Share

Cerdas

Di dalam mobil, hanya ada keheningan. Tak ada satu pun yang berniat bicara. Semua sibuk dengan pikirannya masing masing. Termasuk Rena. Setelah melaju beberapa saat,

“Kruk, kruk, kruk.” Bunyi yang berasal dari perutku, membuyarkan keheningan di dalam mobil ini. Eyang tersenyum menoleh menatapku membuatku merasa malu. Pastilah wajahku pun telah memerah.

“Lapar? Rena tadi belum makan?” Tanya Eyang padaku.

“Belum eyang.” Jawabku.

“Sejak kapan?” Tanya eyang lagi. Yang lainnya hanya menyimak.

“Kemarin sore.” Jawabku singkat.

Tanpa mengucapkan apapun, pak dhe langsung membelokkan mobil ke rumah makan dan memarkirkannya. Baru setelahnya bertanya padaku,

“Kita makan di sini saja ya Ren?” Tanya pak dhe.

“Iya. Ibu juga lapar ini, Ram!” Eyang yang menjawab.

“Sama. Aku juga lapar mas. Tadi belum sempat icip icip hidangannya.” Ucap budhe Lastri.

“Kami juga lapar, pak dhe. Bukan cuma Rena!” Protes Nindy.

Semua penumpang, rombongan kami bukan hanya mobil yang kutumpangi telah turun, kecuali aku. Bah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status