Home / CEO / CEO Dingin Itu Ayah Anakku / Sosok Yang Berubah Dingin

Share

Sosok Yang Berubah Dingin

Author: Galuh Arum
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Kamu?”

Seketika tubuh Berlian kaku saat melihat sosok pria yang begitu amat sangat ia rindukan. Seseorang yang sejak lama menghilang dan membuat ia frustasi selama ini. Tubuh tegap itu memang tidak berubah, masih sama dengan yang ia kenal dulu.

Ia tidak pernah menyangka jika Jonathan adalah sosok pimpinan di perusahaan tempat ia bekerja. Pria itu menghilang dan tidak ada kabar setelah perpisahan sekolah. Namun, sepertinya tidak hanya Berlian yang terkejut, melihat dari sepasang mata pria itu yang sempat melebar melihat Berlian di hadapannya.

Akan tetapi, wanita di samping Jonathan tampaknya tidak menyadari hal tersebut karena tidak bisa menahan emosi.

“Kamu bisa bekerja enggak sih?” hardik Alea. “Bagaimana bisa kamu meletakkan ember ini di depan ruangan CEO?”

“Ma-maaf, Nona. Saya—“

“Halah! Apa kata maaf saja bisa membuat bajuku kering?” potong Alea lagi. Suara Alea yang kian meninggi membuat Berlian hanya bisa menunduk. “Kamu lihat tidak kalau bajuku basah? Ini mahal! Gajimu gak akan bisa membayar setengah dari harga ganti rugi.”

Sementara itu, Jonathan hanya diam menatap Berlian dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.

“Heh! Kamu dengerin saya bicara atau enggak!?”

“Nona, mohon maaf sekali lagi,” ucap Berlian berusaha menahan emosinya. Dadanya terasa sesak dan suaranya sedikit bergetar. “Apabila Anda berkenan, baju Anda bisa saya cuci dan keringkan kalau mau.”

Hanya itu yang bisa dilakukan Berlian. Ia tidak punya uang banyak untuk mengganti pakaian mahal itu pikirnya sejak tadi.

“Jangan main-main kamu!”

Berlian menghela napas. Lelah. Ia sudah dipaksa lembur ketika badannya sudah pegal-pegal dan kini masih harus menghadapi orang seperti Alea. Apalagi hal tersebut terjadi di hadapan Jonathan, sosok pria yang ternyata masih mampu menggoyahkan hatinya.

“Lalu Anda maunya bagaimana, Nona?” Akhirnya Berlian bertanya. Akan tetapi, mendengar hal tersebut justru membuat Alea semakin emosi.

“Kurang ajar kamu!”

Tangan Alea melayang dan hampir saja menampar pipi Berlian jika Jonathan tidak menahannya.

“Alea.” Suara pria itu terdengar rendah dan dingin, membuat hati Berlian berdesir nyeri. “Ayo, pergi.”

Jonatan langsung menarik Alea menjauh dari Berlian tanpa melirik ke arah wanita dengan pakaian office girl tersebut.

Kedua orang itu kemudian menghilang dari balik lift, sedangkan Berlian masih diam membisu di tempat. Apa yang sedang terjadi padanya? Takdir benar-benar membuat hatinya kembali rapuh. Pria itu tidak menegurnya sama sekali dan bahkan tidak menunjukkan tanda-tanda ia mengenali Berlian. Jonathan bahkan membiarkan waita itu memarahi Berlian tepat di depannya.

Apa selama ini aku tidak berharga untuknya? pikir Belian.

Pria yang menghiasi hari-harinya kini telah bersama wanita lain yang juga memang selevel dengan derajat mereka. Alea terlihat cantik dan dari keluarga terhormat, berbeda dengan dirinya.

“Pantas saja dia meninggalkan aku, wanita itu lebih cantik dan pasti kaya raya.”

***

“Mama~!”

Rasa lelah dan letih Berlian hilang sudah dengan sambutan hangat putri kecilnya. Cinta berlari memeluk tubuh sang ibu.

“Jangan lari-lari, Sayang,” ucap Berlian.

“Cinta terlalu aktif dan pintar, Mbak Berlian,” ujar Bu Eva saat mengantar Cinta. “Ini susu dan pakaian kotornya, saya mau pulang dulu.”

“Iya, Bu. Terima kasih.”

Berlian pun menggendong Cinta masuk rumah. Walau lelah, ia bahagia melihat tumbuh kembang sang anak yang begitu pintar.

"Aduh, anak mama sudah sangat berat. Pasti makan banyak, nih." Berlian mencium pipi Cinta.

"Iya dong,* ujar Cinta.

Cinta tumbuh sehat, badannya gemuk, kuat dan cantik mirip dengan Berlian. Walau dalam keadaan susah, ia pun masih memperhatikan gizi Cinta hingga dia tumbuh kembang dengan baik.

"Makan sayur juga ya, biar tambah sehat," tutur Berlian lagi.

"Siap, Mama cantik."

Di sekolah pun Cinta aktif dan mudah memahami apa yang diajarkan. Anak perempuan Berlian itu sangat ceria dan berbaur dengan teman-temannya.

"Sama-sama cantik."

Cinta terus saja mengoceh, tapi pikiran Berlian sedang terpecah. Ia masih saja memikirkan pertemuannya dengan Jonathan tadi di depan ruangan pria itu.

Berlian begitu kecewa dengan sikap Jonathan yang seolah-olah tidak pernah mengenalnya. Sikapnya berbeda dengan Jonathan yang dulu. Kelembutan Jonatan pudar berubah menjadi sikap dinginnya.

“Aku tidak salah, dia benar Jonatan. Kenapa dia begitu dingin saat melihatku?”

Berlian merebahkan tubuh di kursi dengan memejamkan mata. Namun, bertanya kembali terbuka saat Cinta menggoyangkan tubuhnya.

“Ma, lihat aku dapat bintang dari Bu guru,” ucap Cinta. Anak itu memperlihatkan tugas menulisnya dan guru di sekolah memberikan bintang dan angka 100.

Berlian tersenyum lalu memperhatikan buku tulisan itu. Lagi-lagi pikirannya masih tidak bisa fokus dan terus saja memikirkan Jonathan.

“Mama bangga sama kamu, Sayang. Cinta harus lebih giat belajarnya.”

“Iya, Ma. Bu guru baik di sekolah, teman-teman juga.”

Berlian tersenyum senang melihat putri kecilnya tumbuh di lingkungan orang baik. Ia tidak salah memilih tempat belajar walau tabungannya harus keluar untuk mendaftarkan di sekolah itu. Hari-hari Cinta selalu ceria menceritakan tentang sekolahnya.

“Ma, Cinta mau tanya,” ujar Cinta.

“Apa Sayang?”

“Setiap hari teman-teman Cinta selalu bercerita tentang ayah mereka. Kenapa Cinta enggak punya ayah seperti teman-teman Cinta?”

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Isna Nalu
penasaran diakhir ceritanya
goodnovel comment avatar
Rino No
sya suka..teruskan usaha ya.
goodnovel comment avatar
Tri Lestari Ningsih
saya penasaran bacanya thor...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Kecerobohan Membawa Petaka

    "Ma, kok Diam saja?" tanya Cinta lagi.Berlian terkejut mendengar pertanyaan Cinta yang mungkin begitu sulit di jawabnya. Namun, ia sadar perlahan anak itu akan bertanya ke mana ayahnya. Berlian pun harus bisa menjelaskan dengan baik agar anak seusia Cinta bisa memahami kondisi yang di alami ibunya.“Ma, kenapa Cinta enggak punya ayah?” tanya Cinta lagi.Berlian sedikit gugup, ia bingung harus memulai dari mana. Ia hanya takut Cinta tidak paham dengan apa yang akan dijelaskan olehnya. Usia Cinta masih terlalu kecil untuk paham dengan kondisi kedua orang tuanya.Wajah Cinta terlihat sedih, putrinya menunggu penjelasan darinya. Perlahan Berlian mengelus pucuk rambut Cinta dan mengajaknya duduk.“Sayang, kamu punya ayah juga kok. Hanya saja kondisi kita tidak bisa seperti teman-teman kamu,” ujar Belian pelan.“Maksud Mama apa? Cinta sama seperti mereka, punya ayah juga. Kenapa enggak bisa bersama?”Berlian bergeming sesaat, ia memutar otak untuk menemukan kalimat tepat untuk sang anak. Ti

    Last Updated : 2024-10-29
  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Kesalahan Terus Menerus

    "Astaga, Mbak!" pekik Berlian. Berlian berlari menghampiri perempuan yang terjatuh dari tangga itu. Untung saja ia bisa menahannya walau sepertinya kaki karyawati itu terkilir. "Mbak, enggak apa-apa?" tanya Berlian. "Heh, bodoh sekali kamu masih bertanya seperti itu? Aww … bantu aku bawa ke ruang kesehatan!" titah perempuan itu."Eh, iya." "Aduh, gara-gara kamu kaki saya terkilir. Apa kamu enggak masang papan peringatan hah, awas saja setelah ini saya laporkan kamu ke HRD." Keterkejutan Berlian hampir saja membuat perempuan itu jatuh kembali. Namun, ia kembali seimbang. "Ada apa ini?" Berlian menoleh dan langsung kaget melihat Jonatan dan dia asistennya berada di tangga darurat."Pak Jo, tolong saya. Dia ceroboh mengepel tidak memberikan papam peringatan." "Bantu dia ke ruang kesehatan!" titah Jonathan."Baik, Pak."Berlian bergeming melihat dua asisten Jonathan membopong wanita itu. Dalam hatinya begitu cemas jika ia kembali di keluarkan dari pekerjaannya karena secara langs

    Last Updated : 2024-10-29
  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Kejadian Masa Lalu

    "Saya bicara sama kamu Berlian Putri." Berlian mengangkat kepala saat Jonatan memanggil nama lengkapnya. Tatapan itu begitu dingin dan tajam. Seolah-olah Berlian melakukan kesalahan besar yang sangat sulit memaafkan. keraguannya masuk ke ruangan sang bos kini terjadi. Hal yang sangat ia hindari adalah berada dalam satu ruangan berdua dengan pria itu."Sa–saya hanya takut salah menjawab saja, Pak. Maaf sekali lagi kalau saya salah." Kalimat itu terbata-bata ke luar dari mulut Berlian. Ia ragu dan cemas saat berhadapan langsung dengan pria itu apalagi tatapan tajam penuh dendam dari sorot mata Jonatan."Takut salah menjawab atau memang kamu takut karena kamu membuat kesalahan di masa lalu." "Kesalahan di masa lalu?" Berlian sama sekali tidak mengerti dengan apa yang di katakan oleh Jonatan. Bukan dirinya yang melakukan kesalahan, tapi pria di hadapannya yang menghilang begitu saja. Kenapa malah dirinya yang di salahkan pikir Berlian."Jangan berlaga lugu, wajah saja terlihat sangat

    Last Updated : 2024-10-29
  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Meremas Hati

    Jemari tangan Jonatan terus mengetuk meja bergantian. Ia masih saja memikirkan betapa bodoh dirinya saat tahu Berlian sudah memilik anak dan membayangkan dirinya mencari dan menunggu kekasihnya itu lalu berharap bisa kembali sampai ia menolak semua wanita. “Sialan kamu Berlian. Siapa yang berani menikahimu, akan kubuat hidup kalian menderita.”Jonatan kembali teringat ucapan sang ibu. Lima tahun lalu sebuah fakta yang harus ia terima walau sangat berat.“Wanita itu meminta sejumlah uang. Mungkin dia akan menikah dengan pria lain, Mama memang tidak suka dengan dia, lalu dia meminta sejumlah uang agar dia bisa pergi dari kamu.”“Berlian tidak seperti itu.” Jonatan membantah ucapan sang ibu.Lamunannya terhenti saat Alea tanpa mengetuk pintu datang masuk ke ruangannya. “Kenapa tidak mengetuk pintu dulu?” tanya Jonatan.“Ya ampun Sayang, kita akan menikah. Masa aku harus mengetuk pintu atau izin masuk sama calon suami aku. Enggak mungkin, kan?” Alea sudah duduk manis di hadapan J

    Last Updated : 2024-10-29
  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Kehilangan Banyak Darah

    “Ke—kecelakaan?”Bibir Lian bergetar, ia pun langsung mematikan ponsel dan berlari mengambil tas dan izin pada Bu Hera. Berita paling mengejutkan dan membuat cemas dirinya yang sedang bekerja. “Anak saya kecelakaan Bu Hera. Tolong, izinkan saya untuk pulang,” pintanya dengan memohon. “Belum waktu untuk pulang, bisa nanti.” “Saya mohon, anak saya sakit, Bu.” Berlian kembali memohon walau sepetinya Bu Hera tidak mengizinkannya.“Ini perusahaan bukan milik nenek moyang kamu, biar saja saudara kamu yang mengurus.” Tidak bisa diam saja, ia memohon dan meminta izin pun tidak di izinkan untuk pulang. Berlian pun keluar, ia bertekad ke rumah sakit karena tidak mau terjadi hal yang tidak diinginkan. Melihat ruangan sepi, ia pun gegas mengambil tas dan pergi tanpa izin.“Aku enggak peduli jika kembali di pecat.” Berlian melangkah menuju lift barang dan berharap tidak ada yang melihatnya. Ia takut malah nanti di tahan karena memang menunggu jam pulang. Saat sampai di lobi, Berlian l

    Last Updated : 2024-10-29
  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Pria Baik Hati

    “Golongan darah aku O, kebetulan sekali bukan. Suster silakan ambil darah saya,” ujar pria yang baru datang. Pria itu terlihat sangat berkarisma dan tampan. Dengan jas berwarna hitam juga kemeja putihnya memperlihatkan jika dia bukan pria biasa-biasa saja. Berlian menatap pria itu lalu melirik ke arah Bu Raya. Seolah-olah ia bertanya siapa pria itu yang datang langsung mendonorkan darahnya. “Dia Pak Arnold, yang menabrak Cinta. Pak, ini Berlian ibunya Cinta.” Bu Raya memperkenalkan pria itu. “Saya Arnold, Mbak Berlian saya meminta maaf karena keteledoran sopir saya. Kami pun tidak tahu tiba-tiba Cinta berlari tiba-tiba dan terhantam mobil saya,” ujar Arnold. Berlian bergeming ia tidak tahu harus bagaimana sedangkan pria di hadapannya adalah orang yang hampir merenggut nyawa anaknya. Namun pria itu pun ingin mendonorkan darahnya, jika menolak pun dirinya tidak akan memiliki uang untuk membeli sekantong kantung darah. “Pak Arnold sudah mengurus semua administrasi, juga untuk operas

    Last Updated : 2024-10-29
  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   perasaan Cemas

    “Perusahaan yang sangat kejam, seperti pemimpinnya. Dingin dan tidak memiliki perasaan.” Berlian bergumam sendiri. Ia terus memakai karena masih kesal dengan penolakan dirinya pulang cepat.Akhirnya kondisi Cinta sudah membaik, anak perempuan itu pun sudah sadar dari tidurnya. Namun, Cinta masih merengek kesakitan, mungkin badannya yang terasa sakit dan remuk. “Kepala aku sakit,” ujar anak itu. “Yang mana Sayang?” Berlian menghampiri dan mengelus rambutnya. Melihat kondisi sang anak, mana bisa ia tega tidak cepet ke rumah sakit dan tetap bertahan di kantor demi orang-orang jahat sepeti mereka pikir Berlian. Cinta menunjukkan kalau kepalanya sakit, lalu tangan dan kaki. Mungkin wajar karena ia terpental saat tertabrak. Bersyukur masih bisa selamat. “Cinta enggak mau lari-lari lagi. Ma, Cinta janji.” Cinta menangis sesenggukan karena mengingat kecelakaan itu. “Iya, Sayang. Kamu tenang saja. Insyaallah kamu akan baik-baik saja.” Berlian mencoba menenangkan sang anak. Melih

    Last Updated : 2024-10-29
  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Harapan Tak Sesuai Kenyataan

    “Aku sudah katakan jika belum siap. Kenapa kalian terus memaksa?” Tidak menyangka kali ini Jonatan begitu marah dan bicara langsung di hadapan keluarga Alea. Mereka semua terkesiap melihat pria yang selama ini diam kini bersuara dan begitu tegas. “Sayang, tenang.” Bu Santi Ibunya Jonatan menenangkan anak mereka. Emosi Jonathan masih tidak stabil, saat pulang ia menghadap masalah yang baginya tidak penting. Pernikahan yang sejak lama ia hindari malah semakin menjadi-jadi. Keluarga Alea begitu gencar ingin menjodohkan mereka apalagi mempercepat pernikahan keduanya.“Jo, jangan bersuara tinggi,” tegur sang ayah. “Aku sudah mengatakan berulang kali, tapi kalian tetap saja memaksa. Apa tujuan kalian melakukan hal ini?” Keluarga Alea bergeming, mereka tak bisa menjawab pertanyaan dari Jonatan. Raut wajah ayah Alea pun menahan emosi, hanya dia tak mau menunjukkan jika dia memang begitu emosi. “Lebih baik kita batalkan saja pernikahannya ini,” ujar Pak Ibnu. “Silakan. Itu lebih

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Hari bahagia

    6Hari ini adalah hari ulang tahun Al Bara, ya hari ulang tahunnya adalah hari di mana anak kandung Jonathan lahir. Tak mungkin Jonathan akan membedakan hari ulang tahun tersebut karena bagaimanapun juga anak lelaki itu adalah pengganti anak kandungnya. Pengganti kebahagiaan keluarganya, dan ia juga benar-benar menyayangi Al Bara seperti putranya sendiri.Apalagi juga dirinya benar-benar sangat menyayangi anak tersebut, kecerdasannya, serta kepiawaiannya membuat ia benar-benar merasakan kasih sayangnya. Entahlah mungkin itulah yang menjadi alasan mengapa dirinya saat itu lebih memilih albara untuk menjadi anaknya, padahal di panti asuhan sangat sekali bayi-bayi lain. Namun, ia tetap saja memilih Al Bara untuk menjadi putranyaMereka semua sibuk menata ruangan. Dengan semringah dan gembira. Terlihat Berlian juga, Cinta dan Al yang sedang ikut mendekorasi. Memang wanita itu sengaja ingin mendekorasi ruangan itu bersama-sama dengan keluarga, tanpa menggunakan jasa. Berlian hanya ingin me

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Ikatan Batin

    Jonathan duduk sembari memangku Al Bara. Anak laki-laki itu tadi berceloteh dan didengarkan sang ayah. Lucu, mulut kecil itu selalu mengatakan akan menjadi seperti papa Jo ketika besar. Apa yang selama ini dirinya niatkan jika lahirnya albara itu untuk membuat bahagia dirinya dan juga keluarganya, tetapi di saat ia tersenyum tiba-tiba senyuman itu lenyap seketika. Dimana dirinya kembali lagi mengingat detik-detik saat putranya hilang. Saat itu kebahagiaannya sudah tidak sempurna lagi. Walaupun ia tertawa karena kamu tetapi kebahagiaan itu bisa lenyap tiba-tiba.Jonathan memejamkan matanya, mengapa rasanya benar-benar begitu sangat sakit. Rasanya jauh lebih sakit saat dirinya dan juga berlian berpisah waktu itu. Pernyataan benar-benar merasa jika ia gagal menjadi seorang ayah karena dirinya tidak bisa menemukan dimana keberadaan putranya itu. Namun, Jonathan pun sudah melakukan berbagai macam cara untuk bisa menemukan di mana putranya berada, tapi semuanya hanya berakhir dengan sia-sia

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Al Bara

    Kabar baik dari Alva di sambut semringah oleh Berlian juga Jonathan. Berlian, tanpa beban dan tidak tahu jika anaknya bukanlah anaknya bisa tersenyum tanpa memikirkan apa pun. Dirinya merasa bahagia karena sekarang saudaranya itu sudah memiliki anak, pasti lengkap sudah kebahagiaan di keluarga mereka itu.Namun, berbeda dengan Jonathan yang walau tersenyum tapi hatinya tetap getir. Setiap memandang bayi itu, ia teringat sang anak. Bahkan, nama yang sudah dia persiapkan pun tak diberikan pada bayi laki-laki itu. Dirinya benar-benar berharap jika ada suatu keajaiban yang membawa putranya bisa kembali lagi, ia tidak mau kehilangan darah dagingnya. Pasti dirinya akan menyesal seumur hidup dan ia akan hidup dalam penyesalan setiap harinya. Sekarang pun ia terus saja berusaha untuk bisa menemukan di mana keberadaan sang anak tanda siang malam dirinya terus saja memikirkan tentang putranya itu.Lagi, Jonathan kembali berbicara pada bayi mungil itu. "Andai kau tahu, aku sesungguhnya belum bi

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Gen kemiripan

    Mereka semua berkumpul di ruang tamu, Arnold datang bersama Mischa dan Rara yang sudah hamil besar. Putrinya itu sangat merindukan anak Jonathan, sejak tadi siang terus saja merengek sampai-sampai membuat Rara tidak mampu untuk membujuknya lagi dan akhirnya mereka semua datang ke kediaman Jonathan.Arnold langsung saja duduk di sebelah adiknya, dan sang istri langsung saja menghampiri Berlian yang tengah menggendong bayinya itu."Lian, duh jadi deg degan nunggu lahiran," tukas Rara.Rara tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya, ia juga walaupun ini bukan pengalaman pertamanya melahirkan. Namun, ia merasa begitu sangat takut, karena memang setiap lahiran itu berbeda-beda kontraksinya. Dahulu saja ia benar-benar merasa begitu sangat sakit bahkan Arnold pun menolaknya beberapa kali untuk kembali lagi memiliki momongan."Iya Mbak, kamu sehat-sehat ya." Berlian terus saja memberikan motivasi serta nasehat-nasehat kepada Rara untuk tetap menjaga kesehatannya. Berlian juga merasa jika pen

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Bayi pintar

    "Bagaimana, dia pintar kah hari ini?" tanya Jonathan saat pulang dari kantor. Pria itu berusaha bersikap tenang seolah-olah bayi laki-laki itu adalah bayinya. Demi kebahagiaan Berlian, dia tak mau istrinya stres dengan keadaan yang sebenarnya.Walaupun dirinya benar-benar begitu sangat tertekan, ia sangat merindukan anaknya dan juga dirinya belum mengetahui bagaimana nasib dari putranya itu. Apakah putranya semua kebutuhannya terpenuhi, apakah putranya sudah minum susu, apakah putranya bisa tidur dengan nyenyak? "Dia pintar, laki-laki hebat seperti kamu."Berlian benar-benar menjadi Ibu yang terbaik untuk kedua anaknya itu. Ia juga sangat menyayangi putranya tersebut, apalagi anaknya benar-benar tidak menyusahkan, tidak seperti bayi lainnya pada umumnya Rio benar-benar begitu sangat penurut dan jarang sekali menangis. Bahkan malam pun anaknya itu pun menangis hanya meminta susu saja. Berlian benar-benar merasa begitu sangat bahagia karena mendapatkan anak-anak yang sangat pintar sep

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Bayi pengganti

    Masalah rumah sakit di urus oleh Arnold. Sementara, Jonathan fokus dengan bayi yang sudah berada di tangannya dan hari ini akan pulang bersamanya dan Berlian. Entah, dia jatuh hati dengan bayi tampan yang dia adopsi dari sebuah panti asuhan. Sedikit ada kemiripan, bayi laki-laki itu berkulit putih bersih, bibir tipis juga rambut tebal.Atas bantuan kakaknya, dia bisa menemukan bayi itu dirinya tidak mau membuat keadaan sang istri terpuruk dengan apa yang terjadi kepada bayi mereka biarkan dirinyalah yang bertanggung jawab mencari bayi itu dan ia juga tidak akan pernah melepaskan pihak rumah sakit bagaimana bisa mereka semua berkamuflase menyalahkan rencana alam tentang keteledorannya itu benar-benar tidak bisa memaafkan bagaimanapun juga iya seorang ayah dirinya benar-benar kehilangan bayinya."Satrio Perkasa." Jonathan telah memberi nama bayi yang ia adopsi dari sebuah panti asuhan tentu saja hanya dirinya dan juga sang kakak yang mengetahui hal tersebut ia tidak mau jika banyak ora

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Bayi lain

    "Kami akan bertanggung jawab." Pihak rumah sakit benar-benar tidak menyangka, justru Arnold terlihat lebih berambisius dan berapi-api bahkan sejak tadi lelaki itu terus saja mengomel. Ia menyindir pihak ke rumah sakit yang benar-benar begitu sangat teledor bagaimana bisa keponakannya yang baru saja dilahirkan hilang, padahal rumah sakit ini adalah rumah sakit ternama. Rumah sakit besar, tidak mungkin Jonathan memilih rumah sakit asal-asalan untuk perawatan putra dan juga istrinya. Namun, ternyata rumah sakit yang ternama saja bisa begitu teledor. Sekarang dirinya tidak mengetahui bagaimana kondisi dari keponakannya itu, Arnold benar-benar merasa begitu kasihan dengan adiknya tersebut karena terlihat begitu sangat jelas jika Jonathan begitu emosional dan juga sedih."Tanggung jawab? Kalian pikir, keponakan saya hilang itu bisa di ganti?" Arnold marah. Sejak tadi pihak rumah sakit terus saja mengatakan tentang tanggung jawab tanggung jawab, sedangkan mereka saja tidak bisa bertanggung

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Suster itu meninggal

    "Ada apa kamu memanggilku ke sini, Jo?" tanya Arnold. Arnold memang tadi melihat pemberitaan tentang gempa yang baru saja terjadi di kota mereka itu. Ia juga begitu sangat khawatir apalagi saat mengetahui jika adik iparnya baru saja melahirkan dan berada di rumah sakit, iya saja yang berada di rumah merasa begitu sangat panik saat merasakan gempa bumi itu yang berada di rumah sakit.Akan tetapi, saat dirinya menelpon sang adik untuk menanyakan perihal bagaimana keadaannya serta keluarganya di rumah sakit, tetapi adiknya itu justru memintanya untuk segera datang ke rumah sakit dan terdengar suara dari Jonathan sangatlah panik membuat Arnold langsung saja bergegas ke rumah sakit. Dirinya benar-benar merasa begitu sangat khawatir, takut jika terjadi sesuatu."Bayiku hilang." Wajah Arnold berubah memerah, bukan hanya Jo yang emosi. Sebagai kakak dia pun begitu kesal. Lelaki itu langsung saja menuntut adiknya bercerita bagaimana bisa rumah sakit ini adalah rumah sakit besar dan juga tern

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Bayi Pak Jonathan

    Terjadi kegaduhan di ruang bayi, salah satu bayi hilang karena kejadian gempa bumi. Entah suster mana yang membawanya, mereka semua panik lalu menghubungi pihak rumah sakit.Karena jumlah bayi yang diselamatkan serta jumlah bayi yang ada sebelum kejadian itu pun berbeda. "Bagaimana bisa hilang?" tanya salah satu pemimpin rumah sakit. Keadaan benar-benar begitu sangat gaduh, karena salah seorang bayi tiba-tiba menghilang entah suster mana yang membawanya, karena mereka semua tidak ada yang mau mengaku dan mereka memang memegang bayi satu per orang satu."Kami semua panik, membawa bayi satu orang satu. Bayi yang di inkubator itu entah siapa yang membawa, kami semua membawa sekaligus papan namanya. Tapi, bayi yang satu itu ...."Semua suster sangat ketakutan, karena kejadian gempa bumi tadi benar-benar membuat semua orang panik bahkan mereka semua tidak memperhatikan masing-masing bayi yang ada di inkubator. Mereka menyelamatkan bayi yang belum diselamatkan oleh temannya, membawa bayi

DMCA.com Protection Status