Share

Bubur Panas

Author: PlutoPen
last update Last Updated: 2025-02-02 14:44:34

Yuri dan Ivona mengunjungi apartemen Yoshiro sepulang mereka dari kantor. Yuri sendiri saja sebenarnya sudah cukup untuk menyerahkan dokumen target selanjutnya yang harus ditangkap oleh Yoshiro. Namun Ivona meminta untuk ikut, ingin memeriksa seperti apakah isi dalam apartemen yang ia berikan pada Yoshiro.

Ivona dan Yuri tidak perlu mengetuk pintu. Mereka memiliki kartu akses apartemen itu. Sehingga bisa masuk ke dalam area apartemen dan membuka unit apartemen sesuka hati mereka.

Mereka mendapati Yoshiro yang sedang duduk di bawah sofa. Dengan sebuah panci dan mangkok berisikan bubur hangat di meja kecil yang ada di depannya.

"Sebenarnya apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Yuri melepaskan sepatunya.

"Aku baru saja selesai memasak dan baru mau memakannya," balas Yoshiro berdiri untuk menyambut kedatangan Yuri dan Ivona.

"Apakah kamu memang terbiasa memasak?" tanya Ivona duduk di atas sofa.

"Saya pernah bekerja paruh waktu di sebu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Tidak Suka Berbagi

    Ivona terbangun di tengah malam. Pandangan pertamanya tertuju pada televisi. Dan ia merasa aneh karena televisi di rumahnya lebih besar dari televisi itu. Sampai ia mencoba melihat ke sekitar dan mengingat bahwa ia tertidur setelah memakan bubur buatan Yoshiro.Ia masih berada di apartemen Yoshiro. Tertidur di sofa. Sedangkan Yuri juga tertidur di karpet bulu. Dengan bagian tubuh bersandar pada sofa yang digunakan oleh Ivona.Ivona mengubah posisi menjadi posisi duduk. Dan melihat Yoshiro yang sedang belajar di meja makan. Dengan meja yang penuh dengan buku. Laki-laki itu tidak menyadari bahwa Ivona sudah bangun, sampai Ivona berdiri."Apakah Anda ingin minum air putih? Saya memilikinya di dalam kulkas," tanya Yoshiro menatap ke arah Ivona."Tolong ambilkan," ujar Ivona duduk di kursi meja makan di hadapan Yoshiro.Yoshiro berjalan ke arah kulkas yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sana. Mengambil dua botol air mineral dingin yang ada di dalam sana. Lalu membawanya kembali ke meja m

    Last Updated : 2025-02-03
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Belum Terlambat

    Brain masih berada di kelasnya. Dengan posisi kelas yang kosong, ia sibuk menggulirkan ponselnya. Mencari informasi tentang model mobil terbaru yang sekira cocok dengan seleranya.Bulu kuduk Brain merinding saat merasakan hembusan angin dari arah belakangnya. Terasa seperti ada seseorang yang sedang bernafas di dekatnya. Membuat Brain sontak melihat ke belakang untuk memeriksa. Namun ia tidak mendapati siapa pun di sana. Menimbulkan rasa takut yang tadinya tidak ada kini ada.Dan saat ia kembali menatap ke arah depan. Berniat melihat ke arah ponselnya, ia mendapati seorang laki-laki dengan wajah sangat dekat dengan wajahnya. Kedua tangannya bertumpu di atas meja Mingzu. Dan membuat Brain sontak jatuh ke arah belakang."Apakah kamu gila?! Kenapa kamu tiba-tiba saja muncul di hadapanku!" tanya Brain memegangi tangannya yang kesakitan akibat terjatuh dari kursi.Tangan kanan Brain terasa sakit karena menjadi tumpuan saat Brain jatuh dari kursi. Dengan perasaan kesal, Brain menatap ke seo

    Last Updated : 2025-02-03
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Memulai Dari Awal

    Serena terkejut dengan kedatangan Brain. Satu-satunya orang yang ia beritahu tentang dirinya yang pulang sekolah lebih dulu untuk memeriksakan kakinya adalah Yoshiro. Yang menandakan kehadiran Brain dikarenakan Yoshiro. Mereka masih berada di rumah sakit. Atau lebih tepatnya di sebuah koridor yang mengarah ke taman rumah sakit. Situasi sangat sepi di sana, karena di sana masuk ke dalam area VVIP. Tidak banyak orang yang bisa masuk ke sana. "Bagaimana keadaanmu?" tanya Brain membuka topik pembicaraan. "Baik," jawab Serena. "Di mana Yoshiro?" tanya Serena menggenggam kedua tangannya di atas paha. "Di sekolah. Dia tidak ikut bersamaku," balas Brain. Serena sudah meminta kepada Yoshiro untuk berhenti mencoba mempertemukan Serena dengan Brain. Namun sepertinya semua itu hanya menjadi omong kosong di telinga Yoshiro. Membuat Serena semakin kesal terhadap kehadiran sosok laki-laki itu. "Bukankah tidak seharusnya kita bertemu di kondisi seperti ini?" tanya Serena. "Aku rasa kam

    Last Updated : 2025-02-03
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Perubahan

    Yuki Yamazaki berada di club malam yang cukup jauh dari pusat kota. Ia tidak bisa berada di sekitaran pusat kota saat ini, karena pembebasannya adalah hal yang rahasia.Untuk saat ini, Yuki berniat untuk mengumpulkan kembali sebagian pasukannya, mengingat ada beberapa orang kepercayaannya dipenjara dan tidak bisa dibebaskan.Kebebasan. Adalah kesenangan yang tiada tara. Yuki sudah bisa membayangkan kembali, dirinya memimpin dengan segala harta kekayaan yang melimpah dan perempuan yang bisa ia dapatkan kapan pun ia mau. Namun kebahagiaan itu sirna, saat ada seorang laki-laki dengan jas almamater sekolah, masih membawa tas sekolahnya datang memasuki club malam. Membuat seluruh aktifitas di dalam sana terhenti. Dan semua pandang mata tertuju pada anak sekolah itu.Yoshiro. Laki-laki yang dulu pernah mengalahkan Yuki. Dengan seorang perempuan yang menggunakan jubah dan topeng di belakangnya. Perempuan itu adalah Yuri yang sedang menyamar."A

    Last Updated : 2025-02-04
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Tingkatan Berbeda

    Keenan Sky. Seorang mafia berdarah dingin dengan segala pertempuran yang telah ia lewati. Seluruh luka di tubuhnya adalah bukti nyatas atas segala pertarungan sengit yang pernah ia hadapi. Tidak ada satu pun orang yang bisa menghentikan Keenan saat laki-laki itu masih sering berkeliaran sendiri, atau lebih tepatnya sebelum ia mendirikan White Owl. Seorang dengan kemampuan bela diri yang sangat hebat, kecepatan yang jauh di atas rata-rata, dan ahli strategi. Seorang iblis haus darah yang selalu mencari tumbal di malam hari. Dan sekarang laki-laki muda yang sedang berhadapan dengan anak buah Yuki seperti sedang dirasuki oleh Keenan. Kecepatan, pergerakan, dan ilmu bela dirinya benar-benar seperti dengan Keenan. Yoshiro mengalahkan semua bawahan Yuki tanpa mendapatkan luka sedikit pun. Menyisakan Yuki seorang diri. "Bagaimana kita akan menyelesaikannya? Haruskah aku mematahkan segala tulang di tubuhmu sebagai bayaran karena

    Last Updated : 2025-02-04
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Perbedaan Iblis dan Monster

    Tekanan cukup mencekam setelah Yuri keluar dari club malam itu melalui pintu belakang. Dan Yoshiro masih berada di titik yang sama menghadap ke arah pintu masuk club. Menatap ke arah asal hawa mencekam itu berasal. Aura yang tadinya terasa dari arah pintu tiba-tiba saja hilang. Dan muncul di area belakang tubuhnya. Yoshiro sedikit memiringkan tubuhnya untuk melihat bagian sisi butanya. Dan terlihat jelas ada seorang laki-laki dengan payung terbuka sedang berjongkok menghadap ke arah Yuki yang tak sadarkan diri. Dari payung hitam itu saja Yoshiro bisa menyadari siapakah orang yang datang dengan kecepatan tak masuk akal itu. Aewon. "Tulang dada patah. Aku rasa dia sudah tidak bisa diselamatkan," balas Aewon berdiri dari posisi jongkoknya. "Pemimpinku sudah bersusah payah untuk bisa mengeluarkannya dari penjara. Namun sekarang usahanya itu sia-sia karenamu, untuk apa kamu melakukan ini?" tanya Aewon menatap ke arah Yoshiro.

    Last Updated : 2025-02-05
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Menjadi Iblis

    Kekalahan telak bagi Yoshiro. Dengan stamina yang sudah terkuras hebat saat bertarung melawan Yuki dan anak buahnya, membuat Yoshiro tidak bisa benar-benar memaksimalkan kemampuannya saat melawan Aewon.Bahkan Yoshiro tidak bisa mendaratkan sebuah pukulan di tubuh Aewon. Laki-laki itu benar-benar tidak tersentuh. Sedangkan Yoshiro saat ini sudah babak belur dengan sebagian tubuh memar dan mengeluarkan darah."Apakah cuma seperti ini kemampuanmu?" tanya Aewon meraih payungnya yang jatuh ke lantai."Wih, mengerikan sekali. Tadi aku pikir aku akan mati," balas Yoshiro masih dalam posisi duduk di antara meja-meja yang berjatuhan akibat bertubrukan dengan tubuhnya."Pergilah dari sini. Aku akan melepaskanmu hanya untuk kali ini.""Terima kasih atas pengertianmu, Tuan Berpayung. Tapi aku belum kalah."Kondisi Yoshiro cukup buruk. Tubuhnya penuh dengan memar. Dan jika pendarahan di tubuhnya tidak segera dihentikan, maka Yoshiro akan dalam bahaya. Namun Yoshiro masih mau melanjutkan pertarung

    Last Updated : 2025-02-14
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Kemampuan Mengerikan

    Pertarungan lebih sengit dari sebelumnya. Aewon yang tadinya sama sekali tidak serius menghadapi Yoshiro, kini harus sedikit lebih serius. Mengingat kemampuan Yoshiro saat ini benar-benar tidak bisa diukur.Kemampuan Yoshiro meningkat sangat pesat. Pukulan dan tendangan Yoshiro yang tadinya sama sekali tidak terasa, kini mulai menyakitkan untuk Aewon. Dan Yoshiro sendiri sama sekali tidak memberikan tanda akan berhenti, walau sudah mendapatkan serangan telak dari Aewon.Mata Aewon membulat. Saat ia ingin melontarkan sebuah pukulan, tiba-tiba saja Yoshiro berputar. Menggunakan kaki kirinya untuk menyerang ke arah dagu Aewon dalam kondisi tubuhnya membelakangi Aewon. Untung saja Aewon bisa menahan tendangan itu menggunakan tangan kirinya. Jika tidak, maka sudah pasti itu akan terasa sangat menyakitkan bagi Aewon.Namun tidak berhenti di sana. Itu belum berakhir. Tubuh Yoshiro melayang. Melakukan tendangan memutar menggunakan kaki kirinya. Memaksa Aewon untuk menggunakan tubuh bagian kir

    Last Updated : 2025-02-14

Latest chapter

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Melindungi Adik

    Yoshiro terpental setelah mendapatkan tendangan keras dari Aewon. Benar kata Keenan. Secara kekuatan Yoshiro masih jauh di bawah Aewon. Belum saatnya Yoshiro bertarung satu lawan satu melawan iblis itu. Namun inilah yang ditunggu-tunggu oleh Yoshiro selama ini. Yoshiro tidak akan mundur.Ada dua hal yang merepotkan dari diri Yoshiro adalah kemampuannya meniru kemampuan beladiri orang lain dan kecepatan gerakannya. Aewon tidak bisa mengalihkan pandangannya sedikit saja dari tubuh laki-laki itu. Karena dalam sedetik saja laki-laki itu bisa menghilang dan muncul di titik buta Aewon. Akan sangat berbahaya jika itu terjadi.Aewon sendiri pun juga menerima beberapa pukulan dari Yoshiro. Walau sedikit, namun pukulan itu memberikan memar pada tubuh Aewon. Membuktikan bahwa latihan Yoshiro dengan Keenan membuahkan hasil. Tubuh Yoshiro lebih kuat daripada sebelumnya. Walau belum mencapai titik sempurna, tubuh Yoshiro sekarang bisa untuk menopang kemampuannya dalam jangka wak

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Pertarungan Sesuka Hati

    Kazuha dan Keenan bertarung bersama. Kazuha seorang petinggi kepolisian. Dan Keenan seorang pemimpin dari kelompok pembunuh bayaran. Tidak seharusnya mereka bekerja sama. Namun kali ini adalah kasus yang berbeda. Kazuha ingin membalaskan kematian atasannya. Dan Keenan ingin menjalankan tugas dengan imbalan uang sangat banyak. Jika dilihat dari kemampuan Keenan jauh di atas Kazuha. Walau laki-laki itu lebih tua dari Kazuha, laki-laki itu masih bisa bergerak cepat dan memukul dengan sangat keras. Satu pukulan ke dada lawannya saja sudah bisa membuat lawannya jatuh sesak nafas. "Apakah tidak masalah kamu tidak ikut bersamanya ke atas?" tanya Kazuha setelah menendang kepala musuhnya. "Kenapa juga aku harus ikut ke atas dan melawan monster-monster yang ada di sana? Itu bukan tugasku. Lagipula anak kecil itu sudah mengatakan bahwa dia akan melawan ketiga orang itu seorang diri," jawab Keenan menghapuskan darah yang menempel pada jasnya.

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Dia Alasan Untuk Melawan

    Aewon dan Galil berkumpul di lantai tiga saat mendengar ada banyak sekali ledakan di sekitar rumah. Serangan mendadak terjadi. Mereka diserang oleh pasukan dengan jumlah cukup banyak. Lebih banyak dari para pengawal yang dimiliki oleh Keluarga Mcknight.Mereka berdua kini bertugas untuk melindungi Martin dan Keenan yang juga berada di lantai tiga. Berjaga-jaga jika seandainya ada penyusup yang masuk ke dalam dan mengincar nyawa Martin.Mengulur waktu sebisa mungkin sampai pihak keamanan negara datang membantu dan mengamankan mereka."Ada seseorang di luar sana yang menyalakan api di dalam tubuh anak itu," ujar Martin menatap ke arah luar kaca. "Jika memang sejak awal Anda tau bahwa anak kecil itu berbahaya, seharusnya Anda menyingkirkannya saja sejak awal," tegur Aewon malas berhadapan dengan anak kecil itu lagi."Apakah itu mungkin? Mau dilihat dari manapun juga, anak kecil itu dikelilingi oleh orang-orang yang berbahaya. Dari caranya b

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Makanan Tengah Malam

    Ivona mulai tersadar dari tidurnya saat merasa tidak nyaman. Ia sadar bahwa ia tertidur sebelum makan malam. Sehingga perutnya kosong dan membuatnya terbangun di tengah mimpi indahnya. Saat matanya terbuka pandangannya tertuju ke arah wajah Yoshiro. Laki-laki itu masih bangun. Tidur di atas kasur dengan kondisi tubuh miring ke arahnya. Ivona merasa bahwa laki-laki itu sudah menatapnya semenjak ia tertidur. Yoshiro melingkarkan tangannya pada tubuh Ivona. Mengelus bagian punggung perempuan itu dengan lembut. Lalu menutup matanya tanpa mengucapkan sepatah katapun. "Aku mau makan," rengek Ivona. "Bukankah kamu mengatakan ingin mengembalikan berat badanmu ke berat ideal? Badanmu akan semakin melebar jika kamu makan tengah malam," tanya Yoshiro menepuk punggung Ivona perlahan. "Aku mau makan." "Iya, iya. Aku sudah masak tadi. Hanya perlu menghangatkannya saja. Kamu mau makan sekarang atau nanti?"

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Hanya Boleh Satu

    Ivona kembali ke rumah lama Yoshiro. Ia sudah mendapatkan semuanya kembali. Perusahaan, kartu rekening, dan rumah. Namun tetap saja ia merasa bahwa berada di sisi Yoshiro lebih nyaman dibandingkan harus tinggal di rumah bersama penjaga dan asisten rumah tangganya.Ia berjalan menuju dapur. Karena ia sangat yakin pada saat seperti sekarang, Yoshiro sedang berada di dapur. Sedang memasak makanan untuk makan malam. Dan benar. Laki-laki itu sedang berada di dapur. Dengan kompor menyala. Merebus air. Lalu ada beberapa potongan ikan serta sayuran di atas meja dapur."Aku pikir kamu akan mengajakku makan malam di luar," ujar Ivona berjalan menuju kulkas."Aku pikir kamu tidak akan datang," balas Yoshiro melirik ke arah Ivona."Jika aku tidak datang, di mana aku akan tidur?""Bukankah kamu sudah mendapatkan rumahmu kembali?""Ya. Aku mendapatkannya. Tapi aku tidak bisa tidur jika tidak ada yang memelukku."Ivona mengambil susu b

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Rencana Gabungan

    Pertemuan diadakan di salah satu gedung kosong yang tak terpakai. Ada tiga kelompok yang berkumpul. Fei sebagai orang yang membentuk kelompok itu. Keenan sebagai pemimpin kelompok White Owl yang akan dibayar oleh Fei untuk melaksanakan tugas. Dan Yoshiro sebagai orang yang akan membantu.Fei membawa Sherly. Keenan membawa salah satu anak buahnya. Dan Yoshiro membawa Kazuha.Siapa sangka bahwa Yoshiro akan membawa dan bekerja sama seorang petinggi dari kepolisian untuk meruntuhkan kejayaan dari Martin Mcknight."Bukankah ini terlalu sedikit jika untuk mengalahkan mereka?" tanya Keenan menatap Fei."Kamu bisa mundur jika memang kamu pecundang," balas Yoshiro tersenyum kecil."Lucu sekali anak kecil ini," balas Keenan menatap sinis Yoshiro."Kenapa kamu membawa pihak kepolisian?" tanya Fei menatap Yoshiro."Ah, dia. Dia bukan polisi yang baik. Dia ini anjing peliharaannya Honpil. Seekor anjing tidak mungkin diam saja saat t

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Saling Mengenal Sebelumnya

    Yoshiro dan Serena duduk di sofa. Menatap ke layar televisi yang sedang menyiarkan sebuah drama. Dengan kondisi lampu ruang tengah mati dan Sheila sudah tertidur di kamarnya. Yoshiro berada di apartemen malam ini hanya untuk makan malam. Itupun karena diundang oleh Sheila. Jika tidak, Yoshiro sudah berada di rumah lama dan tidur. Ia tidak langsung pulang karena memang ingin meluangkan sedikit waktu untuk Serena. Dan tanpa ia mengatakan apapun, Serena pun berpikiran hal yang sama. Mengurangi sedikit waktu tidurnya untuk bisa berbicara dengan Yoshiro. "Bagaimana? Apakah kamu sudah terbiasa?" tanya Yoshiro memecah keheningan yang sudah lama ada. "Belum. Kenapa ada banyak sekali barang tidak terpakai di kamarmu? Bagaimana bisa aku tidur dengan tenang saat ada barang-barang itu?" tanya Serena balik. "Kamu bisa membuangnya jika memang kamu tidak memerlukannya." "Ke

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Berpikir Ulang

    Fei meninggalkan restoran karena memang jadwal kerjanya yang sangat padat. Ia pun sudah menerima penolakan dari Sheila. Sehingga tidak ada alasan lain untuknya tetap bertahan di sana.Sekarang hanya ada Ivona, Yoshiro, dan Sheila di sana. Yoshiro duduk di samping Ivona. Bertatap muka dengan Sheila."Aku ingin memastikan apa yang dikatakan kakaknya Ivona tadi. Apakah kalian benar-benar sedang berpacaran?" tanya Sheila menatap Yoshiro."Tidak," ujar Yoshiro.Dengan cepat Ivona menggerakkan tangannya. Memukul bagian belakang kepala Yoshiro dengan kencang. "Tolong izinkan saya menikahi putra Anda," ujar Ivona dengan badan tegap. "A-apa? Menikah?" tanya Ivona gugup karena terkejut."Kami sudah dekat semenjak Anda dirawat di rumah sakit. Ada banyak hal yang sudah kami lewati bersama. Dan setelah semua itu, saya mulai menaruh rasa padanya. Saya ingin memilikinya sepenuhnya," ujar Ivona."Tidak. Tunggu dulu. Kenapa ti

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Dua Kondisi

    Fei, Ivona, Yoshiro, dan Sheila sudah berada di restoran yang sudah dipesan dan dikosongkan oleh Fei supaya tidak ada yang menganggu pertemuan mereka kali ini.Ivona duduk di samping Fei. Dan Yoshiro duduk di samping Sheila. Mereka saling berhadapan."Senang bisa bertemu dengan Anda. Saya berterima kasih karena Anda telah memenuhi undangan saya untuk datang ke mari. Terima kasih," ujar Fei memulai pertemuannya."Saya juga berterima kasih atas undangan yang Anda berikan," balas Sheila."Mungkin ini akan sedikit mendadak. Tetapi adik saya, Ivona akan berangkat ke Jepang untuk mendirikan dan mengembangkan perusahaan di sana. Dan saya ingin Yoshiro ikut bersama dengan Ivona. Sekolah akan kami tanggung. Dia akan bekerja paruh waktu langsung di bawah pengawasan Ivona. Jadi upahnya akan sama seperti yang sekarang," ujar Fei.Sheila melirik ke arah Yoshiro. Anak laki-lakinya itu sudah mengatakan kepadanya bahwa akan pergi ke Jepang dan bersekolah

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status