Hari libur seperti ini Berlian sudah bangun pagi dan menyiapkan beberapa sarapan. Ia senang karena bisa membantu asisten rumah tangganya. Sarapan spesial untuk suami tercinta juga anak kesayangannya. Bu Santi muncul dari kamar, ia pun menghampiri Berlian. Senang sekali ibu mertuanya melihat Berlian yang rajin di dapur. "Ma, apa selama ini Papa dekat dengan Cinta?" Berlian penasaran dan bertanya pada ibu mertuanya. "Iya, mama juga aneh. Enggak tahu deh tiba-tiba dia jadi sok akrab. Katanya nanti mau berenang habis sarapan sama Cinta, Misca juga di telepon buat datang." Bu Santi menjelaskan.Berlian mengernyitkan kening, tak menyangka jika ayah mertuanya bisa berubah seperti itu. Ia pun memikirkan bagaimana bisa yang tadinya sangat benci menjadi perhatian."Mungkin karena anak kamu menggemaskan, sebenarnya Papa senang sama anak kecil. Perhatian banget, ada Cinta ya tambah senang. Awalnya gengsi. "Berlian tersenyum, benar juga awalnya memang terlihat gengsi, tapi setelah itu sang ana
"Aku enggak akan membatalkan pernikahan kita, semua sudah berjalan hampir 100%. Mana bisa kita membatalkan begitu saja apalagi Papaku sudah mempersiapkan semua dengan baik. Apa kamu tega membatalkan dan membuat rugi besar pada papaku?" Alva menoleh ke arah Cantika yang wajahnya sudah pucat mendengar ucapannya."Atau kamu mau mengganti rugi semua kerugian yang sudah berjalan?" Alva kembali bicara dan membuat Cantika merasa takut.Cantika terdiam mendengar ucapan dari Alva yang membuat bulu kuduknya merinding lebih menakutkan dari hantu yang muncul di malam hari. "Kamu mau mengancam aku, atau kamu memang sudah mencintai aku?" Alva menoleh kembali lalu terkekeh. Apa benar ucapan Cantika jika dirinya telah jatuh cinta pada gadis itu bahkan seharusnya dia bisa bebas karena sudah tak ada tanggungjawab pada Cantika. "Aku tidak mengancam, hanya saja mengingatkan jika kamu batal menikah dengan aku apa ada pria yang mau menikah dengan wanita yang sudah tak suci alias pernah hamil alias perna
Rasanya malas Jonathan meninggalkan Berlian di rumah. Hari libur harusnya bersama dengan keluarga, apa daya dia harus keluar bekerja kalau tidak dirinya terkesan tidak profesional.Acara promo mereka berlangsung dengan lancar bahkan berada di trending saat mereka mengadakan live di salah satu sosial media. Belum lagi Anggun selebgram yang sedang naik daun itu membuat nilai plus brain mereka."Apa kamu tidak mau mengucapkan selamat padaku atau berterima kasih karena telah menjadi BA di perjalanan kamu dan membuat produk yang sedang berjalan ini sukses?" Anggun terlihat sombong di hadapan Jonathan. Anggun merasa tinggi karena Ia berpikir produk yang diluncurkan perusahaan Jonathan itu naik karena adanya dirinya. Wajah cantik dan terkenal membuat semua orang ingin tahu dan ikut membeli karena ingin memiliki wajah cantik seperti Anggun.Jonathan hanya menggeleng, ia tidak mau banyak bicara dengan Anggun atau berdekatan dengan wanita itu karena bisa jadi ada yang salah menggunakan dirinya
"Berengsek!" Jonathan memukul keras pintu mobil. Bila tak di tahan oleh Arnold, ia pun sudah habis memukul Anggun yang biacara seenaknya saja. Kali ini Arnold pun tak bisa berpikir dengan jernih karena saham mereka pasti akan anjlok."Lebih baik kita pulang, kamu hubungin atau telepon Berlian. Lalu, Papa juga Pak Hardian. Langkah mengambil Anggun menjadi BA memang langkah yang salah. Masuk mobil, biar aku yang bawa." Jonathan gegas masuk mobil sembari ia mengabari Berlian. Tapi, wanita itu tidak mengangkat panggilannya. Jonathan sangat cemas, langsung ia membuka sosial media. Benar saja, berita itu menyebar begitu cepat. Skandal kedua kalinya Jonathan, CEO muda yang sedang naik daun."Sialan!" Jonathan mengepalkan kencang tangannya, kini dalam sekejap semua hancur oleh Anggun wanita yang tak ia kira tak bahaya. Ia berpikir jika hal ini sudah masuk sosial media, Berlian atau keluarga mereka pun sudah tahu. Anggun benar-benar nekat melakukan hal itu. Di pikiran wanita itu hanya ada
Pertemuan keluarga itu sudah selesai dan mereka kembali ke rumah masing-masing. Sebelum pulang Alva menemui Jonathan ia mengatakan jika dirinya di tengah emosi entah bisa mempercayai apa yang dibicarakan oleh Jonathan atau tidak. Jonathan pun tidak mengambil pusing dan memaafkan Alva yang mungkin memang ingin membela saudara tirinya. Hanya saja Jonathan seperti curiga jika Alva masih menyimpan perasaan pada Berlian.Jonathan mengajak Berlian ke kamar untuk beristirahat sebelum tidur Jonathan mengajak bicara istrinya agar ia merasa lega tentang kesalahpahaman yang sedang terjadi. "Apa kamu percaya aku?" tanya Jo."Tidak mudah untuk percaya, juga tidak mudah untuk memantapkan hati jika kamu memang tak seperti yang di katakan oleh Anggun. Tapi, aku di paksa untuk percaya dan berada di garda depan untuk membela suamiku." Berlian kembali menatap Jonathan, kali ini ia memang yakin jika suaminya tak bersalah. Jonathan mengecup bibir Berlian, wanita itu sedikit menolak tapi Jonathan memaks
Berita yang disebarkan oleh Anggun semakin lama semakin menghilang dalam beberapa hari. Tuan Hardian juga Ferdinand begitu cepat untuk mengatasi masalah tersebut. Berlian pun sudah menyiapkan beberapa hal yang akan ia lakukan pada wanita yang ingin merusak rumah tangganya. Sesuai dengan arahan ayah sambungnya, kali ini Berlian akan menemui Anggun di sebuah tempat di mana wanita itu syuting. Lain halnya dengan Anggun, managernya datang dan langsung menemuinya. "Gila, kontrak sebesar itu membatalkan kerja sama saat sudah berjalan. Ini nih, akibat ulah gila kamu yang bicara seenaknya di depan media," sang manager begitu emosi. Anggun mengambil berkas yang baru saja di print oleh Sasa managernya. Ia perlahan membaca, tubuhnya lemas. Ia tak menyangka jika perusahaan itu bisa membatalkan kontrak kerja mereka. Anggun yakin jika mereka tak akan memberhentikan dirinya karena mereka pasti akan rugi besar dengan promo yang sudah berlangsung. "Mana mungkin begini." Tangan Anggun gemetar saat
"Lebih baik kamu keluar dari sini." Anggun menarik dan mendorong Berlian, tapi istri sah Jonathan tak mau kalah. Ia menahan tubuhnya agar tak terdorong oleh Anggun. Anggun semakin menjadi, ia langsung mendorong kembali dengan keras hingga membuat Berlian terjatuh dan pingsan."Nggun, ini gila. Dia pingsan, bagaimana ini?" Sasa ketakutan dengan wajah yang sangat pucat. Bagaimana tidak, ia melihat Berlian terjatuh saat kepalanya terbentur tembok. "Aduh, kamu bikin aku panik. Sudah cepat panggil satpam, bilang aja dia kepleset. Jangan panik," ujar Anggun.Sasa pun ke luar dan memanggil Satpam, gegas satpam langsung membawa Berlian ke rumah sakit saat tahu wanita itu tak sadarkan diri. Anggun yang berada di ruang make up tak berani keluar, hanya saja yang menemani Berlian karena Anggun akan mulai syuting. Sasa pun sampai di rumah sakit, mereka langsung membawa ke IDG. Sasa membawa tas Berlian, saat itu pun ada panggilan masuk.Sasa langsung menerimanya dan mengatakan jika si pemilik po
"Ada apa ini Pak mungkin Bapak salah orang saya tidak melakukan apa-apa," ujar Anggun wanita itu berusaha mengelak, dirinya juga merasa sangat malu karena beberapa kru dan juga pemain lainnya mulai menghampiri.Pihak kepolisian membawa surat yang sah yang tertulis atas nama wanita itu membuat Anggun tidak bisa mengelak lagi.Anggun tak bisa berkata apa-apa lagi mau tidak mau dirinya harus ikut ke kantor polisi bahkan beberapa polisi juga mengawalnya takut jika ia akan melarikan diri.***Sampai di kantor polisi dan agama ia langsung memasuki sebuah ruangan di sana sudah ada petugas kepolisian."Saya itu tidak bersalah ini hanya kesalahpahaman saja bisa tidak kalian terus dikit sopan," ungkap Anggun."Jika Anda ingin diperlakukan dengan baik maka kooperatif."Anggun benar-benar merasa kesal."Aku ini artis terkenal, awas aja kalian, ya, aku bisa membuat para netizen menyerang kalian kadang tidak memperlakukanku dengan baik," ungkap Anggun dengan sombongnya."Kami hanya melakukan tugas