Share

Kecewa

last update Last Updated: 2021-03-10 09:29:56

Bukannya melajukan mobilnya ke jalan pulang. Pasha malah mengarahkan kendaraanya ke daerah setu babakan. Karin yang sejak tadi diam, sontak bertanya. "Ngapain kesini? Katanya kamu tadi buru-buru karena ada meeting dadakan." 

"Aku mau ngajak kamu makan disini. Biarin lah, kan aku bos-nya." Karin seketika memutar bola mata malas ketika Pasha bicara demikian sambil cengengesan. 

"Aku pingin makan di rumah aja."

"Udah terlanjur kesini, ya harus temenin aku makan lah." 

"Idih ... pasti maksa."

"Biarin, kamu sebenernya suka, kan?" 

Pasha tersenyum karena merasa menang dan membuat Karin mau menuruti keinginannya lagi. 

Pasha memarkirkan kendaraan dan segera turun. Dengan sangat terpaksa Karin turut mengekor di belakangnya. Sebenarnya Karin benci tempat ini. Karena itu akan mengingatkannya pada seseorang. Cowok dari masa lalu yang membuat tikaman terdalam di hatinya. 

Dada Karin tiba-tiba bergetar saat menatapi tempat duduk yang akan mereka duduki. Pasalnya di sanalah semua kenangan indah, sekaligus menyakitkan itu bermula. 

"Hei ... kok bengong. Ayo duduk sini. Apa perlu duduk di pangkuan aku?" Ucap Pasha yang seketika membuyarkan lamunan Karin. 

"Apaan sih, modus mulu, deh." Karin cemberut dan segera mendaratkan pantatnya di bangku panjang kayu itu. 

Bir pletok, kerak telor, selendang mayang, hingga soto betawi tersedia di sana. Pasha memperhatikan Karin yang begitu menikmati soto betawinya. Pasha memberikan tetelan daging ke mangkuk Karin. Gadis itu akhirnya menoleh. "Kenapa di kasih ke aku? Enggak suka?" 

"Buat kamu aja, aku senang liat kamu makan banyak gitu." 

Karin mendengus. "Huh ... enggak usah ngerayu, enggak mempan." 

"Udah dong, jangan marah-marah mulu, emang kamu enggak capek apa? Aku kangen kamu tau."

"Kangen kenapa?" 

"Kangen kamu yang dulu, enggak suka marah-marah kayak gini. Kangen mesra-mesraan sama kamu juga." Pasha melebarkan senyum inocent-nya.

Karin melengos tak peduli. "Huh ... maunya." 

"Jangan marah lagi dong, yang tadi cuma becanda kok. Aku tuh beneran kangen sama kamu, kangen senyum kamu, segala candaan kamu, kamu inget enggak? siapa duluan yang mulai deketin aku? Kamu duluan kan?" Pasha menatap Karin, berharap gadis di hadapannya itu bisa mengintip ke dalam hatinya dan mengetahui kalo saat ini dirinya sedang berkata serius. Dia sedang rindu dengan gadis itu. "Kalo alasan kita putus hubungan hanya karena masalah kemarin, aku rasa itu enggak adil buat kita, Karin."

Karin segera menghindari tatapan Pasha dan menikmati soto betawinya dalam diam. Seusai menyantap kuliner, Pasha mengajaknya naik ke perahu naga. "Dulu, juga pernah ada cewek yang aku ajak kesini. Dan aku ajak naik perahu ini juga."

"Cie ... terus? Kamu lagi inget mantan gitu." Sahut Karin pura-pura tak peduli. Sedangkan Pasha hanya tersenyum simpul.

"Cie ... ada yang cemburu, tapi enggak mau bilang."

"Dih ... GR, siapa yang cemburu!" Karin mendengus dan membuat Pasha semakin ingin menggodanya. 

"Enggak apa kali kalo cemburu, kamu kalo suka aku, ya bilang aja. Enggak usah pake malu-malu gitu."

"Dih ... Ogah, cewek kamu aja banyak."

"Masih aja itu yang di bahas."

"Denger, ya, Pasha. Enggak ada satu cewek pun yang mau di duain, di tigain, apalagi di limain. Cewek itu pasti pingin cuma dia yang ada di hati pasangannya. Sedangkan aku, aku enggak yakin sama kamu bisa ngelakuin itu. Jadi, sebelum aku terlanjur jatuh hati dan akhirnya patah hati lebih dalam. Lebih baik hubungan kita yang enggak jelas ini berakhir aja sampai di sini."

"Kamu kenapa sih keras kepala banget, ya emang aku deket sama banyak cewek, tapi aku ngerasa nyaman cuma sama kamu."

"Udah, deh, Pasha. Stop buat ngeyakinin aku. Aku tuh orangnya posesif, cemburuan. Jadi aku enggak mau nyakitin diri aku sendiri dengan punya hubungan sama kamu. Ngerti enggak sih?" 

Pasha terdiam dan hanya bisa membatin. Kenapa Cewek yang ada di hadapannya ini begitu rumit dalam berpikir. Harus nya suka ya suka. Tinggal jalanin saja. Masalah patah hati urusan belakangan. Kenapa Karin selalu memikirkan segala sesuatunya. Bukankah patah hati sudah menjadi resikonya jika dua orang menjalin sebuah hubungan cinta.  

Tapi Karin malah memilih jalan yang berbeda, ia ingin dekat tapi tanpa ikatan dan perasaan. Dia pikir itu mudah. Tetap saja kan, jika benih-benih cinta itu tumbuh di hatinya seiring berjalanya waktu, perlahan luka juga akan turut menyusup dalam hatinya. Kenapa Karin tak memilih melewatinya saja dan memperjuangkan perasaan itu bersama-sama. Pasha benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran Karin. 

"Pasha ...." Karin membuka suara, pria di hadapannya pun langsung mendongak menatapnya. "Kamu ingat enggak? Apa yang pernah kamu bilang ke aku dulu. Padahal dulu aku yang sering godain kamu, terus kamu ingetin aku kalo hidup ini bukan soal cinta-cintaan aja. Dan kamu nyuruh aku fokus untuk menata masa depan aku. Tapi sekarang, kenapa kamu malah kayak gini ke aku? Di saat aku ingin berjuang, di saat aku ingin mulai mengepakkan sayapku yang udah patah ini. Tapi kamu malah ingin patahin lagi. Emang kamu seneng? Kalo liat aku udah mulai baper sama kamu, terus kamu bisa dengan mudah nyakitin aku seenaknya. Terus aku terpuruk lagi. Apa kamu pingin aku kayak gitu?" 

Mata Pasha sontak terlihat berpikir. Kemudian menggeleng ragu. "Aku enggak bermaksud begitu. Aku cuma enggak pingin kita berhenti berhubungan, itu aja."

"Oke ... tapi aku cuma pingin kita temenan biasa aja. Kita saling jaga jarak." 

"Kenapa?" Pasha seolah belum ingin menyerah.

"Karena ini cuma cara satu-satunya buat ngelindungin perasaan aku sendiri, supaya enggak terlalu berharap."

"Kalo gitu kita mending enggak usah punya hubungan sama sekali."

"Enggak apa-apa, itu lebih bagus." Pasha terhenyak, dia tidak menyangka Karin akan setuju begitu saja dengan usulnya. 

Pasha tak bisa menurunkan ego nya lebih rendah lagi. "Oke ... kalo gitu. Nanti aku bakal blok semua sosmed kamu. Anggap aja kita enggak pernah kenal."

Karin menggigit bibir bawahnya sedikit khawatir. "Yaudah, terserah!" Keadaan pun mendadak hening. Mereka hanya saling diam dalam pikiran mereka masing-masing. 

Ponsel Pasha berdering, saat cowok itu kembali mengayuh perahu naganya. Dia segera merogohnya di dalam saku celana dan melihat ada panggilan telepon dari Andrea. Pasha mendesah panjang dan kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku.

"Kenapa enggak di angkat? Siapa tahu penting." Karin menyadari kegelisahan Pasha dan membuat Pasha mau tidak mau akhirnya mengangkat panggilan teleponnya. 

"Halo ... udah aku bilang kan, nanti malem aku pasti dateng, kenapa masih nelpon juga?"

Mendengar Pasha bicara di telepon, Karin segera membuang muka dan menggeleng miris. Baginya, pria playboy akan tetap menjadi pria playboy. Baru saja tadi Pasha berusaha meyakinkannya, tapi sudah ada wanita lain yang menghubunginya. Itu lah sebabnya Karin tidak mau menjalin hubungan yang lebih dari teman dengan pria itu. Atau dia akan makan hati setiap harinya. Karin bukanlah type wanita yang memandang segala sesuatu dari perasaanya saja. Tapi pengalaman pahit telah mengajarinya, untuk melihat segala sesuatunya bedasarkan pertimbangan logika. Untuk mengantisipasi rasa sakit hati yang bisa saja terjadi. Tekadnya sudah bulat, hidupnya bukan lagi untuk cinta, dia harus membuang seluruh perasaanya itu demi sebuah impian. 

"Udah, enggak apa-apa kalo kamu mau nemuin cewek itu sekarang. Aku bisa pulang naik ojek online, kok." Karin berkata dengan nada sebiasa mungkin. Sedangkan Pasha berharap gadis itu mau menunjukkan rasa cemburunya. Pasha yang merasa keki akhirnya mengangguk setuju. 

"Sebenernya, perasaan kamu ke aku itu gimana sih, Karin?" Pasha terus bertanya-tanya dalam hatinya sembari memandangi wajah Karin yang tampak santai melambaikan tangan mengiringi kepergiannya. "Aku harus ngapain lagi supaya kamu yakin sama aku?" Pria itu akhirnya menghilang dari pandangan Karin dengan perasaan kecewa yang ia pendam sendiri. 

BERSAMBUNG.

Related chapters

  • CEO LOVE ME   Sedih

    Karin membuka pesan di ponselnya sesampainya di rumah. Seperti ada yang kurang. Tak ada satupun notif pesan dari Pasha. Bahkan bekas chat dirinya dan Pasha sudah bersih semua. Dan lebih parahnya lagi. Pria itu memblokir semua akun sosial medianya. Dan hanya ada satu pesan tersisa di What sapp. Sepertinya itu pesan terakhir sebelum akun-nya benar-benar di block."Aku seorang yang kejam soal perasaan. Aku pikir selama lima bulan ini cukup untuk aku bersabar. Menghadapi sikap egois kamu, moody-an kamu. Tapi kali ini tidak lagi. Terserah kalo kamu enggak bisa percaya sama aku lagi. Terserah kalo mau anggep aku cowok playboy atau apalah. Aku udah enggak peduli. Aku cuma mau bilang sama kamu. Kalo cara kamu kayak gitu terus. Selamanya kamu akan tetap sendirian. Udah, itu aja. Nanti kalo pun kita enggak sengaja ketemu di jalan. Aku juga akan pura-pura enggak kenal sama kamu. Dan jangan salahin aku kalo aku beneran lupain kamu, mungkin saat itu aku udah sama yang lain. Sel

    Last Updated : 2021-03-10
  • CEO LOVE ME   Merasa kehilangan

    Raut wajah muram Pasha, cukup membuat ketegangan di kantor First Tama Group sejak tiga hari berturut-turut. Para karyawan terlihat saling berbisik satu sama lain, saling bertanya, apa yang membuat wajah bos-nya itu kusut seperti baju belum di setrika. "Mungkin aja, dia baru putus dari pacarnya," tebak salah satu karyawannya, Indah. "Tahu kan cewek yang pernah di ajak ke kantor malem-malem waktu itu?" Ucapnya lagi berusaha mengumpulkan teka-teki."Yang mana? Mbak Andrea?"Sahut Yeni makin kepo. Andrea adalah wanita yang bisa di bilang paling dekat dengan Pasha beberapa tahun terakhir ini. Tapi tidak ada yang tahu kejelasan status mereka itu sebenarnya apa.Bobi tiba-tiba muncul dari arah belakang Yeni dan memukul puncak kepala wanita itu menggunakan gulungan kertas. "Awh!""Gosip mulu pagi-pagi. Udah sono lanjut kerja.""Ih, apaan sih, dasar tukang nguping," dengus Yeni."Gue enggak nguping, tapi suara Lo udah kayak toak sampe kedengeran

    Last Updated : 2021-03-13
  • CEO LOVE ME   Kangen

    Pasha baru saja tiba di apartement-nya setelah lelah seharian bekerja. Sembari membuka kancing teratas kemejanya ia membanting tubuhnya sendiri di atas sofa biru bergaya scandinovian. Nafasnya sedikit tersengal, kemudian ia mengambil posisi rebahan sambil menyalakan ponselnya. Di layar awal langsung terpampang foto Karin yang sedang tersenyum. Sudah sejak sebulan yang lalu foto wanita itu menjadi wallpaper HP-nya. Karin adalah wanita pertama yang membuat Pasha mau melakukan itu tanpa di dominasi dari siapapun. Tidak juga Andrea."Pasha sayang, lagi apa?""Kamu udah makan belum?""Eh, iya deh yang bos... Sok sibuk, Huh....""Wait, ya, sayang, biasalah aku lagi kerja, lagi ngecoding. Kamu kangen ya?"Sudut-sudut bibir Pasha tertarik ke atas saat membaca ulang chat dari Karin dan dirinya yang sudah sempat ia screen shot sebelum sempat menghapus semuanya.Sudah h

    Last Updated : 2021-03-14
  • CEO LOVE ME   Mencoba menghilangkan kenangan

    Waktu adalah hal terkejam, kadang bisa menyerupai iblis yang tak memiliki belas kasihan. Berlalu begitu saja tanpa peduli pada orang-orang yang memintanya untuk berhenti bergerak. Dia bisa mengambil semua orang tersayang tanpa memberi peringatan, tanpa firasat, hingga satu-satunya yang tersisa hanyalah kenangan. Namun, waktu juga bisa menjadi perawat luka yang bisa menyembuhkan. Membantu berpijak, sedikit demi sedikit, hingga mampu kembali berdiri tegak. Seperti hal nya Karin, ia sedang berusaha menata hidupnya kembali.Ternyata, kehilangan Pasha bukan hal sepele dalam hidupnya. Bayangan pria itu seolah masih saja mengikutinya kemanapun ia pergi. Menghilangkan kebiasaan lama bukanlah perkara mudah. Kadang Karin masih sering terbangun di tengah malam, hanya untuk mengecek ponsel, berharap ada telepon masuk, atau hanya sekedar pesan chat untuk berbagi cerita. Dia juga kadang masih ingin mengirim pesan, hanya untuk mengingatkan makan siang. Karena Pasha adalah tipe wo

    Last Updated : 2021-03-16
  • CEO LOVE ME   Bertemu Andrea

    Aroma kopi memenuhi Indra penciuman Pasha ketika ia memasuki kedai kopi langganannya yang letaknya tak jauh dari gedung kantor. Biasanya ia meminta Indah yang memesan, tapi kali ini Pasha ingin pergi keluar, menghirup udara segar. "Mas, ekspresso satu.""Eskpresso? Pasti anda seorang pekerja keras."Pasha tersenyum, tidak menggubris barista yang mencoba mengajaknya bicara, ia lebih memilih duduk di salah satu kursi. Dia pernah membaca sebuah artikel jika karakter seseorang bisa di lihat dari jenis kopi kesukaannya. Misalnya orang yang menyukai capucinno adalah orang yang suka bersosialisasi, penggemar kopi latte adalah orang yang suka memberi perhatian, atau ekspresso yang identik dengan seorang pekerja keras karena memiliki rasa yang pahit dan tajam, sehingga membuat tubuh bisa terjaga instan."Hai, Pasha?" Sebuah suara membuat Pasha mendongak, seorang wanita dengan rambut lurus sebahu menarik kursi dan duduk di hadapannya sebelum sempat di persi

    Last Updated : 2021-03-16
  • CEO LOVE ME   Tidak sengaja bertemu

    Pasha kembali ke kantor dengan mood nyaris berantakan. Apa yang baru saja ia katakan pada Andrea? Sesaat ia merasa menyesali keputusannya. Menurutnya ia terlalu tergesa-gesa dalam memutuskan sesuatu, bagaiman ini? Bukannya mengurangi beban masalah, dadanya seolah bertambah sesak karena menambah masalah baru. Salah sendiri kenapa mengambil keputusan dalam keadaan hati yang kacau.Bunyi ponsel yang berdering membuyarkan lamunannya saat hendak memasuki ruang kerjanya. Pasha segera meraih benda kotak pipih tersebut dari saku kemeja hitamnya. Satu panggilan tak terjawab dari sahabatnya-Hisyam terpampang di layar. Pasha mendengus, tiba-tiba dadanya terasa bergemuruh, bukan karena tak sempat mengangkat teleponnya. Namun karena ada foto Karin yang sedang tersenyum menghiasi layar. Padahal sudah dua bulan berlalu, tapi Pasha belum ingin mengganti foto itu. Entahlah.Tak lama ponselnya kembali berdering."Halo...." Sapa nya pada orang di seberang sana setelah berhasil

    Last Updated : 2021-03-17
  • CEO LOVE ME   Gara-gara postingan

    "Aku enggak apa-apa kok," kata nya dengan suara parau."Jangan bohong deh, kak. Jrlas-jelas Lo nangis, cerita aja, ada apa?"Mendengar Sisil bicara demikian, Karin merasa tidak tahan dan akhir nya tangis nya pun pecah. Sisil pun segera menarik nya dalam pelukan nya. "Pasti gara-gara kak Pasha lagi, ya? Sabar ya, kak? Kan Lo udah putusin buat move on, jadi Lo enggak boleh lemah dong!" Bujuk Sisi lagi sembari mengusap rambut Karin lembut.Karin hanya mengangguk dan terus terisak, "bukan salah dia kok, Sisil, kayak nya emang aku nya aja yang bodoh, aku nya yang enggak ngaca dan enggak tahu diri. Harus nya aku tahu diri dari awal, dia siapa, aku siapa. Aku jelas enggak pantas buat dia, terbukti kan, dia balikan lagi sama mantan nya yang menurut dia sepadan sama dia."Sisil melepas pelukannya, dan mengusap air mata Karin yang masih bercucuran, "hush... Kakak enggak boleh ngomong gitu, kakak enggak boleh ngerendahin diri kakak sendiri. Kita sama-sama manu

    Last Updated : 2021-06-02
  • CEO LOVE ME   Main Sindir-sindiran

    Alunan musik memenuhi ruang kantor Pasha. Cowok itu duduk bersandar di singgasananya dengan mata terpejam, mencoba menikmati setiap alunan musik yang mengalun merdu di telinga nya. Ia sedang butuh inspirasi untuk fitur baru sosial media nya. Sekarang ia sedang mendengarkan musik anime, musik kesukaan Karin. Entah kenapa, gadis itu seolah terus saja memenuhi kepalanya, juga ruang di hati nya. Dulu, ia enggan jika harus mengikuti hobi orang lain, tapi Karin, sedikit demi sedikit bisa mempengaruhinya, bahkan dia sampai mau mendengarkan musik yang menurutnya sama sekali bukan seleranya. Ternyata lagu anime yang ia dengarkan, sungguh enak di dengar. Mengingat kan semua kenangannya saat bersama Karin."Tumben banget si bos setel musik lagu jepang." Celetuk Indah yang baru saja keluar dari ruangan Pasha sehabis mengantar laporan."Masa' sih? Tumben, biasanya kan si bos paling anti lagu-lagu selain indonesia, dia pokok nya paling anti kalau bukan yang berbau Indone

    Last Updated : 2021-06-02

Latest chapter

  • CEO LOVE ME   Mengulang kenikmatan.tanpa Pasha

    Waktu terus bergulir, tak terasa sudah hampir tiga bulan Karin tak lagi mendengar kabar berita tentang Pasha, hati nya kini jauh lebih kuat dari yang ia duga, perasaanya pada cowok itu nyaris memudar meski belum sepenuh nya. Entah kenapa, ada setitik perasaan yang membuat Karin benar-benar rela menghilangkan nama itu dalam hati nya, apakah ini cinta?Entahlah, Karin tak pernah yakin akan hal itu, yang Karin tahu, dirinya dan Pasha jauh sangat berbeda, perbedaan kasta di antara keduanya bagai langit dan bumi, dan itu selalu menghalangi Karin untuk menerima perasaan yang sebenar nya, bayangan kekecewaan lebih dulu menghantuinya sebelum kata cinta itu terucap, Karin tidak tahu, harus berapa lama lagi dia memendam semua nya sendirian, meski kadang Pasha sudah berulang kali meyakinkan cinta nya terhadap nya, tapi bagi Karin semua itu tidak lah cukup untuk membunuh semua keraguan nya, rasa takut akan kekecewaan lebih besar menguasai diri nya.Sebenar nya ketakuta

  • CEO LOVE ME   Editor baru

    Karin memandangi ponsel nya, dua hari yang lalu dia mencoba untuk pindah plat form kepenulisan, sudah beberapa bulan terakhir ini dia tidak mendapatkan kontrak eksklusif dimanapun. Entah apa yang terjadi, rasa nya Karin ingin menyerah saja, namun jika melihat kembali tekad nya, mimpi-mimpi nya, tentang keinginan untuk bisa berdiri sendiri di atas kaki nya, Karin tentu saja belum ingin menyerah. Di sisa semangat nya, Karin mencoba menulis lagi di plat form lain, berharap ada titik terang. Ting! Terdengar satu pesan masuk dari WA nya. Karin buru-buru pindah ke aplikasi tersebut untuk menilik siapa si pengirim pesan. "Kak Marvel?" Pekik nya lirih. Ya... Dia adalah editor baru Karin, dan kebetulan dia juga editor baru, sebelum nya Karin di bawah asuhan Kak Siska, namun karena anak asuh kak Siska sudah overload, naskah synopsis yang sudah Karin kirim di pindah alih pada Kak Marvel. "Oh iya, Karin, coba deh kamu cek email kamu, saya sudah coba k

  • CEO LOVE ME   Melepaskan untuk sementara waktu

    Begitu sampai di apartement nya, Pasha sudah di sambut dengan kehadiran Andrea yang tiba-tiba sudah muncul di depan pintu apartement nya. Entah sudah beberapa lama wanita itu berdiri di sana, yang jelas saat ini sudah hampir lewat tengah malam. Pasha paham betul diapa Andrea, orang yang suka nekad. Sudah beberapa hari ini Pasha sengaja menghindari wanita itu. Dan ini puncak nya, saat pria itu terasa tak bisa di hubungi, Andrea akan nekad mendatangi nya.Pasha mengalihkan pandangan nya ke segala arah, tadi nya ingin pergi menghindar saja, namun mata Andrea sudah mengunci nya, sekarang ia terpaksa harus menghadapi wanita itu."Kamu kemana aja?" Andrea menyilang kan tangan nya ke dada, menarik napas, mencoba menahan emosi nya."Sibuk.""Sibuk apa? Sibuk sama cewek kampung itu?" Tuduh Andrea yang kini tak bisa menahan kemarahan yang sudah berusaha ia redam beberapa hari ini."Kalau iya, kamu mau apa?" Pasha paling tidak suka dengan orang yang bicara dengan

  • CEO LOVE ME   Ungkapan hati Pasha

    Berbagi cerita dengan ibu nya setiap malam, adalah hal yang paling Karin tunggu, dia sangat merindukan ibu nya, berharap, saat ia bangun pagi, dia mencium aroma masakan dan menemukan ibu nya ada di dapur, namun kenyataan perih seakan menghantam nya. Dia tidak akan menemui saat-saat seperti itu lagi, semua hanya tinggal kenangan, dan yang tersisa hanya kesedihan. Karin sedih, ia merasa sangat sendirian.Demi melegakan hati nya yang tiba-tiba terasa sesak, ia berjalan ke arah jendela, membukanya dan sengaja membiarkan angin malam membelai wajah nya. Kini, tatapannya sendu menatap langit tanpa bintang. Selama ini, Karin sudah cukup menahan rasa sakit dan kesepian, kadang ia tak ingin memikirkannya, namun saat malam tiba, seperti malam-malam sebelum nya, semua kenangan indah bersama kedua orang tua nya, diam-diam menyusup ke dalam ruang hati nya yang hampa, dan di saat seperti itu lah, Karin baru menyadari, betapa kesepian dan menyedih kan nya hidup nya.Suara mo

  • CEO LOVE ME   Main Sindir-sindiran

    Alunan musik memenuhi ruang kantor Pasha. Cowok itu duduk bersandar di singgasananya dengan mata terpejam, mencoba menikmati setiap alunan musik yang mengalun merdu di telinga nya. Ia sedang butuh inspirasi untuk fitur baru sosial media nya. Sekarang ia sedang mendengarkan musik anime, musik kesukaan Karin. Entah kenapa, gadis itu seolah terus saja memenuhi kepalanya, juga ruang di hati nya. Dulu, ia enggan jika harus mengikuti hobi orang lain, tapi Karin, sedikit demi sedikit bisa mempengaruhinya, bahkan dia sampai mau mendengarkan musik yang menurutnya sama sekali bukan seleranya. Ternyata lagu anime yang ia dengarkan, sungguh enak di dengar. Mengingat kan semua kenangannya saat bersama Karin."Tumben banget si bos setel musik lagu jepang." Celetuk Indah yang baru saja keluar dari ruangan Pasha sehabis mengantar laporan."Masa' sih? Tumben, biasanya kan si bos paling anti lagu-lagu selain indonesia, dia pokok nya paling anti kalau bukan yang berbau Indone

  • CEO LOVE ME   Gara-gara postingan

    "Aku enggak apa-apa kok," kata nya dengan suara parau."Jangan bohong deh, kak. Jrlas-jelas Lo nangis, cerita aja, ada apa?"Mendengar Sisil bicara demikian, Karin merasa tidak tahan dan akhir nya tangis nya pun pecah. Sisil pun segera menarik nya dalam pelukan nya. "Pasti gara-gara kak Pasha lagi, ya? Sabar ya, kak? Kan Lo udah putusin buat move on, jadi Lo enggak boleh lemah dong!" Bujuk Sisi lagi sembari mengusap rambut Karin lembut.Karin hanya mengangguk dan terus terisak, "bukan salah dia kok, Sisil, kayak nya emang aku nya aja yang bodoh, aku nya yang enggak ngaca dan enggak tahu diri. Harus nya aku tahu diri dari awal, dia siapa, aku siapa. Aku jelas enggak pantas buat dia, terbukti kan, dia balikan lagi sama mantan nya yang menurut dia sepadan sama dia."Sisil melepas pelukannya, dan mengusap air mata Karin yang masih bercucuran, "hush... Kakak enggak boleh ngomong gitu, kakak enggak boleh ngerendahin diri kakak sendiri. Kita sama-sama manu

  • CEO LOVE ME   Tidak sengaja bertemu

    Pasha kembali ke kantor dengan mood nyaris berantakan. Apa yang baru saja ia katakan pada Andrea? Sesaat ia merasa menyesali keputusannya. Menurutnya ia terlalu tergesa-gesa dalam memutuskan sesuatu, bagaiman ini? Bukannya mengurangi beban masalah, dadanya seolah bertambah sesak karena menambah masalah baru. Salah sendiri kenapa mengambil keputusan dalam keadaan hati yang kacau.Bunyi ponsel yang berdering membuyarkan lamunannya saat hendak memasuki ruang kerjanya. Pasha segera meraih benda kotak pipih tersebut dari saku kemeja hitamnya. Satu panggilan tak terjawab dari sahabatnya-Hisyam terpampang di layar. Pasha mendengus, tiba-tiba dadanya terasa bergemuruh, bukan karena tak sempat mengangkat teleponnya. Namun karena ada foto Karin yang sedang tersenyum menghiasi layar. Padahal sudah dua bulan berlalu, tapi Pasha belum ingin mengganti foto itu. Entahlah.Tak lama ponselnya kembali berdering."Halo...." Sapa nya pada orang di seberang sana setelah berhasil

  • CEO LOVE ME   Bertemu Andrea

    Aroma kopi memenuhi Indra penciuman Pasha ketika ia memasuki kedai kopi langganannya yang letaknya tak jauh dari gedung kantor. Biasanya ia meminta Indah yang memesan, tapi kali ini Pasha ingin pergi keluar, menghirup udara segar. "Mas, ekspresso satu.""Eskpresso? Pasti anda seorang pekerja keras."Pasha tersenyum, tidak menggubris barista yang mencoba mengajaknya bicara, ia lebih memilih duduk di salah satu kursi. Dia pernah membaca sebuah artikel jika karakter seseorang bisa di lihat dari jenis kopi kesukaannya. Misalnya orang yang menyukai capucinno adalah orang yang suka bersosialisasi, penggemar kopi latte adalah orang yang suka memberi perhatian, atau ekspresso yang identik dengan seorang pekerja keras karena memiliki rasa yang pahit dan tajam, sehingga membuat tubuh bisa terjaga instan."Hai, Pasha?" Sebuah suara membuat Pasha mendongak, seorang wanita dengan rambut lurus sebahu menarik kursi dan duduk di hadapannya sebelum sempat di persi

  • CEO LOVE ME   Mencoba menghilangkan kenangan

    Waktu adalah hal terkejam, kadang bisa menyerupai iblis yang tak memiliki belas kasihan. Berlalu begitu saja tanpa peduli pada orang-orang yang memintanya untuk berhenti bergerak. Dia bisa mengambil semua orang tersayang tanpa memberi peringatan, tanpa firasat, hingga satu-satunya yang tersisa hanyalah kenangan. Namun, waktu juga bisa menjadi perawat luka yang bisa menyembuhkan. Membantu berpijak, sedikit demi sedikit, hingga mampu kembali berdiri tegak. Seperti hal nya Karin, ia sedang berusaha menata hidupnya kembali.Ternyata, kehilangan Pasha bukan hal sepele dalam hidupnya. Bayangan pria itu seolah masih saja mengikutinya kemanapun ia pergi. Menghilangkan kebiasaan lama bukanlah perkara mudah. Kadang Karin masih sering terbangun di tengah malam, hanya untuk mengecek ponsel, berharap ada telepon masuk, atau hanya sekedar pesan chat untuk berbagi cerita. Dia juga kadang masih ingin mengirim pesan, hanya untuk mengingatkan makan siang. Karena Pasha adalah tipe wo

DMCA.com Protection Status