Share

Pria Baik Hati

Penulis: Galuh Arum
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-14 09:23:51

“Golongan darah aku O, kebetulan sekali bukan. Suster silakan ambil darah saya,” ujar pria yang baru datang.

Pria itu terlihat sangat berkarisma dan tampan. Dengan jas berwarna hitam juga kemeja putihnya memperlihatkan jika dia bukan pria biasa-biasa saja.

Berlian menatap pria itu lalu melirik ke arah Bu Raya. Seolah-olah ia bertanya siapa pria itu yang datang langsung mendonorkan darahnya.

“Dia Pak Arnold, yang menabrak Cinta. Pak, ini Berlian ibunya Cinta.” Bu Raya memperkenalkan pria itu.

“Saya Arnold, Mbak Berlian saya meminta maaf karena keteledoran sopir saya. Kami pun tidak tahu tiba-tiba Cinta berlari tiba-tiba dan terhantam mobil saya,” ujar Arnold.

Berlian bergeming ia tidak tahu harus bagaimana sedangkan pria di hadapannya adalah orang yang hampir merenggut nyawa anaknya. Namun pria itu pun ingin mendonorkan darahnya, jika menolak pun dirinya tidak akan memiliki uang untuk membeli sekantong kantung darah.

“Pak Arnold sudah mengurus semua administrasi, juga untuk operasi dan biaya Cinta untuk seminggu kedepan di rumah sakit,” papar Bu Raya.

Berlian masih tidak bersuara, ia masih bungkam merasa tidak terima dengan keadaan anaknya.

“Maafkan saya, saya pun paham jika Anda belum bisa memaafkan. Demi keselamatan anak Anda, izinkan saya untuk mendonorkan darah. Bagaimana?” tanya Arnold lagi.

“Lian, jangan diam saja. Ibu tahu dia salah, tapi ini kesalahan bukan fatal darinya. Tolong turunkan ego kamu agar Cinta selamat. Lagi pula, dia sudah berusaha menebusnya,” bisik Bu Raya.

“Baiklah, silakan.”

Arnold tersenyum dan mengangguk pada Berlian setelah itu ia mengikuti suster untuk transfusi darah. Sementara, Berlian mencemaskan kondisi Cinta yang masih berjuang di dalam ruangan.

Bu Raya menenangkan Berlian. Berharap jika Cinta segera pulih dan baik-baik saja. Walau sudah ada yang bertanggungjawab, tetap saja dirinya takut terjadi sesuatu yang tak di sangka.

“Berlian, ibu minta maaf sekali lagi.”

“Susah, Bu. Ini memang kecelakaan, bukan ibu yang salah. Mungkin Tuhan ingin mengujiku seberapa kuat aku.”

“Semoga kamu lebih sabar.”

Satu jam kemudian, proses pengambilan darah pun berjalan lancar lalu Dokter pun langsung melakukan tindakan operasi untuk Cinta. Berlian dengan cemas menunggu sang anak di depan IGD.

“Mbak Berlian, maaf saya harus pergi. Ada urusan, ini kartu nama saya jika terjadi sesuatu atau butuh apa pun. Saya selalu menerima jika Anda berkenan.” Pria itu tampak selalu tersenyum walau Berlian tak memperlihatkan sedikit senyum padanya.

Berlian mengambil kartu nama pria itu tanpa membaca lalu memasukkan ke dalam tasnya. Ia belum bisa terima dengan kondisi sang anak yang tertabrak olehnya walau tidak sengaja.

“Lian, apa kamu masih belum bisa memaafkan pria itu?” tanya Bu Raya.

“Bukan seperti itu, aku tahu dia bertanggungjawab. Hanya saja jika terjadi sesuatu bahkan fatal, apa dia akan bertanggungjawab dan mengganti dengan tubuhnya? Orang kaya selalu saja berpikir uang bisa membeli semuanya.”

Berlian seperti begitu sensitif dengan orang kaya. Apalagi mengingat Jonatan yang juga bersikap dingin padanya. Belum lagi perlakuan ibunya di masa lalu yang meminta ia mengaborsi janinnya.

“Maafkan Ibu, Bu Raya paham perasaan kamu Lian.”

Bu Raya merasa tidak enak karena dirinya teledor menjaga Cinta walau bukan full kesalahan dirinya. Cinta masih kecil, anak itu berlari saat mengejar dirinya tanpa melihat sekeliling.

“Maaf, Bu. Aku jadi emosi.”

Ponselnya sejak tadi berbunyi, Berlian hanya menatap tanpa membacanya. Sudah pasti di kantor mereka mencari dirinya yang kabur setelah mendapat penolakan saat dia izin pulang karena anaknya sakit.

Berlian pun tidak peduli jika nanti akan di pecat. Baginya Cinta lebih utama. Meskipun ia tahu uang pun penting baginya.

***

Kondisi Cinta sudah stabil, ia pun kini sudah berada di kamar inap. Setelah mendengar penjelasan dari Dokter, Berlian pun merasa lega dengan kondisi sang anak.

“Bu Raya pamit dulu, nanti kamu Wa saja kalau butuh Ibu.”

“Iya, Bu. Terima kasih. Besok saja pagi ke sini, saya mau bekerja.”

“Baik, Lian.”

Bu Raya pun pamit, wanita paruh baya itu kembali ke rumah untuk mengerjakan beberapa pekerjaan rumah. Tetangga sebelah kontrakan Berlian yang sangat baik, Bu Raya tinggal sendiri dan sama sekali tak memiliki anak. Suaminya sudah meninggal beberapa tahun lalu.

Berlian kembali duduk di pinggir ranjang dengan menggenggam tangan sang anak. Di hadapannya, malaikat kecilnya sedang berjuang. Cinta belum sadar karena efek obat bius yang cukup lama.

Sebuah pesan masuk dari Nunung membuatnya tidak kaget. Sejak tadi pihak kantor juga beberapa rekannya menghubunginya, tapi ia tak mau menerimanya.

“Lian, kamu pulang tanpa izin. Cari perkara saja, besok kamu di minta bertemu Bu Hera juga kepala divisi kita.”

Berlian hanya menatap layar ponsel. Ia teringat saat meminta izin pada Bu Hera yang ternyata malah di maki. Anaknya sedang berjuang, tidak mungkin ia begitu saja tetap bekerja. Dengan nekat tanpa peduli risiko, Berlian nekat Kabir.

“Aku tidak paham, kenapa Perusahaan begitu kejam pada karyawan kecil.”

***

Komen (109)
goodnovel comment avatar
Suhaida Ghani
tolong buka kuncinya
goodnovel comment avatar
Suhaida Ghani
cerita nya bagus tapi kenapa dikunci
goodnovel comment avatar
Dorry Latarissa Luhulima
ceritanya bagus, tapi kasihan harus berbayar lagi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   perasaan Cemas

    “Perusahaan yang sangat kejam, seperti pemimpinnya. Dingin dan tidak memiliki perasaan.” Berlian bergumam sendiri. Ia terus memakai karena masih kesal dengan penolakan dirinya pulang cepat.Akhirnya kondisi Cinta sudah membaik, anak perempuan itu pun sudah sadar dari tidurnya. Namun, Cinta masih merengek kesakitan, mungkin badannya yang terasa sakit dan remuk. “Kepala aku sakit,” ujar anak itu. “Yang mana Sayang?” Berlian menghampiri dan mengelus rambutnya. Melihat kondisi sang anak, mana bisa ia tega tidak cepet ke rumah sakit dan tetap bertahan di kantor demi orang-orang jahat sepeti mereka pikir Berlian. Cinta menunjukkan kalau kepalanya sakit, lalu tangan dan kaki. Mungkin wajar karena ia terpental saat tertabrak. Bersyukur masih bisa selamat. “Cinta enggak mau lari-lari lagi. Ma, Cinta janji.” Cinta menangis sesenggukan karena mengingat kecelakaan itu. “Iya, Sayang. Kamu tenang saja. Insyaallah kamu akan baik-baik saja.” Berlian mencoba menenangkan sang anak. Melih

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-16
  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Harapan Tak Sesuai Kenyataan

    “Aku sudah katakan jika belum siap. Kenapa kalian terus memaksa?” Tidak menyangka kali ini Jonatan begitu marah dan bicara langsung di hadapan keluarga Alea. Mereka semua terkesiap melihat pria yang selama ini diam kini bersuara dan begitu tegas. “Sayang, tenang.” Bu Santi Ibunya Jonatan menenangkan anak mereka. Emosi Jonathan masih tidak stabil, saat pulang ia menghadap masalah yang baginya tidak penting. Pernikahan yang sejak lama ia hindari malah semakin menjadi-jadi. Keluarga Alea begitu gencar ingin menjodohkan mereka apalagi mempercepat pernikahan keduanya.“Jo, jangan bersuara tinggi,” tegur sang ayah. “Aku sudah mengatakan berulang kali, tapi kalian tetap saja memaksa. Apa tujuan kalian melakukan hal ini?” Keluarga Alea bergeming, mereka tak bisa menjawab pertanyaan dari Jonatan. Raut wajah ayah Alea pun menahan emosi, hanya dia tak mau menunjukkan jika dia memang begitu emosi. “Lebih baik kita batalkan saja pernikahannya ini,” ujar Pak Ibnu. “Silakan. Itu lebih

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-17
  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Saling Memikirkan

    “Maaf saya tidak bisa bicara hal itu. Saya juga meminta maaf pada Tuan Arnold jika Cinta menyinggung Anda.” Pikiran Berlian kalut, mana mungkin ia menceritakan asal usul Cinta pada orang yang baru saja ia kenal. Apalagi, pria asing yang hanya di pikir ayahnya oleh Cinta.“Oke, tidak masalah. Sepetinya saya harus pulang, besok kalau sempat saya kembali ke sini,” papar Arnold.“Eh, Tuan. Tidak usah, tidak apa-apa.” “Loh, kenapa? Saya ingin tahu kondisi Cinta, karena saya dia jadi seperti itu.”“Bukan sepeti itu, saya merasa tidak enak. Lagi pula sebentar lagi mungkin sudah boleh pulang.” Berlian menunduk, ia merasa derajatnya begitu jauh dari pria kaya raya di hadapannya.Arnold pun pamit dan meninggalkan ruangan Berlian. Lalu menuju parkir mobil. Sebelum itu, ada dua pria yang menghampirinya dengan menggunakan baju hitam.“Jaga ruangan yang saya infokan.”“Baik Tuan.”Setelah itu Arnold pun langsung masuk ke mobil dan meminta sopir untuk mengemudikan dengan cepat karena sudah sangat

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-18
  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Sebuah Keberuntungan

    “Ah mana bisa aku menikahi Alea tanpa cinta, walau untuk pelarian saja, tetap saja akan merepotkan.” Jonathan kembali bergumam.Pria itu pun membuka laptop, kembali fokus dalam pekerjaan yang telah menumpuk. Sejak kedatangan Berlian kembali di hidupnya, membuat pria itu seakan-akan tidak bisa tidur nyenyak. Satu masalah tentang pernikahan saja sudah membuat ia mumet, di tambah Berlian yang sering muncul di hadapannya.“Sayang, boleh aku masuk?” Terdengar suara manja dari balik pintu. Jonathan menepuk keningnya, kenapa bisa sepagi ini Alea sudah ada di kantornya. “Iya, masuk saja.” Alea muncul dengan penampilan sangat menarik. Cantik dengan balutan baju yang lebih sopan dari biasanya. Jonathan sering protes dengan pakaian yang sering ia kenakan. “Ini masih pagi, kenapa kamu sudah ada di sini?” tanya Jonatan sedikit tidak suka.“Aku hanya cemas tentang masalah semalam. Papa sedikit emosi, maafkan ya.” Alea seperti biasa merajuk padanya. “Aku tidak peduli, lagi pula di luar ba

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Masih Peduli

    Sontak Jonathan berlari saat melihat Berlian yang jatuh dari ketinggian, kini tubuhnya berhasil terselamatkan oleh bos besar itu. Netra keduanya bersorobak, walau merasa membenci Berlian, hati tidak akan bisa berbohong ketika melihat wanita itu jatuh nalurinya pun langsung bereaksi.Jonathan tersadar dari lamunan dan langsung menurunkan tubuh Berlian. Alea yang melihat hal itu merasa cemburu karena Jonatan menolong karyawannya.“Lagi-lagi kamu!” teriak Jonathan.“Terima kasih Tuan.” Berlian berterima kasih dan menundukkan setengah tubuh.“Heh, kamu lagi. Kenapa sih selalu muncul di hadapan kami, untung calon suami saya baik mau menolong kamu. Kerja itu yang benar, jangan merugikan perusahaan. Kalau kamu jatuh, pasti deh minta sumbangan dari kantor ini,” papar Alea. “Kita pergi saja. Ayo.” Tanpa melirik Berlian, Jonathan melewatinya begitu saja. Sementara, Alea mengikutinya dari belakang. Sejak tadi yang kesal adalah wanita itu.“Kenapa sih kamu menolong dia, biarin saja dia j

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-20
  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Anak Siapa Cinta

    “Astagfirullah.” Berlian terkesiap saat masuk ruangan kamar inap Cinta karena berhadapan dengan Jonatan. Bukan Berlian saja yang kaget, tentunya Jonathan yang sejak tadi berpikir keras tentang Cinta buyar begitu saja saat melihat mantan kekasihnya itu datang.“Kamu ngapain di sini?” tanya Jonathan.“Harusnya saya yang tanya Pak Jo sedang apa di sini?” “Mama.” “Mama?” tanya Jo lagi. “Dia anak kamu?” Jonathan menoleh ke arah Cinta saat anak perempuan itu memanggil Berlian dengan sebutan Mama. "Kamu ibunya Cinta?" Jonathan kembali memastikan."Iya, Pak. Pak Jo kenapa sampai bisa ada di sini?" tanya Berlian. Berlian tidak tahu harus bersikap seperti apa, ia berhasil mempertemukan anak dan ayah hanya saja keduanya tidak tahu jika mereka ada hubungan darah. Tidak mungkin ia langsung mengatakan jika Cinta adalah darah dagingnya.Jonathan bersikap dingin saat tahu Cinta itu adalah anak dari Berlian. Padahal awalnya dia sangat menyukai Cinta, ia beranggapan seperti cinta pada p

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-21
  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Bimbang

    “Pak Arnold,” ujar Berlian. Berlian terkesiap dengan kedatangan Arnold, apalagi saat ini Jonathan tengah bersamanya. Ia heran mengapa bisa merek bersama, apakah saling mengenal atau hanya sekedar teman bisnis.“Suster mengatakan Cinta akan pulang hari ini, kebetulan anak saya berada di rumah sakit ini. Jadi, sekalian saya mampir,” usir Arnold.“Iyah, Pak. Dokter bilang besok akan pulang. Saya berterima kasih atas semua fasilitas yang Pak Arnold berikan,” ucap Berlian. Berlian tak berani menatap Arnold, apalagi sejak tadi Jonatan menatapnya dengan tajam seolah-olah hendak menerkamnya. Lagi, Berlian bertanya-tanya tentang Jonathan yang kini bersama dengan Pak Arnold.“Oh, iya. Kenalkan ini adik saya, Jonathan.” Berlian mengangkat kepala, ia terkesiap mendengar pengakuan Arnold yang mengenalkan Jonathan sebagai adiknya. Sejak mengenalmu tidak pernah ia bertemu dengan Arnold. Memang dirinya pernah tahu jika Jonatan memiliki seseorang Kakak. Hanya saja tidak pernah tahu wajahnya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-23
  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Sebuah Ketakutan

    “Aku harus cari tahu kapan Cinta lahir, jika benar apa yang aku pikirkan, jadi selama ini Berlian .... Sial!” Jonatan membanting setir ke pinggir jalan. Pikirannya kacau memikirkan hal yang tidak masuk akal. Awalnya ia mengira Cinta adalah anak selingkuhan sang kakak. Namun, kini ia malah berpikir keras tentang kemungkinan Cinta adalah anaknya. Arnold sejak tadi menghubunginya karena ia pulang tak mengabari sang kakak. Jonathan membiarkan panggilan masuk itu terus saja berdering. Kali ini Berlian berhasil membuat Jonathan berpikir keras. Apalagi saat melihat wanita itu marah seolah-olah ia merasa bersalah karena membuatnya tersinggung.“Ada apa, Kak?” Akhirnya Jonatan mengangkat ponselnya.“Kamu pulang enggak bilang, Papa menghubungi katanya ingin bicara.” Suara Arnold dari ujung ponsel. “Ada urusan penting, jadi enggak bilang. Maaf,” ujar Jonatan.Jonathan langsung mematikan ponselnya dan gegas kembali mengendarai mobilnya. Baru pertama kali ia merasa heran saat melihat Berlian,

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-24

Bab terbaru

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Hari bahagia

    6Hari ini adalah hari ulang tahun Al Bara, ya hari ulang tahunnya adalah hari di mana anak kandung Jonathan lahir. Tak mungkin Jonathan akan membedakan hari ulang tahun tersebut karena bagaimanapun juga anak lelaki itu adalah pengganti anak kandungnya. Pengganti kebahagiaan keluarganya, dan ia juga benar-benar menyayangi Al Bara seperti putranya sendiri.Apalagi juga dirinya benar-benar sangat menyayangi anak tersebut, kecerdasannya, serta kepiawaiannya membuat ia benar-benar merasakan kasih sayangnya. Entahlah mungkin itulah yang menjadi alasan mengapa dirinya saat itu lebih memilih albara untuk menjadi anaknya, padahal di panti asuhan sangat sekali bayi-bayi lain. Namun, ia tetap saja memilih Al Bara untuk menjadi putranyaMereka semua sibuk menata ruangan. Dengan semringah dan gembira. Terlihat Berlian juga, Cinta dan Al yang sedang ikut mendekorasi. Memang wanita itu sengaja ingin mendekorasi ruangan itu bersama-sama dengan keluarga, tanpa menggunakan jasa. Berlian hanya ingin me

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Ikatan Batin

    Jonathan duduk sembari memangku Al Bara. Anak laki-laki itu tadi berceloteh dan didengarkan sang ayah. Lucu, mulut kecil itu selalu mengatakan akan menjadi seperti papa Jo ketika besar. Apa yang selama ini dirinya niatkan jika lahirnya albara itu untuk membuat bahagia dirinya dan juga keluarganya, tetapi di saat ia tersenyum tiba-tiba senyuman itu lenyap seketika. Dimana dirinya kembali lagi mengingat detik-detik saat putranya hilang. Saat itu kebahagiaannya sudah tidak sempurna lagi. Walaupun ia tertawa karena kamu tetapi kebahagiaan itu bisa lenyap tiba-tiba.Jonathan memejamkan matanya, mengapa rasanya benar-benar begitu sangat sakit. Rasanya jauh lebih sakit saat dirinya dan juga berlian berpisah waktu itu. Pernyataan benar-benar merasa jika ia gagal menjadi seorang ayah karena dirinya tidak bisa menemukan dimana keberadaan putranya itu. Namun, Jonathan pun sudah melakukan berbagai macam cara untuk bisa menemukan di mana putranya berada, tapi semuanya hanya berakhir dengan sia-sia

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Al Bara

    Kabar baik dari Alva di sambut semringah oleh Berlian juga Jonathan. Berlian, tanpa beban dan tidak tahu jika anaknya bukanlah anaknya bisa tersenyum tanpa memikirkan apa pun. Dirinya merasa bahagia karena sekarang saudaranya itu sudah memiliki anak, pasti lengkap sudah kebahagiaan di keluarga mereka itu.Namun, berbeda dengan Jonathan yang walau tersenyum tapi hatinya tetap getir. Setiap memandang bayi itu, ia teringat sang anak. Bahkan, nama yang sudah dia persiapkan pun tak diberikan pada bayi laki-laki itu. Dirinya benar-benar berharap jika ada suatu keajaiban yang membawa putranya bisa kembali lagi, ia tidak mau kehilangan darah dagingnya. Pasti dirinya akan menyesal seumur hidup dan ia akan hidup dalam penyesalan setiap harinya. Sekarang pun ia terus saja berusaha untuk bisa menemukan di mana keberadaan sang anak tanda siang malam dirinya terus saja memikirkan tentang putranya itu.Lagi, Jonathan kembali berbicara pada bayi mungil itu. "Andai kau tahu, aku sesungguhnya belum bi

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Gen kemiripan

    Mereka semua berkumpul di ruang tamu, Arnold datang bersama Mischa dan Rara yang sudah hamil besar. Putrinya itu sangat merindukan anak Jonathan, sejak tadi siang terus saja merengek sampai-sampai membuat Rara tidak mampu untuk membujuknya lagi dan akhirnya mereka semua datang ke kediaman Jonathan.Arnold langsung saja duduk di sebelah adiknya, dan sang istri langsung saja menghampiri Berlian yang tengah menggendong bayinya itu."Lian, duh jadi deg degan nunggu lahiran," tukas Rara.Rara tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya, ia juga walaupun ini bukan pengalaman pertamanya melahirkan. Namun, ia merasa begitu sangat takut, karena memang setiap lahiran itu berbeda-beda kontraksinya. Dahulu saja ia benar-benar merasa begitu sangat sakit bahkan Arnold pun menolaknya beberapa kali untuk kembali lagi memiliki momongan."Iya Mbak, kamu sehat-sehat ya." Berlian terus saja memberikan motivasi serta nasehat-nasehat kepada Rara untuk tetap menjaga kesehatannya. Berlian juga merasa jika pen

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Bayi pintar

    "Bagaimana, dia pintar kah hari ini?" tanya Jonathan saat pulang dari kantor. Pria itu berusaha bersikap tenang seolah-olah bayi laki-laki itu adalah bayinya. Demi kebahagiaan Berlian, dia tak mau istrinya stres dengan keadaan yang sebenarnya.Walaupun dirinya benar-benar begitu sangat tertekan, ia sangat merindukan anaknya dan juga dirinya belum mengetahui bagaimana nasib dari putranya itu. Apakah putranya semua kebutuhannya terpenuhi, apakah putranya sudah minum susu, apakah putranya bisa tidur dengan nyenyak? "Dia pintar, laki-laki hebat seperti kamu."Berlian benar-benar menjadi Ibu yang terbaik untuk kedua anaknya itu. Ia juga sangat menyayangi putranya tersebut, apalagi anaknya benar-benar tidak menyusahkan, tidak seperti bayi lainnya pada umumnya Rio benar-benar begitu sangat penurut dan jarang sekali menangis. Bahkan malam pun anaknya itu pun menangis hanya meminta susu saja. Berlian benar-benar merasa begitu sangat bahagia karena mendapatkan anak-anak yang sangat pintar sep

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Bayi pengganti

    Masalah rumah sakit di urus oleh Arnold. Sementara, Jonathan fokus dengan bayi yang sudah berada di tangannya dan hari ini akan pulang bersamanya dan Berlian. Entah, dia jatuh hati dengan bayi tampan yang dia adopsi dari sebuah panti asuhan. Sedikit ada kemiripan, bayi laki-laki itu berkulit putih bersih, bibir tipis juga rambut tebal.Atas bantuan kakaknya, dia bisa menemukan bayi itu dirinya tidak mau membuat keadaan sang istri terpuruk dengan apa yang terjadi kepada bayi mereka biarkan dirinyalah yang bertanggung jawab mencari bayi itu dan ia juga tidak akan pernah melepaskan pihak rumah sakit bagaimana bisa mereka semua berkamuflase menyalahkan rencana alam tentang keteledorannya itu benar-benar tidak bisa memaafkan bagaimanapun juga iya seorang ayah dirinya benar-benar kehilangan bayinya."Satrio Perkasa." Jonathan telah memberi nama bayi yang ia adopsi dari sebuah panti asuhan tentu saja hanya dirinya dan juga sang kakak yang mengetahui hal tersebut ia tidak mau jika banyak ora

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Bayi lain

    "Kami akan bertanggung jawab." Pihak rumah sakit benar-benar tidak menyangka, justru Arnold terlihat lebih berambisius dan berapi-api bahkan sejak tadi lelaki itu terus saja mengomel. Ia menyindir pihak ke rumah sakit yang benar-benar begitu sangat teledor bagaimana bisa keponakannya yang baru saja dilahirkan hilang, padahal rumah sakit ini adalah rumah sakit ternama. Rumah sakit besar, tidak mungkin Jonathan memilih rumah sakit asal-asalan untuk perawatan putra dan juga istrinya. Namun, ternyata rumah sakit yang ternama saja bisa begitu teledor. Sekarang dirinya tidak mengetahui bagaimana kondisi dari keponakannya itu, Arnold benar-benar merasa begitu kasihan dengan adiknya tersebut karena terlihat begitu sangat jelas jika Jonathan begitu emosional dan juga sedih."Tanggung jawab? Kalian pikir, keponakan saya hilang itu bisa di ganti?" Arnold marah. Sejak tadi pihak rumah sakit terus saja mengatakan tentang tanggung jawab tanggung jawab, sedangkan mereka saja tidak bisa bertanggung

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Suster itu meninggal

    "Ada apa kamu memanggilku ke sini, Jo?" tanya Arnold. Arnold memang tadi melihat pemberitaan tentang gempa yang baru saja terjadi di kota mereka itu. Ia juga begitu sangat khawatir apalagi saat mengetahui jika adik iparnya baru saja melahirkan dan berada di rumah sakit, iya saja yang berada di rumah merasa begitu sangat panik saat merasakan gempa bumi itu yang berada di rumah sakit.Akan tetapi, saat dirinya menelpon sang adik untuk menanyakan perihal bagaimana keadaannya serta keluarganya di rumah sakit, tetapi adiknya itu justru memintanya untuk segera datang ke rumah sakit dan terdengar suara dari Jonathan sangatlah panik membuat Arnold langsung saja bergegas ke rumah sakit. Dirinya benar-benar merasa begitu sangat khawatir, takut jika terjadi sesuatu."Bayiku hilang." Wajah Arnold berubah memerah, bukan hanya Jo yang emosi. Sebagai kakak dia pun begitu kesal. Lelaki itu langsung saja menuntut adiknya bercerita bagaimana bisa rumah sakit ini adalah rumah sakit besar dan juga tern

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Bayi Pak Jonathan

    Terjadi kegaduhan di ruang bayi, salah satu bayi hilang karena kejadian gempa bumi. Entah suster mana yang membawanya, mereka semua panik lalu menghubungi pihak rumah sakit.Karena jumlah bayi yang diselamatkan serta jumlah bayi yang ada sebelum kejadian itu pun berbeda. "Bagaimana bisa hilang?" tanya salah satu pemimpin rumah sakit. Keadaan benar-benar begitu sangat gaduh, karena salah seorang bayi tiba-tiba menghilang entah suster mana yang membawanya, karena mereka semua tidak ada yang mau mengaku dan mereka memang memegang bayi satu per orang satu."Kami semua panik, membawa bayi satu orang satu. Bayi yang di inkubator itu entah siapa yang membawa, kami semua membawa sekaligus papan namanya. Tapi, bayi yang satu itu ...."Semua suster sangat ketakutan, karena kejadian gempa bumi tadi benar-benar membuat semua orang panik bahkan mereka semua tidak memperhatikan masing-masing bayi yang ada di inkubator. Mereka menyelamatkan bayi yang belum diselamatkan oleh temannya, membawa bayi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status