Thasia mengembalikan kuncinya lagi. "Beri tahu dia nggak perlu."Tony terlihat sedikit tertekan, lalu memberikan kuncinya lagi kepada Thasia. "Kamu bawa saja, Pak Jeremy sudah mengatasnamakan mobil ini dengan namamu, kalau kamu nggak terima, aku juga yang repot nanti."Jeremy sudah bilang tidak peduli bagaimanapun Thasia harus membawa mobil ini nanti.Jika Thasia menolak, Tony yang akan disalahkan karena kerja tidak becus.Thasia menutup bibirnya, memegang kuncinya, lalu berpikir sambil melihat mobil baru itu.Apa maksudnya Jeremy?Jika Thasia membawa mobil bagus ke kantor, mungkinkah Jeremy ingin orang-orang berpikir Thasia memiliki seorang pendukung?Tony, yang melihat Thasia berpikir dengan keras pun berkata, "Sudah hampir jam kerja, biar aku saja yang bawa mobilnya, sekalian aku antar kamu ke kantor."Tony segera mengambil kuncinya dan duduk di kursi kemudi sambil menunggu Thasia.Thasia tidak mengerti apa yang dipikirkan Jeremy, tiba-tiba menyuruhnya membawa mobil yang begitu mewa
Mendengar nada bicaranya yang panik, Thasia segera menoleh.Lirikan mata Rina seakan-akan memberinya isyarat untuk pergi ke kantor Jeremy.Jika dulu, masalah yang ada di dalam kantor Jeremy, Thasia tidak akan menyuruh RIna mengurusnya.Kecuali masalah gosip yang beredar di rekan kerja mereka, maka Rina akan bersikap serius.Ternyata memang terjadi sesuatu di kantor.Terkadang jika dia bisa lebih peka saja, mungkin dia tidak akan berpikir dengan sembarangan, membuat dirinya jatuh ke dalam keadaan yang menyedihkan.Thasia tidak bergerak, jari-jarinya masih mengetik di depan layar komputer, lalu berkata dengan datar, "Untuk apa ke sana? Memangnya aku bisa mengurusi masalah Pak Jeremy?"Sebenarnya Thasia ingin memberi tahu Rina bahwa dia tidak peduli pada gosip-gosip itu.Rina melihat Thasia masih fokus ke layar dan kelihatannya tidak terganggu, dia pun berkata, "Lisa pagi-pagi sudah datang ke sini, Pak Jeremy menyuruhnya masuk ke ruang kantor, sampai sekarang masih belum ada yang keluar,
Karena sempat difoto oleh wartawan, maka akan sulit untuk menjelaskannya.Thasia hanya diam saja setelah melihat video itu, dia tidak berkomentar dan merasa tidak penting Lisa ada hubungan apa dengan aktor itu.Namun, Jeremy kelihatannya peduli sekali, bahkan sampai marah, apakah dia cemburu?Thasia tidak peduli apa yang mereka lakukan di dalam sana, untuk apa dia mengurusi Jeremy yang sedang marah-marah, bukankah itu sama saja dengan cari masalah sendiri?Jadi dia berusaha menenangkan diri, menyuruh dirinya untuk tidak berpikir yang tidak-tidak.Sedangkan Rina dan Maurin mulai membicarakannya, Jeremy dan Lisa telah melakukan banyak hal, sebenarnya mereka ada hubungan apa?Pintu ruang kantor itu terbuka lagi, kali ini Lisa yang membuka pintu.Rina dan Maurin pun terdiam."Jeremy, aku nggak ada hubungan apa-apa dengannya, mereka hanya sembarangan memotretnya saja. Hal seperti ini nggak akan terjadi lagi, jangan marah, ya?" kata Lisa sambil merayu Jeremy.Rina merapatkan bibirnya, wanita
Lisa merasa terhina, maksud Thasia drama yang dia perankan itu merupakan drama yang tidak ada apa-apanya?Awalnya Lisa mau pamer, saat menjadi penyanyi dia bisa terkenal, saat menjadi artis juga malah semakin terkenal.Namun, Thasia malah menghinanya.Dia merasa kesal dan ingin membalas kata-kata Thasia.Hanya saja Jeremy ada di sini, jadi dia hanya bisa menahan amarahnya."Aku merasa posterku itu cukup bagus, menurutmu bagaimana Thasia?" Lisa sengaja berjalan ke depan jendela, melihat poster yang digantung di gedung seberang.Lisa tersenyum kembali, dia tidak menyangka posternya akan terlihat sangat jelas dari posisi meja kerja Thasia.Thasia pasti merasa kesal setiap hari melihat posternya Lisa.Thasia segera menoleh dan berkata, "Nona Lisa, aku masih ada kerjaan, apakah kamu ada urusan lain lagi?"Thasia tidak ingin mengobrol dengan Lisa, gadis itu paling hanya ingin pamer saja, Thasia tidak peduli."Nggak ada. Karena kita sudah kenal lama, aku hanya berpikir untuk mengobrol denganm
Mendengar ini Maurin pun menjawab, "Oke."Jeremy menatap Thasia, wajahnya terlihat tidak senang, lalu dia berkata, "Aku nggak suka buatan orang lain."Langkah kaki Maurin jadi berhenti.Thasia malah berkata, "Kamu nggak dengar tadi kata Nona Lisa apa? Karyawan di sini harus kerja dengan efisien, kalau bikin kopi untukmu saja dia nggak bisa, maka dia bisanya apa?"Thasia terlihat sensitif, perkataannya juga menjadi kasar.Membuat Maurin dan Rina merasa terkejut.Situasi saat ini terasa aneh.Rina sudah beberapa bulan kerja bersama Thasia, meski Thasia selalu terlihat cuek, dia selalu memperlakukan orang dengan lembut, apalagi di depan Jeremy.Sejak kapan Thasia menjadi orang yang kasar?Bahkan berbicara dengan Jeremy menggunakan nada seperti itu.Mereka berdua tidak berani bertindak dengan gegabah saat ini, hanya berani berdiri diam.Sorot mata Jeremy menjadi gelap, mendengar ini dia merasa sangat kesal, jadi dia berkata dengan nada dingin, "Bukannya kamu yang menerima dia bekerja di si
Thasia tertegun.Sejak kapan Jeremy begitu senggang sehingga berpikir untuk pergi menonton bioskop?Mereka sudah menikah cukup lama, pria ini tidak pernah repot-repot mengajaknya pergi nonton bioskop atau makan berdua.Semua hal itu adalah hal yang biasanya dilakukan oleh pasangan kekasih.Jeremy, yang melihat Thasia terdiam pun bertanya, "Kenapa diam saja? Aku sudah menyuruh Tony memesan tempat di sebuah restoran, setelah makan kita pergi nonton bioskop."Thasia bertanya padanya, "Kenapa kamu tiba-tiba ingin pergi makan dan menonton bioskop denganku, memangnya ini hari apa?"Bagi Thasia, dia selalu merasa curiga terhadap hal yang tidak biasanya.Terutama jika terjadi di antara hubungannya dengan Jeremy.Akhir-akhir Thasia sering ribut ingin bercerai, juga bersikap dingin padanya. Jeremy berpikir melakukan semua ini untuk menebus sikap cueknya selama ini pada Thasia, mungkin saja nanti istrinya ini tidak berpikir untuk cerai lagi, jadi Jeremy berkata, "Aku hanya ingin makan saja dengan
Para wanita itu bertanya dengan penasaran, "Bagaimana kamu bisa tahu? Bukannya kamu bilang kamu sempat bekerja sama dengan PT Okson, mungkinkah Jeremy yang memberitahumu?"Sisilia melihat Lisa yang berjalan keluar, gadis itu memang cantik, memang tipe wanita idaman para pria.Namun, waktu itu dia sempat bertanya pada Jeremy, lalu dirinya mendapat jawaban bahwa pria itu tidak sedang menyukai seseorang.Kabar bahwa mereka dari SMA sudah saling suka hanyalah rumor saja.Sisilia menenangkan hatinya, dia membuka pintu mobil.Kebetulan Lisa saat itu berjalan melewatinya, saat mendengar suara mobil dibuka, tanpa sadar Lisa melirik sedikit, lalu menoleh lagi."Nona Lisa," panggil Sisilia.Langkah kaki Lisa pun berhenti, dia menoleh menghadap Sisilia.Saat melihat hanya seorang gadis kecil, perasaan waspadanya berkurang.Sekarang identitas Lisa sudah berbeda, jika ada orang di jalan yang memanggilnya, dia harus bersikap seramah mungkin.Jadi tanpa sadar dia tersenyum. "Halo.""Nona Lisa, nggak
Lisa tersenyum lagi sambil berkata, "Sebenarnya hal ini juga sudah bukan rahasia lagi, Jeremy sendiri sudah ngaku telah menikah, hanya saja dia nggak ingin memberi tahu orang-orang siapa istrinya.""Kamu tahu?"Lisa berkata, "Tentu saja tahu, tapi Jeremy menyuruhku merahasiakannya. Lagi pula, mereka juga menikah secara rahasia, bahkan sudah lama, jadi dia nggak akan memberi tahu semua orang siapa wanita itu.""Sudahlah, aku masih ada urusan, aku nggak bisa ngobrol terlalu lama denganmu. Kalau nanti aku ada waktu, aku akan mengajak Nona Sisilia minum teh bersama," kata Lisa, lalu dia segera naik ke mobilnya.Sisilia berdiri di sana cukup lama sambil berpikir.Sebelum naik ke mobil, Lisa sempat melirik Sisilia sebentar, lalu bibirnya membentuk senyuman sinis."Nona Lisa, kenapa tadi kamu nggak kasih tahu dia saja kalau kamu ini pujaan hatinya Pak Jeremy, sehingga mereka merasa tertekan dan memilih untuk menyerah!" kata Siti dengan bingung.Kalau dulu Lisa pasti tidak akan berbicara seper