Thasia menyelesaikan makanan terakhirnya dan meletakkan garpu.Dia tahu bahwa Yasmin memang tidak menyukainya.Jeremy telah beberapa kali tidak menaati Yasmin, hal ini membuatnya semakin tidak senang pada Thasia.Thasia berdiri dan memandang Yasmin. "Ibu, sebenarnya kamu juga nggak mau aku hamil, bukan?"Thasia tiba-tiba mengatakan hal ini, membuat Yasmin tertegun sejenak, kemudian dia kembali menjadi tenang. "Untuk apa kamu membahas hal ini?"Thasia berkata, "Kamu selama ini sangat ingin Lisa menjadi menantumu, mana mungkin kamu ingin aku melahirkan anak Jeremy? Kamu juga tahu kalau Jeremy nggak akan pernah menyentuhku, jadi kamu mengataiku, memberiku sup dan obat-obatan itu hanya untuk menghinaku saja."Karena sudah ketahuan Yasmin pun tidak berpura-pura lagi, "Baguslah kalau kamu tahu, bagaimana mungkin cucu Keluarga Okson keluar dari rahimmu itu." Setelah mengatakan hal itu, Yasmin merasa sedikit bangga, dia duduk dan berkata lagi dengan sangat sombong, "Orang yang Jeremy sukai itu
Kata-kata ini membuat Jeremy menghentikan langkahnya, lalu melihat ke arah Tony. "Wanita yang mana?"Sebagai pembawa pesan, Tony sudah merasa sangat gugup.Mereka jelas-jelas pasangan suami istri, tapi kenapa hubungannya menjadi seperti ini? Sang istri ingin membantu suaminya mencari wanita satu malamnya.Sang suami menyembunyikan pernikahan mereka, tapi sepertinya diam-diam menyukai istrinya.Tony tidak mengerti.Namun, dirinya malah terjebak di tengah-tengah, seperti biskuit berlapis, dia merasa gelisah setiap hari."Itu ... wanita satu malam Pak Jeremy."Setelah Tony mengatakan hal ini, dia bisa merasakan Jeremy langsung tidak senang.Jeremy sudah merasa kesal karena Thasia menolaknya kemarin, sekarang dia malah membawa wanita itu.Thasia sudah tidak sabar ingin lepas darinya?Jika Jeremy menjauh darinya dan jatuh ke pelukan wanita lain, Thasia sepertinya baru puas!Wajah Jeremy yang terlihat tidak senang seperti ditutupi oleh lapisan es, sehingga sangat mengerikan, tapi dia tetap t
Thasia memandang Ella. Wanita itu berbicara dengan sangat yakin sehingga Thasia hampir memercayainya.Namun, Tony ada di sini, juga ada pekerjaan yang harus diselesaikan, jadi Thasia pun tidak punya waktu untuk mengurusnya.Dia hanya bisa berjalan pergi.Tiga jam kemudian, Thasia masih belum kembali.Namun, saat ini, pintu ruang rapat dibuka.Setelah semua orang bubar, Jeremy keluar dari ruang rapat.Tony berdiri di satu sisi dan berkata, "Pak Jeremy, di ruang tunggu."Jeremy mengerutkan kening dengan tatapan dingin, dia melirik jam di pergelangan tangannya, lalu mencibir.Jeremy berbalik dan berjalan menuju ruang tunggu.Saat ini, hanya Ella yang ada di ruang tunggu.Wanita itu awalnya duduk dengan tegak, melihat tidak ada yang kunjung datang, dia pun berbaring di sofa sebentar.Jeremy membuka pintu dan melihat seorang wanita terbaring di sofa.Dia melihat ke sekeliling, tapi tidak melihat Thasia, jadi pria itu pun berjalan masuk.Jeremy memasukkan satu tangan ke dalam sakunya, berjal
Wajah Ella membeku, dia mengepal tangannya dengan erat.Melihat wanita itu tidak bisa berkata-kata, Jeremy mengerutkan kening dan bertanya lagi dengan dingin, "Apakah sulit untuk menjawabnya?"Pada saat ini, Thasia bergegas kembali dari luar, dia kebetulan mendengar pertanyaan ketus dari Jeremy.Thasia terlambat, dia melepaskan kenop pintu lagi.Ella terdiam untuk waktu yang lama, ditambah dengan Jeremy yang terus menekannya, mentalnya tiba-tiba terguncang.Wanita itu mengangkat tatapannya, menatap pria dingin di depannya. Jeremy tidak mudah dibodohi, juga sangat berbahaya. Jika dirinya melakukan satu kesalahan saja, maka dia akan berakhir dengan menyedihkan. Jadi dia berkata dengan takut, "Di hotel itu ... banyak orang kaya ... kalau aku bisa mendapatkan pria kaya, aku nggak perlu susah-susah kerja lagi."Kerutan di alis Jeremy semakin dalam, cara pandang pria itu terhadap Ella pun berubah.Ternyata wanita ini menjual tubuh demi uang.Dalam kehidupan masyarakat sekarang ini, memang ba
Ella menangis dengan keras dan sedih, seolah-olah dia benar-benar menghabiskan malam bersama Jeremy.Thasia merasa sedikit bingung. Keadaan sudah seperti ini, jadi dia hanya bisa pergi meninggalkan ruang tunggu.Ketika dia keluar, orang-orang di kantor merasa penasaran apa yang terjadi di dalam.Mereka tahu ada seorang gadis aneh yang menunggu di ruang tunggu selama berjam-jam, hingga akhirnya Jeremy pergi menemuinya. Lalu bos mereka berjalan keluar dengan ekspresi dingin.Kelihatannya terlihat tidak terlalu senang."Kak Thasia, apa yang terjadi di dalam?" tanya seorang rekan kerja dengan penasaran.Ketika seseorang bertanya, banyak telinga yang ingin mendengar.Thasia memandang mereka dan berkata, "Kalian penasaran? Kenapa nggak tanyakan pada Pak Jeremy saja?" kata Thasia dengan tegas.Ketika mendengar kata "Pak Jeremy", walau mereka merasa penasaran, mereka tetap kembali melakukan pekerjaan masing-masing.Thasia tinggal cukup lama di ruang membuat minuman.Semua hal ini terasa tidak
Pelayan membawakan teh dan menaruhnya di atas meja, "Nona Ella, silakan tehnya."Ella tidak berani bersikap kurang ajar. Ketika melihat seseorang datang, dia segera meletakkan bantalnya kembali, lalu duduk dengan tegak, mengangkat kepalanya dan berkata kepada pelayannya, "Ya, terima kasih."Dia melihat cangkir di atas meja, ada asap yang masih mengepul, cangkirnya sungguh indah, ada mawar yang ditambahkan ke dalam tehnya.Ella mengambilnya dan menyesapnya. Aroma wangi samar-samar menyebar di mulutnya, dia merasa dirinya menjadi lebih berkelas, "Rasanya enak sekali, aku belum pernah meminum teh senikmat ini."Mungkin karena dia belum pernah berada di tempat semewah ini. Saat ini, semua yang dia lihat dan minum terasa seperti yang terbaik.Bahkan tehnya pun terasa berbeda dengan teh biasa.Tanggung jawab seorang pembantu adalah melayani tamu dengan baik. Ketika mendengar pujian ini, pembantu itu menjawab, "Terima kasih atas pujiannya, Nona Ella."Setelah itu pembantu tersebut berjalan pe
Thasia mengabaikannya dan terus berjalan ke arah pintu. Ketika mobil datang, dia langsung masuk ke dalam mobil.Ella hanya bisa melihat mobil itu melaju pergi.Ella tidak mengalihkan pandangannya sampai bayangan mobil menghilang sepenuhnya.Tidak peduli betapa mewahnya vila ini, dia tetap merasa sedikit tidak nyaman sendirian.Namun, Ella merasa lebih sedih sekarang.Jeremy jelas memercayainya, kenapa Thasia malah tidak memercayainya?Thasia adalah orang yang baik. Jika suatu hari nanti dirinya menjelaskannya, wanita itu mungkin akan memercayainya!Ella menghibur dirinya dengan berpikir seperti itu dan merasa lebih baik, jadi dia berbalik, lalu berjalan masuk.Pembantu di dalam sedang sibuk merapikan kamarnya.Setelah bersih-bersih, mereka memberitahunya dengan sopan.Ella pun pergi ke kamarnya.Kamar besar itu memiliki ranjang besar seperti ranjang putri, juga ada tirai yang dia impikan, rasanya kamar ini lebih besar dari rumahnya di kampung.Semuanya terlihat baru.Dia membuka ruang
Yasmin suka menghina Thasia untuk memuaskan hatinya.Kesedihan yang ditunjukkan Thasia meningkatkan keinginannya untuk lebih menekannya.Setelah melihat berhasil membuat wajah Thasia memucat, Yasmin pun tersenyum dengan bangga, sorot matanya juga berubah, dia tidak lagi mengganggunya.Jika dia berkata lebih lanjut lagi, tapi efeknya sama, maka semua akan sia-sia.Kata-kata Yasmin bukannya tidak masuk akal.Ada wanita lain yang tinggal di vila satunya lagi sekarang.Menurut Thasia, Jeremy adalah pria yang tahu bagaimana harus bersikap dan tidak akan pernah menunjukkan belas kasihan kepada wanita sembarang.Pria itu bisa menolak Rinesa dengan begitu cepat, tapi dia tidak menolak Ella, bahkan mengizinkan wanita itu tinggal di vilanya.Jeremy percaya bahwa Ella adalah wanita yang ditemuinya malam itu, bahkan pertama kalinya pria itu bersikap begitu perhatian dan melindungi wanita lain, pasti Jeremy tertarik padanya.Jeremy mungkin merasa perasaan yang berbeda dengan wanita lain.Jeremy sud