Home / Romansa / Bukan Sang Pewaris / 29. Pencapaian Leo

Share

29. Pencapaian Leo

last update Last Updated: 2025-03-18 13:57:14

Bastian tak berhenti menatap wajah mungil dan pucat di hadapannya dengan perasaan yang sulit dijabarkan. Kedua tangannya pun tak melepaskan tangan Aleta dalam genggamannya. Tak bosan-bosannya ia mengamati wajah cantik tersebut. Alis yang melengkung indah, bulu mata yang lentik, hidung kecil dan ramping yang mancung, bibir tipis dan merah alami yang sekarang tampak kering tersebut. Ia sudah menghafal dengan baik setiap lekukan wajah Aleta di ingatannya. Bahkan hanya dengan memejamkan mata dan mengingat wajah Aleta ketika begitu merindukan gadis itu. Bayangan di benaknya terasa nyata. Sedikit meluapkan kerinduannya.

Kelopak mata itu bergerak perlahan. Bastian seketika menyadari gerakan tersebut dan mendekatkan wajah di samping wajah Aleta. Menunggu gadis itu benar-benar terbangun.

"Bastian?" Panggilan lirih dan lemah tersebut terdengar lembut di telinganya.

"Hai, kau sudah bangun."

"Di mana aku?"

"Di klinik. Aku menemukanmu pingsan di kamar mandi."

Kening Aleta berkerut. Mengin
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Theresia Debbie
lbh baik aleta tdk kembali dulu ke leon, besarin anaknya sendiri sajs, drpd dihina2 & diperlakukan tdk baik sm Leon, krn sdh dianggap selingkuh. Bastian biar kembali aja sdri
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bukan Sang Pewaris   30. Di Ujung Tanduk

    Empat bulan kemudian … Suara detak jantung yang berdegup memenuhi seluruh ruangan membuat Aleta dan Bastian tercenung. Mendengarkan setiap detak jantung tersebut dengan senyum yang merekah di bibir mereka. Sekaligus mendengarkan penjelasan detail sang dokter akan keadaan janin di dalam perut Aleta. Usia kandungan Aleta sudah menginjak tujuh bulan. Perut Aleta sudah terlihat sangat besar dengan tubuh gadis itu yang mungil. Berat janin sudah melebih satu kilo, berjenis kelamin laki-laki, dan sangat aktif. “Ya, Dok. Dia sangat aktif. Terutama di malam hari.” Aleta membenarkan, yang disambut tawa oleh Bastian. “Yang terpenting, dia sehat. Apakah semuanya baik-baik saja?” Sang dokter mengangguk, menarik alat di atas perut Aleta dan menyeka sisa gel dengan tisu sembari mengamati senyum di wajah Aleta. “Ibu dan anak, keduanya dalam kondisi sehat. Dan sangat bahagia. Itu kunci semuanya.”

    Last Updated : 2025-03-19
  • Bukan Sang Pewaris   31. Kembali

    Aleta terbangun di ruangan yang serba putih tersebut dengan perasaan yang masih campur aduk. Rasa pusing kembali menusuk kepalanya karena ingatan-ingatan yang berputar seperti kaset rusak di kepalanya. Manisan mangga, Bastian kecelakaan, rumah sakit, dan ruang operasi. Pria itu menjalani operasi darurat selama berjam-jam hingga Aleta jatuh pingsan karena kelelahan. Entah siapa yang membawanya ke tempat ini, Aleta lekas menyingkap selimut dan turun dari ranjang. Bertanya pada perawat di mana ruang operasi. Perawat mengatakan bahwa Bastian baru saja keluar dari ruang operasi dan dipindahkan di ruang ICU. Tapi ia harus ke ruangan dokter untuk bicara dengan dokter yang baru saja mengoperasi Bastian. Setelah sempat singgah di ruang ICU untuk melihat Bastian dari balik kaca, perawat membawa Aleta ke ruang dokter. Seolah belum cukup hatinya yang sudah hancur lebur dengan semua situasi ini, kondisi Bastian yang jauh

    Last Updated : 2025-03-20
  • Bukan Sang Pewaris   32. Anak Leon

    Seluruh tubuh Aleta membeku. Keduanya matanya bersirobok dengan mata gelap Leon yang langsung menangkapnya. Menguncinya dan langkah pria itu terhenti beberapa langkah dari mereka bertiga. Cukup lama dan bergerak turun. Lebih lama menatap perut, yang mustahil ia sembunyikan. Ujung bibir pria itu tersenyum tipis, sebelum kemudian melanjutkan berjalan lebih dekat. Tanpa melepaskan pandangan dari perut Aleta. "Bisakah kami bicara? Urusan suami dan istri?" Pertanyaan tersebut ditujukan pada Nirel dan Monica. Yang saling pandangan. Nirel mengangguk singkat pada sang istri, tetapi Monica merasakan firasat yang tak baik tentang pembicaraan ini. "Kita bisa membicarakan masalah ini setelah …" "Bagaimana pun, pernikahan kami pernah dan tetap terjadi. Apakah mama masih butuh kesabaran saya lebih banyak lagi setelah semua ini?" Monica terdiam. Menoleh pada wajah pucat Aleta yang juga memberinya satu angguk

    Last Updated : 2025-03-21
  • Bukan Sang Pewaris   33. Kewajiban Sebagai Seorang Istri

    Aleta tersentak ketika Leon melangkah maju. Menyentakkan pundaknya ke samping dan langsung meraih wajahnya. Menyambar ciuman di bibir sembari menghimpit tubuhnya ke dinding kamar mandi. Ia berusaha menolak, tetapi meski kedua kakinya sudah tidak lumpuh, perut besarnya memberinya banyak kesulitan untuk melawan kekuatan pria Leon. Dan ditambah Leon yang jelas tak memedulikan anak dalam kandungannya dengan sikap kasar tersebut, Aleta berani menolak apa yang diinginkan Leon dari tubuhnya. “Hentikan, Leon,” engah Aleta ketika Leon akhirnya melepaskan bibirnya, tapi beralih mencumbu cekungan lehernya. Kedua tangannya menahan bisep yang membayang di balik kemeja putih yang basah dan menempel di lengan pria itu. Berusaha mendorong tubuh besar Leon yang sama sekali tak bergeming. “Leon!” Leon menggeram rendah karena kesenangannya diganggu, tangan Leon menjambak rambut Aleta. Menengadahkan wajah gadis itu di bawah guyuran air.

    Last Updated : 2025-03-22
  • Bukan Sang Pewaris   34. Tak Berkutik

    Setelah Leon berangkat ke kantor, Aleta lekas menyusul keluar dari apartemen. Menunggu sang mama menjemputnya di lobi gedung dan mereka akan bersama-sama ke rumah sakit. Namun, saat mobil sang mama muncul. Bukan hanya Monica yang melangkah turun, tetapi juga sang mertua. Yang langsung menghambur ke pelukannya. “Kau hamil,” isak Yoanna tak percaya. Mata wanita itu yang digenangi air mata bergerak naik turun ke wajah dan perut Aleta. “Monica mengatakan aku akan segera menjadi seorang nenek.” Aleta melirik sang mama, yang hanya memberinya satu anggukan. “Dan sebaiknya kau memperlakukan putriku dengan lebih baik, Yoanna,” tambah Monica, meski suaranya terdengar dingin dan datar, tetap tak menutupi ketulusan yang terselip. “Dan aku melakukannya bukan untukmu. Aku hanya tak ingin hubungan cucuku dan neneknya memburuk seperti hubunganmu dan Leon,” tambahnya lagi. “Terima kasih, Monica.” Yoanna mengusap wa

    Last Updated : 2025-03-23
  • Bukan Sang Pewaris   35. Makan Malam Kejutan

    Sejak hari itu, Aleta tak lagi datang ke rumah sakit. Lewat sang mamalah ia mengetahui perkembangan Bastian. Yang benar-benar membuatnya lega karena perkembangan Bastian semakin membaik meski hampir satu minggu masih belum bangun. Di hari ketujuh, Aleta masih menyiapkan makan malam ketika ponselnya berdering. Panggilan dari Monica. Yang memberitahunya bahwa Bastian sudah bangun. Aleta membekap mulut, meredam pekik kelegaan yang memenuhi dada. Air mata keharuan meleleh di pipinya, yang kemudian ia hapus dengan punggung tangan. “Terima kasih, Ma. Aleta sangat lega mendengar Bastian sudah …” Aleta belum sempat menyelesaikan kalimatnya ketika tersentak karena ponsel yang menempel di telinganya tiba-tiba ditarik dari belakang. Kontan tubuhnya berputar dan hanya menelan ludah melihat ponsel tersebut berpindah di telinga Leon. "Ya, Ma. Ini Leon." "Ehm, Leon?" Suara Monica seakan tertelan begitu saja.

    Last Updated : 2025-03-24
  • Bukan Sang Pewaris   36. Surat Kesepakatan Perceraian

    Aleta menelan ludahnya. Keheningan di antara mereka terasa sangat menyesakkan dengan ancaman Leon yang terasa menggantung di atas kepalanya. Wajahnya pucat pasi, berbanding terbalik dengan senyum yang melengkung lebar di bibir Leon. “Habiskan makananmu, setelah ini kita berlanjut, membicarakan tentang masa depan pernikahan kita. Juga … anak dalam kandunganmu.” Mata Aleta mengerjap terkejut. Wajahnya yang sudah sepucat mayat tak bisa lebih pucat lagi. “A-anak? Apa maksudmu, Leon?” Suara Aleta seperti tercekik. Ia memahami keadaan pernikahan mereka yang sangat jauh dari kata baik-baik saja. Dan mungkin memang perlu dibicarakan tentang kesepakatan-kesepakatan yang akan menguntungkan Leon lebih banyak lagi. Namun, anak? Apa yang perlu mereka bicarakan? Apakah … apakah Leon akan menceraikannya? “Tidak. Aku tak akan menceraikanmu.” Leon seolah menangkap apa yang tengah muncul di benak Aleta. “L-lalu kenapa kita ha

    Last Updated : 2025-03-25
  • Bukan Sang Pewaris   37 Merelakan

    Tangan Aleta sudah terjulur, hendak meraih pakaian apa pun untuk menutupi ketelanjangannya ketika pintu dibanting dari luar, terjemblak sepenuhnya dan Bastian berdiri di ambang pintu. Pandangan keduanya bertemu, tubuh Bastian membeku menatap wajah sepucat mayat Aleta. Duduk di ranjang dengan salah satu tangan berada di dada. Menahan selimut demi menutupi ketelanjangan gadis itu. Kepalanya menggeleng pilu, menyaksikan pemandangan yang selalu berhasil memporak-porandakan perasaannya. Wajah Aleta tertunduk dalam, tak tahan dengan tatapan penuh luka yang terpampang di wajah pucat Bastian. Bahkan pria itu masih mengenakan pakaian rumag sakit dan seharusnya masih berada dalam pengawasan intens dokter setelah operasi besar. Entah bagaimana pria itu bisa sampai di tempat ini dan melihatnya dalam keadaan memalukan seperti ini. “Sepertinya kalian butuh bicara,” sela Leon. Membelah keheningan menyesakkan antara Aleta dan Bastian. Berdiri bersandar pada pinggiran pintu dengan kedua tangan me

    Last Updated : 2025-03-26

Latest chapter

  • Bukan Sang Pewaris   Bonus 3 (Bukan Keluarga Sempurna)

    Suara tawa Julia memenuhi ruang makan. Sementara Leon terkekeh, menahan tawa ketika Aleta tertunduk malu dengan cerita pria itu di meja makan. “Ya, aku tak akan meny alahkanmu, Aleta. Ada banyak orang yang salah paham dengan hubungan kami. Selain kau, memang hanya aku satu-satunya teman dekat yang dimiliki oleh Leon. Terutama karena aku wanita, dan aku menjadi satu-satunya wanita yang tak mungkin jatuh cinta pada manusia tak punya hati seperti Leon.”Leon mendengus tipis. “Tak mungkin, ya?” ejeknya. “Dan aku memiliki hati. Hanya bukan untukmu saja,” koreksinya menambahkan.Julia mengangguk tanpa keraguan sedikit pun. “Aku tak akan memandangmu sebagai seorang teman yang layak dikasihi jika kemungkinan itu ada, Leon. Aku cukup tahu diri akan kesabaranku menghadapi karakter keras kepala sepertimu. Egoku tak sekuat itu untuk menerima pasangan egois, tak berperasaan, dan bodoh sepertimu. Kau sangat beruntung akhirnya menemukan wanita yang tepat untukmu. Dan ka

  • Bukan Sang Pewaris   Bonus 2 (Bukan Istri Pertama)

    Kening Aleta berkerut melihat keseriusan di wajah Leon ketika membaca pesan singkat yang baru saja masuk ke dalam ponsel pria itu  Leon duduk tepat di sampingnya, dan tubuh keduanya masih dalam keadaan telanjang. Dan keringat masih membasahi tubuh keduanya, setelah aktiitas panas mereka.Dan sejujurnya sangat mudah bagi Aleta untuk melirik siapa pengirim pesan yang berhasil mendapatkan perhatian Leon. Tapi entah kenapa, ada sedikit kesungkanan yang membuatnya hanya terdiam. Menunggu pria itu mengatakan sesuatu.“Aku harus pergi,” ucap Leon. Menoleh ke samping dan mendaratkan satu kecupan di kening Aleta sembari salah satu tangan meletakkan ponselnya ke nakas dengan posisi terbalik.Aleta hanya memberikan satu anggukan singkat. Dengan pandangan mengikuti Leon yang bergerak turun dari ranjang. Mengenakan celana karet dan langsung menuju pintu kamar mandi untuk membersihkan diri.‘Juliakah? Seseorang yang menghubungin Leon baru saja?’

  • Bukan Sang Pewaris   Bonus 1 (Bukan Sang Pewaris)

    “Kita pulang?” Leon menatap ke arah Aleta, dengan tatapan penuh arti. Keduanya berdiri di depan teras rumah sakit. Dengan baby Lucien yang berada dalam gendongan Aleta dan lengannya yang melingkar posesif di pinggang sang istri.Aleta memberikan satu anggukan tipis. Dengan seulas senyum dan binar di kedua mata coklatnya. Ya, ia akan pulang. Ke mana pun Leon membawanya karena sekarang, pria itu adalah rumahnya.Nirel dan Monica yang baru saja keluar dari pintu putar rumah sakit sengaja melambatkan langkahnya. Membiarkan Aleta dan Leon berada di depan, sekaligus sengaja menciptakan jarak yang terkesan seadanya. Agar keduanya tak merasa terganggu oleh kebe radaannya.Kedua pasangan paruh baya tersebut saling pandang. Saling melemparkan senyum dalam pandangan tersebut. “Sepertinya kali ini aku percaya dengan pilihanmu. Yang terbaik untuk Aleta,” gumam Monica lirih. Memastikan Aleta dan Leon tak mendengarnya. “Apakah sejak awal kau tahu mereka ak

  • Bukan Sang Pewaris   80. Ternyata Saling Merindukan (Ending)

    ‘Cukup untuk kita bertiga.’Bagaimana mungkin Leon tak terpengaruh dengan jawaban yang diberikan oleh Aleta tersebut. Mempertanyakan kembali seberapa serius keinginan Aleta akan dirinya dan pernikahan mereka, hanya akan memperjelas bahwa dirinyalah yang begitu tolol telah melepaskan sang istri demi perusahaan.‘Bagaimana mungkin kau melakukan semua ini demi kebahagiaan semua orang. Jika kau sendiri tak bisa membahagiakan dirimu sendiri, Leon.’Kata-kata Julia pun kembali terngiang di benaknya.‘Jika kau tak becus mempertahankan kebahagiaanmu sendiri, aku tak akan terkejut jika apa yang kau lakukan saat ini untuk bertahan. Semua itu pada akhirnya tak bisa kau pertahankan. Karena kau sendirilah yang menghancurkan dirimu sendiri, Leon. Bukan kakek Aleta maupun Bastian. Juga bukan semua orang yang saat ini sedang menyusun rencana untuk menggulingkanmu.’“Jika keinginanmu terhadapku dan putra kita tidak cukup untukmu, akulah yang aka

  • Bukan Sang Pewaris   79. Cukup Untuk Kita Bertiga

    “Aku tidak menandatanganinya tanpa keinginanku, Aleta. Apalagi yang kau butuhkan dan tunggu untuk menerima gugatan ini? Semua yang kau inginkan ada di dalam sini.”Aleta mengerjap dengan jawaban dingin yang diberikan Leon. Menelan kekecewaan yang sengaja di berikan Leon padanya. Tentu saja ia bisa menangkap kesengajaan pria itu untuk membuatnya kecewa. Dengan cepat, Aleta memasang ekspresi datarnya seapik mungkin. Kedua matanya menatap lurus tatapan intens Leon yang berusaha melucuti perasaannya. “Kakekku akan tetap mengusirmu dari perusahaan meski kita bercerai.”Leon membeku, keterkejutan menampar wajah pria itu dan butuh beberapa detik lebih lama baginya untuk mencerna keterkejutan dan menguasai raut wajahnya. Demi menyimpan kemarahan yang nyaris tak bisa disembunyikan dengan baik.Meski ini adalah informasi penting yang sudah ia perkirakan dan kartu lain untuk membuat Phyllian Mamora tak berkutik berada di tangannya. Ia hanya tak menyangka Ph

  • Bukan Sang Pewaris   78. Keputusan Leon

    Phyllian Mamora dan Bastian tentu saja tak menyukai keberadaan Leon di ruang perawatan anak tersebut. Dan sama sekali tak menutupi kebencian keduanya di depan Leon. Aleta yang merasa terjebak dengan kecanggungan tersebut pun tak bisa melakukan apa pun. Terutama dengan sang kakek yang jelas-jelas ingin menyeret Leon keluar dari ruangan tersebut tapi tak mungkin membuat keributan di ruang perawatan baby Lucien yang kini sudah berbaring di ranjang pasien.“Kakek ingin bicara sebentar,” ucap Phyllian. Melirik ke arah Leon yang masih duduk di kursi. Tak melepaskan pandangan dari baby Lucien sedikit pun. Aleta mengangguk pelan, mengikuti sang kakek menuju pintu.“Awasi dia untukku,” pintah Phyllian pada Bastian sebelum mencapai pintu.Aleta tentu saja merasa tak nyaman dengan pintah tersebut. “K-kakek …”“Kakek tidak mempercayainya, Aleta. Siapa yang tahu kalau dia akan membawa lari cicitku.” Jawaban Phyllian yang tidak lirih se

  • Bukan Sang Pewaris   77. Kedatangan Leon

    “Kau masih belum menyentuhnya?” gumam Monica membuka berkas di meja yang tampaknya masih tak tersentuh, bahkan setelah beberapa hari setelah Aleta mencoba menemui Leon di kantor. Kepalanya berputar, menatap sang putri yang berdiri di tengah ruangan, menggendong baby Lucien yang tampaknya mulai tenang.Aleta hanya menatap sang mama, tanpa memberikan jawaban apa pun.“Masih ingin bicara dengan Leon?”Aleta memberikan satu anggukan pelan, menundukkan wajah dan menatap sang putra yang sudah terlelap. Ia pun berjalan mendekati boks bayi, membaringkan baby Lucien dan tetap berdiri di samping boks bayi.“Tadi malam papamu bertemu dengan kakekmu.” Monica mendekati Aleta. Menyentuh pundak wanita itu dengan lembut. “Kakekmu mengatakan akan mengambil alih semua permasalaha ini dan mengatur pengacara terbaik untukmu.”Aleta menoleh ke samping, napasnya semakin tertahan. “K-kakek?”Monica mengangguk. “Mama dan papa sudah menega

  • Bukan Sang Pewaris   76. Haruskah Merelakan Semuanya?

    “Apakah pria itu berhasil mempengaruhimu sehingga membuatmu seperti ini?” ulang Bastian dengan penekanan di ujung kalimatnya. “Jadi pria itu sudah berhasil mengubah perasaanmu padaku?”Aleta tak langsung menjawab. Menatap binar harapan di kedua mata Bqstian yang perlahan meredup. Sama sekali tak menyangkal pertanyaan tersebut.Bahkan pertanyaan tersebutlah yang membuat Aleta tersadar. Bahwa perasaannya pada Bastian memang sudah berubah. Berubah sepenuhnya tanpa ia sadari.Bastian menggeleng. “Tidak. Ini terlalu cepat, Aleta. Dan semua ini bukan karena Leon.Tetapi karena ancaman Berlian padamu, kan?”Aleta tetap bergeming. Ekspresi wajah Bastian tampak begitu emosional.“Berlian sudah mengatakan padaku. Semua itu hanya kelicikannya, Aleta. Percaya padaku.” Bastian melangkah maju, tetapi tubuh Aleta bergerak mundur. Mempertahankan jarak di antara mereka tetap terbentang.Aleta menggeleng. “Kakekku, kau, dan Berl

  • Bukan Sang Pewaris   75. Tak Baik-Baik Saja

    Aleta menatap berkas yang tergeletak di sampingnya. Tak ia sentuh sejak kemarin sang mama meletakkannya di sana. Tahu benar apa yang ada di dalam sana, tetapi ia tak memiliki keberanian untuk membukanya.Semua harapan dan keinginannya ada di dalam sana. Terkabulkan hanya dengan membubuhkan tanda tangannya di sana.Namun …Akan tetapi …Kenapa sekarang perasaannya telah berubah? Kenapa keinginan dan harapannya tidak sama?‘Mama tak tahu apakah mama perlu menyampaikannya padamu. Kakekmu dan Bastian menukarkan semua ini dengan perusahaan.’‘Mama dan papa tidak memihak siapa pun selain dirimu, Aleta. Yang kami inginkan hanyalah kebahagiaanmu semata. Jadi … pertimbangkan baik-baik keputusanmu.’Kata-kata sang mama kembali terngiang. Semudah inikah Leon menyerah untuknya? UntukLucien? Ya, tentu saja dirinya tak bisa dibandingkan dengan kursi tertinggi di Thobias Group.Aleta menghela napas pan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status