Beranda / Pernikahan / Bukannya Udah Mantan? / mengajukan perceraian kembali

Share

mengajukan perceraian kembali

Penulis: iva dinata
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-30 21:14:49

Arana pov

Aku pulang menggunakan kereta api agar bisa menghemat uang. Aku membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk mengurus perceraian ku nanti, apalagi aku memilih menyewa pengacara untuk memudahkan prosesnya.

Kereta yang aku tumpangi berangkat jam 05.45 pagi. Membutuhkan waktu 5 jam untuk sampai di kota kelahiran ku. Sekitar pukul sebelas siang aku sampai, tanpa pulang ke rumah dulu aku langsung menuju ke kafe flower's tempat aku janji temu dengan pengacara yang akan mengurus perceraian ku dan Mas Saga.

Tadi malam setelah menghubungi pengacara, aku memberitahu keputusanku kepada kak Raka. Awalnya dia menyuruhku untuk memikirkannya kembali. Dia masih tetap saja memintaku untuk bicara baik-baik dulu dengan Mas Saga. Aku menjelaskan bahwa Mas Saga sudah tidak lagi menemui ku selama dua minggu ini. Bukankah harusnya dia berusaha meyakinkan aku jika dia berniat untuk kembali bersamaku lagi.

namun, kakak sepupuku itu tetap kekeh menyuruhku untuk menunda pengajuan gugatan sampai aku dan Mas Saga berbicara dulu. Dengan terpaksa akhirnya aku menceritakan tentang kejadian saat aku tidak sengaja mendengar pertengkaran Mas Saga dengan Rendra empat tahun lalu yang membuat aku memutuskan untuk pergi.

Setelah mendengarnya ceritaku kak Raka menyetujui rencanaku untuk segera mengajukan gugatan ke Mas Saga. Bahkan dia juga akan ikut saat menemui pengacara bersamaku hari ini.

Kak Raka juga sangat marah ketika aku menceritakan kalau Mas Saga sempat mengancam akan membuat ayah jatuh miskin jika aku mengajukan gugatan perceraian kami Kak Raka tidak menyangka jika Mas Saga ternyata serakah akan harta padahal, keluarganya sangat kaya hartanya tidak akan habis tujuh turunan.

Sama denganku, saat awal aku mengetahuinya ada rasa kecewa yang begitu besar yang membuat menyesal pernah begitu mencintainya.

Untuk menuju ke kafe Flower's aku menaiki taxi yang aku temui saat keluar dari stasiun. Di tengah perjalanan sebuah getaran terasa dari ponsel di dalam tasku, sebuah notifikasi pesan dari kak Raka.

Raka Mahardhika🐼

[Sudah di kafe Flower's?]

Keysa Arana🐈

[Sedang diperjalanan ]

Raka Mahardhika🐼

[Siap menunggu🙋‍♂️]

[Miss lelet]

Keysa Arana🐈

[Sabar ya! ]

[Sabar sebagian dari iman☺]

Setelah selesai membalas pesan kak Raka aku kembali memasukkan ponselku kedalam tas. Sekitar

Jam 11.35 aku sampai di kafe Flower's.

"Maaf lama, dari stasiun aku langsung kesini" kataku setelah duduk di kursi depan kak Raka.

Kak Raka mengangguk memaklumi. Lalu menyuruhku untuk segera memakan makanan yang sudah dia pesankan sejak tadi, sembari kami menunggu pengacara datang.

"Selamat siang Mbak Arana dan Mas Raka." sapa Gilang ramah. "Maaf saya telat. Apa sudah menunggu lama?" sambungnya memohon maaf.

"Tidak apa-apa pak Gilang, kami yang datangnya terlalu cepat" ujar Kak Raka lalu tersenyum sopan.

Aku mengangsurkan sebuah amplop coklat besar yang berisi beberapa lembar kertas foto copyan dan 2 lembar foto kepada Gilang. Dengan teliti Gilang memeriksa sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Baik kalau memang sudah benar-benar yakin maka saya akan segera mendaftarkan gugatannya ke pengadilan agar segera di proses." Gilang menanyakan kembali keputusanku yang langsung aku jawab dengan anggukan "Tapi sebelum itu saya minta Mbak Arana untuk menandatangani surat kuasa, yang menyatakan bahwa Mbak Arana memberi kuasa kepada saya untuk mengajukan gugatan." lanjutnya sambil mengulurkan sebuah kertas berisi surat kuasa dariku kepada Gilang selaku pengacara yang aku percaya untuk mengurus perceraianku dan Mas Saga.

Sebelum aku membubuhkan tanda tanganku, terlebih dulu aku membacanya dengan teliti. "Saya tidak menuntut apapun termasuk harta gono gini. Saya hanya ingin dipercepat saja prosesnya" kata lalu mengembalikan surat kuasa yang sudah ku tanda tangani. "Dan kalau bisa saya tidak perlu hadir"

"Baik Mbak. saya usahakan cukup saya saja yang hadir mewakili Mbak Arana." kata Gilang sambil mengangguk paham.

Aku dan kak Raka langsung pulang menuju rumah setelah semua urusan dengan Gilang selesai untuk melepas rindu pada dua paruh baya yang selalu menunggu kami pulang.

Bapak dan Ibu sangat bahagia menyambut kepulangan kami. Bahkan Ibu langsung menyiapkan makanan kesukaan kami untuk makan malam nanti.

Setelah Sholat magrib berjamaah, kami makan malam bersama dengan penuh canda dan tawa seperti dulu.

Tiba-tiba ku lihat ibu menangis, "Ibu kok nangis?" tanyaku mengelus lembut pundak ibu.

"Gak papa Na. Ini air mata bahagia, rasanya sudah lama sekali kita tidak berkumpul lagi seperti ini" jawab ibu sembari mengelus pipiku.

"Maafkan Arana ya bu! Selalu membuat ibu sedih"

"Hemm, Mulai sekarang jangan buat ibu sedih lagi ya! Kamu harus bahagia agar ibu juga bahagia" ucap ibu lalu mencubit pipiku sambil terkekeh.

"Apapun keputusan kamu, Bapak dan Ibumu akan mendukung mu" sahut Bapak.

Aku menarik nafas panjang sebelum berbicara, "Aku akan mengajukan gugatan cerai ke Mas Saga Pak, Buk" beritahu ku menatap ibu dan bapak bergantian.

"Kamu yakin Na? Sudah dipikirkan baik-baik?" tanya bapak memastikan keputusanku.

Aku mengangguk mantap, yakin dengan keputusan yang sudah aku ambil.

"Arana sudah menyerahkan semua urusannya ke pengacara. Mungkin itu yang terbaik buat mereka. Dari pada mereka saling menyakiti akan lebih baik berpisah dan mengejar kebahagiaannya masing-masing." tutur kak Raka mendukung keputusanku.

"Aku akan mengganti semua uang yang di berikan Mas Saga selama aku kuliah di kota B. Aku kuliah sambil kerja jadi tidak semua uang yang kak Raka tranfer aku pakai. Jadi masih ada sisa uang cukup banyak di rekeningku" kataku lalu tersenyum.

"Iya. Kembalikan semuanya. Ibu juga tidak akan merestui mu jika suatu hari kamu ingin kembali padanya"

•••

Bab terkait

  • Bukannya Udah Mantan?    bersama sahabat

    Arana pov Esoknya. Pagi ini aku bersama Rania pergi menuju ke sebuah kafe di pusat kota. Sesampainya di kafe Kami langsung memesan makanan dan minum sambil menunggu dua orang teman kami. "Hallo guys,," sapa Reza teman sekaligus sepupuku. "Sudah lama nunggu nya?" sahut Ryan sambil menarik kursi di sebalahku. "Lumayan. Pesen makan dulu," kataku lalu memanggil pegawai kafe. "Kapan pulang?" tanya Reza setelah selesai memesan makanan. "Kemarin siang" jawabku di sela-sela mengunyah makananku. Reza mengangguk lalu menanyakan respon orang rumah saat pertama kali aku kembali beberapa minggu yang lalu. Aku menceritakan semuanya juga dengan rencana ku yang mengajukan gugatan cerai ke mas Saga. Aku tidak pernah menyembunyikan apapun dari ketiga sahabatku ini. Sebaliknya mereka juga selalu menceritakan masalah mereka meskipun hanya lewat telfon. Mereka bertiga adalah orang yang membantuku pergi dan bersembunyi selama empat tahun ini. Rania yang membantu mengambil ijazah di rumah bapak untu

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-04
  • Bukannya Udah Mantan?    mengikhlaskan masalalu.

    Arana povSetelah makan siang aku mendapat kabar dari pak Gilang bahwa gugatan perceraian ku sudah masuk ke pengadilan. Mungkin dalam minggu ini akan ada surat panggilan dari pengadilan untuk mas Saga juga untuk ku. Aku merasa lega tapi juga ada rasa khawatir yang menggelayut di hatiku. Ancaman mas Saga beberapa minggu yang lalu masih mengusik pikiran ku. Aku tahu betul sekeras kepala apa mas Saga. Aku berharap dia masih memiliki belas kasihan kepada keluargaku. Aku sedang berjalan menuju halte bus saat sebuah mobil membunyikan klakson mengikutiku. "Arana,..Keysa Arana" panggil seseorang dari dalam mobil setelah jendela mobil diturunkan. "Kak Arya," sapaku lalu tersenyum. Kak Arya adalah seniorku di sekolah dulu. Kami beda dua tingkat. Aku kelas sepuluh dan dia kelas dua belas. "Mau pulang?" tanyanya setelah keluar dari mobilnya."Iya Kak." jawabku menghadap kearah nya. "Ayo aku antar" ajaknya sambil berjalan mendekat lalu membukakan pintu mobilnya. "Aku bisa pulang sendiri Kak

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-04
  • Bukannya Udah Mantan?    panggilan dari pengadilan.

    Sagara povPagi ini mama menelfon ku, memberi tahu ada surat panggilan untuk ku dari pengadilan. Sudah satu bulan lebih aku berada di luar kota untuk menyelesaikan masalah yang menghambat proyek perusahaan ku. Sejak kepergian istriku empat tahun lalu aku mendirikan perusahaan sendiri. Dengan tiga temanku sebagai investor. Aku mencurahkan semua waktu ku untuk perusahaan, sehingga dalam waktu empat tahun perusahaan ku berkembang pesat dan sudah menyelesaikan banyak proyek pembangunan mulai dari perumahan juga pertokoan dan pusat perbelanjaan. Aku tahu istriku salah faham padaku. Dia mengira aku menginginkan perusahaan ayahnya yang setengah sahamnya atas namaku. Awal mulanya, ayah Arana (Aditama) ingin mengembangkan pabrik makanan instant miliknya, tapi karena membutuhkan dana yang besar Mertuaku itu menawarkan papa untuk menjadi investor.Papa dan Ayah Arana adalah teman lama. Papa bersedia menjadi investor jika aku menikah dengan salah satu anaknya sehingga Aku dan istriku yang akan m

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-05
  • Bukannya Udah Mantan?    Kemarahan Saga.

    Arana pov "Tidak mungkin" sahut pak Kenan. "Di data diri karyawan, statusnya masih single" lanjutnya membantah ucapan Mas Saga. "Single" gumam Mas Saga menatapku tajam. Sedangkan aku, berusaha menutupi wajahku dan sesekali melirik ke Mas Saga dan beberapa karyawan memandang kearah kami. Malu. Sangat malu, itu yang aku rasakan sekarang. Aku tidak bisa membayangkan apa yang muncul di pikiran mereka tentangku setelah melihat kejadian ini. "Benarkah itu Arana." aku meliriknya, Mas Saga menatapku tajam "Katakan!" bentak mas Saga membuatku menutup mata karena terkejut. Setelah menormalkan detak jantungku. Aku berbicara pada atasan ku, "Maafkan saya Pak kenan. Sudah membuat keributan di kantor" Lalu menarik mas Saga berjalan keluar. Di luar kantor mas Saga balik menarik ku dan memaksa masuk ke mobil nya. "Masuk!" perintah nya sambil membuka pintu mobil, "Kamu ingin kita jadi tontonan lagi?" cibirnya saat aku berusaha memberontak. Dengan terpaksa aku menurut dan masuk ke mobilnya di k

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-05
  • Bukannya Udah Mantan?    Di paksa pulang

    "Dengarkan Aku baik-baik Keysa Arana!" ucap Saga dingin. "Aku akan benar-benar membuat keluarga mu jatuh miskin jika kamu berani keluar dari rumah ini. Segera batalkan gugatan yang kamu ajukan jika kamu tidak ingin membuat Raka kehilangan pekerjaan dan karirnya!" Saga mencengkeram kedua lengan Arana. "Aku tidak main-main dengan ancaman ku" desisnya memperingatkan lalu melangkah pergi tanpa memperdulikan tatapan marah Arana kepadanya. Arana menggenggam erat tas kerjanya untuk melampiaskan amarahnya. Semua kata umpatan sudah siap terlontar dari bibirnya. "Saga brengsek." umpat Arana kesal. "Kau pikir kau siapa?" teriaknya saat Saga hendak meraih gagang pintu. "Ya. Aku memang brengsek" sahut Saga lalu melanjutkan langkahnya keluar dari rumah. Arana menghempaskan tubuhnya diatas sofa dengan kesal. "Saga sialan" teriaknya untuk melampiaskan rasa kesal di hatinya sambil tangannya memukul-mukul sofa. "Selamat malam nyonya Arana" sapa seorang wanita paruh baya berdiri di samping sofa y

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-06
  • Bukannya Udah Mantan?    Rencana

    Esoknya. Pukul 5 pagi Arana terbangun dari tidurnya. Memandang ke sekelilingnya lalu menghela nafas saat menyadari semua yang dialaminya bukan mimpi. "Ternyata bukan mimpi" gumamnya beranjak bangun menuju kamar mandi. Sekitar lima menit Arana keluar sari kamar maen di lalu melaksanakan kewajiban nya di pagi hari yaitu sholat shubuh. Arana berserah diri dengan segala ketetapan Tuhan atas hidupnya. Tangannya menengadah memohon rasa sabar dan tawakkal tetap tertanam di jiwa dan hatinya. Memohon kebaikan ujung dari cobaan yang saat ini di hadapinya. Untaian-untaian do'a terlantun sendu bersamaan dengan tetesan air mata mengalir dikedua pipinya. Tetes demi tetes air matanya mengiringi setiap lantunan do'a yang mengalun lirih dari bibirnya."Ampuni aku atas segala dosaku. Berkahilah aku dengan rasa sabar di setiap kesusahan ku. Jadikanlah aku orang yang berserah diri kepadaMu. Ya Alloh.. jadikanlah kebaikan akhir dari semua ini." mohon Arana dalam do'a nya. "Tidak ada kekuatan melebi

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-06
  • Bukannya Udah Mantan?    Kabur...

    Pagi ini Arana dan Saga sarapan dengan tenang. Arana memakan sarapannya dengan diam. Ia sama sekali tak menyahut atau memprotes ketika Saga memberitahu semua barang-barang nya akan sampai sore nanti. Saga, melirik curiga ke Arana yang tak bergeming ketika ia mengatakan gaji terakhir dan uang pesangonnya akan di transfer ke rekeningnya bulan depan. 'Kenapa dia hanya diam saja? kenapa dia sama sekali tidak marah mendengar jika sudah tidak bekerja lagi Apa yang dia rencanakan?' Saga membatin. Begitu selesai Sarapan tetap dengan kediamannya Arana langsung beranjak lalu naik ke kamarnya di lantai dua.Saga mengedikkan bahunya, "Mungkin dia sudah menyerah bertengkar denganku terus" Saga tidak ambil pusing dengan sikap Arana yang memang seperti itu jika dia marah atau kesal Arana akan bersikap acuh tak acuh bahkan terkadang dia bersikap seperti orang yang tak saling kenal. Setelah selesai sarapan ia berangkat kerja setelah sebelumnya berpesan pada Bibi agar mengawasi Arana dan menelfon j

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-07
  • Bukannya Udah Mantan?    bab 14 Tinggal di rumah Ryan.

    Arana pov "Ma, makan dulu ya!" aku membawa nampan berisi sepiring nasi lengkap dengan sayur dan lauknya juga segelas air putih untuk mama Laras mamanya Ryan. "Cintya Arana? Kamu sudah datang nak?" sapanya saat melihatku memasuki kamarnya. "Mama kangen sama kamu Na. Ryan bilang kamu pasti datang. Ryan memang gak pernah bohong"Mama laras memelukku setelah ku letakkan nampan yang kubawa di meja. Sudah dua minggu aku tinggal disini, tapi mama Laras selalu mengatakan hal yang sama saat melihatku di pagi hari. Mama Laras mengalami gangguan mental sejak putri keduanya meninggal 6 tahun yang lalu. Adik Ryan itu bernama cintya. Dia meninggal karena dianiaya oleh papanya sendiri saat mabuk. Papa Ryan mengamuk memukuli Mama Laras dan cintya yang masih berumur 7 tahun. Karena kejadian itu Cintya meninggal dan Mama Laras kakinya patah. Sebenarnya Mama Laras sudah mencoba untuk melindungi Cintya tapi ia hanya seorang wanita yang tidak dapat menyaingi kekuatan pria yang sedang mabuk. Setelah

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-07

Bab terbaru

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 152 Tamat.

    Tiga tahun setelah nya. "Aksara tidak boleh lari-larian di dalam rumah." seru Arana memberi peringatan pada Putri semata wayangnya yang berlarian mengejar Endharu anak dari Raka. "Hati-hati nanti jatuh sayang...!" Miranda menyahut dari dapur sambil membawa puding coklat yang dia buat tadi pagi untuk cucu kesayangannya. "Mas anak kamu itu lo, nanti jatuh." gerutu Arana pada Saga yang hanya diam saja melihat putrinya berlarian. "Kalau aku yang menegurnya, dia akan langsung menangis, lebih baik kamu saja yang menegurnya." ujar Saga pelan dengan pandangan tak lepas dari Aksara. Arana menghela nafas panjang, putrinya itu memang sagat pintar. Setiap kali Saga menegurnya dia akan langsung menangis dan membuat Saga tidak tega. Namun jika Arana yang menegurnya tidak akan di hiraukan olehnya karena bagi Aksara mendengar omelan Arana adalah hal yang biasa. Berbeda dengan Saga yang jarang mengomel tapi ekspresi wajahnya akan sangat menakutkan jika sedang marah. Dengan malas Arana beranjak

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 151 Ulang tahun pertama Aksara Kahiyang Ayu Bagaskara.

    Arana dan Aksara sudah cantik dengan gaun ala princess berwarna pink soft yang di desain sendiri sama Arana. Sedangkan Saga sangat tampan dengan memakai kemeja yang berwarna senada dengan gaun yang di pakai istri dan anaknya. Saga melipat lengan kemejanya keatas sampai ke sikunya, memperlihatkan lengan kekarnya. Saga menggendong Aksara dengan Arana disampingnya berdiri didepan kue ulang tahun menerima ucapan selamat dan kado dari para tamu undangannya. Nampak Jordan diantar para tamu bersama anak dan istrinya yang sudah di boyongnya pulang kembali dari kota B. "Selamat ulang tahun Aksara" ucap Mutiara istri Jordan sambil tersenyum pada juniornya di kampus dulu. "Mbak Mutia," pekik Arana dengan wajah sumringah, "Ya Alloh Mbak. Apa kabar?" Arana menanyakan kabar seniornya dulu setelah dia mengurai pelukan nya. "Puji Tuhan, saya baik Arana." jawab Mutiara, "Meskipun telat selamat ya untuk kelahiran putri kamu dan Saga." ucap Mutiara memberi selamat pada Arana, "Iya Mbak terima kasih

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 150. Persiapan ulang tahun pertama Aksara.

    Hari ini semua orang sedang sibuk menyiapkan ulang tahun Aksara, putri pertama Sagara Bagaskara sekaligus cucu pertama dari keluarga Bagaskara. Bima dan Miranda sudah pulang kembali dari Madrid sejak dua hari yang lalu, namun tidak dengan Rendra, mereka tetap meminta Rendra untuk tinggal disana sampai kuliah Kedokteran nya selesai. Arana sedang duduk di sofa ruang tengah sedang sibuk dengan kertas-kertas bon mengecek apa ada yang kurang untuk acara ulang tahun Aksara yang akan di adakan besok pagi. Tidak jauh dari Arana duduk, nampak Miranda sedang menggendong Aksara sambil sesekali menimang cucu pertamanya tersebut. "Ma Aksara sudah bisa jalan. Gak perlu di gendong terus nanti Mama capek" Arana mengingatkan mertua nya agar tidak memanjakan putrinya dan membuatnya didrinya kelelahan."Gak papa ya Aksara, Oma gak capek kok. Aksara masih ingin di gendong oma Mama" jawab Miranda sambil mencium pipi chubby Aksara. "Oh ya Na. Caterina buat besok sudah siap semua kan?" tanya Miranda masi

  • Bukannya Udah Mantan?    149 Kecemburuan Saga.

    "Suami, atau Mantan suami?" tanya Gibran dengan nada sinis, "Atau mungkin calon mantan suami. Aku dengar perceraian kalian sudah diproses sejak dua tahun yang lalu." "Maaf, Seperti nya Kak Gibran salah faham" sahut Arana berusaha menengahi sambil menggenggam tangan Saga yang sudah mengepal kuat. "Kamu tidak perlu berbohong lagi Ara. Aku sudah tahu semuanya, kamu di paksa menikah dengan dia kan?" kata Gibran pelan dan menatap Arana sendu. "Gibran," tegur Gio Saga yang sejak tadi mengamati kejadian di depannya "Jangan bicara sembarangan! Pak Saga tolong maafkan kelancangan Adik saya." Gio berdiri dan menarik adiknya agar menjauh dari Arana. Saga berdiri dan menarik Arana agar menempel padanya. "Ajari Adikmu sopan santun." ujar Saga sinis. "Iya maafkan saya yang kurang bisa mendidik Adik saya." jawab Gio sambil menunduk sopan. "Ck.. " Gibran berdecak kesal. "Jadi yang tadi kalian hanya bersandiwara menjadi suami istri yang romantis." cibir istri Gio. Mendengar kalimat kakak ipar

  • Bukannya Udah Mantan?    148 Bertemu Mantan kekasih.

    Saga dan Arana sampai di sebuah hotel berbintang tempat rekan bisnis Saga menggelar resepsi pernikahannya. "Wah,, Resepsi nya mewah sekali ya Mas," Arana memandang penuh kekaguman ketika mereka memasuki ballroom yang sudah di hias sedemikian rupa sehinga terlihat mewah dan berkelas. "Kamu suka?" tanya Saga menoleh pada sang istri yang di tangannya melingkar manis di lengan Saga. Arana menggeleng, "Tidak," jawabnya sambil matanya memandang pada pelaminan pengantin yang begitu megah. Saga tersenyum tipis mendengar jawaban istrinya itu. Bahkan Arana tidak membutuhkan waktu lama untuk menjawab. Saga sudah sangat memahami Arana, dia wanita yang sederhana dan sangat pengertian. Tidak ada satu pun barang mewah yang pernah Arana beli. Baju, tas, sepatu, sandal yang Arana pakai adalah brand dalam negri yang harganya hanya ratusan ribu. Jika ada barang mewah yang Arana miliki itu adalah Saga yang membelinya. "Istriku memang berbeda," bisik Saga lalu mengecup rahang Arana sekilas. Arana

  • Bukannya Udah Mantan?    147 Saga tidak tahu waktu jika menginginkannya.

    Hari ini Saga akan mengajak Arana ke acara resepsi pernikahan rekan bisnisnya. Untuk pertama kalinya Arana meninggalkan putrinya di rumah bersama Lastri. Sejak pulang dari menjenguk Kiara Lastri tidak pulang ke rumahnya. Dia sengaja menginap untuk menemani Arana karena Ratih sedang sibuk menjaga Kiara dan Dara. Arana memperhatikan penampilan yang memakai dress putih dengan panjang sedikit di bawah lutut melalui cermin yang ada di kamarnya. Wajahnya tersenyum puas melihat tampilannya sendiri. "Kamu canti sekali, sayang," puji Saga yang baru keluar dari ruang ganti. Saga berjalan mendekati Arana yang berdiri didepan cermin. Memeluknya melingkarkan tangan kekarnya di perut ramping Arana. Saga sedikit membungkukkan tubuhnya karena tinggi bedan mereka yang berbeda. CUP... Saga mencium rahang Arana. "Cantik, Kamu makin cantik jika wajahmu memerah karena malu" bisik Saga sembari memandangi wajah Arana dari pantulan cermin. Arana tersipu malu, "Mas, sekarang makin pinter gombal ya?" sah

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 146 suami istri yang bucin.

    Saga sedang menuruni tangga dengan Aksara di pelukannya. Dia membawa bayi kecil itu duduk di sofa ruang tengah sembari menunggu Arana menyiapkan makan malam bersama Bi Sarti. Arana hanya akan mengerjakannya pekerjaan rumah jika Saga ada di rumah untuk menjaga Aksara. Saga sendiri sudah mewanti-wanti Arana agar tidak meninggalkan putri mereka sendirian. Mengingat perkembangan Aksara yang semakin hari semakin lincah dan menggemaskan. Saga mengajak Aksara berbicara dan bercanda. Meski hanya celotehan yang tidak jelas namun bagi Saga itu obat mujarab untuk rasa penat dan lelahnya setelah seharian berkutat dengan pekerjaannya kantor. "Mas, ayo makan!" seru Arana dari meja makan. "Iya, Mama" jawab Saga melangkah mendekati meja makan. "Bi, tolong ambilkan baby bouncer nya Aksara" pinta Arana pada Bi Sarti setelah wanita paruh baya itu meletakkan sepiring ayam goreng lengkuas buatannya tadi. "Sebentar ya sayang, Bibi sedang mengambilkan mu baby bouncer" Arana mengambil Aksara dari pangk

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 145 Suami dan istri yang saling memahami.

    Arana meminta izin pada Kiara dan Lastri untuk keluar lebih dulu melihat putrinya Aksara. Saat sampai di luar kamar Arana langsung menuju teras samping rumah Aditama. Arana mendudukkan dirinya di kursi panjang dekat kolam renang. Dia menangis tersedu-sedu melepaskan air mata yang sudah di tahannya semenjak tadi setelah melihat kondisi Kiara. Arana merasa sangat sedih melihat keadaan saudara perempuannya yang sangat mengenaskan karena ulah suaminya. Duta laki-laki yang sangat di cintai Kiara semenjak masih kuliah dulu. "Sayang, kamu kenapa?" Saga menyusul Arana sambil menggendong Aksara yang sudah terbangun. "Mas," sahut Arana mengusap kasar air matanya. "Sini biar Aksara sama aku, mungkin dia haus" Arana mengulurkan tangannya mengambil Aksara dari gendongan Saga. "Haus Nak?" tanya Arana saat melihat Aksara menarik-narik baju di bagian dad* Arana. "Sepertinya dia memang haus dan lapar. Dia sudah bangun sejak tadi" sahut Saga sambil membersihkan bekas air mata di pipi mulus Arana.

  • Bukannya Udah Mantan?    144 Menjenguk Kiara.

    Setelah Saga sampai di rumah mereka segera berangkat Ke rumah Aditama bersama dengan Jatmiko dan Lastri. Mereka sengaja menunggu Saga agar bisa berangkat bersama-sama untuk menjenguk Kiara. Selama perjalanan Aksara tampak begitu senang dan ceria. Ini pertama kalinya Aksara di ajak keluar rumah. Aksara duduk di pangkuan Lastri di kursi belakang. Aksara mengoceh sambil mata kecilnya melihat kearah jendela. Jatmiko dan Lastri sibuk meladeni celotehan bayi kecil yang menggemaskan tersebut. Sedang Arana memandang lurus ke depan sedang melamun."Sayang. Kenapa diam saja?" Saga menyentuh tangan Arana sambil pandangannya tetap fokus pada jalanan di depannya. Arana menoleh, "Gak papa cuma lagi mikirin Mbak Kiara saja." jawab Arana jujur mengutarakan kegelisahan nya. "Dia pasti sangat menderita Mas" tuturnya sedih. "Kamu terlalu baik sayang. Padahal dia sudah berulang kali menyakiti kamu, tapi kamu tetap saja memikirkan dia." sahut Saga sambil menggenggam tangan Arana dengan tangan kirinya.

DMCA.com Protection Status