Share

Part 47 : Tangga Batu

Setenang air sungai yang mengalir, setenang itu pulalah dua perahu kayu itu melintas di hadapan api unggun tersebut. Tanpa menimbulkan suara sedikit pun. Para pria itu sedang berdiri dan berbincang-bincang satu sama lain. Bias sinar api unggun di kegelapan malam tampak benderang, membuat pepohonan yang tumbuh di sekeliling menjadi terlihat cukup jelas. Dalam beberapa detik, akhirnya dua perahu kayu itu pun berhasil melewati gerombolan para pemuja setan tersebut.

Ketika jarak mereka sudah mencapai puluhan meter dari tumpukan api unggun itu, barulah kemudian Pak Wawan dan semua orang bangun dari lantai perahu. Pendayung pun mulai dimainkan kembali.

*******

Hari telah gelap. Rembulan malam baru saja menampakkan wajahnya di ufuk timur. Cahayanya tampak begitu terang memenuhi cakrawala. Meri masih bergelut dalam pelarian yang tak kunjung berakhir. Enam orang pria itu terus mengejarnya dari belakang, mereka membawa api obor yang entah dari mana asalnya. Meri kehilanga

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status