Share

Menghindar

Penulis: he_febry
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-15 23:41:06

Seperti yang telah diketahui bersama, bahwa hari ini tepatnya hari Jumat, Hazel kembali ke aktivitas semulanya yakni, sekolah di Altair High School. Tempatnya mengemban ilmu selama hampir dua tahun ini.

Sekolah yang memiliki tiga lantai di dua gedungnya yang berseberangan cukup jauh. Gedung MIPA dan gedung Sosial dimana lantai dasar terisi oleh seluruh kelas sepuluh, di lantai dua kelas sebelas dan di lantai tiga ada kelas dua belas. Dengan dilengkapi tangga juga lift. Diantara kedua gedung itu ada masjid dan gereja yang bersebelahan.

Dilengkapi dua lapangan basket, in door dan out door. Satu ruangan luas untuk olahraga dalam ruang, misalnya senam lantai dll. Satu kolam renang in door, serta ada satu ruang khusus gym. Pun ada gedung ekstrakulikuler di sana, berisi beberapa ruangan luas khusus ekstrakurikuler yang biasanya menggunakan ruangan, misalnya vokal dan musik.

Setelah melewati lobi, di ujung sana terlihat satu gedung ruang guru dan di gedung yang sama tepatnya di lantai dua terdapat ruang kepala sekolah dan jajaran staf ataupun ruang meeting. Mengenai lapangan, ada lapangan upacara di belakang gedung ruang guru dan lapangan olahraga di belakang hampir mencapai taman belakang. 

Jangan lupakan pula, aula serbaguna yang rooftop-nya menghadap ke arah lapangan upacara. Di beranda sekolah, sebelum lobi ada empat halaman parkir, satu parkir mobil siswa, satu parkir motor siswa, satu parkir mobil guru, dan satu parkir motor guru, sebenarnya juga ada parkir khusus sepeda sebagai pembatas parkir guru dan siswa.

Benar-benar sekolah yang luar biasa, bukan?

"Pagii!" sapa Hazel riang ketika memasuki kelasnya yang baru ada dua orang.

"Zel, selama lo diskors, ada tugas lo udah belum?" tanya salah satu dari mereka.

"Tugas? Aduh, gue belum." Menarik napas dalam-dalam, ia berseru agar sepupunya yang berada di luar kelas mendengar. "Joshua, gue liat tugas lo! Tega lo gak kasih tau gue! Cowok macam apa lo, hah?!" Biar saja cowok itu malu, malahan kini ia terkikik geli.

Laki-laki yang dipanggilnya itu kini tengah berdiri menjulang di hadapannya, tak lupa ekspresi masamnya yang terlihat jelas. Mengingat reputasi Joshua sebagai cowok dingin di luar rumah berbeda 180° jika dihadapannya, tangan Hazel terulur menutupi sebagian wajah tampan itu.

Oh, tentu saja masih dengan tawa yang belum terhenti. "Ya ampun, gue bengek! Huft, bagi tugas."

Setelah ditunjuk menggunakan dagu, Hazel beralih ke tas hitam milik Joshua di pojok sana, letaknya cukup jauh dari tempat mereka berdiri. Selesai menyalin tugas cowok itu, ia keluar kelas menghiraukan panggilan untuknya dari belakang.

•••

Selama di sekolah, baik di luar kelas maupun di dalamnya ia terus menerus dipantau oleh kedua sepupunya. Siapa yang betah saat selalu dipantau kegiatannya? Tentunya sama sekali tidak!

Pulang sekolah ini, seperti biasa kedua sepupunya akan sibuk dengan ekstrakurikuler masing-masing. Baru saja ia akan mengabarkan supirnya untuk menjemput, pelatih vokalnya memanggil.

"Hazel, jangan pulang dulu, ya. Kita latihan dulu," katanya yang diangguki. Kebetulan juga, Valdo dan Joshua ada kegiatan sore nanti. Jadi, daripada mengeluarkan uang untuk memesan taksi ataupun tenaga untuk meminta supirnya menjemput.

Setelah selesai latihan, pipinya bersemu kemerahan. Bagaimana tidak? Jika baru saja pintu dibuka, terpampang jelas dua cowok dengan gayanya masing-masing. Yang satu bersandar sambil memainkan ponsel disamping pintu dengan kaki kanannya ditekuk di dinding, tasnya hanya disampirkan di salah satu bahu. Sedangkan, yang satunya, tersenyum lebar menampakkan gingsulnya tepat di depan pintu.

Hazel tersadar dari bapernya langsung saja memalingkan wajahnya. Apalagi terdengar suara-suara godaan dari teman satu ekstrakulikulernya. Tak ingin terlarut, Joshua merangkul bahu Hazel disusul Valdo yang menggandeng tangan kirinya. Malu. Itulah Hazelna.

Mereka bertiga berjalan sembari bercanda mengabaikan tatapan mata penghuni sekolah yang tersisa. Kaki mereka serentak melangkah menuju parkiran. Namun, Hazel menghentikan langkahnya. "Gue bareng Valdo, ya. Gue males ikut ke sana jadi gue tunggu di depan aja. Bye!"

Di luar sana, Hazel memainkan ponselnya hingga ada tangan yang melingkari pinggang rampingnya. Dagu itu diletakkan di pundak Hazel. Ia berkata, "Hai, emang ya jodoh itu enggak kemana, buktinya aku udah nunggu kamu di sini, eh kamunya yang dateng ke aku."

Tangan yang semula di pinggang, kini merayap naik, embusan napas di kulit lehernya membuat Hazel menahan napas. Merayap naik hingga mencapai dadanya. Namun, belum sempat cowok itu meremas dada Hazel, pelipisnya dihantam seseorang.

Hazel sedari tadi memang tidak tahu siapa yang memeluknya erat, ia berbalik dan pelupuk mata berisi kristal hampir siap untuk terjun bebas. Tak disangka, laki-laki yang ia kira Valdo atau Joshua ternyata Rei. 

"Hazel!" seru Valdo panik. Barusan ia diberi tahu bahwa Hazel hampir menjadi korban pelecehan. "Lo gak apa-apa? Lo diapain aja?" Hazel menggeleng.

"Siapa, Zel?" tanya Joshua. 

"Rei. Untungnya ada sahabat Valdo yang nolong gue. Wait deh, gue lupa namanya yang pasti bukan yang ganggu gue di kantin."

"Ganggu? Kapan?"

"Hus! Diem deh, lo gak tau apa-apa dan gak perlu tau. Biar gue sama Valdo aja, anak kecil diem."

"Rizal?" tanya Valdo. Hazel diam masih memerhatikan kondisi dua orang tadi, untungnya Rei segera pergi setelah dihadiahi beberapa pukulan keras.

"Thanks ...?" 

"Rizal, Zel. Lo kayaknya lupa ya sama gua?" 

"Sorry, lo tau sendiri gue gimana. Eh, by the way, thanks ya, gue gak tau gimana nasib gue tadi kalau gak ada lo, gu–"

"Iya iya, sama-sama. Gak usah ngerasa bersalah gitu. Dan gak usah terima kasih terus sama gua."

"Bukannya lo udah balik dari tadi? Kok di sini?" tanya Valdo kepo. Emang, Valdo itu ... ah, entahlah, gak bisa diutarakan dengan kata-kata.

"Oh, iya. Gua ke sini cuma mau ke warmiyam depan, kakak gua pengin. Terus liat Hazel digituin, ya udah gua tolongin tapi tumben gak ada yang jagain."

"Ambil motor," jawab Joshua cepat. Sepertinya, cowok itu melihat gelagat aneh di diri Rizal yang entah.

"Udahlah. Sekali lagi thanks ya, Zal. Gue balik." Kemudian, ketiganya meninggalkan sekolah dan seseorang disana yang bergumam.

"Jangan berterima kasih terus sama gua, Zel. Karena bagi gua, itu kewajiban apalagi menyangkut orang yang gua sayang. Tunggu gua siap. Oke?"

•••

Di kamar bernuansa abu itu, ponselnya bergetar menunjukkan pesan dari nomor tak dikenal.

082173****** :

» gua tgg lo di jln merdeka ntr mlem jm 11.

» gua ttng lo sm spp lo itu blp mtr.

» klw gua yg mng gua mw lo biarin gua sama hzl. 

» but, klw lo yg mng gua yg bkl prgi dr hzl.

» dn gua pstiin gua yg mng. tgg keklhan lo.

» — R

Bab terkait

  • (Bukan) Sepupu Idaman   Kabur -1-

    "Wah, berani juga lo nemuin gua. Gua pikir lo takut."Kedua laki-laki yang masih nangkring di atas motor Kawasaki Ninja 300 berwarna hitam dan putih masing-masing insan itu tersenyum miring."Bacot banget." Di atas motor putih itu sambil mengunyah permen karet membalas. "Gue gak punya banyak waktu. So, penting gak?"Rei meludah ke arah kirinya. "Gua gak mau basa-basi, sih. Gu-""Kan yang basa-basi elo, Sat," potong Valdo kesal."Kayak apa yang gua chat, gua nantangin kalian balapan dengan Hazel jadi taruhan.""Wah, sialan nih Si anjing! Hazel gak ada urusannya ya, njir. Jangan bawa-bawa nama sepupu gue!" Joshua yang sedari tadi menahan emosi, kini meluap-luap."Santai dong, santai." Dua orang cewek dengan pakaian kurang bahan di sebelah Rei ikut menyahut. Entahlah, apa fungsi keduanya yang jelas-jelas membuat salah satu sepupu Hazel

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-16
  • (Bukan) Sepupu Idaman   Kabur -2-

    Di depan kamar Hazel, ia langsung disuguhi pemandangan kedua lelaki bermata merah akibat kurang tidur tak lupa dengan beberapa luka yang menghiasi wajah tampan mereka."Pagi, Zel," sapa mereka bersamaan ditambah senyuman manis berharap agar perempuan itu luluh.Hazel menatap keduanya datar dan melengos pergi diekori dua lelaki itu. Bahkan ke manapun kaki Hazel melaju begitu juga dengan keduanya. Benar-benar mirip dengan anak ayam pada induknya."Zel, lo tau gak? Kita dikeroyok sama si Rei soalnya dia kalah balapan," ungkap Valdo. Joshua di sebelahnya reflek menyenggol lengannya.Joshua berbisik, "Sst! Hazel jangan tau nanti– eh, Hazel." Tatapan tajam yang dilayangkan sepupunya itu menghentikan.Hazel diam membisu, melangkah ke ruang tengah. Ah, iya, kedua laki-laki itu paham sekarang. Walaupun sedang dalam mode diamnya ia tetap perhatian apalagi jika wajah merek

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-17
  • (Bukan) Sepupu Idaman   Pengacau

    "Gue gak suka kalian berurusan lagi sama Rei, pokoknya jangan! Gue bisa lebih marah dari kemarin, loh. Apalagi kalau cuma menghilang dari hadapan kalian, gampang!" omel Hazel."Lo juga salah," sahut Joshua santai."Iya, gue tau, sorry.""Makanya sekarang kalau ada apapun langsung cerita jangan ambil keputusan sendiri," ujar Valdo yang sedari tadi menyimak."Yang ambil keputusan sendiri siapa?" Joshua sengaja memancing, Valdo sepertinya tidak sadar bahwa ia menyindir dirinya sendiri."Ya gue, udah ah, sorry. Sini berpelukan! Kangen banget gue sama Hazel." Akhirnya Hazel meringsek dalam pelukan Valdo yang memang ia rindukan dan dirinya merasakan beberapa kecupan yang tersemat di pucuk kepalanya.Beralih ke pelukan Joshua, ia pun kembali mendapat kecupan yang sama kali ini ditambah elusan lembut pada surainya. "Jangan diulangi, ya," pintanya yang langsung diangg

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • (Bukan) Sepupu Idaman   Perkara Gorden

    Tidur cantik ala Hazelna akhirnya terusik kala pipinya ditepuk pelan dengan telapak tangan besar diiringi suara berat milik Joshua. Jarang-jarang cowok blasteran London-Korea itu membangunkan gadis manja tersebut. Biasanya yang seringkali membuat Hazel kembali dari dunia mimpi hanyalah Valdo dan bi Onik."Hazel." Lenguhan panjang dikeluarkan Hazel untuk jawaban dari panggilannya."Bangun, yuk!" Bukannya membuka mata, gadis yang terbalut piyama bercorak Hello Kitty itu memilih membalikkan badannya menjadi memunggungi sang sepupu."Hey, Cantik! Luna sama Luki masuk kolam." Ajaib. Mendengar dua nama kucingnya disebut, Hazel langsung membuka mata lebar-lebar. "Mana?! Ayo, kita susul!"Cepat-cepat keduanya menyusuri anak tangga dengan tergesa-gesa, sebenarnya langkah Joshua santai tetapi karena tangannya ditarik jadilah ia seperti orang sedang sprint."Bibi, Luna sama Luki mana? Merek

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-19
  • (Bukan) Sepupu Idaman   Swim Together

    Ketiga remaja tersebut baru saja turun dari kamar masing-masing. Satu-satunya perempuan di situ kini loncat-loncat kegirangan. Seperti halnya anak kecil, ia memiliki sisi manja yang akan ia tunjukkan pada beberapa orang saja.Senyum yang sedari membuka mata mengawali hari tak luntur terpancar. Aura kecantikannya pun tak mau kalah dari matahari yang kian menyinari bumi.Dua diantaranya berdiri merenggangkan otot agar tidak cedera nantinya. Saking terlalu fokus, bahkan mereka sama sekali tidak melirik gadis yang hampir saja menenggelamkan wajahnya di kolam sedalam dua meter itu."Hazel!" seru Valdo panik. Dirinya tadi bersama Joshua sedang fokus pemanasan tetapi suara gadis itu tiba-tiba hilang membuatnya mau tak mau menoleh."Gue mau berenang di sini, Val." Dijamin, mendengar suara rengekannya yang memenuhi indra pendengaran membuat kedua cowok itu menghela nafas berat dan mengangguk pasra

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-20
  • (Bukan) Sepupu Idaman   Pesta Bakar dan Konser

    "Bilas dulu, geh, Non, Den," tegur bi Onik. Ketiga remaja yang baru saja menyelesaikan kegiatan berenangnya itu masih saja bersantai di atas kursi pantai lipat lengkap dengan bathrobe yang menutupi tubuh masing-masing."Iya, Bi. Betewe, makasih, ya, Bi. Cake buatan Bibi emang paling juara! Hazel sukaa pakai begete," puji gadis itu setelah menelan potongan brownies kesekian."Makasih, Non. Sekarang pada bilas, gih. Nanti masuk angin, loh." Netra wanita paruh baya itu beralih pada dua laki-laki yang sibuk dengan kegiatan mabarnya di handphone masing-masing. "Den, main gimnya nanti lagi, sekarang bilas dulu.""Iya, sebentar lagi, ya, Bi. Masih seru."Tangan Hazel terangkat memukul keduanya saat bi Onik meninggalkan mereka setelah geleng-geleng kepala sejenak. "Heh! Kampret! Gue mau ngomong," katanya."Wait, Zel. Sebentar lagi gue menang," jawab Valdo, tak mengalihkan pandangannya sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-21
  • (Bukan) Sepupu Idaman   She's Not Here Today

    Suara perempuan dari dalam laptopnya menyapa telinga perempuan yang dipanggil Oline, amat mengganggunya terlebih dengan nada melirih seakan sarat penyesalan juga menahan kesakitan. Dia, Oliveira Sykes Almondef."Oline, i'm sorry.""Eh? Hi, Olive, my best friend! I miss you so bad!" balasnya riang.Oline atau yang kita kenal sebagai Hazel, sebenarnya menangkap suara sahabatnya yang melirih tapi demi apapun ia tak ingin bersedih di saat mereka melepas rindu."Oline," rengek gadis bersyal tersebut. Sedangkan, yang dipanggil hanya terkekeh kecil."Sorry, sorry, I was just kidding with you. Don't be serious, okey?""Yes, I know it. Oline, I miss your voice-""Zel, katanya lo mau nyanyi? Jadi, gak? Sini, gue gitarin!" Sebuah seruan memotong perkataan Olive. Sontak saja membuat Olive senang mendengarnya. Walaupun perempuan itu

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-22
  • (Bukan) Sepupu Idaman   Bekas Gue, tuh

    Sebulan setelah kabar duka dari Olive, Hazel kembali seperti sedia kala. Di tengah heningnya kamar Joshua, mereka dikejutkan dengan ketukan pintu yang berasal dari bi Onik, di tangan wanita paruh baya itu ada tiga gelas es teh pesanan mereka."Wah, pesanan datang!" sambut Hazel riang. Gadis itu sudah memakai piyamanya, lengkap dengan boneka teddy bear kesayangannya, hadiah ulang tahun ke sepuluh dari Olive."Sini, Bi, Valdo yang bawa ke dalam. Bibi udah selesai?" Tangan Valdo beralih meletakkan nampan di meja yang ada di kamar ini."Sudah, Den. Tinggal kunci-kunci aja," jawab wanita tersebut."Kalau udah selesai langsung istirahat ya, Bi," sahut Joshua setelah menyendok es krimnya. Terlihat, bi Onik mengangguk setuju.Satee satee! Te satee!"Ya udah, Bibi kunci-kunci dulu, Den. Non, jangan begadang lagi, ya." Hazel tak menyahut, cewek itu masih sibuk me

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-23

Bab terbaru

  • (Bukan) Sepupu Idaman   Ketahuan Backstreet

    Dua bulan hubungan antara Hazel dan Bento terjalin, selama dua bulan itu pula keduanya sama-sama menjaga hubungan agar tidak terlalu menonjol apalagi jika ketahuan oleh kedua sepupu Hazel yang posesif.Seperti saat ini, keduanya berada di kantin yang sama tetapi meja yang berbeda. Hazel dengan kedua sahabatnya dipantau oleh Joshua dan sahabat cowok itu di meja sisi kiri juga Valdo dan sahabat di meja sisi kanan. Selang dua meja di depan Hazel, ada Bento yang menyunggingkan senyuman seolah berkata tak apa.Me :» makan!Be 🖤 :» kalo liat kamu aja kenyang, kenapa harus makan?» kamu jg makan gihMe :» gembel» udah selesai sayaangg 😋Be 🖤 :» kelas gih, aku cabutBenar saja, usai mengirimkan pesan Bento langsung undur diri dari kantin. Mata Hazel terus men

  • (Bukan) Sepupu Idaman   Bekas Gue, tuh

    Sebulan setelah kabar duka dari Olive, Hazel kembali seperti sedia kala. Di tengah heningnya kamar Joshua, mereka dikejutkan dengan ketukan pintu yang berasal dari bi Onik, di tangan wanita paruh baya itu ada tiga gelas es teh pesanan mereka."Wah, pesanan datang!" sambut Hazel riang. Gadis itu sudah memakai piyamanya, lengkap dengan boneka teddy bear kesayangannya, hadiah ulang tahun ke sepuluh dari Olive."Sini, Bi, Valdo yang bawa ke dalam. Bibi udah selesai?" Tangan Valdo beralih meletakkan nampan di meja yang ada di kamar ini."Sudah, Den. Tinggal kunci-kunci aja," jawab wanita tersebut."Kalau udah selesai langsung istirahat ya, Bi," sahut Joshua setelah menyendok es krimnya. Terlihat, bi Onik mengangguk setuju.Satee satee! Te satee!"Ya udah, Bibi kunci-kunci dulu, Den. Non, jangan begadang lagi, ya." Hazel tak menyahut, cewek itu masih sibuk me

  • (Bukan) Sepupu Idaman   She's Not Here Today

    Suara perempuan dari dalam laptopnya menyapa telinga perempuan yang dipanggil Oline, amat mengganggunya terlebih dengan nada melirih seakan sarat penyesalan juga menahan kesakitan. Dia, Oliveira Sykes Almondef."Oline, i'm sorry.""Eh? Hi, Olive, my best friend! I miss you so bad!" balasnya riang.Oline atau yang kita kenal sebagai Hazel, sebenarnya menangkap suara sahabatnya yang melirih tapi demi apapun ia tak ingin bersedih di saat mereka melepas rindu."Oline," rengek gadis bersyal tersebut. Sedangkan, yang dipanggil hanya terkekeh kecil."Sorry, sorry, I was just kidding with you. Don't be serious, okey?""Yes, I know it. Oline, I miss your voice-""Zel, katanya lo mau nyanyi? Jadi, gak? Sini, gue gitarin!" Sebuah seruan memotong perkataan Olive. Sontak saja membuat Olive senang mendengarnya. Walaupun perempuan itu

  • (Bukan) Sepupu Idaman   Pesta Bakar dan Konser

    "Bilas dulu, geh, Non, Den," tegur bi Onik. Ketiga remaja yang baru saja menyelesaikan kegiatan berenangnya itu masih saja bersantai di atas kursi pantai lipat lengkap dengan bathrobe yang menutupi tubuh masing-masing."Iya, Bi. Betewe, makasih, ya, Bi. Cake buatan Bibi emang paling juara! Hazel sukaa pakai begete," puji gadis itu setelah menelan potongan brownies kesekian."Makasih, Non. Sekarang pada bilas, gih. Nanti masuk angin, loh." Netra wanita paruh baya itu beralih pada dua laki-laki yang sibuk dengan kegiatan mabarnya di handphone masing-masing. "Den, main gimnya nanti lagi, sekarang bilas dulu.""Iya, sebentar lagi, ya, Bi. Masih seru."Tangan Hazel terangkat memukul keduanya saat bi Onik meninggalkan mereka setelah geleng-geleng kepala sejenak. "Heh! Kampret! Gue mau ngomong," katanya."Wait, Zel. Sebentar lagi gue menang," jawab Valdo, tak mengalihkan pandangannya sa

  • (Bukan) Sepupu Idaman   Swim Together

    Ketiga remaja tersebut baru saja turun dari kamar masing-masing. Satu-satunya perempuan di situ kini loncat-loncat kegirangan. Seperti halnya anak kecil, ia memiliki sisi manja yang akan ia tunjukkan pada beberapa orang saja.Senyum yang sedari membuka mata mengawali hari tak luntur terpancar. Aura kecantikannya pun tak mau kalah dari matahari yang kian menyinari bumi.Dua diantaranya berdiri merenggangkan otot agar tidak cedera nantinya. Saking terlalu fokus, bahkan mereka sama sekali tidak melirik gadis yang hampir saja menenggelamkan wajahnya di kolam sedalam dua meter itu."Hazel!" seru Valdo panik. Dirinya tadi bersama Joshua sedang fokus pemanasan tetapi suara gadis itu tiba-tiba hilang membuatnya mau tak mau menoleh."Gue mau berenang di sini, Val." Dijamin, mendengar suara rengekannya yang memenuhi indra pendengaran membuat kedua cowok itu menghela nafas berat dan mengangguk pasra

  • (Bukan) Sepupu Idaman   Perkara Gorden

    Tidur cantik ala Hazelna akhirnya terusik kala pipinya ditepuk pelan dengan telapak tangan besar diiringi suara berat milik Joshua. Jarang-jarang cowok blasteran London-Korea itu membangunkan gadis manja tersebut. Biasanya yang seringkali membuat Hazel kembali dari dunia mimpi hanyalah Valdo dan bi Onik."Hazel." Lenguhan panjang dikeluarkan Hazel untuk jawaban dari panggilannya."Bangun, yuk!" Bukannya membuka mata, gadis yang terbalut piyama bercorak Hello Kitty itu memilih membalikkan badannya menjadi memunggungi sang sepupu."Hey, Cantik! Luna sama Luki masuk kolam." Ajaib. Mendengar dua nama kucingnya disebut, Hazel langsung membuka mata lebar-lebar. "Mana?! Ayo, kita susul!"Cepat-cepat keduanya menyusuri anak tangga dengan tergesa-gesa, sebenarnya langkah Joshua santai tetapi karena tangannya ditarik jadilah ia seperti orang sedang sprint."Bibi, Luna sama Luki mana? Merek

  • (Bukan) Sepupu Idaman   Pengacau

    "Gue gak suka kalian berurusan lagi sama Rei, pokoknya jangan! Gue bisa lebih marah dari kemarin, loh. Apalagi kalau cuma menghilang dari hadapan kalian, gampang!" omel Hazel."Lo juga salah," sahut Joshua santai."Iya, gue tau, sorry.""Makanya sekarang kalau ada apapun langsung cerita jangan ambil keputusan sendiri," ujar Valdo yang sedari tadi menyimak."Yang ambil keputusan sendiri siapa?" Joshua sengaja memancing, Valdo sepertinya tidak sadar bahwa ia menyindir dirinya sendiri."Ya gue, udah ah, sorry. Sini berpelukan! Kangen banget gue sama Hazel." Akhirnya Hazel meringsek dalam pelukan Valdo yang memang ia rindukan dan dirinya merasakan beberapa kecupan yang tersemat di pucuk kepalanya.Beralih ke pelukan Joshua, ia pun kembali mendapat kecupan yang sama kali ini ditambah elusan lembut pada surainya. "Jangan diulangi, ya," pintanya yang langsung diangg

  • (Bukan) Sepupu Idaman   Kabur -2-

    Di depan kamar Hazel, ia langsung disuguhi pemandangan kedua lelaki bermata merah akibat kurang tidur tak lupa dengan beberapa luka yang menghiasi wajah tampan mereka."Pagi, Zel," sapa mereka bersamaan ditambah senyuman manis berharap agar perempuan itu luluh.Hazel menatap keduanya datar dan melengos pergi diekori dua lelaki itu. Bahkan ke manapun kaki Hazel melaju begitu juga dengan keduanya. Benar-benar mirip dengan anak ayam pada induknya."Zel, lo tau gak? Kita dikeroyok sama si Rei soalnya dia kalah balapan," ungkap Valdo. Joshua di sebelahnya reflek menyenggol lengannya.Joshua berbisik, "Sst! Hazel jangan tau nanti– eh, Hazel." Tatapan tajam yang dilayangkan sepupunya itu menghentikan.Hazel diam membisu, melangkah ke ruang tengah. Ah, iya, kedua laki-laki itu paham sekarang. Walaupun sedang dalam mode diamnya ia tetap perhatian apalagi jika wajah merek

  • (Bukan) Sepupu Idaman   Kabur -1-

    "Wah, berani juga lo nemuin gua. Gua pikir lo takut."Kedua laki-laki yang masih nangkring di atas motor Kawasaki Ninja 300 berwarna hitam dan putih masing-masing insan itu tersenyum miring."Bacot banget." Di atas motor putih itu sambil mengunyah permen karet membalas. "Gue gak punya banyak waktu. So, penting gak?"Rei meludah ke arah kirinya. "Gua gak mau basa-basi, sih. Gu-""Kan yang basa-basi elo, Sat," potong Valdo kesal."Kayak apa yang gua chat, gua nantangin kalian balapan dengan Hazel jadi taruhan.""Wah, sialan nih Si anjing! Hazel gak ada urusannya ya, njir. Jangan bawa-bawa nama sepupu gue!" Joshua yang sedari tadi menahan emosi, kini meluap-luap."Santai dong, santai." Dua orang cewek dengan pakaian kurang bahan di sebelah Rei ikut menyahut. Entahlah, apa fungsi keduanya yang jelas-jelas membuat salah satu sepupu Hazel

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status