Share

Jaminan

Penulis: he_febry
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-14 22:31:41

"Assalamualaikum, Hazel pulang!" sapa Hazel dengan nada riang, tak ketinggalan dua pet cargo yang senantiasa ia bawa.

"Wa'alaikumussalam, wah kesayangan kita darimana, nih?" balas Valdo menggoda.

"Dari pet shop terus ke mal. Ah, iya, Val, tolong dong Luna sama Luki dibawa ke kamarnya, gue mau ambil hasil jalan-jalan," pintanya, dalam sekejap kucing tersebut raib dari pandangan.

"Non, ini ditaruh mana?" tanya Pak Surya.

"Eh? Aduh, maaf Pak, Hazel ngerepotin Bapak. Udah sini Hazel aja yang bawa Pak, Hazel jadi gak enak, nih." Sungguh tak enak rasanya, padahal bisa saja ia membawa belanjaan itu sendiri. 

Joshua sendiri yang sedari tadi hanya memicingkan matanya terkesiap melihat raut wajah Hazel yang kesal, bagaimanapun kesalnya seorang Hazelna itu bisa tertutup rapat dengan ekspresi yang lain. Namun, tetap saja Joshua bisa menerkanya.

"Ndak papa, Non. Ya udah, Bapak mau ke depan lagi." 

"Pak! Joshua mau bicara," panggilnya setelah Hazel beranjak dari tempat. Disusul Valdo yang kembali ke tempat semula. "Tadi Hazel ketemu siapa aja, Pak? Kayak lagi kesel tuh bocah." 

"Anu, Den, kalau pas di mal ketemu temen-temennya tapi pas di pet shop ketemu sama Rei-rei gitu, Den. Bapak sekilas dengar ada kata balikan, gitu. Eh? Aduh, amit, loh, Den. Bapak kesannya malah ngadu."

"Gak apa kok, Pak. Ya udah, Bapak bisa lanjutin kerjaan Bapak. Makasih, ya, Pak." 

Setelah Pak Surya meninggalkan tempat, Valdo dan Joshua melanjutkan perbincangan mereka yang tertunda karena kedatangan Hazel. Kepala Valdo sejenak mendongak menatap kamar Hazel yang tertutup rapat.

"Mantannya Hazel si Rei-rei itu anak Rigel bukan, Jo?" tanya Valdo tetapi kepalanya belum berubah posisi.

Joshua mengangguk walaupun Valdo tak melihat, ia yakin lelaki berkaus abu itu tahu. Netra tajamnya menatap ponsel sembari menjawab, "Mereka putus gara-gara Rei selingkuh, tapi Rei ngelak katanya gak selingkuh. Gak tau dah gue siapa yang bener."

Mereka bertatap sejenak saat indra pendengaran mereka menangkap suara isakan dari atas.

"Suara mbak kunti? Eh, suara Hazel, Bodoh!" Awalnya takut-takut akhirnya mereka bahkan terpontang-panting di tangga saking terburu-burunya.

Tangan Joshua yang terangkat diurungkan, lagi-lagi isakan Hazel yang menyayat hati tak sanggup menahan diri untuk tidak membuka pintu secara paksa yang ternyata tak dikunci.

"Hazelna! Lo ngapain sih nangis-nangis gak jelas di pojokan gini, hah?! Lo punya gue, lo punya Valdo buat diajak cerita. Lo kenapa? Cerita sama gue, lo kenapa?!" serunya panik. Bahu Hazel bergetar hebat akibat tangisan juga karena diguncang sang sepupu.

Hazel menghempaskan tangan Joshua yang bertengger dengan kasar. Tangannya terangkat agar mereka berdua jangan dulu ada yang mengeluarkan suara. Setelah agak tenang, ia menjelaskan, "Gue gak apa-apa, gu-"

"Gak apa-apa gimana, hah?! Lo nangis gini, suara lo sampai ke bawah," sela Valdo tak sabar. Sebagai balasan, pinggangnya jadi sasaran kekesalan Hazelna.

"Diem dulu! Gue gak apa-apa. Gue cuma baca novel, ceritanya sedih banget makanya gue nangis. Kalian pikir gue nangis gara-gara ketemu sama Rei, gitu?" Dua cowok yang masih melongo tak percaya sontak mengangguk kaku. "Bego kalau gitu, ogah banget gue ngeluarin air mata buat pengkhianat kayak dia. Udah ah, keluar kalian. Ganggu tau gak!"

Joshua mendengus kesal. Begitupun dengan Valdo yang sorot matanya memancarkan kekhawatiran di awal berubah sekejap menjadi datar. "Udahlah! Val, turun. Oh iya, kalau lo udah selesai baca novel sialan itu, langsung turun gue mau ngomong."

Gadis berambut cokelat tersebut melotot tak terima, hampir saja menghempaskan bantalnya ke arah mereka tetapi kalah cepat dengan dua cowok menyebalkan itu yang kini menghilang di balik pintu.

•••

"Mau ngomong apa?" 

Mereka bertiga sudah duduk tenang di ruang tengah menatap televisi 21 inci, menampilkan sebuah kartun dua anak kembar.

"Gue dikasih tahu sama Bu Dinda kalau lo diskors. Bikin masalah apalagi? Gue udah capek ngurus lo yang gak pernah berubah. Zel, berubah! Ambil buku lo, kita belajar, gue yang ngajarin." perintah Joshua tak ingin terbantahkan.

"Joshua Atlantis anaknya uncle Leon, bukannya gue mau sombong tapi pernah gak lo liat nilai gue dibawah tujuh? Enggak 'kan? So, Bu Dinda minta gue berubah bukannya karena nilai gue anjlok tapi kelakuan gue yang emang agak minus," gerundel Hazel. Valdo yang sedari tadi hanya diam, kini mendengus. Emang ya, Hazel itu agak sombong apalagi ada yang bisa disombongin.

Tak ada lagi yang merespons gumaman Hazel yang intinya kekesalan pada novel yang kini ia baca di ponselnya setelah tadi puas menggerutu mengenai Joshua. Beberapa menit terlewatkan tanpa suara.

"Oke gini, deh. Gue kasih lo waktu semingu buat berubah, kalau sampai seminggu itu lo gak ada perubahan jangan salahin gue ataupun Valdo kalau dua kucing kesayangan lo kita buang."

"Jangan bawa-bawa mereka! Gak ada sangkut pautnya, ya. Gak terima gue, serah lo ajalah, capek gue!" Setelahnya ia pergi, menuju kamar Luna dan Luki.

"Gue salah? Seharusnya kan gue yang kesel kok jadi dia, sih? The power of perempuan selalu benar!" dengusnya.

"Rasain! Tapi gue setuju, sih. Tuh anak emang bucinnya kucing itu. Ancamannya cuma kucing, tapi gue agak kasihan sih, mana masih muda." Sendu sekali suara Revaldo kala kalimat terakhirnya terucap, mana berhadiah sebuah geplakan dari belakang lagi oleh dia yang namanya dibahas. Lengkap sudah keapesannya.

Di belakangnya, sorot mata Hazel yang semula selalu teduh kini menjadi tajam. Masih mempertahankan mata tajamnya, dia berucap, "Gue gak setuju sama lo, Jo. Gue bakal berubah tapi nanti-"

"Kapan?"

"Kalau ingetlah! Ya kali sekarang, masih belum puas gue mah, dahlah." Tak ada lagi mata tajam, kini kembali ke sorot teduh. "Oh iya, Val. Gue pengin nasi padang, deh. Beliin dong, gue males banget mau keluar."

"Go food aja sih."

"Gak mau, kasihan abang ojolnya."

"Terus lo gak kasihan sama gue, gitu?" Hazel menggeleng menyebabkan lagi-lagi cowok itu mendengus. Namun, tak urung untuk memesankan makanan yang sepupu cantiknya itu inginkan melalui ponsel.

Beberapa menit kemudian, di depan rumah tepatnya di depan pagar terdengar klakson motor yang membuat ketiganya beranjak. Mereka pikir, klakson tersebut milik tukang ojek online yang mereka tunggu-tunggu. Namun, bukan. Dia adalah ....

"Zel, please, gue masih sayang banget sama lo. Please, balikan ya? Kita ulang semuanya dari awal lagi." Bisa menebak dia siapa? Yap! Dia adalah Rei alias Reihan alias mantan Hazelna.

"Astaghfirullah, dosa apa gue posisi laper gini disuguhin buaya gini." Netranya beralih ke Mas Bayu yang berjaga. "Mas Bay, tolong dong diusir, boleh kok. Oh iya, nanti kalau ada ojol panggil Valdo ya, Mas. Dia yang tanggung jawab." Tak ingin berlama-lama, Hazel dan dua sepupunya kembali masuk rumah berlantai dua tersebut.

Bab terkait

  • (Bukan) Sepupu Idaman   Menghindar

    Seperti yang telah diketahui bersama, bahwa hari ini tepatnya hari Jumat, Hazel kembali ke aktivitas semulanya yakni, sekolah di Altair High School. Tempatnya mengemban ilmu selama hampir dua tahun ini.Sekolah yang memiliki tiga lantai di dua gedungnya yang berseberangan cukup jauh. Gedung MIPA dan gedung Sosial dimana lantai dasar terisi oleh seluruh kelas sepuluh, di lantai dua kelas sebelas dan di lantai tiga ada kelas dua belas. Dengan dilengkapi tangga juga lift. Diantara kedua gedung itu ada masjid dan gereja yang bersebelahan.Dilengkapi dua lapangan basket, in door dan out door. Satu ruangan luas untuk olahraga dalam ruang, misalnya senam lantai dll. Satu kolam renang in door, serta ada satu ruang khusus gym. Pun ada gedung ekstrakulikuler di sana, berisi beberapa ruangan luas khusus ekstrakurikuler yang biasanya menggunakan ruangan, misalnya vokal dan musik.Setelah melewati lobi, di ujung sana terlihat satu ge

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-15
  • (Bukan) Sepupu Idaman   Kabur -1-

    "Wah, berani juga lo nemuin gua. Gua pikir lo takut."Kedua laki-laki yang masih nangkring di atas motor Kawasaki Ninja 300 berwarna hitam dan putih masing-masing insan itu tersenyum miring."Bacot banget." Di atas motor putih itu sambil mengunyah permen karet membalas. "Gue gak punya banyak waktu. So, penting gak?"Rei meludah ke arah kirinya. "Gua gak mau basa-basi, sih. Gu-""Kan yang basa-basi elo, Sat," potong Valdo kesal."Kayak apa yang gua chat, gua nantangin kalian balapan dengan Hazel jadi taruhan.""Wah, sialan nih Si anjing! Hazel gak ada urusannya ya, njir. Jangan bawa-bawa nama sepupu gue!" Joshua yang sedari tadi menahan emosi, kini meluap-luap."Santai dong, santai." Dua orang cewek dengan pakaian kurang bahan di sebelah Rei ikut menyahut. Entahlah, apa fungsi keduanya yang jelas-jelas membuat salah satu sepupu Hazel

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-16
  • (Bukan) Sepupu Idaman   Kabur -2-

    Di depan kamar Hazel, ia langsung disuguhi pemandangan kedua lelaki bermata merah akibat kurang tidur tak lupa dengan beberapa luka yang menghiasi wajah tampan mereka."Pagi, Zel," sapa mereka bersamaan ditambah senyuman manis berharap agar perempuan itu luluh.Hazel menatap keduanya datar dan melengos pergi diekori dua lelaki itu. Bahkan ke manapun kaki Hazel melaju begitu juga dengan keduanya. Benar-benar mirip dengan anak ayam pada induknya."Zel, lo tau gak? Kita dikeroyok sama si Rei soalnya dia kalah balapan," ungkap Valdo. Joshua di sebelahnya reflek menyenggol lengannya.Joshua berbisik, "Sst! Hazel jangan tau nanti– eh, Hazel." Tatapan tajam yang dilayangkan sepupunya itu menghentikan.Hazel diam membisu, melangkah ke ruang tengah. Ah, iya, kedua laki-laki itu paham sekarang. Walaupun sedang dalam mode diamnya ia tetap perhatian apalagi jika wajah merek

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-17
  • (Bukan) Sepupu Idaman   Pengacau

    "Gue gak suka kalian berurusan lagi sama Rei, pokoknya jangan! Gue bisa lebih marah dari kemarin, loh. Apalagi kalau cuma menghilang dari hadapan kalian, gampang!" omel Hazel."Lo juga salah," sahut Joshua santai."Iya, gue tau, sorry.""Makanya sekarang kalau ada apapun langsung cerita jangan ambil keputusan sendiri," ujar Valdo yang sedari tadi menyimak."Yang ambil keputusan sendiri siapa?" Joshua sengaja memancing, Valdo sepertinya tidak sadar bahwa ia menyindir dirinya sendiri."Ya gue, udah ah, sorry. Sini berpelukan! Kangen banget gue sama Hazel." Akhirnya Hazel meringsek dalam pelukan Valdo yang memang ia rindukan dan dirinya merasakan beberapa kecupan yang tersemat di pucuk kepalanya.Beralih ke pelukan Joshua, ia pun kembali mendapat kecupan yang sama kali ini ditambah elusan lembut pada surainya. "Jangan diulangi, ya," pintanya yang langsung diangg

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • (Bukan) Sepupu Idaman   Perkara Gorden

    Tidur cantik ala Hazelna akhirnya terusik kala pipinya ditepuk pelan dengan telapak tangan besar diiringi suara berat milik Joshua. Jarang-jarang cowok blasteran London-Korea itu membangunkan gadis manja tersebut. Biasanya yang seringkali membuat Hazel kembali dari dunia mimpi hanyalah Valdo dan bi Onik."Hazel." Lenguhan panjang dikeluarkan Hazel untuk jawaban dari panggilannya."Bangun, yuk!" Bukannya membuka mata, gadis yang terbalut piyama bercorak Hello Kitty itu memilih membalikkan badannya menjadi memunggungi sang sepupu."Hey, Cantik! Luna sama Luki masuk kolam." Ajaib. Mendengar dua nama kucingnya disebut, Hazel langsung membuka mata lebar-lebar. "Mana?! Ayo, kita susul!"Cepat-cepat keduanya menyusuri anak tangga dengan tergesa-gesa, sebenarnya langkah Joshua santai tetapi karena tangannya ditarik jadilah ia seperti orang sedang sprint."Bibi, Luna sama Luki mana? Merek

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-19
  • (Bukan) Sepupu Idaman   Swim Together

    Ketiga remaja tersebut baru saja turun dari kamar masing-masing. Satu-satunya perempuan di situ kini loncat-loncat kegirangan. Seperti halnya anak kecil, ia memiliki sisi manja yang akan ia tunjukkan pada beberapa orang saja.Senyum yang sedari membuka mata mengawali hari tak luntur terpancar. Aura kecantikannya pun tak mau kalah dari matahari yang kian menyinari bumi.Dua diantaranya berdiri merenggangkan otot agar tidak cedera nantinya. Saking terlalu fokus, bahkan mereka sama sekali tidak melirik gadis yang hampir saja menenggelamkan wajahnya di kolam sedalam dua meter itu."Hazel!" seru Valdo panik. Dirinya tadi bersama Joshua sedang fokus pemanasan tetapi suara gadis itu tiba-tiba hilang membuatnya mau tak mau menoleh."Gue mau berenang di sini, Val." Dijamin, mendengar suara rengekannya yang memenuhi indra pendengaran membuat kedua cowok itu menghela nafas berat dan mengangguk pasra

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-20
  • (Bukan) Sepupu Idaman   Pesta Bakar dan Konser

    "Bilas dulu, geh, Non, Den," tegur bi Onik. Ketiga remaja yang baru saja menyelesaikan kegiatan berenangnya itu masih saja bersantai di atas kursi pantai lipat lengkap dengan bathrobe yang menutupi tubuh masing-masing."Iya, Bi. Betewe, makasih, ya, Bi. Cake buatan Bibi emang paling juara! Hazel sukaa pakai begete," puji gadis itu setelah menelan potongan brownies kesekian."Makasih, Non. Sekarang pada bilas, gih. Nanti masuk angin, loh." Netra wanita paruh baya itu beralih pada dua laki-laki yang sibuk dengan kegiatan mabarnya di handphone masing-masing. "Den, main gimnya nanti lagi, sekarang bilas dulu.""Iya, sebentar lagi, ya, Bi. Masih seru."Tangan Hazel terangkat memukul keduanya saat bi Onik meninggalkan mereka setelah geleng-geleng kepala sejenak. "Heh! Kampret! Gue mau ngomong," katanya."Wait, Zel. Sebentar lagi gue menang," jawab Valdo, tak mengalihkan pandangannya sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-21
  • (Bukan) Sepupu Idaman   She's Not Here Today

    Suara perempuan dari dalam laptopnya menyapa telinga perempuan yang dipanggil Oline, amat mengganggunya terlebih dengan nada melirih seakan sarat penyesalan juga menahan kesakitan. Dia, Oliveira Sykes Almondef."Oline, i'm sorry.""Eh? Hi, Olive, my best friend! I miss you so bad!" balasnya riang.Oline atau yang kita kenal sebagai Hazel, sebenarnya menangkap suara sahabatnya yang melirih tapi demi apapun ia tak ingin bersedih di saat mereka melepas rindu."Oline," rengek gadis bersyal tersebut. Sedangkan, yang dipanggil hanya terkekeh kecil."Sorry, sorry, I was just kidding with you. Don't be serious, okey?""Yes, I know it. Oline, I miss your voice-""Zel, katanya lo mau nyanyi? Jadi, gak? Sini, gue gitarin!" Sebuah seruan memotong perkataan Olive. Sontak saja membuat Olive senang mendengarnya. Walaupun perempuan itu

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-22

Bab terbaru

  • (Bukan) Sepupu Idaman   Ketahuan Backstreet

    Dua bulan hubungan antara Hazel dan Bento terjalin, selama dua bulan itu pula keduanya sama-sama menjaga hubungan agar tidak terlalu menonjol apalagi jika ketahuan oleh kedua sepupu Hazel yang posesif.Seperti saat ini, keduanya berada di kantin yang sama tetapi meja yang berbeda. Hazel dengan kedua sahabatnya dipantau oleh Joshua dan sahabat cowok itu di meja sisi kiri juga Valdo dan sahabat di meja sisi kanan. Selang dua meja di depan Hazel, ada Bento yang menyunggingkan senyuman seolah berkata tak apa.Me :» makan!Be 🖤 :» kalo liat kamu aja kenyang, kenapa harus makan?» kamu jg makan gihMe :» gembel» udah selesai sayaangg 😋Be 🖤 :» kelas gih, aku cabutBenar saja, usai mengirimkan pesan Bento langsung undur diri dari kantin. Mata Hazel terus men

  • (Bukan) Sepupu Idaman   Bekas Gue, tuh

    Sebulan setelah kabar duka dari Olive, Hazel kembali seperti sedia kala. Di tengah heningnya kamar Joshua, mereka dikejutkan dengan ketukan pintu yang berasal dari bi Onik, di tangan wanita paruh baya itu ada tiga gelas es teh pesanan mereka."Wah, pesanan datang!" sambut Hazel riang. Gadis itu sudah memakai piyamanya, lengkap dengan boneka teddy bear kesayangannya, hadiah ulang tahun ke sepuluh dari Olive."Sini, Bi, Valdo yang bawa ke dalam. Bibi udah selesai?" Tangan Valdo beralih meletakkan nampan di meja yang ada di kamar ini."Sudah, Den. Tinggal kunci-kunci aja," jawab wanita tersebut."Kalau udah selesai langsung istirahat ya, Bi," sahut Joshua setelah menyendok es krimnya. Terlihat, bi Onik mengangguk setuju.Satee satee! Te satee!"Ya udah, Bibi kunci-kunci dulu, Den. Non, jangan begadang lagi, ya." Hazel tak menyahut, cewek itu masih sibuk me

  • (Bukan) Sepupu Idaman   She's Not Here Today

    Suara perempuan dari dalam laptopnya menyapa telinga perempuan yang dipanggil Oline, amat mengganggunya terlebih dengan nada melirih seakan sarat penyesalan juga menahan kesakitan. Dia, Oliveira Sykes Almondef."Oline, i'm sorry.""Eh? Hi, Olive, my best friend! I miss you so bad!" balasnya riang.Oline atau yang kita kenal sebagai Hazel, sebenarnya menangkap suara sahabatnya yang melirih tapi demi apapun ia tak ingin bersedih di saat mereka melepas rindu."Oline," rengek gadis bersyal tersebut. Sedangkan, yang dipanggil hanya terkekeh kecil."Sorry, sorry, I was just kidding with you. Don't be serious, okey?""Yes, I know it. Oline, I miss your voice-""Zel, katanya lo mau nyanyi? Jadi, gak? Sini, gue gitarin!" Sebuah seruan memotong perkataan Olive. Sontak saja membuat Olive senang mendengarnya. Walaupun perempuan itu

  • (Bukan) Sepupu Idaman   Pesta Bakar dan Konser

    "Bilas dulu, geh, Non, Den," tegur bi Onik. Ketiga remaja yang baru saja menyelesaikan kegiatan berenangnya itu masih saja bersantai di atas kursi pantai lipat lengkap dengan bathrobe yang menutupi tubuh masing-masing."Iya, Bi. Betewe, makasih, ya, Bi. Cake buatan Bibi emang paling juara! Hazel sukaa pakai begete," puji gadis itu setelah menelan potongan brownies kesekian."Makasih, Non. Sekarang pada bilas, gih. Nanti masuk angin, loh." Netra wanita paruh baya itu beralih pada dua laki-laki yang sibuk dengan kegiatan mabarnya di handphone masing-masing. "Den, main gimnya nanti lagi, sekarang bilas dulu.""Iya, sebentar lagi, ya, Bi. Masih seru."Tangan Hazel terangkat memukul keduanya saat bi Onik meninggalkan mereka setelah geleng-geleng kepala sejenak. "Heh! Kampret! Gue mau ngomong," katanya."Wait, Zel. Sebentar lagi gue menang," jawab Valdo, tak mengalihkan pandangannya sa

  • (Bukan) Sepupu Idaman   Swim Together

    Ketiga remaja tersebut baru saja turun dari kamar masing-masing. Satu-satunya perempuan di situ kini loncat-loncat kegirangan. Seperti halnya anak kecil, ia memiliki sisi manja yang akan ia tunjukkan pada beberapa orang saja.Senyum yang sedari membuka mata mengawali hari tak luntur terpancar. Aura kecantikannya pun tak mau kalah dari matahari yang kian menyinari bumi.Dua diantaranya berdiri merenggangkan otot agar tidak cedera nantinya. Saking terlalu fokus, bahkan mereka sama sekali tidak melirik gadis yang hampir saja menenggelamkan wajahnya di kolam sedalam dua meter itu."Hazel!" seru Valdo panik. Dirinya tadi bersama Joshua sedang fokus pemanasan tetapi suara gadis itu tiba-tiba hilang membuatnya mau tak mau menoleh."Gue mau berenang di sini, Val." Dijamin, mendengar suara rengekannya yang memenuhi indra pendengaran membuat kedua cowok itu menghela nafas berat dan mengangguk pasra

  • (Bukan) Sepupu Idaman   Perkara Gorden

    Tidur cantik ala Hazelna akhirnya terusik kala pipinya ditepuk pelan dengan telapak tangan besar diiringi suara berat milik Joshua. Jarang-jarang cowok blasteran London-Korea itu membangunkan gadis manja tersebut. Biasanya yang seringkali membuat Hazel kembali dari dunia mimpi hanyalah Valdo dan bi Onik."Hazel." Lenguhan panjang dikeluarkan Hazel untuk jawaban dari panggilannya."Bangun, yuk!" Bukannya membuka mata, gadis yang terbalut piyama bercorak Hello Kitty itu memilih membalikkan badannya menjadi memunggungi sang sepupu."Hey, Cantik! Luna sama Luki masuk kolam." Ajaib. Mendengar dua nama kucingnya disebut, Hazel langsung membuka mata lebar-lebar. "Mana?! Ayo, kita susul!"Cepat-cepat keduanya menyusuri anak tangga dengan tergesa-gesa, sebenarnya langkah Joshua santai tetapi karena tangannya ditarik jadilah ia seperti orang sedang sprint."Bibi, Luna sama Luki mana? Merek

  • (Bukan) Sepupu Idaman   Pengacau

    "Gue gak suka kalian berurusan lagi sama Rei, pokoknya jangan! Gue bisa lebih marah dari kemarin, loh. Apalagi kalau cuma menghilang dari hadapan kalian, gampang!" omel Hazel."Lo juga salah," sahut Joshua santai."Iya, gue tau, sorry.""Makanya sekarang kalau ada apapun langsung cerita jangan ambil keputusan sendiri," ujar Valdo yang sedari tadi menyimak."Yang ambil keputusan sendiri siapa?" Joshua sengaja memancing, Valdo sepertinya tidak sadar bahwa ia menyindir dirinya sendiri."Ya gue, udah ah, sorry. Sini berpelukan! Kangen banget gue sama Hazel." Akhirnya Hazel meringsek dalam pelukan Valdo yang memang ia rindukan dan dirinya merasakan beberapa kecupan yang tersemat di pucuk kepalanya.Beralih ke pelukan Joshua, ia pun kembali mendapat kecupan yang sama kali ini ditambah elusan lembut pada surainya. "Jangan diulangi, ya," pintanya yang langsung diangg

  • (Bukan) Sepupu Idaman   Kabur -2-

    Di depan kamar Hazel, ia langsung disuguhi pemandangan kedua lelaki bermata merah akibat kurang tidur tak lupa dengan beberapa luka yang menghiasi wajah tampan mereka."Pagi, Zel," sapa mereka bersamaan ditambah senyuman manis berharap agar perempuan itu luluh.Hazel menatap keduanya datar dan melengos pergi diekori dua lelaki itu. Bahkan ke manapun kaki Hazel melaju begitu juga dengan keduanya. Benar-benar mirip dengan anak ayam pada induknya."Zel, lo tau gak? Kita dikeroyok sama si Rei soalnya dia kalah balapan," ungkap Valdo. Joshua di sebelahnya reflek menyenggol lengannya.Joshua berbisik, "Sst! Hazel jangan tau nanti– eh, Hazel." Tatapan tajam yang dilayangkan sepupunya itu menghentikan.Hazel diam membisu, melangkah ke ruang tengah. Ah, iya, kedua laki-laki itu paham sekarang. Walaupun sedang dalam mode diamnya ia tetap perhatian apalagi jika wajah merek

  • (Bukan) Sepupu Idaman   Kabur -1-

    "Wah, berani juga lo nemuin gua. Gua pikir lo takut."Kedua laki-laki yang masih nangkring di atas motor Kawasaki Ninja 300 berwarna hitam dan putih masing-masing insan itu tersenyum miring."Bacot banget." Di atas motor putih itu sambil mengunyah permen karet membalas. "Gue gak punya banyak waktu. So, penting gak?"Rei meludah ke arah kirinya. "Gua gak mau basa-basi, sih. Gu-""Kan yang basa-basi elo, Sat," potong Valdo kesal."Kayak apa yang gua chat, gua nantangin kalian balapan dengan Hazel jadi taruhan.""Wah, sialan nih Si anjing! Hazel gak ada urusannya ya, njir. Jangan bawa-bawa nama sepupu gue!" Joshua yang sedari tadi menahan emosi, kini meluap-luap."Santai dong, santai." Dua orang cewek dengan pakaian kurang bahan di sebelah Rei ikut menyahut. Entahlah, apa fungsi keduanya yang jelas-jelas membuat salah satu sepupu Hazel

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status