Yoshiro kembali ke apartemen mewah yang disewa oleh Ivona untuk dirinya. Benar-benar luas. Dan perabotan yang ada di dalamnya memiliki nilai yang sangat fantastis.Yoshiro berjalan menuju ke arah sofa. Atau lebih tepatnya ke meja yang ada di depan sofa. Menatap sebuah koper berwarna hitam diletakkan di sana entah oleh siapa.Yoshiro penasaran dengan hal itu. Membuatnya membuka koper itu. Di bagian atas, ada beberapa kertas. Lalu pada bagian bawahnya ada jubah berwarna hitam dan sebuah topeng wajah serigala berwarna merah yang menutup bagian kening sampai bagian bawah hidung saja.Telepon Yoshiro berdering. Nomor tidak dikenal. Membuat Yoshiro memiliki firasat bahwa koper hitam itu memiliki kaitannya dengan orang yang menelponnya sekarang. Membuatnya menjawab sambungan telepon itu tanpa pikir panjang."Sembunyikan koper itu di lokasi yang tidak bisa ditemukan oleh orang lain. Aku tidak mau tau, semua berkas dan jubah yang ada di dalam sana harus pergi dari ruanganmu sebelum matahari te
Brain terkejut tidak lama setelah salah satu pelayannya membukakan pintu mobil untuknya. Ia sudah berada di sekolah sekarang. Biasanya pengawal yang bertugas mengawalnya adalah pengawal-pengawal tingkat dua.Namun kali ini tidak. Aewon berada di sampingnya saat Brain menginjakkan kakinya di parkiran sekolah.Berdiri di sana menggunakan jas hitam dan payung hitam yang diarahkan untuk menutupi bagian kepala Brain dari sinar matahari pagi."Apakah ada situasi darurat?" tanya Brain kebingungan dengan kehadiran Aewon."Tidak ada situasi darurat. Saya datang untuk memastikan keamanan Anda. Khusus untuk hari ini, saya yang akan mengawal Anda. Setelah hari ini, pengawal lain yang akan berada di sisi Anda," jelas Aewon.Itu bukanlah hal yang wajar. Aewon adalah pemimpin kelompok pengawal Keluarga Mcknight. Aewon tidak seharusnya berada di sisi Brian selama memang tidak ada kondisi berbahaya yang mengancam nyawa Brian.Brain mencoba untuk tidak terlalu memikirkan itu. Ia berjalan masuk ke gedun
Yoshiro pergi ke sebuah rumah besar yang letaknya jauh dari pusat kota. Benar apa yang dituliskan pada kertas informasi yang diberikan. Rumah itu dijaga sangat ketat. Memberikan isyarat bahwa orang yang ia cari memang sedang berada di sekitar itu. Ia masih berada di dalam mobil. Tentu saja bukan mobilnya. Bukan ia juga yang mengendarai mobil itu. Melainkan Yuri. Asisten kepercayaan Ivona. Yuri ada karena Yoshiro tidak pandai dalam hal mencuri data. Maka dari itu, Ivona mengirim Yuri supaya bisa menyadap dan mengambil seluruh data yang berkaitan dengan kasus Tae Rim. "Kita tidak bisa membuang banyak waktu di sini. Aku akan menunggumu sampai kamu selesai di dalam. Setelah itu baru aku yang menjalankan tugasku," ujar Yuri. "Atau memang kamu ingin menyerah dan meminta bantuan ku untuk menyelesaikan itu semua?" tanya Yuri melirik ke arah Yoshiro. "Aku ingin seperti itu. Tapi, ya, meminta bantuan pada seorang wanita, itu akan merusak harga diriku. Jadi, aku akan menghadapinya sendi
Yuri mengetik keyboard dengan cepat. Memindahkan data-data penting dari komputer yang ada di dalam kediaman Tae Rim ke dalam flashdisk miliknya.Yuri tidak menyangka akan secepat ini Yoshiro akan berhasil menyingkirkan semua penjaga yang ada di dalam rumah Tae Rim. Ia baru saja ingin menjauhkan mobilnya dari rumah target ke arah minimarket untuk mencari makanan dan minuman, namun tidak lama setelah ia menyalakan mobilnya, ia mendapatkan panggilan masuk dari Yoshiro menandakan bahwa keadaan rumah sudah bersih. Penjaga sudah dihabiskan. Dan Tae Rim berserta keluarganya sudah disekap."Bagaimana dengan ini?" tanya Yoshiro mengumpulkan seluruh ponsel milik keluarga Tae Rim ke dalam satu kantong plastik bening."Simpan saja. Kita butuh data yang ada di dalam sana untuk mencari lebih banyak bukti tentang kejahatan mereka," balas Yuri masih fokus pada layar komputer di depannya."Rekaman CCTV bagaimana?" "Sudah kuhapus seluruh rekaman yang ada. Dari hari ini sampai minggu lalu. Aku juga sud
Serena memandang secara saksama siaran berita yang muncul di ponsel miliknya. Kejadian kebakaran yang menewaskan total ada tujuh orang. Yang di mana empat dari tiga orang itu adalah keluarga Tae Rim. Sedangkan sisanya adalah penjaga atau pengawal.Sedangkan Tae Rim sendiri ditemukan dalam kondisi penuh luka di jalan penyeberangan orang dengan kondisi tanpa busana. Tae Rim yang sedari awal menjadi buronan pun langsung diamankan oleh pihak kepolisian. Serta keluarganya yang menjadi korban dari kebakaran itu pun sedang dikuburkan oleh kerabat terdekat dari Tae Rim.Serena menatap ke seorang laki-laki membungkuk di sampingnya. Juga menatap dan memperhatikan berita yang sedang ia lihat."Di mana kamu kemarin malam?" tanya Serena mencurigai laki-laki itu."Kenapa aku harus memberitahumu? Bukankah katamu pekerjaanku hanya sampai pulang sekolah? Bukankah itu artinya aku bebas melakukan apa pun setelah pulang sekolah dan tidak harus melaporkannya padamu?" tanya Yoshiro masih dalam keadaan mem
Ivona melirik ke arah laki-laki yang berdiri di sisi kanannya. Yoshiro berada di kantornya. Menggantikan posisi Yuri yang sedang fokus menjalankan tugas untuk memberatkan hukuman yang akan diberikan oleh hakim mahkamah pada Tae Rim. Ivona memang tidak melihat secara langsung wajah Yoshiro. Namun ia menyadari bahwa beberapa kali Yoshiro memandang ke arah dinding kaca. Menandakan bahwa Yoshiro tidak nyaman berada di sana dan ingin cepat-cepat keluar.Tugas Yoshiro hari ini tidak berat. Hanya berada di sisi Ivona. Dan hanya bergerak jika Ivona meminta bantuan. Selebihnya ia hanya perlu berdiri di sisi Ivona."Bagaimana tanggapanmu dengan Aewon?" tanya Ivona memecah keheningan yang ada di ruangan itu. Yoshiro diam sejenak. Nama yang terasa tidak asing. Sampai di titik di mana Yoshiro mengingat kejadian di mana ia menyerang seorang laki-laki menggunakan jas dan membawa payung saat sedang menunggu lift sekolah."Ah, dia. Saya pernah bertemu dan beradu pukul dengannya sekali," ujar Yoshiro
Yoshiro kembali mengatur nafasnya. Benar-benar pertarungan yang sengit. Yoshiro harus melawan para mafia untuk bisa mengincar kepala pemilik club malam tempat beradanya sekarang. Benar kata Ivona, tugas kali ini lebih berat dari tugas sebelumnya. Karena tugas kali ini, tidak bisa ditentukan seberapa kuat dan berapa jumlah musuh. Yoshiro berdiri tegak dengan keadaan masih menggunakan jubah dan topeng saat mendengar ada suara langkah kaki dari arah pintu masuk. Dan, ya, tidak lama muncul seorang laki-laki. Menggunakan jas hitam. Dengan rokok diapit bibir berwarna terang milik laki-laki itu. Tidak lupa dengan payung hitam yang selalu dibawa ke mana pun laki-laki itu berada. Aewon So. "Sepertinya ada yang menarik di sini," ujar Aewon menatap ke segala tubuh mafia yang terkapar pingsan di segala penjuru ruangan club. Yoshiro tidak bisa langsung angkat bicara saat itu. Karena Yoshiro dan Aewon sudah pernah bertemu. Jika Yoshiro mengeluarkan suara, maka Aewon pasti menyadari indenti
Yoshiro menghela nafas sebelum masuk ke ruang rawat inap milik ibunya. Setelah mengumpulkan banyak sekali keberanian, ia akhirnya membuka pintu ruangan dan masuk ke dalam sana.Tatapan pertamanya tentu saja tertuju pada Sheila. Yang sedang duduk sembari tersenyum menatap ke arah dirinya. "Bagaimana sekolahmu?" tanya Sheila."Tidak ada yang istimewa. Semua berjalan semestinya," balas Yoshiro menaruh sebungkus plastik di atas nakas."Apa itu?""Bubur, buah, dan air mineral.""Sepertinya kamu memiliki banyak uang akhir-akhir ini. Dari mana kamu mendapatkannya?""Aku bekerja paruh waktu. Sudah sepantasnya aku memiliki uang. Akan terasa aneh jika aku bekerja namun tidak memiliki uang."Sheila sudah mencurigai Yoshiro sejak lama. Tidak bisa dipungkiri bahwa biaya perawatannya sangatlah mahal. Apalagi Sheila sudah bertahan di rumah sakit itu sangat lama. Sehingga jika dihitung-hitung, uang yang harus dikeluarkan untuk membayar tagihan rumah sakit sangatlah banyak. Tidak mungkin seorang mur
Yoshiro bersantai di dalam bathtub yang berisikan dengan air hangat. Menatap ke arah televisi berukuran 43 inci yang terpasang di dinding. Menyimak berita siaran ulang tentang Ivona yang mengadakan konferensi pers terkait pemecatan Nova Wesl. Yoshiro belum bertemu dengan Ivona sehingga Yoshiro belum tau alasan pasti mengapa perempuan itu mengambil tindakan itu. Yoshiro menatap ke arah pintu masuk yang jaraknya cukup jauh dari bathtub saat mendengar suara gagang pintu. Dan secara kebetulan perempuan yang muncul di siaran ulang, kini muncul di hadapannya. Mengunci pintu kamar mandi dari dalam. Melepaskan sepatu hak tinggi dan segala pakaian kerjanya. "Di mana ibumu?" tanya Ivona menyalakan shower dan membasahi seluruh tubuhnya. "Saya tidak tau. Tapi kemungkinan ibu saya sedang keluar untuk membeli bahan makanan makan malam," jawab Yoshiro menyalakan suara televisi sekeras mungkin supaya suara mereka tidak keluar dari luar. "A
Kemampuan bertahan milik Yuki. Teknik pukulan milik Aewon. Dan teknik tendangan milik Keenan. Martin melihat itu semua pada diri Yoshiro saat ini. Membuat Martin merasa sedikit tertarik dengan bakat yang dimiliki oleh anak muda itu.Meniru kemampuan beladiri orang lain dan menyempurnakan semua teknik dari berbagai orang dalam satu tubuh. Itu bukanlah sesuatu yang mudah. Dan Martin tidak pernah melihat itu sebelumnya.Sedangkan di satu sisi lain, Keenan merasa ada yang aneh. Yoshiro terlihat seperti bergerak di luar kendali. Seakan-akan ada yang mendorongnya untuk segera menyelesaikan pertarungan itu dengan cepat. Tidak seperti Yoshiro biasanya yang selalu menikmati segala pertarungan dan suka mengulur waktu."Hujan, 'ya? Apakah karena ini?" tanya Keenan menatap ke arah luar kaca. Atau lebih tepatnya ke arah air hujan yang turun sangat deras.Semua orang yang mafia, Yakuza, ataupun kelompok pembunuh bayaran tau bahwa Aewon sangat berbahaya saat huj
Martin menatap secara saksama pertarungan yang terjadi di gedung olahraga. Yoshiro menggunakan tangan kosong. Dan Galil menggunakan pedang katana. Keuntungan penuh ada di sisi Galil. Hanya saja Martin merasa bahwa pertarungan yang ada tidak berjalan sesuai dengan keinginan Galil. Seakan-akan Galil bertarung sesuai dengan kemauan Yoshiro. Semua orang yang ada di sana pun menyadarinya bahkan Yoshiro tidak sama sekali merasakan tekanan atas kondisi yang menguntungkan Galil. Tidak ada satupun tebasan Galil yang dapat mengenai titik vital Yoshiro. Dan Yoshiro terus bisa bergerak ke sana ke mari sesuka hatinya. "Apa yang sedang dia lakukan?" tanya Martin pada Aewon. "Mengulur waktu. Dia selalu seperti itu. Bertarung sesuka hatinya di awal. Dan mulai serius setelah mendapatkan luka fatal," balas Aewon mengamati pergerakan Martin. "Bukankah kamu sudah pernah bertarung dengannya sebelumnya? Lalu mengapa dia masih ber
Yuri masuk ke dalam ruangan kerja Ivona setelah menjawab sebuah sambungan telepon. "Yoshiro bertemu dengan perdana menteri dan memprovokasinya," ujar Yuri melaporkan keadaan yang ada.Ivona diam sejenak. Ia mengenal baik bagaimana sikap Martin. Tidak mungkin orang sepertinya akan meladeni tingkah anak kecil seperti Yoshiro. Sehingga Ivona yakin kalaupun memang ada pertarungan di sana, maka yang akan bertarung bukanlah Martin ataupun orang bawaan Martin."Siapa yang akan dilawan oleh Yoshiro?" tanya Ivona mengambil ponselnya."Galil Fal. Pengawal dari Keluarga Wesl," jawab Yuri. "Wesl? Bukankah kepala keluarga mereka anggota partaiku?" "Benar. Nova Wesl. Dan anaknya Ethan Wesl."Ivona bukanlah tipe ketua partai yang sering menghabiskan waktu bersama dengan anggota partainya. Apalagi dengan anggota partainya yang berjenis kelamin laki-laki. Ivona bahkan tidak pernah mau datang jika seandainya ada undangan minum yang ber
Pertemuan antara orang tua dilaksanakan di sekolah. Untuk membahas beberapa hal termasuk progam studi lanjutan, serta penerimaan hasil laporan sementara terkait nilai siswa.Itu dilaksanakan di dua hari yang berbeda. Hari pertama akan didatangi oleh orang tua dari murid kelas elite. Sedangkan hari kedua didatangi oleh orang tua dari murid kelas beasiswa.Hari ini adalah hari di mana para orang tua murid kelas elite menampilkan kekayaaan yang mereka punya. Mereka membawa mobil yang sangat mahal. Menggunakan setelan jas serta barang-barang mewah. Serta membawa pengawal dengan nama besar.Martin Mcknight. Seorang perdana menteri datang dan menjadi pusat perhatian. Tubuh laki-laki itu benar-benar besar, melebihi tubuh orang pada umumnya. Serta dipenuhi oleh otot. Membuat semua orang yang melihat kedatangan perdana menteri itu tidak berani bertindak macam-macam."Sepertinya baru kali ini kita bertemu setelah sekian lama," ujar Martin menatap seorang la
Kazue dan Serena berdiri di sisi danau. Menikmati hawa dingin dari angin malam. Serena baru saja selesai melakukan pemeriksaan rutin. Ia tidak mau langsung pulang ke rumah karena di rumah tidak ada siapa pun. Ayahnya sedang ada tugas di luar. Sehingga Serena meminta Kazue untuk membawanya ke danau yang pernah dikunjunginya bersama Yoshiro. Jika saja saat itu Yoshiro tidak membawanya ke sana, Serena tidak akan tau bahwa ada danau dengan pemandangan sebagus itu sampai detik ini. "Dari mana Nona Muda tau tentang danau ini?" tanya Kazue berdiri di belakang kursi roda Serena. "Yoshiro pernah membawaku ke sini," balas Serena. "Sepertinya pengetahuannya tentang tempat-tempat sepi seperti ini cukup bagus." "Tempat ini lebih bagus jika datang sesaat sebelum matahari terbenam." "Benarkah? Saya akan datang lain waktu untuk memeriksanya." Suasana hening. Serena menikmati keindahan air danau
Ivona bangun dalam kondisi terkejut saat melihat ada seorang perempuan melintas di hadapannya. Ia memegang dengan sempurna selimut yang menutupi tubuhnya. Ia teringat bahwa ia sedang berada di apartemen Yoshiro.Selama ini, ia berada di apartemen Yoshiro untuk tidur bersama laki-laki itu. Menghabiskan malam bersama sampai lupa waktu. Ia berpikir bahwa ia ketiduran saat sedang melakukan itu bersama dengan Yoshiro. Dan masih dalam kondisi telanjang. Namun ternyata tidak. Ia masih menggunakan kemeja putih miliknya. Terkejutnya Serena membuat Sheila dan Yoshiro yang berada di sana pun ikut terkejut. "Kenapa? Apakah ada yang salah?" tanya Sheila menatap Ivona dengan cemas."Tidak. Aku hanya bermimpi buruk," balas Ivona memegang keningnya. Yoshiro datang membawa sebotol air mineral dingin yang ia ambil dari kulkas dan memberikannya pada Ivona. Ia tidak tau apa yang terjadi pada perempuan itu. Namun setidaknya dengan seteguk air putih bisa me
Sheila baru saja kembali dari supermarket untuk membeli beberapa sayur dan daging menggunakan kartu kredit milik Yoshiro. Ia berniat untuk memasak sebelum Yoshiro datang. Anaknya itu akan datang sedikit lebih malam karena pekerjaannya ada yang belum selesai. Saat sampai di unit apartemen milik Yoshiro, Sheila mendapati pintu apartemennya terbuka sedikit. Ia berpikir bahwa mungkin saja Yoshiro datang lebih awal. Namun setelah ia masuk dan menutup pintu rapat-rapat, ia mendapati sepatu hak tinggi berwarna hitam. Itu bukan miliknya ataupun milik Yoshiro. Menandakan bahwa ada orang lain di dalam sana. Sheila masuk ke area ruang tamu. Ia mendapati seorang wanita yang sangat cantik sedang duduk di sofa. Seorang wanita dengan kulit seputih salju. Rambut hitam berkilau sepanjang pinggang. Dan badan ideal yang terlihat jelas walau sedang menggunakan kemeja berwarna putih. "Siapa?" tanya Sheila setelah sadar dari lamunannya. "Ah, ini
Brain dan Ethan duduk di kursi VVIP pada gedung sikuit balap milik Keluarga Mcknight. Mereka menatap ke arah lintasan kosong tanpa mobil balap. Mereka hanya ingin menghabiskan waktu di sana. Dengan makanan dan minuman yang menumpuk di meja depan mereka. Dan Aewon serta Galil yang berdiri di belakang kursi mereka. "Siapa laki-laki itu?" tanya Ethan masih mempertanyakan siapakah sebenarnya laki-laki yang tadi menjemput Serena."Yoshiro. Aku lupa nama panjangnya. Tapi yang jelas, dia pengawal Serena sampai kaki Serena bisa berjalan lagi," balas Aewon."Apakah dia memang menjengkelkan seperti itu?" "Terkadang. Tapi dia juga sudah beberapa kali membantuku. Aku rasa dia tidak terlalu buruk."Aewon masih belum mengerti Yoshiro sepenuhnya. Karena memang laki-laki itu datang dan pergi sesuka hatinya sendiri. Aewon tidak pernah benar-benar memiliki waktu untuk mengenal lebih dalam siapakah Yoshiro sebenarnya."Apa dia memang sekuat itu s