“Hei, kenapa kalian mendobrak rumah ini?! Apa kalian tidak tahu ini properti pribadi?!”
“Aduh, Pak Prato! Bikin kaget saja! Tadi saya melihat ada orang yang mengintip dari jendela sebelah sini!! Karena itu saya meminta teman-teman untuk mengeceknya.”
“Siapa tahu ada gelandangan yang tinggal di sini!! Bukankah ini berarti kami sudah membantu Pak Prato untuk mengusirnya?”
“Omong kosong!! Tidak mungkin ada orang!! Kalian jangan bohong! Membantu?! Bukankah kalian sangat ingin masuk ke rumah ini untuk menjarah barang mahal? Selain itu apa kalian tidak tahu kalau tidak ada satu orang pun yang bisa masuk ke dalam rumah ini tanpa melalui pintu depan?! Jika benar ada orang, anak buahku sudah pasti melihatnya! Dan tidak ada seorang pun bisa masuk tanpa seizinku!!”
“Tapi saya benar-benar melihat ada 2 orang yang sedang mengintip dari jendela ini!! Saya yakin seratus persen saya tidak salah lihat!!”
&
“Bos, saya tidak bisa meraih benda itu! Tangga ini tidak cukup tinggi untuk menyentuh benda itu!” Mendengar perkataan orang itu, Harry dan Momo sedikit bernapas lega. Namun selama orang-orang itu belum pergi, mereka harus tetap bersiaga. Momo mengedarkan pandangan pada lantai di ruangan itu. Dan netranya juga menemukan tongkat pendek dan dia berniat mengambilnya sebagai senjata. “Aahh!!” seru Momo tertahan sambil merapat di punggung Harry dan cepat-cepat menutup mulut dengan tangannya. Dia takut orang-orang itu mendengar teriakannya. Harry tersentak kaget dan langsung membalikkan badan. Netranya terkejut melihat benda yang bergerak di dekat Momo. “Apa itu?” bisik Harry. “Tidak tahu. Saya baru mau ambil sebagai senjata, tetapi malah dia bergerak. Sebenarnya ini tempat apa, Pak? Perasaaanku mengatakan semua benda-benda itu bergerak dari tadi,” bisik Momo ketakutan. “Aku juga tidak tahu. Tetapi … entahlah, perasaanku mengatakan pernah sek
“Apa?! Tidak!! Tidak mungkin dia bukan mamaku. Pa, katakan yang sebenarnya,” teriak Harry panik. Mama kesayangannya dikatakan bukan mamanya?!! Tidak mungkin!!“Om, benarkah Tante Charity bukan mamanya Pak Harry? Apakah Tante Charity ada hubungannya denganku?” tanya Momo kaget. Walau dia tahu itu hanya hologram, entah kenapa dia merasa bisa berbicara dengan Clovis.“Tenangkanlah hatimu, Harry. Aku akan menceritakan semuanya padamu. Dan ini ada hubungannya dengan Nika.”Harry terduduk di lantai dengan lemas. Hatinya sangat sakit mengetahui Charity bukanlah mamanya. Dengan refleks, Momo juga jatuh terduduk di lantai. Dia terkejut saat mendengar perkataan Clovis kalau Charity ada hubungan dengannya.“Sebenarnya kamu tidak terlahir di dunia cermin ini. Kita tinggal di dunia luar cermin. Saat itu aku menikah dengan Mira. Awalnya kami bahagia, itu pemikiranku. Aku tidak menyangka kalau dia juga mencintai pria lain selain
“Mo,” panggil Harry lembut sambil menyentuh tangannya. Tanpa sadar, ikatan di antara mereka semakin kuat. Momo yang merasakan sentuhan tangan Harry, menoleh dan menatap Harry dengan kuyu. Air matanya belum mau berhanti mengalir. Momo memejamkan matanya, karena dia tidak bisa melihat Harry dengan jelas. Momo merasakan sentuhan tangan Harry di pipinya yang basah. Dia membuka mata dan melihat Harry yang sangat dekat padanya, ada ekspresi khawatir. “Saya tidak apa-apa, Pak,” sahut Momo tersenyum lemah. Dengan menggunakan punggung tangan, Momo menghapus air matanya dan berusaha bangkit berdiri. Harry membantu memegangnya. “Maaf, Pak. Saya tidak mendengar kelanjutan cerita Om Clovis. Apa Om ada menjelaskan tentang benda-benda ini atau hal lain?” “Apa kamu sudah siap mendengarnya? Kalau belum, tenangkan saja dahulu pikiranmu,” kata Harry lembut. Sekarang Momo bukan hanya pegawainya, tetapi juga keluarganya, yang harus dilindungi. Apalagi Clovis mengatakan ka
“Mo, ada apa? Kamu mengenalnya?” teriak Harry penuh harapan. Dia memegang kedua lengan Momo dengan kuat. Jantungnya berdebar dengan kencang. Semoga mereka bisa menemukan Kenta.“Pak, Bapak mengenalnya juga! Ingatlah siapa yang mempunyai tahi lalat di pipi kiri bawah!” seru Momo histeris.“Aku … aku tidak bisa mengingatnya. Siapa? Katakan, Mo, jangan membuatku penasaran!” seru Harry yang merasa akan menjadi gila, karena tidak bisa menebak siapa dia.“Ken! Ken, Pak! Dia mempunyai tahi lalat di pipi kiri bawah. Apakah Bapak tidak merasa sangat akrab dengannya seperti seolah-olah sudah lama mengenalnya? Bapak ditemukan tergeletak di samping Ken. Kemungkinan Harry sudah menemukannya terlebih dahulu, tetapi ada orang lain yang menghalanginya dan membuat Bapak lupa ingatan,” teriak Momo antusias.“iya, ya. Mungkin juga,” gumam Harry mengangguk-anggukkan kepalanya.“Sekarang aku sedik
“Ma…mmaksud, Kakak?” tanya Momo heran dan gugup. Bagaimana …? Ah, aplikasi itu lupa dihapus! Apakah Gina memeriksa ponsel kami berdua? pikir Momo bingung.“Oh, maaf … maaf. Saya tidak bermaksud memarahimu. Saya hanya tegang, karena kamu tidak memberi kabar. Kalian ke mana saja kemarin malam?” tanya Gina setelah mengubah nada suaranya lebih lembut.“Hanya di rumah, Kak. Sinyal memang lagi error,” jawab Momo. Walau tidak memberi penjelasan terperinci, tetapi dia tidak berbohong. Mereka benar-benar berada di rumah, kan? Hanya bukan di dunia ini.“Bagaimana keadaan Pak Harry? Apa dia baik-baik saja setelah pulang?” tanya Gina.“Baik-baik saja, Kak. Seharusnya hari ini dia masuk kantor. Nanti Kakak lihat sendiri saja. Maaf, Kak. Apa masih ada lagi? Saya mau buru-buru mandi, sudah terlambat nih. Maaf, Kak,” kata Momo cepat-cepat mengakhiri.“Hah?! Kamu baru mau mandi?
Sesudah makan siang, Harry langsung mengajak Momo tanpa memberi alasan pada Gina. Momo tidak berani memandang wajah Gina, karena dia sudah melihat perubahan wajah Gina saat Harry memanggil Momo untuk keluar.“Pak, kenapa Bapak tidak memberi tahu pada Kak Gina kalau kita ke rumah Bapak untuk ….” Momo bingung melanjutkan perkataannya.“Hehehe, kamu juga sendiri bingung, kan? Aku tidak tahu harus bagaimana menjelaskan padanya, jadi lebih baik langsung menarikmu saja. Aku tahu kamu merasa tidak enak hati pada Gina, tapi tidak apa-apalah. Dia selalu mengerti, kok,” sahut Harry dengan enteng.Momo sangat ingin menceritakan tentang sikap Gina padanya, tetapi melihat Harry yang tidak merasakan perubahan sikap Gina, Momo menyimpan dalam hati dan fokus pada rencana mereka.Setiba mereka di rumah, keadaan cukup sunyi. Namun saat mereka masuk ke dalam rumah, suasana tegang sedang menyelimuti orang-orang yang duduk di ruang keluarga dala
Mendengar ciri-ciri yang diungkapkan Agna, Harry dan Momo tersentak kaget seperti tersengat listrik. Ciri-ciri yang disampaikan Agna, mirip dengan Toni, anak buahnya Mira.“Kak, tolong jangan salah paham. Ada seseorang yang sangat kuidolakan, karena itu aku menyimpan fotonya. Aku menfotonya tanpa sepengetahuannya. Yah … pokoknya tolong jangan salah paham,” kata Momo tanpa melirik Harry.Harry mengerutkan keningnya. Dia bingung dengan perkataan Momo. Dan saat Momo memperlihatkan foto Toni pada Agna, hati Harry terasa teriris pisau. Sakit dan berdarah. Apakah Toni adalah idolanya? Bukan aku?“Eh, benar orang ini! Kamu mengidolakannya, Mo? Kamu kenal dia di mana?” tanya Agna beruntun saat melihat foto Toni.“Dia asisten bosnya Pak Harry, Kak. Dari sana saya mengenalnya. Dia memang sangat baik, karena itu saya mengidolakannya,” kata Momo dengan malu.“Mo, tolong jangan,” kata Agna langsung memegang
“Tidak mungkin!!” seru Momo kebingungan. “Karena usia Clark lebih tidak cocok dengan usia adik saya, Kak!”“Tidak! Perbedaan usia Clark dan Ken tidak berbeda sangat jauh. Hanya keadaannya saja yang terlihat seperti kanak-kanak,” ungkap Agna sambil menghapus air matanya.“Apa maksudmu, Agna?’ tanya Hariyanto dan Anisa serempak juga terkejut.“Kak, ceritakanlah pada kami. Mengapa Kakak mengatakan kemungkinan Clark adalah adikku,” pinta Momo dengan suara memelas.“Saat aku masih tinggal berdua dengan Kerry, aku membawa masuk Ken. Kami bertengkar tetapi Kerry belum membawaku ke sini. Aku sudah jelaskan pada Kerry kalau Ken bukan anakku, aku hanya menolong temanku yang istrinya meninggal. Walau Kerry marah dan bisa menerima kenyataan itu, tetapi dia jarang pulang, bahkan kadang-kadang berminggu-minggu tidak pulang.” Agna menarik napas panjang. Dia sudah lelah dengan keadaan rumah tangganya