Share

Makan Siang

Penulis: Meyyis
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-17 16:46:12

“Ta ... gue ngerasa aneh pakai ...” Tias terdiam melihat seorang laki-laki yang sudah duduk dan memandang kearahnya. Semula, karena menunduk dan sibuk dengan bajunya, Tias tidak mengetahui jika lelaki itu sudah ada di samping Lita. Wanita itu tidak enak hati, karena baju itu pemberian dari lelaki itu.

“Oh, maaf. Saya tidak tahu ukuran tubuh anda. Jadi, itu baju saya ambil saja di kotak penyimpanan,” tukas lelaki itu.

Baju itu memang terlihat kebesaran di badan Tias. Hingga terlihat seperti boneka manekin yang di balut baju super gomrong. Tias terlihat tenggelam oleh baju itu. Namun, bukankah itu lebih baik, di banding dengan memakai baju basah?

“Oh, tidak apa-apa, maaf ... saya tidak bermaksud untuk ...” Tias tidak melanjutkan kata-katanya, karena lelaki itu mengangkat tangan agar Tias tidak melanjutkan.

“Sebagai rasa terima kasih saya, kita mak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • CEO Mencari Cinta   Ledakan

    Tias dan Lita terlihat sangat akrab dengan Mahendra walau bertemu hanya beberapa jam saja. Bercengkarama seolah sudah lama mereka kenal. Bahkan pembicaraan sangat ringan mereka lakukan untuk mengisi waktu menunggu pesanan. Tias memindai sekitar. Interior klasih khas sunda, dengan musik sunda klasih yang menggema membuat yang makan di sini menikmatinya sangat tenang. Mereka di bawa ke masa lalu, dengan suara suling yang mengalun. Seakan terasa di tengah persawahan dengan angin sepoi-sepoi yang sangat menyejukkan jiwa. Lampu gantung yang terdapat di atap bergelantungan. Mungkin, saat malam hari akan temaram dan menjadikan suasana romantis. Ah, lagi-lagi pikiran Tias menuju kepada suaminya. Lelaki itu memang sudah masuk ke dalam sukmanya, walau ternyata dia tetap tidak bisa mentoleransi kesalahan fatal yang di lakukan oleh suaminya itu. “Mangga, Akang dan juga Neng-Neng Gelius. Hatur nuhun. Saya permisi,” pamit pramu saji tadi.

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-17
  • CEO Mencari Cinta   Lautan Api

    Bil di berikan kepada Mahendra oleh pelayan, kemudian sebuah kartu kredit di berikan kepada pelayan itu. Setelah beberapa saat, mereka sudah berjalan menuju ke tempat parkir. Mahendra menyuruh keduanya menunggu di lobi saja. Belum genap langkah Mahendra sepuluh , terdengar suara ledakan menggema. Ledakan itu di ikuti dengan kepulan asap dan api di depan restoran itu.Boumm ... Suaranya terdengar sangat tajam menusuk ke telinga setiap orang yang ada di tempat itu. Ledakan itu membuat gedung di depan porak poranda. Ada sebuah bom yang menyasar ke gedung tersebut. Suara itu di susul dengan bunyi teriakan dari penghuni gedung itu. Tias dan Lita menganga melihatnya. Akan tetapi, Tias merasa terpanggil untuk mengetahui apa yang terjadi di lokasi itu.Wanita itu berlari menuju ke depan. Lita tidak kuasa mencegahnya, karena wanita itu sudah gesit berlari. Ledakan tadi di susul dengan api yang mulai membakar gedung itu. Teriakan, tangisan pilu

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-18
  • CEO Mencari Cinta   Lita Histeris

    “Mbak, kenapa masih disini?” Dua orang pemadam kebakaran yang melakukan sweeping karena mendengar bahwa masih ada orang di sini langsung menyusuri gedung. Mereka masuk melalui balkon dengan craine mobil bomber yang mengangkat tubuh mereka. “Pak di dalam masih ada orang.” “Iya, biar itu jadi urusan saya. Kamu turun saja.” Lelaki itu berusaha mendobrak pintu kamar. Sedangkan Tias berlari turun. Wanita itu bingung ketika sudah ada di anak tangga paling bawah . Di depan tangga, sudah ada api yang menyala-nyala memenuhi sudut ruangan. Seorang lelaki terlihat masuk ke dalam kobaran api itu. Dengan membawa selimut basah, lelaki itu menghampiri Tias. “Mbak, anda nekad sekali. Biarkan ini jadi tugas kami. Sekarang, pake ini dan keluarlah.” Tias menurut saja, karena memang sudah ada petugas di dalam gedung itu. Dia menerobos kobaran api yang menjilat-jilat. Berlari terus menyususri lantai dasar yang sudah seperti lautan api

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-18
  • CEO Mencari Cinta   Karena Tias

    Karena bosan menunggu sang pacar, Lita berjalan-jalan melewati beberapa keramba apung. Dia terpesona dengan ikan-ikan yang seolah menari-nari di keramba apung itu. Dia mendekat untuk lebih bisa melihat tarian ikan-ikan itu. Air laut yang jernih, bahkan sampai terlihat rumput laut warna-warni di dasar laut. Pesona itu sanggup merobohkan dinding hati untuk tetap mengagumi keindahannya. Siapa yang bisa menolak seluruh keindahan yang nyata disajikan oleh Tuhan?“Awas!” Suara teriakan itu membuat Lita terkejut. Sehingga wanita yang mengenakan celana pendek selutut dengan baju pantai santai itu terjebur ke keramba. Lita tidak bisa berenang, oleh karena itu dia kelabakan dengan tangan yang melambai-lambai. Tias langsung saja tanpa aba-aba berlari mengejar tubuh Lita yang melambai-lambai itu.Sekuat tenaga wanita yang sedang menyelesaikan tugas di kota Jepara itu berenang mendekati tubuh Lita, hingga akhirnya dapat meraih pinggangnya dan menepikan tubuh tersebut. T

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-19
  • CEO Mencari Cinta   Perhatian Ilham

    “Iya, ada apa?” tanya Ilham dengan ketus. Lelaki itu memang selalu ketus dengan wanita manapun, kecuali dengan keluarganya. Bahkan dengan Tias juga ketus sebelumnya. Memang sebening balok es dan sedingin gunung es kutub utara si Ilham itu. Jika bukan bosnya, mungkin sudah di ihhh, sama Lita. Kalau bukan karena Tias mungkin ogah kali Lita telepon. “Ini, Pak. Jika bapak sudah baikan, ke rumah sakit sekarang. Tias di rawat.” Lita meluncurkan kata-kata itu juga akhirnya. “Apa? Di rumah sakit mana? Kok bisa? Karena apa? Maksudku ... aku akan ke sana. Shere lock.” Lita bengong mendengar respon dari atasannya itu. Dia tidak percaya, jika respon Ilham sangat heboh seperti itu. Lita masih bengong karena mendengar Ilham yang benar-benar antusias. Setelah beberapa menit, baru dia sadar bahwa harus mengirim peta lokasi secara digital. Lita mengirimkan lokasinya. Dua centang biru pada aplikasi itu tertera. Itu artinya lelaki itu sudah membaca pesannya. Terbit senyum di wa

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-19
  • CEO Mencari Cinta   Terkejut

    Ilham memesan dua porsi nasi goreng. Untuk dirinya dan Lita. Sedangkan Tias, akan dia belikan jika dokter menyatakan boleh memakan olahan makanan. Atau setidaknya, apa yang boleh dimakan oleh wanita itu. Setelah menunggu sekitar setengah jam, akhirnya pesanan datang. Seorang lelaki dengan menggunakan kostum khusus mengantarkan makanan, sesuai dengan lokasi yang di berikan oleh Ilham. Pengantar makanan tersebut hanya boleh mengantar sampai di depan lobi, sehingga Ilham harus turun. Dia turun ke lantai satu untuk membayar pesanannya.“Berapa, Mas?” tanya Ilham. Ilham merogoh saku belakangnya untuk mengambil dompetnya.“Silakan ini bilnya, Tuan.” Ilham mengangguk kemudian membayarkan sejumlah uang yang ada pada bil tersebut. Ilham setengah berlari menuju ke lift, untuk sampai di lantai lima. Setelah bunyi cring, pintu membuka. Ilham langsung ke ruangan, di mana ada Lita di depan ruangan itu. Bersamaan dengan itu, dokter keluar dari ruang itu.

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-20
  • CEO Mencari Cinta   Mode Menyebalkan

    “Yas, aku menerima tawaran proyek di Dinas ini karena asistenku bilang kamu ada di dalamnya. Aku tidak pernah tertarik dengan proyek pemerintah.”Lita tambah membelalakan matanya. Ternyata, satu-satunya alasan hanya Tias. Lita menelan air liurnya susah payah. Ada seseorang yang demikian mencintai pasangannya sedalam itu. Mengapa tidak dari kemarin datang ke dalam kehidupan Tias. Dari pada dengan Galih yang selalu melukai Tias. Jika mereka bertemu beberapa tahun lalu, mungkin akan lain ceritanya.Ilham menggenggam tangannya, kemudian menciumnya berkali-kali. Genggaman tangan Ilham di balas oleh Tias. Wanita itu masih dalam keadaan terpejam, namun merespon sentuhan dari Ilham.“Yas, kamu merasakanku? Bukalah matamu jika kau mendengarku. Please!” Ilham berkali-kali membisikan kata sayang pada Tias, hingga sebanyak dia membisikan, sebanyak itu pula tangan Tias merespon.“Bag

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-20
  • CEO Mencari Cinta   Dikira Suaminya

    “Nggak usah ngelawan sekali-kali kenapa, sih? Sudah lemah seperti itu masih saja bawel dan cerewet.” Ilham diam sejenak, kemudian dia menawarkan makan. “Laper nggak?” tanya Ilham mulai merendah.“Yas ....” Ilham tidak bertanya lagi, setelah mendengar suara kemerucuk dari perut Tias. Ilham keluar dari ruangan kemudian berjalan menuju ke ruang dokter dia ingin menanyakan apa yang boleh dimakan oleh Tias dan yang tidak boleh.Lelaki itu mengetuk pintu ruangan dokter, kemudian masuk ketika dokter mempersilakan. Dengan hati-hati lelaki itu memutar knop pintu kemudian masuk ke ruangan yang di dominasi oleh warna putih itu.“Silakan, Pak. Maaf ...” Dokter tercekat karena tidak tahu nama Ilham.“Terima kasih. Saya Ilham,” ucap Ilham sambil menjabat tangan dokter tampan tersebut. Meskipun usianya sepertinya t

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-21

Bab terbaru

  • CEO Mencari Cinta   Kebahagiaan Yang Tanpa Henti

    “Sepertinya, sudah waktunya.”“Oh, Galih maaf, aku harus membawanya.” Ilham menggendong sang istri untuk keluar dari pesta itu dia sangat panik. Sedangkan orang-orang juga memandang ke arah kepergian mereka. Ada bisik-bisik doa dari mereka, semoga baik-baik saja.***Meyyis_GN***Ilham langsung memasukkan tubuh sang istri ke dalam mobilnya. Keringatnya bercucuran, karena merasa tegang. “Huff … aduhhh ….”“Tahan, Sayang. Kamu kesakitan begitu. Ya Allah, semoga ….”“Mas, konsen nyetir … hufff ….” Tias menarik napas dan mengembuskan dengan berlahan lewat muluah.“Ahh … sabar, Sayang. Papa sedang berusaha, kita ke rumah sakit, ya?” Tias mengelus perutnya dan menahan rasa sakit yang teramat hebat. Dia menggigit bibir bawahnya. Ahirnya, lelaki itu

  • CEO Mencari Cinta   Konteraksi

    “Kamu tidak perlu mengajariku, kamu tahu … Mas Galih tidak akan pernah menyukai gaya itu lagi. Aku akan selalu membuatnya puas, sehingga tidak akan ada waktu lagi untuk memikirkan hal lain selain diriku. Apalagi, memikirkan masa lalu yang menjijikkan.” Mira sepertinya bukan lawan yang sangat tanggung bagi Milea. Dia tersenyum dan mulai berbalik turun. Kepala Milea sudah panas dan berasap. Ingin dia meledak sekarang, tapi tunggu nanti, hingga seluruh orang fokus pada makanannya, itu akan lebih mudah.Milea turun. Dia mengambil gelas dan sendok dan menabuhnya. Mereka semua melihat ke arah Milea. “Mohon perhatiannya, permisi!” Galih sudah tidak tahan lagi, tapi Mira mencegahnya.“Jangan, Mas. Biarkan dia berbuat semaunya. Nanti dia sendiri yang akan malu.” Galih mengangguk.“Kalian tahu, kedua mempelai? Mereka adalah pembatu dan suamiku, ups aku lupa … tepatnya mantan.

  • CEO Mencari Cinta   Tak-Tik Milea

    “Sudahlah, aku siap mendengarmu kapan saja. Tapi tidak sekarang, pengantin priamu sudah menunggu.” Mira bangkit dibantu oleh Tias. Mereka keluar menuju pelaminan. Karpet merah yang membentang menambah suasana dramatis, bagai ratu sejagad. Tias membantu memegang gaunnya, dengan anggun Mira melewati sejegkal demi sejengkal karpet merah itu. Kelopak mawar ditabur dari kanan dan kiri. Di ujung sebelum mencapai puncak Galih sudah siap menyambut pengantinnya dengan stelan jas tuxedo.***Meyyis_GN***Jangan lupa musik pengiring yang membuat suasana semakin sakral. Seluruh pasang mata berpusat ke arah kedatangan pengantin. Bisik-bisik terdengar, sehingga membuat suasana hati Milea semakin panas.“Kalian nora, pengantin ya cantik, tapi tidak alami.” Yang ada di sebelah Milea tersenyum sinis.“Kau iri? Makanya jangan berulah.” Milea yang sedang marah rasanya ingin meledak da

  • CEO Mencari Cinta   Pengantin

    “Tidak ada, hanya sedikit merasa menekan perut.” Ilham menggangguk.“Mau makan apa? Biar aku ambilkan, sebelum pengantin wanita keluar dan kita akan sibuk memandangnya.” Tias mencubit pinggang suaminya.***Meyyis_GN***“Sepertinya aku mau sate saja. Tapi tolong lepaskan dari tusuknya, ya? Kata mama tidak boleh orang hamil makan langsung dari tusuknya.” Ilham tersenyum. Dia meninggalkan sang istri duduk sendiri dan mengambilkan makanannya yang sudah dipesan istrinya. Lelaki itu dengan elegan menuju ke tempat prasmanan.“Oh, mantan istrinya Mas Galih diundang semua ternyata?” Milea mendekati Tias. Tias tersenyum.“Sebagai mantan istri, tentu masih berkewajiban menjaga tali silaturahmi ‘kan? Bagaimana pun, pernah tidur satu ranjang, jadi tidak ada salahnya kalau berbaik hati mengucapkan selamat pada wanita yang menggantikan menemaninya t

  • CEO Mencari Cinta   Pernikahan

    “Satu minggu terasa sangat lama. Sabar ya, Sayang. Kamu akan puas setelah ijab-kabul.” Galih menunjuk miliknya dan tersenyum setelah tatanan rambut selesai. Siang ini, dia akan bermanja-manja dengan Mira. Dia memiliki energi baru untuk memulai sebuah kehidupan. Senyumnya merekah membuai siang yang terasa terik, namun baginya berbalut dengan kesejukan. Dia sduah merindukan sentuhan wanita, menyata kulitnya yang begitu sensitif dengan rangsangan.Galih mempersiapkan pernikahan ini dengan sangat baik. Dia menyewa jasa wedding organizer terbaik untuk mempersiapkan pernikahan ini. Di gedung hotel ternama, sudah disusun acara dengan sangat baik. Galih mengenakan stelan jan warna hitam, karena memang konsepnya internasional. Dia mengenakan tuxedo itu dan memandang penampilannya sendiri di depan cermin. “Ini untuk yang ke tiga kalinya aku mengucapkan ijab kabul. Semoga ini yang terakhir.” Galih berdoa salam hati. Dia membetulkan dasi kupu-k

  • CEO Mencari Cinta   Rindu Sentuhan (21+)

    “Aku ingin lihat! Pertontonkan saja!” Galih mengatakannya tanpa menoleh, dia melenggang pergi. Milea terasa meledak. Dia mengumpat sejadi-jadinya dan membuang benda apa saja ke arah kepergian Galih. Galih merasa lega setelah ancaman kepada Milea tersebut terlaksana. Dia menjadi geli sendiri, pernah tergila-gila pada wanita sejenis itu. Galih menyetir mobilnya dengan cepat menuju ke rumah, harus memastikan kekasihnya baik-baik saja.Galih langsung berlari menuju ke dalam rumah. Dia melihat kekasihnya sedang menggendong putranya, membuat dirinya lega. “Ada apa? Ada yang tertinggal?” Galih menggeleng. Dia memeluk sang istri dari belakang.“Aku mengkhawatirkanmu.” Mira mengerutkan keningya.“Mengkhawatirkanku? Kenapa?” Karena Gibran sudah tenang, maka dia menurunkan anak itu ke lantai yang dilapisi karpet tebal.“Milea tadi datang ‘kan?” M

  • CEO Mencari Cinta   Ancaman

    Mira luruh ke kursi. Dia menyadari, bahwa serangan dari Milea itu normal. Namun dia berpikir lagi, apakah yang dikatakan oleh Milea itu benar? Bahwa dirinya merebut Galih dari tangan Milea? Mira mengingat kembali, kapan mulai saling jatuh cinta dan menyesap indahnya ciuman nikmat.Milea pergi dari rumah Galih dengan tersenyum smirk. Dia yakin pasti Mira merasa tertekan. Dia mengenal Mira selama beberapa tahun, wanita itu berhati baik. Dia pasti akan merasa bersalah dengan tekanan yang diberikan oleh Mira.Sementara itu, Galih menyaksikan aksi manatan istrinya lewat CCTV yang memang sengaja dia pasang. Galih pernah menjadi manusia paling brengsek di muka bumi ini, jadi dia sangat hafal dengan trik brengsek yang dimainkan oleh Milea. Dia menarik napas untuk menenangkan syarafnya. Galih menyuruh ajudannya untuk menyiapkan mobil pribadinya. Dia akan mencari MIlea untuk memberinya pelajaran yang akan wanita itu sesali seumur hidupnya.

  • CEO Mencari Cinta   Dasar Gundik

    “Aku mencintaimu, apa pun yang kau inginkan akan aku lakukan. Apalagi hanya menemani tidur,” bisik Ilham. Lelaki itu tidak berapa lama kemudian terlelap ke alam mimpi menyusul sang istri. Terkadang memang bumil akan sedikit manja.***Meyyis_GN***Milea tidak terima dengan penolakan dari Galih. Dia mencari tahu penyebabnya, bahkan menyelidiki. Dia menemukan Mira sebagai pengasuh dari putranya yang dicintai Galih. Dia menunggu Galih pergi kerja. Pagi itu, terlihat Galih sedang berpamitan dengan Mira. Lelaki itu mencium kening Mira. Semakin terbakar hati Milea.“Kamu lihat nanti! Kalian terlalu enak menikmati masa pacaran, hingga lupa dengan aku yang sakit hati.” Milea menggenggam tanggannya dengan erat, hingga kukunya menancap ke telapak tangannya.“Sayang, jangan lupa kunci rumah. Jangan biarkan siapa pun masuk. Kecuali aku meneleponmu dan memperbolehkan dia masuk.

  • CEO Mencari Cinta   Gagal Tidur

    “Kan bisa mengingatkan baik-baik, kenapa harus teriak, sih?” protes Tias.“Aku nggak teriak, Sayang. Maaf, ih jangan nangis, dong!” Tias sudah hampir nangis karena ucapan Ilham yang agak bernada tinggi. Dasar bumil!Ilham meraih tubuh sang istri yang hampir bergoyang karena menangis. “Ah, seperti inikah orang hamil? Kenapa selalu saja sensitif,” batin Ilham.“Aku akan menggendongmu,” ucap Ilham. Lelaki itu memang sangat memanjakan sang istri. Walau Tias begitu sedikit ceroboh dan jorok, namun lelaki itu tidak masalah untuk membereskn kekacauan yang dibuat oleh istrinya. Terkadang, memang kekurangan pasangan kita yang menjadi dasar pemicu pertengkaran. Tapi tidak dengan Ilham. Dia menjadikan kekurang sang istri sebagai semangat. Terkadang, sepulang kerja dia harus rela membereskan beberapa kekacauan istrinya.Sebenarnya, kadang Tias sudah h

DMCA.com Protection Status