Share

Bab 3

Author: Midi Fx
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Scarlett segera tiba di apartemennya setelah dia diam-diam meninggalkan hotel tempat dia bermalam bersama pria itu.

Hal pertama yang dilakukan Scarlett setibanya di apartemennya adalah masuk ke kamar mandi dan segera menyalakan keran air.

Air yang keluar dari keran membasahi pakaiannya. Scarlett menjerit dan menangis menyesali tindakan bodohnya. Kalau saja dia tidak pergi ke BAR tadi malam, mungkin kejadian itu tidak akan pernah terjadi.

Kini yang terpikir olehnya hanyalah penyesalan yang tiada habisnya. Dia menyesali betapa bodohnya dia menyerahkan keperawanannya pada pria yang tidak dia kenal hanya karena emosi sesaat.

Saat Arhan, pacarnya selama empat tahun, memintanya, dia selalu menolak dengan alasan ingin menghadiahkannya kepada suaminya. Namun kini dia sendiri yang meminta pria yang bukan suaminya mengambil keperawanannya.

Bukankah dia sangat bodoh?

Scarlett adalah wanita kuat dan cerdas yang mampu memecahkan masalah. Namun jika menyangkut perasaan, Scarlett selalu cengeng dan tidak tahu bagaimana menyelesaikannya. Itu karena dia sendiri tidak pernah mendapat kasih sayang orang tua semasa kecilnya.

Dia tumbuh di bawah belas kasihan paman dan bibinya. Sedangkan ibunya meninggal saat dia masih kecil. Kemudian ayahnya menikah lagi dan meninggalkannya selamanya setelah menikah.

Beruntung paman dan bibinya bersedia merawatnya seperti anak mereka saat itu.

Cinta orangtuanya tak pernah ada pada Scarlett. Oleh karena itu, dia selalu rapuh dalam hal perasaan. Kekecewaan dan penyesalan, itulah yang membanjiri pikiran Scarlett saat ini.

Dia duduk di lantai sambil memeluk lututnya dan berteriak sekuat tenaga! Hanya itu yang bisa dia lakukan untuk saat ini.

**

Selama tiga jam, air keran mengalir ke seluruh tubuhnya. Namun, Scarlett hanya merasakan penyesalan.

Dia bahkan tertidur di bawah air keran yang mengalir. Namun, di tengah tidurnya, nada dering ponselnya membangunkannya.

Scarlett perlahan membuka matanya dan langsung teringat masalah yang sedang dihadapinya. Saat itulah Scarlett mulai menangis lagi saat pikirannya mulai menyadari apa yang terjadi tadi malam.

Scarlett mengabaikan ponselnya yang terus berdering. Namun ponselnya terus berdering hingga Scarlett mau tidak mau mengangkatnya karena terlalu berisik di telinganya.

Scarlett perlahan keluar dari kamar mandi dalam keadaan basah kuyup. Dia menelan kesedihannya dalam-dalam sebelum menjawab panggilan itu. Dia tidak ingin terlihat lemah di mata siapapun.

Kebetulan itu adalah telepon dari Angel, rekan kerjanya di kantor.

Scarlett segera mengangkat teleponnya, “Halo Angel, ada keperluan apa kamu menelepon?”

Angel di seberang sana langsung menjawab, “Scarlett, kenapa kamu lama sekali mengangkat teleponku? Apa kamu tidak enak badan? Kudengar kamu baru saja putus dengan Arhan? Kamu di mana sekarang? Apa yang kamu lakukan?” Apa kamu baik-baik saja di sana?”

Jelas dari nada suara Angel bahwa dia sangat mengkhawatirkan Scarlett. Dia adalah teman dekat Scarlett yang sudah menganggap Scarlett sebagai adiknya sendiri.

Scarlett menjawab dengan santai, “Aku di apartemenku. Kamu tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja di sini.”

“Ah, syukurlah kamu baik-baik saja. Kupikir kamu akan melakukan hal gila seperti bunuh diri. Aku hampir menelepon polisi karena kamu lama sekali menjawab panggilanku!” Kata Angel sambil menghela nafas lega.

Scarlett terkekeh, “Ha ha ha, mana mungkin aku bunuh diri. Kamu hanya mengada-ada!”

“He he he, siapa tahu kan? Kebanyakan orang yang putus dengan kekasihnya akan melakukan hal-hal gila dengan menyakiti diri sendiri, atau melakukan hal-hal gila lainnya. Benar kan?” kata Angel lagi.

“Tidak-tidak. Aku bukan salah satu dari orang-orang bodoh itu!”

“Ngomong-ngomong, ada perlu apa kamu meneleponku? Apakah ada sesuatu yang penting?” Scarlett bertanya.

“Aku akan datang ke apartemenmu! Aku akan menceritakan semuanya padamu di sana!” Jawab Angel.

Scarlett buru-buru menjawab, “Tidak, Angel. Untuk saat ini, aku ingin menyendiri dan menjernihkan pikiranku! Jadi kamu tidak perlu datang.”

Angel di ujung telepon mengerutkan kening mendengarnya, “Scarlett, ada hal penting yang ingin kukatakan padamu!”

“Apa itu? Katakan saja di sini!” Scarlett berkata.

Angel berhenti sejenak sebelum berkata, “Hari ini perusahaan memerintahkan semua karyawan di bidang apa pun untuk hadir di perusahaan.”

“Ah, benarkah? Tapi bukankah sekarang hari libur?”

“Aku juga tidak tahu, tapi pada dasarnya perusahaan membuat acara dadakan. Katanya sih untuk menyambut CEO baru perusahaan!” jawab Angel santai.

“CEO baru?” tanya Scarlett bingung.

Angel menjawab, “Ya, CEO baru. CEO baru itu katanya anak dari pemilik perusahaan. Dia baru saja menyelesaikan pendidikannya di Universitas Harvard di Amerika Serikat. Aku juga mendengar rumor bahwa CEO baru kita ini sangat tampan! Aku benar-benar tidak sabar untuk bertemu langsung dengannya dan membuktikan rumor tersebut.”

Scarlett terdiam mendengarnya.

Angel kemudian berkata tanpa mendengar jawaban dari Scarlett, “Jadi, ayo bersiap-siap. Aku akan segera menjemputmu sebentar lagi!”

Scarlett menjawab, “Mmm tidak! Tidak perlu datang Angel. Sepertinya aku tidak akan menghadiri acara tersebut, aku merasa tidak enak badan hari ini! Aku butuh istirahat.”

Angel langsung terdiam mendengar jawaban Scarlett. “Ah, apa kau sudah gila Scarlett tidak mau menghadiri acara sepenting ini?”

“Ya!” Scarlett menjawab dengan santai.

“Coba buka grup obrolan perusahaan. Setiap karyawan dalam posisi apa pun di perusahaan akan dikeluarkan tanpa syarat jika mereka tidak menghadiri acara ini! Apakah kamu sudah membaca peraturannya? Jadi, apa kamu masih berani untuk tidak hadir?” kata Angel memperingatkan.

Mendengar itu, Scarlett sedikit mengerutkan kening dan segera membuka grup obrolan perusahaan. Ia merasa sedikit sesak saat membaca peraturan yang ada.

Setelah membacanya, ia langsung berkata kepada Angel, “Oke, Aku akan berusaha hadir. Kamu tidak perlu khawatir, kamu akan menemui ku nanti di perusahaan.”

“Tidak, aku yang akan menjemputmu!” kata Angel.

“Tidak perlu Angel. Kita ketemu saja di perusahaan nanti. Aku bisa memesan taksi dan langsung ke sana!” Scarlett menjawab.

“Baiklah kalau begitu. Aku akan pergi lebih dulu untuk menunggumu di perusahaan, oke?”

“Ya, sampai bertemu di sana! Aku tutup teleponnya sekarang!” Scarlett menjawab dan segera menutup panggilan itu.

Setelah menutup telepon, Scarlett melihat ke arah ponselnya sambil mengingat kejadian semalam. Namun Scarlett tetap berusaha mengubur dalam-dalam masalah tersebut. Sebab, hari ini ia akan pergi ke kantor untuk bertemu dengan banyak rekan kerjanya. Jika ia terus terlihat sedih seperti ini, maka semua rekan kerjanya akan bertanya-tanya.

Scarlett pun bersiap-siap dan memoleskan sedikit riasan di wajahnya untuk menghilangkan bekas tangisannya. Setelah merasa siap, Scarlett langsung menuju ke perusahaan tempatnya bekerja.

Setibanya di kantor perusahaan, Angel menyapanya dan langsung memberondongnya dengan berbagai pertanyaan. Namun Scarlett hanya menjawab dengan santai seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa pada dirinya.

Scarlett memang pandai menyembunyikan masalahnya.

Namun, raut wajahnya tidak bisa berbohong. Meskipun setiap kata yang diucapkannya terdengar biasa saja, Angel dapat melihat jejak kesedihan di wajah Scarlett.

“Kita lanjutkan pembicaraan kita nanti. Katanya CEO baru akan segera datang, ayo kita bersiap-siap untuk menyambutnya!” ujar Angel sambil berusaha menenangkan pikiran Scarlett.

Scarlett hanya mengangguk dan tersenyum kecil!

Saat itu, semua orang sudah mulai berbaris di bawah panggung untuk menyambut CEO baru. Meninggalkan jalan kosong di tengah, orang-orang mulai berbaris rapi dari pintu hingga ke bawah panggung.

Setelah beberapa saat menunggu, CEO baru pun tiba. Semua orang langsung memasang wajah bahagia.

Tapi tidak dengan Scarlett, dia sama sekali tidak peduli dengan CEO barunya. Yang ada dalam pikirannya hanyalah penyesalan yang tak ada habisnya.

Sang CEO perlahan memasuki ruang acara dan disambut dengan meriah. Semua pasang mata saat itu tertuju pada sang CEO. Tapi tidak dengan Scarlett. Dia hanya menatap kosong ke lantai dengan ekspresi sedih di wajahnya. Dia tidak bisa melupakan masalah yang menimpanya.

Dalam posisi Scarlett saat ini, dia berdiri di depan yang berarti sang CEO akan melewatinya.

Saat CEO berjalan ke aula penyambutan, dia berhenti tepat ketika dia hendak melewati Scarlett.

Sang CEO hanya menatap Scarlett yang sepertinya tidak menyadari kehadirannya. Oleh karena itu, sang CEO menghentikan langkahnya untuk menatap Scarlett yang terpaku dalam diam.

Sang CEO menyapa sambil melambaikan tangannya di depan wajah Scarlett yang merenung, "Hai, ada apa denganmu Nona? Kenapa terlihat sedih sekali?"

Ketika Scarlett mendengar sapaan dan lambaian tangan di depan wajahnya, dia secara refleks mendongak untuk melihat siapa orang itu.

Namun Scarlett kaget saat melihat wajah pria di depannya. Mata Scarlett memerah, tubuhnya gemetar, dan dengan emosi yang tak terkendali, Scarlett menampar CEO di depannya dengan sangat keras.

plakk...!

“Kamu adalah orang yang tidak bertanggung jawab. Kamu telah menghancurkan hidupku.” Kata Scarlett sambil menunjuk wajah pria itu.

Itu karena CEO baru tersebut rupanya adalah pria yang tidur dengannya sepanjang malam. Jadi, pria inilah yang telah merampas keperawanannya.

Tentu saja Scarlett tidak akan pernah melupakan wajah pria ini. Oleh karena itu, ketika Scarlett melihat wajah CEO baru ini, dia secara refleks marah dan menampar pria tersebut.

Semua orang di ruangan itu langsung merinding ketakutan saat melihat Scarlett menampar CEO baru itu. Sedangkan Scarlett juga tidak menyadari kalau pria yang ditamparnya adalah CEO baru.

Related chapters

  • CEO Tampan Pemenangnya   Bab 4

    Semua orang panik dengan tindakan Scarlett. Ketua penyelenggara berpikir bahwa satu-satunya cara untuk menenangkan hati sang CEO adalah dengan mengusir Scarlett dari aula acara.“Penjaga, cepat datang dan bawa gadis itu keluar. Cepat!” teriak ketua penyelenggara.Ia panik saat melihat tamu kehormatan acara tersebut ditampar oleh Scarlett.Beberapa penjaga kemudian mulai bergegas menuju Scarlett setelah mereka mendapat perintah. Namun, saat mereka hendak meraih tangan Scarlett dan menyeretnya keluar, sang CEO mengangkat satu tangannya seolah memberi isyarat.“Kamu tidak perlu mengusirnya. Biarkan saja, ini hanya masalah sepele.” kata sang CEO dengan penuh wibawa.Mendengar sang CEO mengatakan hal itu, hampir semua mulut yang ada di ruangan itu ternganga tak percaya. Pasalnya mereka terkejut melihat reaksi sang CEO yang ditampar Scarlett tanpa alasan.“Buset..! Apa Dia memaafkan gadis itu setelah ditampar dan dipermalukan? Sial, Apa-apaan ini”“Astaga, dia keren. CEO baru kita keren seka

  • CEO Tampan Pemenangnya   Bab 5

    Beberapa saat kemudian, Scarlett tiba di depan ruang presidensial. Sebelum masuk, Scarlett mengetuk pintu ruangan itu terlebih dahulu. Dan ketukannya mendapat respon dari orang di dalam .“Masuk!” ucap suara seorang pria dari dalam sana.Scarlett perlahan mendorong pintu dan memasuki ruangan itu. Begitu masuk, Scarlett langsung mendapati CEO baru itu duduk di membelakanginya.Scarlett menelan ludahnya dalam-dalam sebelum menyapa, “Ada perlu apa Anda memanggil saya, Tuan?”Mendengar Scarlett yang bertanya, Pria itu memutar kursinya dan menghadap Scarlett. “Silahkan duduk.”Scarlett tidak berkata apa-apa, dia mengangguk dan duduk tepat di depan pria itu. Scarlett bisa melihat dengan jelas wajah pria yang tidur dengannya tadi malam. Scarlett sangat marah saat ini, tapi dia tidak bisa melakukan itu. Karena pria ini adalah bosnya saat ini.Scarlett hanya menunduk tanpa berkata-kata, membuat ruangan menjadi sunyi.“Apakah kamu masih mengenaliku?” pria itu bertanya sambil tersenyum manis.Sca

  • CEO Tampan Pemenangnya   Bab 6

    “Awas saja, kalau kamu berani melakukan sesuatu padanya,” ucap Angel pada Zayn.Angel tidak pernah bersikap sopan kepada siapapun selama orang tersebut menurutnya tidak baik. Ia selalu membantah dan melawan, karena Angel yakin ayahnya selalu mendukungnya selama dia berada di jalan yang benar.Zayn menggelengkan kepalanya tak berdaya. Kok bisa di hari pertamanya jadi CEO, dia mendapati karyawannya begitu lancang seperti Angel. Namun Zayn tidak marah, karena dia sadar. Dia-lah yang memicu pertengkaran tersebut terjadi dengan mendekati Scarlett.“Kamu salah, aku tidak melakukan apa pun atau menyakiti wanita ini. Aku hanya ingin mengajaknya makan siang.” Zayn berkata sambil tersenyum menatap Scarlett.“Makan siang? Benarkah?” Angel langsung menatap Scarlett dengan curiga setelah mendengar pernyataan Zayn.Zayn mengangguk, “Tentu saja. Makan siang ini akan menjadi kencan pertama kami.”Zayn melirik Scarlett sambil mengedipkan mata."Ah, Kencan katamu....?” Angel sangat terkejut dengan perny

  • CEO Tampan Pemenangnya   Bab 7

    “Lepaskan! Jauhkan tanganmu dari pundakku. Ini di kantor, tidak baik jika dilihat oleh orang lain. Lagipula, jika kamu terus seperti ini, aku tidak akan menghormatimu sebagai atasan di masa depan.” Ucap Scarlett sambil menepis tangan Zayn dari bahunya.“Kenapa kamu marah? Seharusnya kamu bersyukur, aku baru saja menyelamatkanmu dari situasi canggung itu.” kata Zayn sambil menyipitkan matanya ke arah Scarlett.“Untuk apa aku berterima kasih padamu? Bukankah kamu yang menyebabkan situasi canggung itu? Lihat sekarang, semua orang berprasangka buruk terhadapku.” Mata Scarlett memerah saat dia mengatakan ini.“Benarkah?” Zayn tersenyum main-main melihat ekspresi marah gadis di depannya ini, “Tapi dari yang kulihat, kamu tidak terlihat seperti orang yang peduli dengan reputasi.”“Jadi menurutmu aku wanita yang tidak tahu malu?”“Bukan itu,” Zayn melambai.Dalam hati Scarlett, dia sungguh merasa sangat kesal dan marah atas pernyataan pria tersebut.Bukankah kata-katanya menyimpulkan bahwa dia

  • CEO Tampan Pemenangnya   Bab 8

    “Apa yang kamu lakukan di sini?” kata Scarlett dengan mata memerah.Dia mundur beberapa langkah untuk menghindari Zayn mendekatinya.Kegembiraan Scarlett barusan hilang seketika saat melihat sosok Arhan.“Apakah kamu masih marah? Baiklah, aku minta maaf kalau begitu sayang. Setelah aku merenung, aku merasa bahwa akulah yang salah dalam masalah ini.”Arhan tersenyum sebelum berkata, “Jadi, tujuanku datang ke sini tidak lain adalah untuk meminta maaf. Mohon maafkan kesalahanku kemarin. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Aku janji!”Mendengar pernyataan pria itu, Scarlett ingin sekali menampar wajahnya dengan keras.Apakah sesederhana ini? Dia meminta maaf kepada Scarlett setelah melakukan kesalahan kemarin? Scarlett tertawa dalam hati melihat kekonyolan pria ini.Adakah orang di dunia ini yang mau mentolerir kesalahannya kemarin?Dan seperti ini cara Dia meminta maaf?Bukankah dia sangat konyol?Namun Scarlett yang tidak mau lagi berurusan dengan pria ini. Dia ingin saat ini j

  • CEO Tampan Pemenangnya   Bab 9

    Sementara itu, di suatu tempat, seorang pria sedang duduk dengan santai. Pria itu tampak seperti sedang menunggu seseorang.Setelah beberapa lama menunggu, seorang wanita mendatangi pria tersebut. wanita itu tampak seksi mengenakan rok mini.“Maaf membuatmu menunggu begitu lama Zayn.” sapa wanita itu dengan tersenyum memelas.Pria yang menunggu itu tak lain adalah Zayn Karl.Zayn mengangguk dan melambai pada wanita itu, “Tidak apa-apa, kamu bisa duduk dulu.”“Bagaimana Zayn? Apakah rencananya berjalan sesuai keinginanmu?” wanita itu bertanya.Zayn mengangguk puas, “Ini berjalan baik sekali.”Wanita itu pun terlihat tersenyum puas mendengar Zayn mengatakan hal tersebut.“Bagaimana caramu menghadiahiku atas keberhasilan rencana ini? Aku sudah berhasil membuat pasangan itu putus. Aku bahkan beberapa kali rela tidur dengan pria itu Arhan. Jadi, kamu harus memberiku sesuatu sebagai balasannya.” ucap wanita itu dengan ekspresi serius.Zayn tersenyum kecil, “Kamu tidak perlu khawatir tentang

  • CEO Tampan Pemenangnya   Bab 10

    “Setelah ini, silakan tinggalkan Indonesia dan kembali ke Amerika. Aku tidak ingin rencana kita bocor ke telinga Scarlett jika kamu terus tinggal di sini.” Zayn berkata dengan ekspresi serius.“Lalu bagaimana dengan pria itu? Apa aku harus meninggalkannya juga? Atau aku harus tetap berpura-pura menjalin hubungan dengannya?” tanya Jane.Zayn melambaikan tangannya mendengarnya, “Putuskan saja, kalau perlu jangan hubungi dia lagi.”Jane mengangguk, “Baiklah, karena kamu sudah mengatakan ini, aku akan segera kembali ke Amerika. Aku tidak akan datang ke kota ini, kecuali kamu sendiri yang meminta ku. ”“Ya,” Zayn mengangguk kecil, “Aku akan menghubungimu jika aku membutuhkan bantuanmu.”“Mengenai rencana ini, kamu harus merahasiakannya dari siapapun. Aku percaya padamu Jane, jangan sampai kamu mengecewakanku! Oke!”Jane mengacungkan jempolnya, “Sip Zayn, kamu berbisnis dengan orang yang tepat. Aku Jane tidak pernah mengkhianati siapa pun sepanjang karierku. Aku selalu menjaga rahasia klienk

  • CEO Tampan Pemenangnya   Bab 1

    Seorang wanita bergegas menuju lantai sebelas hotel.Dia adalah Scarlett.Scarlett baru saja menerima pesan dari orang asing. Dikatakan bahwa pacarnya baru saja membawa seorang wanita Asing ke apartemennya. Tentu saja Scarlett geram saat membaca pesan tersebut.Oleh karena itu, dia datang secara khusus untuk membuktikan kebenaran isi pesan dari orang tak dikenal tersebut.Sesampainya di depan pintu kamar apartemen pacarnya, Scarlett mengeluarkan kartu khusus untuk mengakses kamar tersebut. Karena pacarnya telah memberinya akses ke apartemen ini.Saat pintu terbuka, terdengar suara yang sangat mencurigakan dari dalam kamar. Scarlett langsung terpana saat mendengar suara desahan wanita dari dalam apartemen pacarnya.Rasa marah dan penasaran kini membanjiri pikirannya.Scarlett berlari ke kamar apartemen pacarnya.Begitu masuk, Scarlett tercengang dengan apa yang dilihatnya.Scarlett menyaksikan pemandangan yang sangat luar biasa di hadapannya, mata Scarlett memerah karena marah hingga b

Latest chapter

  • CEO Tampan Pemenangnya   Bab 10

    “Setelah ini, silakan tinggalkan Indonesia dan kembali ke Amerika. Aku tidak ingin rencana kita bocor ke telinga Scarlett jika kamu terus tinggal di sini.” Zayn berkata dengan ekspresi serius.“Lalu bagaimana dengan pria itu? Apa aku harus meninggalkannya juga? Atau aku harus tetap berpura-pura menjalin hubungan dengannya?” tanya Jane.Zayn melambaikan tangannya mendengarnya, “Putuskan saja, kalau perlu jangan hubungi dia lagi.”Jane mengangguk, “Baiklah, karena kamu sudah mengatakan ini, aku akan segera kembali ke Amerika. Aku tidak akan datang ke kota ini, kecuali kamu sendiri yang meminta ku. ”“Ya,” Zayn mengangguk kecil, “Aku akan menghubungimu jika aku membutuhkan bantuanmu.”“Mengenai rencana ini, kamu harus merahasiakannya dari siapapun. Aku percaya padamu Jane, jangan sampai kamu mengecewakanku! Oke!”Jane mengacungkan jempolnya, “Sip Zayn, kamu berbisnis dengan orang yang tepat. Aku Jane tidak pernah mengkhianati siapa pun sepanjang karierku. Aku selalu menjaga rahasia klienk

  • CEO Tampan Pemenangnya   Bab 9

    Sementara itu, di suatu tempat, seorang pria sedang duduk dengan santai. Pria itu tampak seperti sedang menunggu seseorang.Setelah beberapa lama menunggu, seorang wanita mendatangi pria tersebut. wanita itu tampak seksi mengenakan rok mini.“Maaf membuatmu menunggu begitu lama Zayn.” sapa wanita itu dengan tersenyum memelas.Pria yang menunggu itu tak lain adalah Zayn Karl.Zayn mengangguk dan melambai pada wanita itu, “Tidak apa-apa, kamu bisa duduk dulu.”“Bagaimana Zayn? Apakah rencananya berjalan sesuai keinginanmu?” wanita itu bertanya.Zayn mengangguk puas, “Ini berjalan baik sekali.”Wanita itu pun terlihat tersenyum puas mendengar Zayn mengatakan hal tersebut.“Bagaimana caramu menghadiahiku atas keberhasilan rencana ini? Aku sudah berhasil membuat pasangan itu putus. Aku bahkan beberapa kali rela tidur dengan pria itu Arhan. Jadi, kamu harus memberiku sesuatu sebagai balasannya.” ucap wanita itu dengan ekspresi serius.Zayn tersenyum kecil, “Kamu tidak perlu khawatir tentang

  • CEO Tampan Pemenangnya   Bab 8

    “Apa yang kamu lakukan di sini?” kata Scarlett dengan mata memerah.Dia mundur beberapa langkah untuk menghindari Zayn mendekatinya.Kegembiraan Scarlett barusan hilang seketika saat melihat sosok Arhan.“Apakah kamu masih marah? Baiklah, aku minta maaf kalau begitu sayang. Setelah aku merenung, aku merasa bahwa akulah yang salah dalam masalah ini.”Arhan tersenyum sebelum berkata, “Jadi, tujuanku datang ke sini tidak lain adalah untuk meminta maaf. Mohon maafkan kesalahanku kemarin. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Aku janji!”Mendengar pernyataan pria itu, Scarlett ingin sekali menampar wajahnya dengan keras.Apakah sesederhana ini? Dia meminta maaf kepada Scarlett setelah melakukan kesalahan kemarin? Scarlett tertawa dalam hati melihat kekonyolan pria ini.Adakah orang di dunia ini yang mau mentolerir kesalahannya kemarin?Dan seperti ini cara Dia meminta maaf?Bukankah dia sangat konyol?Namun Scarlett yang tidak mau lagi berurusan dengan pria ini. Dia ingin saat ini j

  • CEO Tampan Pemenangnya   Bab 7

    “Lepaskan! Jauhkan tanganmu dari pundakku. Ini di kantor, tidak baik jika dilihat oleh orang lain. Lagipula, jika kamu terus seperti ini, aku tidak akan menghormatimu sebagai atasan di masa depan.” Ucap Scarlett sambil menepis tangan Zayn dari bahunya.“Kenapa kamu marah? Seharusnya kamu bersyukur, aku baru saja menyelamatkanmu dari situasi canggung itu.” kata Zayn sambil menyipitkan matanya ke arah Scarlett.“Untuk apa aku berterima kasih padamu? Bukankah kamu yang menyebabkan situasi canggung itu? Lihat sekarang, semua orang berprasangka buruk terhadapku.” Mata Scarlett memerah saat dia mengatakan ini.“Benarkah?” Zayn tersenyum main-main melihat ekspresi marah gadis di depannya ini, “Tapi dari yang kulihat, kamu tidak terlihat seperti orang yang peduli dengan reputasi.”“Jadi menurutmu aku wanita yang tidak tahu malu?”“Bukan itu,” Zayn melambai.Dalam hati Scarlett, dia sungguh merasa sangat kesal dan marah atas pernyataan pria tersebut.Bukankah kata-katanya menyimpulkan bahwa dia

  • CEO Tampan Pemenangnya   Bab 6

    “Awas saja, kalau kamu berani melakukan sesuatu padanya,” ucap Angel pada Zayn.Angel tidak pernah bersikap sopan kepada siapapun selama orang tersebut menurutnya tidak baik. Ia selalu membantah dan melawan, karena Angel yakin ayahnya selalu mendukungnya selama dia berada di jalan yang benar.Zayn menggelengkan kepalanya tak berdaya. Kok bisa di hari pertamanya jadi CEO, dia mendapati karyawannya begitu lancang seperti Angel. Namun Zayn tidak marah, karena dia sadar. Dia-lah yang memicu pertengkaran tersebut terjadi dengan mendekati Scarlett.“Kamu salah, aku tidak melakukan apa pun atau menyakiti wanita ini. Aku hanya ingin mengajaknya makan siang.” Zayn berkata sambil tersenyum menatap Scarlett.“Makan siang? Benarkah?” Angel langsung menatap Scarlett dengan curiga setelah mendengar pernyataan Zayn.Zayn mengangguk, “Tentu saja. Makan siang ini akan menjadi kencan pertama kami.”Zayn melirik Scarlett sambil mengedipkan mata."Ah, Kencan katamu....?” Angel sangat terkejut dengan perny

  • CEO Tampan Pemenangnya   Bab 5

    Beberapa saat kemudian, Scarlett tiba di depan ruang presidensial. Sebelum masuk, Scarlett mengetuk pintu ruangan itu terlebih dahulu. Dan ketukannya mendapat respon dari orang di dalam .“Masuk!” ucap suara seorang pria dari dalam sana.Scarlett perlahan mendorong pintu dan memasuki ruangan itu. Begitu masuk, Scarlett langsung mendapati CEO baru itu duduk di membelakanginya.Scarlett menelan ludahnya dalam-dalam sebelum menyapa, “Ada perlu apa Anda memanggil saya, Tuan?”Mendengar Scarlett yang bertanya, Pria itu memutar kursinya dan menghadap Scarlett. “Silahkan duduk.”Scarlett tidak berkata apa-apa, dia mengangguk dan duduk tepat di depan pria itu. Scarlett bisa melihat dengan jelas wajah pria yang tidur dengannya tadi malam. Scarlett sangat marah saat ini, tapi dia tidak bisa melakukan itu. Karena pria ini adalah bosnya saat ini.Scarlett hanya menunduk tanpa berkata-kata, membuat ruangan menjadi sunyi.“Apakah kamu masih mengenaliku?” pria itu bertanya sambil tersenyum manis.Sca

  • CEO Tampan Pemenangnya   Bab 4

    Semua orang panik dengan tindakan Scarlett. Ketua penyelenggara berpikir bahwa satu-satunya cara untuk menenangkan hati sang CEO adalah dengan mengusir Scarlett dari aula acara.“Penjaga, cepat datang dan bawa gadis itu keluar. Cepat!” teriak ketua penyelenggara.Ia panik saat melihat tamu kehormatan acara tersebut ditampar oleh Scarlett.Beberapa penjaga kemudian mulai bergegas menuju Scarlett setelah mereka mendapat perintah. Namun, saat mereka hendak meraih tangan Scarlett dan menyeretnya keluar, sang CEO mengangkat satu tangannya seolah memberi isyarat.“Kamu tidak perlu mengusirnya. Biarkan saja, ini hanya masalah sepele.” kata sang CEO dengan penuh wibawa.Mendengar sang CEO mengatakan hal itu, hampir semua mulut yang ada di ruangan itu ternganga tak percaya. Pasalnya mereka terkejut melihat reaksi sang CEO yang ditampar Scarlett tanpa alasan.“Buset..! Apa Dia memaafkan gadis itu setelah ditampar dan dipermalukan? Sial, Apa-apaan ini”“Astaga, dia keren. CEO baru kita keren seka

  • CEO Tampan Pemenangnya   Bab 3

    Scarlett segera tiba di apartemennya setelah dia diam-diam meninggalkan hotel tempat dia bermalam bersama pria itu.Hal pertama yang dilakukan Scarlett setibanya di apartemennya adalah masuk ke kamar mandi dan segera menyalakan keran air.Air yang keluar dari keran membasahi pakaiannya. Scarlett menjerit dan menangis menyesali tindakan bodohnya. Kalau saja dia tidak pergi ke BAR tadi malam, mungkin kejadian itu tidak akan pernah terjadi.Kini yang terpikir olehnya hanyalah penyesalan yang tiada habisnya. Dia menyesali betapa bodohnya dia menyerahkan keperawanannya pada pria yang tidak dia kenal hanya karena emosi sesaat.Saat Arhan, pacarnya selama empat tahun, memintanya, dia selalu menolak dengan alasan ingin menghadiahkannya kepada suaminya. Namun kini dia sendiri yang meminta pria yang bukan suaminya mengambil keperawanannya.Bukankah dia sangat bodoh?Scarlett adalah wanita kuat dan cerdas yang mampu memecahkan masalah. Namun jika menyangkut perasaan, Scarlett selalu cengeng dan t

  • CEO Tampan Pemenangnya   Bab 2

    Scarlett kembali ke tempat tinggalnya dengan penuh rasa bersalah atas keputusannya.Namun selain itu, Scarlett juga merasa telah mengambil keputusan yang tepat dengan mengakhiri hubungan yang ambigu tersebut.Di dalam apartemen kecilnya, Scarlett berteriak keras untuk melampiaskan semua kekesalannya. Tapi itu tidak menenangkan pikirannya. Pikirannya menjadi lebih kacau ketika dia mengingat apa yang baru saja terjadi.Karena apartemennya tidak memberinya ketenangan pikiran, Scarlett akhirnya memutuskan untuk pergi ke mini BAR tidak jauh dari tempat tinggalnya saat ini.Scarlett sudah sering mendengar teman-temannya mengatakan bahwa jika sedang depresi dan stres, maka cobalah meredakannya dengan minum-minum di BAR. Jadi kali ini Scarlett mencoba melakukan hal itu untuk menenangkan pikirannya yang sedang bermasalah.Scarlett memesan minuman jenis wiski dan langsung meminumnya saat itu juga. Meskipun rasanya tidak enak, Scarlett menyeruput sebanyak yang dia bisa untuk menghilangkan kejadi

DMCA.com Protection Status