Vera berada di IGD, Tuan Rafa juga Tante Reni pun gegas menuju rumah sakit saat ada yang menghubungi mereka. Sementara, Alva dan Cantika juga sedang menuju rumah sakit.Beberapa waktu lalu ada telepon masuk dan mengabarkan jika Vera berada di rumah sakit karena mengalami pendarahan hebat. Tante Reni gegas menuju IGD saat sampai lalu bertanya apa yang terjadi dengan anaknya. "Pasien sedang di tangani dokter. Ibu tunggu saja, sebentar lagi dokter ke luar dan akan menjelaskan." Salah satu suster menjelaskan pada tante Rani.Benar, tidak lama dokter keluar dari ruangan. Tuan Rafa bergegas menghampiri dokter itu. Lalu bertanya bagaimana keadaan keponakannya. Cantika dan apapun baru datang dan langsung menghampiri sang ayah. Dengar kabar Vera berada di rumah sakit, Cantika langsung mengajak Alva ke sana."Dok, gimana kondisi keponakan saya?""Pendarahannya cukup hebat, kebanyakan anda mengalami keguguran." Cantika teringat saat dia juga pernah merasakan hal yang dirasakan Vera. Keguguran
"Kamu sudah periksa ke dokter lagi belum?" tanya Bu Shafira. Mereka makan siang bersama, setelah sekian lama menahan rindu akhirnya Bu Shafira bisa berkumpul di satu meja bersama anak dan menantunya. Alva pun lega karena sang ibu kini sudah mau menerima Cantika walau harus ada drama ke luar dari rumah. Semua itu ide bagus dari sang ayah yang mencoba membuat Bu Shafira sadar dengan kekeliruan dan keegoisannya. Bagaimana pun, akhirnya ia sukses dengan semua itu. Cantika terlihat bahagia dengan berkumpul bersama ibunya. Bu Shafira kembali sepeti beberapa waktu, ramah dan perhatian. "Aku mau ikut mama ke resto, ketemu Berlian. Boleh Al?" tanya Cantika."Boleh kalau kamu mau. Ma, boleh?" tanya Alva pada sang ibu. "Boleh, dong. Nanti kita ke supermarket dulu biar kamu ada cemilan. Di sana makanan berat, takut kamu pengen nyemil." Bu Shafira terlihat sangat senang. Alva benar-benar bahagia melihat kedua wanita yang dia cintai terlihat akur. Apalagi itu akan membuat Cantika lebih tenang
Jonathan begitu bingung, apalagi dia juga tadi sempat mendengar tangisan dari keponakannya itu. Sebagai seorang anak dirinya juga pernah merasakan mau sebahagia apapun dengan orang lain, pasti akan tetap saja mengingat ibunya begitu juga dengan Mischa keponakannya itu. Apalagi dirinya sangat mengetahui jika hubungan anak dan ibunya pasti memiliki ikatan batin. Mungkin sekarang ponakannya itu tengah merasakan jika di keluarganya sedang tidak baik-baik saja.Jonathan mematikan ponsel."Mischa menangis, dia mencari keberadaan ibunya." Ada rasa iba tersirat di wajah lelaki itu. Dia benar-benar begitu prihatin dengan apa yang terjadi kepada kakaknya tersebut. Memang jika ada masalah antara orang tua pasti anakku yang akan terkena dampaknya dan sekarang sangat terlihat jelas jika yang menjadi korban sesungguhnya di sini.Kebenaran pun belum terungkap dan kakak iparnya masih tetap kokoh ingin mengajukan gugatan perceraian. Tentu saja hal tersebut juga pasti mengganggu pikiran kakaknya dan ju
Sebagai seorang wanita, Bu Resti ibunya Rara pun merasakan rasanya menjadi Rara. Namun, ia mengatakan jika tidak percaya dengan apa yang di perbuat Arnold. Ia bukan membela menantunya itu, tetapi melihat apa yang selama ini dilakukan oleh menantunya sepertinya apa yang dituduhkan oleh wanita bernama Rania itu bukanlah hal yang benar. Dirinya juga benar-benar tidak menyangka bahkan hal tersebut membuat anaknya benar-benar hancur.Apa yang dikatakan oleh Rara itu memang ada benarnya jika putrinya bersama dengan Arnold, tentu semua kebutuhannya pasti akan terjamin. Siapa yang tidak mengenal keluarga Pak Ferdinand pengusaha ternama di Jakarta."Mama, masih benar-benar tidak menyangka jika Arnold melakukan hal itu," ungkap Bu Resti.Rara pun, menoleh dan menatap ke arah ibunya. Jangankan wanita itu, dirinya saja tidak menyangka jika ternyata Arnold bisa berbuat sekeji itu. Pernikahan keduanya yang semula sangat bahagia dan menjadi idaman wanita lain, kini berubah seperti neraka yang mengge
Terdiam seketika Jonathan pun mencoba untuk berpikir positif. Mungkin hanya sekedar nama saja yang sama. Bukan orang yang sama dan yang dia kenal. Namun, nama itu benar-benar sangat familiar di telinganya dan ia juga sangat kenal dengan orang yang dimaksud itu. Dengan keras Jonathan masih berusaha untuk berpikir dan mengingat-ingatnya.Melihat sang suami yang terdiam, membuat Berlian benar-benar heran. Iya terus-terusan menetap ke arah suaminya. Hal apa yang tengah mengganggu pikiran suaminya itu sampai-sampai membuat Jonathan melamun padahal selama ini lelaki itu selalu terlihat ceria dan berusaha untuk menghiburnya dan menguatkannya, karena menurut dokter hormon seorang ibu hamil itu tergantung dengan suaminya yang pandai dalam mengatur suasana hati dari sang istri."Jo, kamu kenapa?" Berlian yang berada tepat di sebelah suaminya itu, langsung saja mengusap wajah dari Jonathan.Jonathan terkejut, karena ia berusaha untuk mengingat-ingat nama itu dan meyakinkan jika dia bukanlah oran
Pada siang bolong seperti ini, Raymond merasakan tubuhnya berkeringat dingin. Ia benar-benar sangat ketakutan, tidak menyangka jika ternyata Vera benar-benar berani melakukan hal tersebut.Dirinya banyak di tag oleh teman-temannya mengenai postingan dari wanita itu. Postingan Yang pastinya membawa-bawa dirinya, bahkan postingan tersebut membuat ia banyak dihujat oleh beberapa orang, menurutnya ternyata Vera benar-benar gila karena sudah mempermalukan dirinya dan juga dirinya sendiri"Kamu memang benar-benar tidak waras." Reymond berusaha untuk menghubungi, Vera Karena wanita itu sudah membuat ulah. Dirinya kira dia akan sama seperti wanita-wanita lainnya, tetapi ternyata salah justru Vera membuat dirinya benar-benar merasa begitu jelek bahkan banyak orang juga yang mulai mengirimnya pesan dari sosial media dan bahkan menghujatnya mengatakan jika ia adalah laki-laki brengsek."Sial! Kenapa dia berani memprosting seperti itu?" Reymond bergumam kesal, apa yang di lakukan Vera di luar du
Cantika langsung saja mendatangi sepupunya itu, ia ingin mengkonfirmasikan tentang apa yang baru saja dia lakukan di sosial media yang membuat dirinya viral dan juga lelaki tidak bertanggung jawab itu."Apa kamu sudah gila, Vera?" Cantika benar-benar tidak menyangka jika ternyata sepupunya itu sudah tidak memiliki otak untuk berpikir lagi.Tak tahukah jika perbuatannya di sosial media itu akan berbentuk panjang, bahkan jejak digital tidak mudah hilang. Apalagi sudah banyak orang yang mungkin saja menscreenshot atau merekam ulang videonya, tentu saja jika sudah seperti itu maka akan sulit hilang jejak digital yang saya buat saat ini."Apa kamu tidak bisa berpikir panjang terlebih dahulu, sebelum melakukan apa-apa. Kenapa kamu selalu mengikuti egomu saja Vera?" Cantika benar-benar tidak tahu harus berkata apa lagi mengenai sepupunya tersebut yang menurutnya apa yang dilakukan oleh para benar-benar begitu nekat."Aku tidak peduli Cantika, jika aku hancur maka dia juga harus hancur. Meras
Jonathan tak bisa membantu apa pun, Rania wanita yang berteriak ingin dinikahi kakaknya pun benar benar sangat licin. Saat ini, wanita itu pun berani datang ke kantor dan menghampiri Arnold.Dirinya tidak menyangka jika ternyata wanita itu benar-benar seperti ular berbisa, racunnya begitu mematikan bahkan kakaknya pun yang terlihat baik-baik bisa terjerat oleh dia.Jonathan hanya mampu mengikuti wanita, yang benar-benar menurutnya begitu kejam dan tidak memiliki hati karena sudah menghancurkan mental wanita lain dan menghancurkan masa depan seorang anak. Dirinya hanya memikirkan keponakannya saja, setiap hari menanyakan keberadaan ibunya dan terus-terus menangis, dirinya sangat takut jika perkembangan mental dari keponakannya itu justru terganggu dan jika sampai mental keponakannya rusak itu semua adalah salah dari Rania wanita itu benar-benar tidak memiliki hati.Melihat viralnya berita tentang Vera yang di hamili kekasihnya, Rania pun melakukan hal yang sama. Dirinya ingin membuat h
6Hari ini adalah hari ulang tahun Al Bara, ya hari ulang tahunnya adalah hari di mana anak kandung Jonathan lahir. Tak mungkin Jonathan akan membedakan hari ulang tahun tersebut karena bagaimanapun juga anak lelaki itu adalah pengganti anak kandungnya. Pengganti kebahagiaan keluarganya, dan ia juga benar-benar menyayangi Al Bara seperti putranya sendiri.Apalagi juga dirinya benar-benar sangat menyayangi anak tersebut, kecerdasannya, serta kepiawaiannya membuat ia benar-benar merasakan kasih sayangnya. Entahlah mungkin itulah yang menjadi alasan mengapa dirinya saat itu lebih memilih albara untuk menjadi anaknya, padahal di panti asuhan sangat sekali bayi-bayi lain. Namun, ia tetap saja memilih Al Bara untuk menjadi putranyaMereka semua sibuk menata ruangan. Dengan semringah dan gembira. Terlihat Berlian juga, Cinta dan Al yang sedang ikut mendekorasi. Memang wanita itu sengaja ingin mendekorasi ruangan itu bersama-sama dengan keluarga, tanpa menggunakan jasa. Berlian hanya ingin me
Jonathan duduk sembari memangku Al Bara. Anak laki-laki itu tadi berceloteh dan didengarkan sang ayah. Lucu, mulut kecil itu selalu mengatakan akan menjadi seperti papa Jo ketika besar. Apa yang selama ini dirinya niatkan jika lahirnya albara itu untuk membuat bahagia dirinya dan juga keluarganya, tetapi di saat ia tersenyum tiba-tiba senyuman itu lenyap seketika. Dimana dirinya kembali lagi mengingat detik-detik saat putranya hilang. Saat itu kebahagiaannya sudah tidak sempurna lagi. Walaupun ia tertawa karena kamu tetapi kebahagiaan itu bisa lenyap tiba-tiba.Jonathan memejamkan matanya, mengapa rasanya benar-benar begitu sangat sakit. Rasanya jauh lebih sakit saat dirinya dan juga berlian berpisah waktu itu. Pernyataan benar-benar merasa jika ia gagal menjadi seorang ayah karena dirinya tidak bisa menemukan dimana keberadaan putranya itu. Namun, Jonathan pun sudah melakukan berbagai macam cara untuk bisa menemukan di mana putranya berada, tapi semuanya hanya berakhir dengan sia-sia
Kabar baik dari Alva di sambut semringah oleh Berlian juga Jonathan. Berlian, tanpa beban dan tidak tahu jika anaknya bukanlah anaknya bisa tersenyum tanpa memikirkan apa pun. Dirinya merasa bahagia karena sekarang saudaranya itu sudah memiliki anak, pasti lengkap sudah kebahagiaan di keluarga mereka itu.Namun, berbeda dengan Jonathan yang walau tersenyum tapi hatinya tetap getir. Setiap memandang bayi itu, ia teringat sang anak. Bahkan, nama yang sudah dia persiapkan pun tak diberikan pada bayi laki-laki itu. Dirinya benar-benar berharap jika ada suatu keajaiban yang membawa putranya bisa kembali lagi, ia tidak mau kehilangan darah dagingnya. Pasti dirinya akan menyesal seumur hidup dan ia akan hidup dalam penyesalan setiap harinya. Sekarang pun ia terus saja berusaha untuk bisa menemukan di mana keberadaan sang anak tanda siang malam dirinya terus saja memikirkan tentang putranya itu.Lagi, Jonathan kembali berbicara pada bayi mungil itu. "Andai kau tahu, aku sesungguhnya belum bi
Mereka semua berkumpul di ruang tamu, Arnold datang bersama Mischa dan Rara yang sudah hamil besar. Putrinya itu sangat merindukan anak Jonathan, sejak tadi siang terus saja merengek sampai-sampai membuat Rara tidak mampu untuk membujuknya lagi dan akhirnya mereka semua datang ke kediaman Jonathan.Arnold langsung saja duduk di sebelah adiknya, dan sang istri langsung saja menghampiri Berlian yang tengah menggendong bayinya itu."Lian, duh jadi deg degan nunggu lahiran," tukas Rara.Rara tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya, ia juga walaupun ini bukan pengalaman pertamanya melahirkan. Namun, ia merasa begitu sangat takut, karena memang setiap lahiran itu berbeda-beda kontraksinya. Dahulu saja ia benar-benar merasa begitu sangat sakit bahkan Arnold pun menolaknya beberapa kali untuk kembali lagi memiliki momongan."Iya Mbak, kamu sehat-sehat ya." Berlian terus saja memberikan motivasi serta nasehat-nasehat kepada Rara untuk tetap menjaga kesehatannya. Berlian juga merasa jika pen
"Bagaimana, dia pintar kah hari ini?" tanya Jonathan saat pulang dari kantor. Pria itu berusaha bersikap tenang seolah-olah bayi laki-laki itu adalah bayinya. Demi kebahagiaan Berlian, dia tak mau istrinya stres dengan keadaan yang sebenarnya.Walaupun dirinya benar-benar begitu sangat tertekan, ia sangat merindukan anaknya dan juga dirinya belum mengetahui bagaimana nasib dari putranya itu. Apakah putranya semua kebutuhannya terpenuhi, apakah putranya sudah minum susu, apakah putranya bisa tidur dengan nyenyak? "Dia pintar, laki-laki hebat seperti kamu."Berlian benar-benar menjadi Ibu yang terbaik untuk kedua anaknya itu. Ia juga sangat menyayangi putranya tersebut, apalagi anaknya benar-benar tidak menyusahkan, tidak seperti bayi lainnya pada umumnya Rio benar-benar begitu sangat penurut dan jarang sekali menangis. Bahkan malam pun anaknya itu pun menangis hanya meminta susu saja. Berlian benar-benar merasa begitu sangat bahagia karena mendapatkan anak-anak yang sangat pintar sep
Masalah rumah sakit di urus oleh Arnold. Sementara, Jonathan fokus dengan bayi yang sudah berada di tangannya dan hari ini akan pulang bersamanya dan Berlian. Entah, dia jatuh hati dengan bayi tampan yang dia adopsi dari sebuah panti asuhan. Sedikit ada kemiripan, bayi laki-laki itu berkulit putih bersih, bibir tipis juga rambut tebal.Atas bantuan kakaknya, dia bisa menemukan bayi itu dirinya tidak mau membuat keadaan sang istri terpuruk dengan apa yang terjadi kepada bayi mereka biarkan dirinyalah yang bertanggung jawab mencari bayi itu dan ia juga tidak akan pernah melepaskan pihak rumah sakit bagaimana bisa mereka semua berkamuflase menyalahkan rencana alam tentang keteledorannya itu benar-benar tidak bisa memaafkan bagaimanapun juga iya seorang ayah dirinya benar-benar kehilangan bayinya."Satrio Perkasa." Jonathan telah memberi nama bayi yang ia adopsi dari sebuah panti asuhan tentu saja hanya dirinya dan juga sang kakak yang mengetahui hal tersebut ia tidak mau jika banyak ora
"Kami akan bertanggung jawab." Pihak rumah sakit benar-benar tidak menyangka, justru Arnold terlihat lebih berambisius dan berapi-api bahkan sejak tadi lelaki itu terus saja mengomel. Ia menyindir pihak ke rumah sakit yang benar-benar begitu sangat teledor bagaimana bisa keponakannya yang baru saja dilahirkan hilang, padahal rumah sakit ini adalah rumah sakit ternama. Rumah sakit besar, tidak mungkin Jonathan memilih rumah sakit asal-asalan untuk perawatan putra dan juga istrinya. Namun, ternyata rumah sakit yang ternama saja bisa begitu teledor. Sekarang dirinya tidak mengetahui bagaimana kondisi dari keponakannya itu, Arnold benar-benar merasa begitu kasihan dengan adiknya tersebut karena terlihat begitu sangat jelas jika Jonathan begitu emosional dan juga sedih."Tanggung jawab? Kalian pikir, keponakan saya hilang itu bisa di ganti?" Arnold marah. Sejak tadi pihak rumah sakit terus saja mengatakan tentang tanggung jawab tanggung jawab, sedangkan mereka saja tidak bisa bertanggung
"Ada apa kamu memanggilku ke sini, Jo?" tanya Arnold. Arnold memang tadi melihat pemberitaan tentang gempa yang baru saja terjadi di kota mereka itu. Ia juga begitu sangat khawatir apalagi saat mengetahui jika adik iparnya baru saja melahirkan dan berada di rumah sakit, iya saja yang berada di rumah merasa begitu sangat panik saat merasakan gempa bumi itu yang berada di rumah sakit.Akan tetapi, saat dirinya menelpon sang adik untuk menanyakan perihal bagaimana keadaannya serta keluarganya di rumah sakit, tetapi adiknya itu justru memintanya untuk segera datang ke rumah sakit dan terdengar suara dari Jonathan sangatlah panik membuat Arnold langsung saja bergegas ke rumah sakit. Dirinya benar-benar merasa begitu sangat khawatir, takut jika terjadi sesuatu."Bayiku hilang." Wajah Arnold berubah memerah, bukan hanya Jo yang emosi. Sebagai kakak dia pun begitu kesal. Lelaki itu langsung saja menuntut adiknya bercerita bagaimana bisa rumah sakit ini adalah rumah sakit besar dan juga tern
Terjadi kegaduhan di ruang bayi, salah satu bayi hilang karena kejadian gempa bumi. Entah suster mana yang membawanya, mereka semua panik lalu menghubungi pihak rumah sakit.Karena jumlah bayi yang diselamatkan serta jumlah bayi yang ada sebelum kejadian itu pun berbeda. "Bagaimana bisa hilang?" tanya salah satu pemimpin rumah sakit. Keadaan benar-benar begitu sangat gaduh, karena salah seorang bayi tiba-tiba menghilang entah suster mana yang membawanya, karena mereka semua tidak ada yang mau mengaku dan mereka memang memegang bayi satu per orang satu."Kami semua panik, membawa bayi satu orang satu. Bayi yang di inkubator itu entah siapa yang membawa, kami semua membawa sekaligus papan namanya. Tapi, bayi yang satu itu ...."Semua suster sangat ketakutan, karena kejadian gempa bumi tadi benar-benar membuat semua orang panik bahkan mereka semua tidak memperhatikan masing-masing bayi yang ada di inkubator. Mereka menyelamatkan bayi yang belum diselamatkan oleh temannya, membawa bayi