bu.. "

"Buat apa? Gaji suami kamu kurang? Ya, seharusnya kerja dirumah aja minta modalin bikin usaha kelontong. Biar anakmu tetap keurus."

Aku diam saja. Entah harus me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • CINTA SEORANG JANDA   Wanita malang

    Arga POVDibalik sikapnya yang dingin, ada hati yang rapuh. Aku mengerti. Dibalik sikapnya yang terkadang kasar, ada kelemahan yang dia sembunyikan. Atau mungkin faktor kerasnya kehidupan yang membuat moodnya berantakan. Ratih.Perempuan yang dua tahun lebih tua dariku. Terpaksa menerima jalan hidup yang tidak seberuntung wanita lain di luar sana. Aku melihat bagaimana dia menyayangi anaknya. Aku melihat sendiri bagaimana dia berusaha kuat dihadapan anaknya hanya agar anaknya tidak bersedih melihatnya di aniaya. Yang menjadi pertanyaanku... Kenapa suaminya tega menyakiti. Kenapa tega memilih wanita lain dan menyia-nyiakan wanita yang pernah bersimbah darah untuk melahirkan anaknya? Bukankah itu tidak adil? Saat aku menariknya masuk kedalam dekapan. Dapat kurasakan tubuhnya berguncang karena isak tangisnya. Dia tidak menolak, mungkin karena hatinya sudah terlalu sesak. Kubiarkan dia menumpahkan semuanya. Meski debar di dada mungkin bisa di rasakannya. Wanita yang malang. Aku m

    Last Updated : 2024-10-29
  • CINTA SEORANG JANDA   Kenapa rasanya sakit?

    "Sumpah! Aku nggak ngapa-ngapin," ucapku saat Ratih menjauhkan diri. Debar di dada masih terasa saat Ratih menindih tubuhku tadi. Wanita itu menyipitkan mata, masih menatapku curiga. "Terus ngapain kamu tiba-tiba ada disini?" "Numpang tidur. Semalem suara geledek kayak berasa mau kiamat, Tih. Aku takut." "Hah?" Ratih terperangah mendengar penjelasanku. Sejurus kemudian wanita itu menarik bajuku dan menyeretku keluar. "Pulang sana!" "Eh.. Kok gitu?" ucapku sedikit terhuyung. "Aku mau kerja. Mending kamu pulang.Suara geledek aja kamu takut, Sok-sok an mau ngelindungi aku dan anakku?" Brak, Ratih menutup pintu dengan kasar. Aku hanya mengusap dada pelan. Merasa di remehkan sekarang. "Belum bisa bayar, Mas?" Aku menoleh pada sumber suara, kemudian terkejut melihat seorang wanita dengan balutan tanktop dan hotpants. Dadanya nyaris menyembul keluar. "Astaga.... " "Kok astaga?" katanya heran. "Pakek baju yang bener, Mbak. Kaget saya." "Ini udah bener, kok. Masak iya, mau ngelo

    Last Updated : 2024-10-29
  • CINTA SEORANG JANDA   Siapa yang murahan sebenarnya?

    "Tuh, kan sedih. Dari muka kamu aja keliatan kalau suka sama brondong itu." Mbak Nadia terkikik setelah mengucapkan kata yang menurutku konyol. Aku menatapnya kesal. "Apa sih Mbak. Ratih nggak ada suka sama tuh anak. Masih labil dia. Paling cuma penasaran aja sama Ratih." "Terserah deh. Ego kamu emang gak bisa di turunin sedikit," ucap Mbak Nadia. Di sela perdebatan kami. Terdengar suara keributan dari luar. Kegaduhan yang ternyata berasal dari geduran pintu kontrakan yang aku tempati. Samar-samar, suara teriakan seorang wanita dari luar. Memanggil namaku sekaligus mengumpati. "Keluar kamu Ratih! Dasar sialan! Gak tahu diri!" Aku dan Mbak Nadia saling menatap bingung. Siapa kiranya orang lancang yang telah berani meneriaki namaku. "Siapa Tih?" "Nggak tahu. Ratih juga penasaran," ucapku segera berdiri dan membuka pintu. Saat pintu terbuka, suara teriakan itu semakin jelas terdengar dan belum sempat aku mengingat wajahnya.. Plak, satu tamparan mengenai wajahku. Seketika aku

    Last Updated : 2024-10-29
  • CINTA SEORANG JANDA   MEMINTA BANTUAN

    ARGA POVSudah hampir seharian aku menemani Aurin sejak kemarin. Seperti janji kami sebelumnya. Namun sialnya pikiranku tak luput dari Ratih. Wanita yang baru satu hari tidak kutemui. Rasanya rindu sekali. "Ga." "Hm?" Aku menoleh. Kusadari sejak tadi tak menanggapi ocehan Aurin. Sibuk mengemudi dengan pikiran melayang. Kami menuju jalan pulang. Maksudku mengantar Aurin pulang. "Kamu ada rencana nikah, kapan?" "Enggak tahu. Belum kepikiran sampe sana," ucapku tanpa menoleh ke arahnya. Mobil berbelok ke arah kanan kemudian berhenti sebab kami telah sampai. Aku menunggu gadis itu turun, namun sepertinya masih ada yang ingin dia sampaikan. "Makasih udah nemenin aku hari ini. Dan untuk pertanyaan tadi... Kalau kamu berubah pikiran, Ada orang yang selalu nungguin kamu kapanpun kamu siap." Aku mengerti. Sebab itulah aku hanya tersenyum tipis menanggapinya. Sejurus kemudian tanpa aku duga, Aurin menciumku. Tepat di bibir dengan lembut. Aku tidak menolak, namun tidak juga membalasn

    Last Updated : 2024-10-29
  • CINTA SEORANG JANDA   RASA TAKUT

    Terdengar helaan nafas dari Bang Lukman. Kini dia menatapku teduh. Ah, pasti ada kotbah baru lagi. Aku membuang wajah, malas. "Mau statusnya berubah seperti apapun, tidak akan menjamin dia untuk tidak menjadi gunjingan orang lain, Ga. Yang namanya hidup gak akan bebas dari penilaian manusia," ucap Bang Lukman sembari menyentuh bahuku. "Reaksimu dalam menyikapi masalah wanita itu bisa saja memancing hal positif, pun dengan hal negatif. Kau bisa membuat masalahnya semakin berat, meski niatmu sebenarnya ingin menyelesaikan masalah wanita itu." Aku menoleh. "Salah satu contohnya. Kau bisa saja menjadi penyebab wanita itu menjadi gunjingan karena terlalu dekat denganya. Mantan suaminya bisa saja mengambil keuntungan dari hal itu, dan mereka bisa berhasil merebut hak asuh atas anaknya." "Terus... Arga harus gimana, Bang?" Bang Lukman hanya tersenyum tipis. Namun aku tahu, dia siap membantuku. Dengan caranya sendiri. ***RATIH POVHari berlalu begitu saja. Pekerjaanku semakin hari sem

    Last Updated : 2024-10-29
  • CINTA SEORANG JANDA   Yang Terjaga

    Arga Pov Setelah menyaksikan dari kejauhan perdebatan Ratih dan mantan suaminya. Kami berdua duduk di kursi panjang di bawah pohon yang ada di pinggir jalan. Terlihat jelas olehku tubuh Ratih baik-baik saja, Namun tidak dengan hatinya. Wajahnya begitu masam. Ada kekhawatiran dari raut wajahnya. Dan aku... Ikut merasakannya. "Lebih baik kamu pulang. Aku ingin sendiri," ucapnya. Aku menghela nafas saat menatapnya dengan teduh. Ratih tetap tak mau membalas tatapanku. Dia hanya menunduk dengan segudang pikiran. "Kenapa kamu selalu ngusir aku, Tih?" Aku bertanya dengan perasaan sesak. Sejauh ini, hanya Ratih yang mengusik perasaanku. Itulah sebabnya saat dia ingin aku pergi, aku merasa tak di inginkan. Dan itu menyakitkan. "Karena mulai detik ini aku nggak akan percaya lagi sama kebaikan yang ditunjukkan seseorang padaku. Bukan masalah pikiran negatif. Hanya saja aku percaya bahwa setiap orang memiliki topeng versi mereka sendiri. Kapan saatnya topeng itu di pakai dan di lepas la

    Last Updated : 2024-10-29
  • CINTA SEORANG JANDA   Cinta seorang janda

    "Menurut kamu bagaimana? Apa yang membuat kamu yakin dengan wanita itu?" Aku diam sejenak. Menerawang memikirkan bagaimana Ratih harus berjuang untuk anaknya. Dengan peluh membasahi tubuh. Bagaimana caranya menjaga putranya agar tidak terluka barang sedikit saja. Aku tertegun. "Karena aku tahu, wanita seperti Ratih berhak bahagia." Aku bergumam dengan seulas senyum tipis. "Kebahagiaan seperti apa?" Mama bertanya lagi. "Kebahagiaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Akan aku tunjukkan padanya bahwa ketidak sempurnaan dalam diri, bukan berarti tak pantas bahagia." Mama tersenyum lembut padaku. "Pernikahan bukanlah hal yang mudah, Nak. Tidak semata karena cinta dan dengan tujuan bahagia. Banyak pasangan yang gagal, sebab kurangnya pengetahuan. Ilmu agama juga tidak kalah penting dalam pernikahan. Pikirkan matang-matang sebelum mengambil tanggung jawab besar. Apalagi kamu bilang dia punya anak. Apa kamu bersedia, menerima anaknya dan memperlakukan seperti anak sendiri? Sebel

    Last Updated : 2024-10-29
  • CINTA SEORANG JANDA   Dia pikir enak jadi perebut suami orang

    Ratih Pov***"Mana Raka?" ucapku pada wanita yang kini menjadi istri dari Prasetyo. Winda menatapku dengan senyum sinis. Sembari melipat tangan di dada. Dia pasti merasa sudah menang. "Ada," sautnya singkat. "Mana? Aku mau ketemu." Aku sedikit melongo kedalam rumah. Mataku mencari-cari sosok kecil yang baru satu hari tak bertemu. Aku sangat rindu. "Ada di dalem. Tapi kamu nggak perlu masuk. Panggil aja dari luar." Aku mendengus. "Raka....!" Tak ada jawaban. Apa Raka sedang tidur? "RAKA... INI BUNDA DATENG." "Duh... Siapa sih! Berisik banget." Aku berdecak kesal. Bukannya yang keluar Raka, malah nenek gila ini! "Ratih? Mau ngapain kesini?" ucapnya sinis. Seolah-olah kedatanganku untuk berhutang uang padanya. "Mau ketemu Raka. Saya ibunya," ucapku datar. Dia memutar mata. "Oalah. Mau ngapain emang? Raka kayaknya bahagia banget disini, ketimbang sama kamu." Dahiku berkerut, entah apa maksud ucapannya. "Mau bahagia atau enggak, aku cuma mau liat anakku." "Ratih? Ada apa i

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • CINTA SEORANG JANDA   Toko buku Ratih

    Sudah lima bulan berlalu sejak Ratih berhasil merebut Raka dari mantan suaminya. Kini mereka memulai kehidupan baru. Dengan di bantu oleh Marlina yang kini menjadi sahabatnya. Mantan wanita malam itu memberanikan diri merubah pekerjaannya hanya ingin kehidupan lebih baik dari sebelumnya. Toko buku sederhana yang mereka bangun kini bukan hanya sekedar menjadi tempat menjual buku, tapi juga ruang bagi komunitas untuk berkumpul berbagi cerita. Tak lupa pula, Arga selalu meluangkan waktu untuk mengunjungi toko buku itu, atau lebih tepatnya kepada Ratih. Di dalam toko buku itu, udara dipenuhi dengan aroma kertas dan tinta, sementara anak-anak membaca dengan suara lantang di pojokan. Marlina membantu Ratih merapikan beberapa buku yang baru saja tiba. "Kalau capek istirahat aja, Mar." Marlina memutar matanya. Tanda bahwa dia merasa kesal setiap kali Ratih menyepelekan tenaganya. "Orang cuma nyusun buku aja kok, Tih. Di bandingin kerjaanku dulu yang goyang dulu, baru dapet duit. Itu ju

  • CINTA SEORANG JANDA   Meyakinkan diri

    Arga memeluk Ratih lembut. Mengusap air mata wanita itu dan berkata untuk tidak melakukan hal itu lagi. Agar Pov"Jangan rendahkan diri kamu seperti mereka, Tih. Jangan pernah lagi ya? Aku pasti bantu kamu." Ratih menganggukkan kepalanya. Kutatap mata Ratih, sendu. Kuyakini tak mudah bagi wanita itu untuk sampai dititik ini. "Aku minta maaf." Hatiku melunak mendengar ucapan Ratih. Wanita ini sama sekali tidak bersalah. Dirinya hanya mengikuti apa yang hatinya katakan. Sehingga membuat tindakan ceroboh. Rasa sakit memang tidak bisa dihindari. "Kenakan pakaian tertutup dulu. Mas tunggu di luar."Aku berjalan keluar dari kamar Ratih. Menunggu di ruang tamu. Aku mengusap wajahku kasar. Ah, sial. Ratih PovSeketika aku sadar apa yang aku lakukan salah. "Aku minta maaf."Kulihat Arga terkejut. Karena apa? Karena permintaan maafku? Atau karena aku menyadari kesalahan ku. Atau mungkin, karena hal lain?Terkadang mungkin ia merasa aku sulit ditebak. Tapi nyatanya, akulah yang terkadang

  • CINTA SEORANG JANDA   Sudah Lebih Baik

    Arga memeluk Ratih lembut. Mengusap air mata wanita itu dan berkata untuk tidak melakukan hal itu lagi. Agar Pov"Jangan rendahkan diri kamu seperti mereka, Tih. Jangan pernah lagi ya? Aku pasti bantu kamu." Ratih menganggukkan kepalanya. Kutatap mata Ratih, sendu. Kuyakini tak mudah bagi wanita itu untuk sampai dititik ini. "Aku minta maaf." Hatiku melunak mendengar ucapan Ratih. Wanita ini sama sekali tidak bersalah. Dirinya hanya mengikuti apa yang hatinya katakan. Sehingga membuat tindakan ceroboh. Rasa sakit memang tidak bisa dihindari. "Kenakan pakaian tertutup dulu. Mas tunggu di luar."Aku berjalan keluar dari kamar Ratih. Menunggu di ruang tamu. Aku mengusap wajahku kasar. Ah, sial. Ratih PovSeketika aku sadar apa yang aku lakukan salah. "Aku minta maaf."Kulihat Arga terkejut. Karena apa? Karena permintaan maafku? Atau karena aku menyadari kesalahan ku. Atau mungkin, karena hal lain?Terkadang mungkin ia merasa aku sulit ditebak. Tapi nyatanya, akulah yang terkadang

  • CINTA SEORANG JANDA   Luruh sudah

    Ratih PovMbak Nadia batal nikah karena ibuku tak mau aku hadir di hari pernikahannya. Itulah kenyataan yang baru saja aku dapati dari adikku. Dadaku semakin terasa sesak. Sebenci itukah ibu padaku? Dan Mbak Nadia... Kenapa sampai harus membatalkan pernikahan hanya karena aku? Aku tahu semua ini sudah takdir. Tentang nasibku yang kini menjadi janda, juga tentang hidupku yang berjalan rumit. Namun disaat seperti ini... Aku rasa harus ada orang untuk di salahkan. Dan mereka adalah keluarga Prasetyo. "Aku udah cantik, belom?" tanyaku pada Marlina. Wanita itu menatapku sekilas, kemudian kembali fokus mewarnai kuku-kukunya. "Nggak usah dandan aja kamu udah cantik, Tih. Males aku ngomonginnya. Entar pelangganku malah ngincer kamu!" ucapnya tanpa menoleh ke arahku. Aku tersenyum kecil mendengarnya. Itu artinya aku memang sudah cukup enak dilihat. "Nanti kalau ada Arga, bilangin aku keluar sebentar." "Lah? Aku pikir kamu dandan kayak gini, mau ketemu sama Mas mu. Mau ketemu siapa emang

  • CINTA SEORANG JANDA   Hanya ingin anakku

    "Jangan lo DP duluan." "Kenapa emang?" Bang Lukman menghela nafas kasar. Wajahnya terlihat kesal padaku. "Pakek nanya! Ya jangan lah. Lo nggak kasihan, entar dia jadi bahan olok olokan keluarga Tante Maya? Lo tahu sendiri, adiknya almarhum papa lo itu kayak apa?"Aku tersenyum masam. Tak Memungkiri ucapan bang lukman yang memang benar adanya. Tante maya dan segala kesombongan yang melekat di dalam diri mereka, jelas akan mempersulit Ratih. Namun bagaimana pun, aku tak akan membiarkan Ratih terbebani olehnya. "Abang tenang aja. Arga nggak sebejat itu kok. Menjaga marwah perempuan adalah tugasku. Dan Ratih... Gak akan Arga biarin deket sama Tante Maya." "Nah, itu keren." Bang Lukman menepuk nepuk bahuku. Seperti seorang kakak yang sedang menasehati adiknya. "Setelah urusan kita selesai, Arga mau secepatnya menikahi Ratih," ucapku mantap. "Iya... Gue tahu! Udah keliatan dari muka lo yang blingsatan tiap liat si Ratih. Gue juga khawatir kalau kalian terlalu lama." Aku menganggukka

  • CINTA SEORANG JANDA   JANGAN DP DULUAN

    Dan semua yang terjadi bukanlah tanpa alasan. Sudah menjadi turun temurun, keluarga Prasetyo memperlakukan menantu dengan cara yang tidak baik. Bang Lukman tak pernah diam saja setelah hari itu kumintai pertolongan. Dia menyelidiki keluarga Prasetyo. Dan banyak informasi serta bukti yang kini kami dapatkan. Ratih sendiri tak kalah terkejutnya, kala melihat mantan suaminya kini bergonta-ganti pasangan. Membuat Winda sebagai istri tersakiti secara mental. Itu terjadi juga karena adanya dukungan keluarga. Aku tersenyum saat mendengar Ratih merutuki kebodohannya karena pernah menjadikan Prasetyo sebagai suaminya. "Naudzubillahiminzalik! Kok ada ya, manusia kayak mereka?" ucap Ratih menatapku penuh pertanyaan. Aku hanya mengangkat bahu kemudian mengusap bahunya pelan, dengan sayang. "Ya, ada lah, Yang. Kalau semua manusia baik, entar neraka gak ada penghuninya," ucapku kemudian terkekeh melihat wajah sebalnya. "Inget, disini ada gua woy!" ucap Bang Lukman yang memang berada di antar

  • CINTA SEORANG JANDA   MELAKUKAN HAL SAMA

    Arga PovAku pikir... Ini adalah saat yang tepat, membuat Ratih memelukku secara sukarela. Aku sengaja memilih film horor, sebab yang aku tahu wanita akan berteriak histeris dan memeluk siapa saja hanya karena melihat tokoh hantu yang ada di film. Nyatanya Ratih tak seperti dugaanku. Beberapa kali, aku sengaja memegang tangannya bahkan memeluk pinggangnya agar sama seperti pasangan lainnya. Bukannya membalas perlakuanku, Ratih malah diam saja. Tangannya kaku di dalam genggamanku hingga nyaris berkeringat. Disaat penonton lain berteriak histeris, Ratih malah diam saja. Tak terusik sama sekali. Dia diam tanpa ekspresi hingga membuatku bosan. Ah sial! "Kamu dari tadi diam aja, kenapa? Aku ada salah?" Aku langsung menoleh pada Ratih yang bicara lembut padaku. Aku tersenyum tipis menatapnya. Setidaknya... Dia menyadari perasaanku. "Kita makan dulu aja, yuk?" Ratih hanya mengangguk. Kami melangkah menuju sebuah kafe yang terletak di dalam mall. Setelah mempersilahkan Ratih duduk de

  • CINTA SEORANG JANDA   DIA KENAPA?

    "Mbak gak jadi nikah, kenapa?" Aku sengaja datang kerumah Mbak Nadia hanya untuk menanyakan perihal pernikahannya. Sejak kejadian hari itu... Tak pernah lagi kudengar kabar pernikahan Mbak Nadia. Sementara Arga menunggu dengan raut tak sabar. Apalagi tak ada secangkir kopi menemaninya. Hingga yang tertangkap olehku hanya wajah masamnya. Aku ingat betapa tak sabarnya dia. Hanya karena ingin mengajakku jalan-jalan entah kemana. Dia harus rela menungguku mampir kerumah Mbak Nadia. Lagi pula jika dia tak mau, aku tak masalah. Aku bisa jalan kaki. "Jangan lama-lama ya, Yhank. Entar pulangnya kemaleman. Kamu marahnya ke aku," rutuknya kala itu. Aku hanya mengangguk saja. Dan yang melekat sekarang, adalah panggilan sayang padaku... Yhank. Udah kayak panggilan anak sd pacaran saja. Sialnya Arga tetap tak mau mengubah nama panggilan itu. Ya... Terserah deh. "Kenapa kamu biarin aja Raka di ambil sama bapaknya? Kamu pikir anak kamu akan baik-baik saja, berkumpul dengan keluarga gila itu!" A

  • CINTA SEORANG JANDA   MUNAFIKNYA KELEWATAN

    "Ikut aku kerja aja, Tih." "Ngelonte, maksudmu Mar?" Marlina mendengus mendengar pertanyaanku. "Ck, enggak. Kamu cukup jadi petugas bersih-bersih aja. Orang kalau udah mabok, gak mikir mau muntah dimana. Belum lagi botol berserakan di mana-mana. Entar kamu kumpulin." Aku mengernyitkan dahi, menatapnya heran. "Itu tempat apa sih, Mar? Kok kayak gitu?" "Ya tempat maksiat lah. Masak tempat pengajian. Ada-ada aja!" "Kalau mau, entar aku bilangin sama bos-ku." "Ah, enggak lah. Aku mau jadi barista aja. Kebetulan suaminya Hana ada nawarin aku kerja." "Oalah. Mau langsung balas dendam sekalian toh? Wes... Silahkan." Aku menggeleng kepala mendengarnya. Entah sejak kapan, aku malah semakin dekat dengan wanita ini. Mungkin karena kami sama-sama memiliki nasib tak beruntung. "Apa lagi yang Mbak rencanain sama Ratih? Jangan yang aneh-aneh ya Mbak." Kami menoleh secara bersamaan saat melihat kedatangan Arga yang entah sejak kapan. Dia mendengar semua ucapan kami? Di sebelahnya berdiri s

DMCA.com Protection Status