Ella menangis dengan keras dan sedih, seolah-olah dia benar-benar menghabiskan malam bersama Jeremy.Thasia merasa sedikit bingung. Keadaan sudah seperti ini, jadi dia hanya bisa pergi meninggalkan ruang tunggu.Ketika dia keluar, orang-orang di kantor merasa penasaran apa yang terjadi di dalam.Mereka tahu ada seorang gadis aneh yang menunggu di ruang tunggu selama berjam-jam, hingga akhirnya Jeremy pergi menemuinya. Lalu bos mereka berjalan keluar dengan ekspresi dingin.Kelihatannya terlihat tidak terlalu senang."Kak Thasia, apa yang terjadi di dalam?" tanya seorang rekan kerja dengan penasaran.Ketika seseorang bertanya, banyak telinga yang ingin mendengar.Thasia memandang mereka dan berkata, "Kalian penasaran? Kenapa nggak tanyakan pada Pak Jeremy saja?" kata Thasia dengan tegas.Ketika mendengar kata "Pak Jeremy", walau mereka merasa penasaran, mereka tetap kembali melakukan pekerjaan masing-masing.Thasia tinggal cukup lama di ruang membuat minuman.Semua hal ini terasa tidak
Pelayan membawakan teh dan menaruhnya di atas meja, "Nona Ella, silakan tehnya."Ella tidak berani bersikap kurang ajar. Ketika melihat seseorang datang, dia segera meletakkan bantalnya kembali, lalu duduk dengan tegak, mengangkat kepalanya dan berkata kepada pelayannya, "Ya, terima kasih."Dia melihat cangkir di atas meja, ada asap yang masih mengepul, cangkirnya sungguh indah, ada mawar yang ditambahkan ke dalam tehnya.Ella mengambilnya dan menyesapnya. Aroma wangi samar-samar menyebar di mulutnya, dia merasa dirinya menjadi lebih berkelas, "Rasanya enak sekali, aku belum pernah meminum teh senikmat ini."Mungkin karena dia belum pernah berada di tempat semewah ini. Saat ini, semua yang dia lihat dan minum terasa seperti yang terbaik.Bahkan tehnya pun terasa berbeda dengan teh biasa.Tanggung jawab seorang pembantu adalah melayani tamu dengan baik. Ketika mendengar pujian ini, pembantu itu menjawab, "Terima kasih atas pujiannya, Nona Ella."Setelah itu pembantu tersebut berjalan pe
Thasia mengabaikannya dan terus berjalan ke arah pintu. Ketika mobil datang, dia langsung masuk ke dalam mobil.Ella hanya bisa melihat mobil itu melaju pergi.Ella tidak mengalihkan pandangannya sampai bayangan mobil menghilang sepenuhnya.Tidak peduli betapa mewahnya vila ini, dia tetap merasa sedikit tidak nyaman sendirian.Namun, Ella merasa lebih sedih sekarang.Jeremy jelas memercayainya, kenapa Thasia malah tidak memercayainya?Thasia adalah orang yang baik. Jika suatu hari nanti dirinya menjelaskannya, wanita itu mungkin akan memercayainya!Ella menghibur dirinya dengan berpikir seperti itu dan merasa lebih baik, jadi dia berbalik, lalu berjalan masuk.Pembantu di dalam sedang sibuk merapikan kamarnya.Setelah bersih-bersih, mereka memberitahunya dengan sopan.Ella pun pergi ke kamarnya.Kamar besar itu memiliki ranjang besar seperti ranjang putri, juga ada tirai yang dia impikan, rasanya kamar ini lebih besar dari rumahnya di kampung.Semuanya terlihat baru.Dia membuka ruang
Yasmin suka menghina Thasia untuk memuaskan hatinya.Kesedihan yang ditunjukkan Thasia meningkatkan keinginannya untuk lebih menekannya.Setelah melihat berhasil membuat wajah Thasia memucat, Yasmin pun tersenyum dengan bangga, sorot matanya juga berubah, dia tidak lagi mengganggunya.Jika dia berkata lebih lanjut lagi, tapi efeknya sama, maka semua akan sia-sia.Kata-kata Yasmin bukannya tidak masuk akal.Ada wanita lain yang tinggal di vila satunya lagi sekarang.Menurut Thasia, Jeremy adalah pria yang tahu bagaimana harus bersikap dan tidak akan pernah menunjukkan belas kasihan kepada wanita sembarang.Pria itu bisa menolak Rinesa dengan begitu cepat, tapi dia tidak menolak Ella, bahkan mengizinkan wanita itu tinggal di vilanya.Jeremy percaya bahwa Ella adalah wanita yang ditemuinya malam itu, bahkan pertama kalinya pria itu bersikap begitu perhatian dan melindungi wanita lain, pasti Jeremy tertarik padanya.Jeremy mungkin merasa perasaan yang berbeda dengan wanita lain.Jeremy sud
Kata-kata Jeremy memberikan dukungan bagi Ella, dia pun segera mendekati Jeremy. "Pak Jeremy, bisakah aku kuliah?""Hmm."Ella tersenyum bahagia, muncul lesung pipi di sudut bibirnya, senyumannya sangat manis. "Pak Jeremy, kamu sungguh baik padaku, kamu adalah orang terbaik di dunia ini!"Kata-katanya membuat tatapan Jeremy sedikit berubah, bibirnya merapat, dia meletakkan koran di tangannya.Thasia memperhatikan mereka, berbicara dengan akrab dan seru. Ini pertama kalinya dia melihat pria itu begitu baik pada seorang wanita.Bahkan saat Jeremy bersama Lisa pun, dia selalu bersikap dingin.Ella mudah merasa puas karena hal kecil, dia langsung merasa sangat bahagia hanya dengan bisa sekolah. Memang berbeda dengan kebanyakan wanita lainnya.Dia sangat polos dan bukan orang yang memiliki banyak pikiran picik. Sehingga membuat orang lain merasa bahwa Ella begitu baik dan kasihan.Hal ini juga merupakan ciri khasnya."Nona Thasia, kenapa Anda nggak masuk?"Thasia sedang berdiri di depan pin
Thasia mendapatkan apa yang diinginkannya, dia seharusnya merasa sangat senang.Thasia merapatkan bibirnya dan tidak berkata apa-apa.Melihat suasana mereka cukup tegang, Ella ingin meredakan suasana dan berkata, "Nona Thasia, ayo kita makan malam bersama.""Makanan yang dimasak oleh bibi di sini benar-benar enak, dia bisa memasak apa pun yang kamu inginkan, sungguh luar biasa, bukan? Kamu harus mencobanya nanti!" jelas Ella dengan penuh harap.Pandangan Thasia beralih ke Ella. "Nggak perlu ....""Harus mau," jawab Ella dengan cepat, lalu dia menatap Jeremy, seolah-olah tidak berkata kepada Thasia. "Pak Jeremy, bisakah dia menemaniku makan bersama? Selama ini aku hanya makan sendiri, aku merasa kesepian."Jeremy melirik Thasia di samping dan berkata dengan datar, "Terserah."Setelah mendapatkan jawaban ini, Ella semakin menempel pada Thasia. "Lihat, Pak Jeremy saja setuju."Ella takut kehadiran Jeremy akan membuat Thasia bersikap takut-takut."Baiklah."Thasia tidak menolak lagi dan la
Thasia menoleh padanya, melihat Ella tersenyum seperti orang sedang kasmaran, dia langsung tahu wanita ini sedang jatuh cinta, jadi Ella ingin mencari tahu tentang Jeremy.Ingin menjadi orang yang paling tahu tentang Jeremy."Sedikit." Kemudian Thasia berkata lagi, "Kamu ingin mencari tahu tentangnya dariku?"Ella langsung berkata dengan terus terang, "Ya, aku ingin mengetahui semua hal tentangnya, sehingga nggak akan membuatnya kesal."Thasia berkata, "Kamu ingin mengetahui tentangnya, ingin membuatnya senang, sehingga dia bisa lebih menyukaimu?"Ella pun menjawab dengan wajah memerah dan tidak enak, "Kalau Nona Thasia bisa mengetahuinya, maka Pak Jeremy juga seharusnya tahu bahwa aku menyukainya!"Thasia tidak tahu harus berkata apa, wanita ini terus terang sekali."Tapi tetap saja nggak cukup, dia bisa melihatnya dengan jelas. Kalau aku ingin menyenangkannya, apakah hal itu akan membuat diriku terlihat murahan?" Ella sedang berpikir ingin menjadi orang yang paling penting di hati Je
Jeremy terkejut mendengar ini. "Kenapa kamu baru bilang sekarang?""Karena kamu nggak memberiku kesempatan untuk menjelaskannya."Thasia ingat bahwa pria ini pergi tanpa menoleh ke belakang waktu itu dan tidak mau mendengarkannya sama sekali.Jeremy ragu sejenak dan bertanya lagi, "Kalau bukan kamu yang membawa Ella ke sini, bagaimana mungkin dia mengenalmu? Saat pertama kali bertemu dengannya, dia memanggilmu dengan begitu akrab. Dia seharusnya sudah mengenalmu."Memang perkataannya dengan kenyataan tidak masuk akal.Untungnya ketika pertama kali bertemu Ella, Thasia tidak menjelaskan banyak hal, jadi wanita itu tidak tahu dirinya sedang mencari pengganti.Hal ini memberinya kesempatan untuk lepas dari masalah ini."Aku memang sempat bertemu dengannya dua kali." Thasia tidak menyangkalnya, "Bukankah Pak Jeremy menyuruhku mencari wanita malam itu? Tentu saja aku mengerjakan tugas yang diberikan padaku dengan serius."Jeremy menemukan ada kesalahan lagi pada kata-katanya. "Kalau dia ngg