Beranda / Romansa / Bukan Menantu Idaman / BAB 6 Hamil Berulang Janin Hilang (POV Ayu)

Share

BAB 6 Hamil Berulang Janin Hilang (POV Ayu)

Penulis: Wahyu Soejitno Putri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tinggal di tempat baru, lingkungan baru membuatku harus secepatnya beradaptasi. Sebetulnya tempat tinggalku yang sekarang tidak begitu jauh dari lingkungan tempat tinggal keluarga suamiku. Malah boleh dikatakan masih satu desa, hanya saja dibatasi beberapa rumah tetangga, jalan setapak serta perkebunan luas entah milik siapa hingga sampai detik inipun masih saja menjadi misteri.

Minggu berganti bulan. Bulan berganti tahun kedua pernikahanku, aku mulai menunjukkan tanda-tanda orang yang sedang hamil muda. Tamu bulananku tidak hadir. Awalnya tidak aku pedulikan karena aku sudah berulangkali mengalami terlambat datang bulan tetapi ketika dicek ternyata negatif. Namun kali ini selain terlambat kedatangan tamu bulanan, nyidam pun kualami yang menurut sebagian besar orang mengatakan sebagai ciri orang yang sedang hamil muda. Emosiku kembali tidak terkendal, marah-marah tanpa sebab terutama terhadap suami dan keluarganya. Pada awalnya hal itu tidaklah kuanggap aneh karena menurutku yang namanya hamil muda ya seperti itu.

Hanya saja marah-marah tanpa sebab terus berlanjut hingga Dokter Kandungan terbaik di kotaku menyatakan aku positif hamil 2 minggu. Kehamilanku tidak membuatku bahagia seperti layaknya pasangan yang menikah dan dinyatakan positif hamil. Emosiku selalu memuncak walaupun tidak ada masalah sebagai pemicunya. Masalah sedikit saja selalu menjadi penyebab pertengkaran dengan suamiku, sampai-sampai ibuku mulai menanyakan perubahan sikapku yang sepertinya di luar kewajaran.

"To, itu Ayu kok marah-marah melulu tanpa sebab ya?" tanya ibuku kepadanya.

Anto hanya mengedikkan bahu tanpa menjawab sepatah katapun.

Begitulah suamiku, tiap saat hanya diam membisu. Mungkin memang sifatnya seperti itu...terlalu  santuy., cenderung tak peduli dengan keadaan istrinya.

Puncak keanehan yang kurasakan adalah ketika kemudian aku bermimpi buruk, di mana ada sepasang suami istri yang wajahnya sangat mirip Tante dan Om Remo, meminta anak yang kukandung. Keesokan harinya aku mengeluarkan flek sedikit darah pada jalan lahirku dan ternyata ketika dicek, aku dinyatakan tidak hamil lagi walapun pada kenyataannya aku tidaklah keguguran.

Kejadian yang sama berulang ketika beberapa bulan kemudian  aku mengalami tanda-tanda kehamilan lagi; menjadikan kondisi kejiwaanku menjadi tidak stabil. Keluarga suamiku menyarankan supaya aku dan Anto mendatangi kamituwo; yakni orang yang dianggap pintar dalam hal-hal gaib.Dengan diantar suami dan Mamah Mertua; mendatangi kamituwo,,, yang rumahnya cukup jauh di luar kota.Sesampainya di sana terlihat banyak orang antri menunggu giliran berkonsultasi dengan Mbah Birin; namanya. Ternyata tidak satu dua orang saja yang datang berkunjung ke rumah Mbah Birin umtuk menunaikan hajatnya. Bermacam-macam orang dengan berbagai macam keinginan datang mengantri untuk mendapatkan apa yang diinginkannya termasuk aku.

Ketika tiba giliranku; Mbah Birin memerintahkan aku memetik buah jambu biji yang anehnya kata orang-orang yang sering berkunjung ke sana; pohonnya tidak pernah berhenti berbuah.Aku pun menuruti perintah Mbah Birin, dipetiknya dua buah jambu biji tersebut sebagai tanda Ayu punya hajat ingin punya Anak kembar. Buah jambu biji itu aku sodorkan ke Mbah Birin yang kemudian membungkus dua jambu biji tersebut di selembar kain putih dan membacakan jampi-jampi.Selesai membacakan jampi-jampi yang tidak kumengerti apa artinya; Mbah Birin menyodorkan kain putih kepadaku dan memerintahkannya untuk memakan dua jambu biji itu bersama suaminya; tanpa sisa.

Aku sebenarnya tidak begitu mempercayai hal-hal seperti itu; tapi karena kebuntuan pikiranku yang pada akhirnya terjebak dalam menyekutukan Tuhan.

 Beberapa bulan kepulangan dari tempat mbah Birin; aku memang terlambat datang bulan, ketika dicek dengan test pack menunjukkan garis dua sebagai tanda positif hamil. Serta merta kupaksa suami ikut serta mendatangi Dokter Kandungan di kota untuk memastikan kehamilanku. Setelah melakukan pemeriksaan memang dinyatakan sedang hamil 3 Minggu.

Tapi sayangnya...kejadian labilnya emosiku berulang,,,mimpi burukpun selalu kualami...bayiku diminta orang...dan orangnya sama...itu-itu saja.Aku bingung dibuatnya...kecamuk hatiku semakin menjadi; antara perasaan tidak enak kepada suami dan keluarga mertua, marah, kecewa’ khawatir, bimbang, galau bercampur aduk menjadi satu karena di suatu ketika sebetulnya waktu masih tinggal di rumah mertua tanpa sengaja aku lihat dari jendela kamar, om Bahlul terlihat mengendap-endap masuk ke belakang kios suamiku seperti sedang menyimpan dan menyembunyikan sesuatu dan tidak ingin diketahui orang lain. Kejadian itu kemudian  kuceritakan kepada suami yang mendapat jawaban teramat meragukan menurut pemikiran.

Waktu itu kubilang,’’Mas...itu om Remo sich ngapain yaa masuk ke belakang kios sambil mengendap endap seperti bawa sesuatu?Tapi anehnya kok seperti terburu-buru begitu loo...”

Kata suamiku; hal yang diperbuat saudaranya itu wajar saja

“Mungkin mau pinjam alat.” Jawabnya dengan enggan menanggapi kecurigaanku.

Kejadian hilangnya janinku kemudian berlanjut setelah kulihat kejadian di waktu itu. Malam harinya aku kembali bermimpi buruk, paginya kembali aku mengeluarkan sedikit darah dari jalan lahirnya dan ketika dicek dokter kandungan; aku dinyatakan tidak hamil lagi walaupun pada kenyataannya tidak pula keguguran.

 Kejadian buruk yang berulang menjadikanku semakin tak karuan. Ditambah kebangkrutan usaha suamiku yang sepertinya di luar kewajaran. Entah kenapa pelanggan yang biasanya rutin mengambil produk usaha suamiku sedikit demi sedikit menjadi berkurang; bahkan barang dagangan di kios suamiku mulai sepi pembeli.  Dipicu sikap suamiku dan keluarganya pula yang sepertinya mulai menyalahkan aku atas kejadian berulang hilangnya janin ditambah dengan kebangkrutan usaha suamiku. Dikatakan pula aku tidak bisa menahan emosi lah; hobinya marah-marah melulu hingga menjadikan kandunganku menjadi lemah dan berulang gagal hamil sampai melahirkan.Sedih yang teramat sangat begitu kurasakan.

######

Dalam kondisi serba menyedihkan tanpa sengaja aku ketemu sahabat lamaku semasa kuliah

‘’Apa kabar Yu...yaaa ampun...seperti seabad lamanya kita ngga’ ketemu...kangeeen...’’sapa sahabat lamaku kocak.

‘’Sammaaa...’’jawabku sambil memeluknya erat.

Terkekeh bersama seperti hilang rasa gundah gulanaku.

Sahabat terbaikku rasa saudara. Sejak wisuda di kampusku kita berpisah untuk mencari masa depan masing-masing. Dulu suka duka kita lalui bersama.

Ayahku meninggalpun hampir bersamaan waktunya dengan ayahnya. Sungguh suatu persahabatan yang sejati.

“Eeeh ngomong-ngomong anakmu sudah berapa Yu?

Aku tak bisa langsung menjawab pertanyaan sahabatku itu; hanya bulir-bulir bening tanpa terasa menetes di kedua netraku. Kukatakan aku berulang kali positif hamil tapi entah mengapa belum pernah sampai melahirkan dan berwujud bayiku.

‘’Maafkan aku kalau membuatmu sedih ya Yu...aku benar-benar tak tahu.”ucap sahabatku masgul.

Aku hanya sanggup menganggukkan kepala.

########

Bulan berganti; suatu sore nan cerah sahabatku Tina berkunjung ke rumahku.

‘’Yuuu..gimana kalau kamu adopsi anak saudaraku saja?’’ tanyanya hati-hati.

‘’Gini Yu...ada bayi laki-laki berumur 2 bulan bungsu dari 7 saudara..bapak ibunya sudah tidak sanggup merawat karena keterbatasan ekonominya.’’lanjutnya bercerita.

‘’Aku bicarakan dulu sama suamiku ya Tin...’’ jawabku

Setelah aku adu argumentasi lebih lama dengan suamiku yang memang dasarnya seperti patung hidup.

Sahabatku yang ternyata masih tetap ‘’barbar” seperti waktu kuliah dulu mengajakku melihat bayi itu. Luar biasa...hanya dengan berkendaraan motor roda dua sahabatku bisa dengan segera sampai di tempat orang tua si bayi yang jaraknya cukup jauh dari kotaku.

“Wiiih Mbiiil...kamu masih tetap sama seperti Trimbil yang aku kenal dulu.’’ Selorohku.

‘’Iyyaaalah...pasti; aku gitu looh...’’ sambil terkekeh Tina yang biasa kupanggil Trimbil menjawabnya dengan kocak.

‘’Aaah ternyata Tuhan tetap di atas segala-galanya; di kala aku seperti orang yang hidup sendiri, sepi melingkupi hati...aku dipertemukan dengan Tina sahabat baikku.

Sejak awal kuliah dulu kita bersahabat dekat. Berpuluh-puluh tahun kulalui hari-hariku dengannya. Kita yang masing-masing jomblo abadi; tetap enjoy menikmati hari. Sampai akhirnya kita lulus dan masing-masing mendapatkan jodoh dan berkeluarga kita berpisah melanjutkan kehidupan masing-masing.

########

Sesampai di rumah calon anakku; kuucap salam:

‘’Assalamu’alaikum..

“W*’alaikumsalam...’’ terdengar jawaban dari seorang tua dengan batuk-batuk khasnya.

“Uhuk-uhuk...silakan masuk ibunya Dika...” dia mempersilakan masuk.

“Mau menjemput Dika pulang ya Bu?’’ celetuknya lebih lanjut.

Aku tersentak kaget; dari mana dia tahu tujuanku mau mengadopsi anaknya?

Kusenggol lirih si Tina yang berdiri terbengong-bengong.

“Kamu sudah ngomong aku mau adopsi anaknya apa Mbil?’’tanyaku kepadanya.

‘’Ngga’ kok...aku belum ngomong apa-apa...’’sahutnya seraya mengedikkan bahunya.

‘’Ada apa lagi ini?’’ batinku penuh tanda tanya ketika bapak tua yang ternyata ayah kandung calon anakku mengatakan dia sudah ada firasat hari itu akan kedatangan aku yang mau mengadopsi anaknya. Dia tahu persis ciri-ciriku dan suamiku walaupun sebelumnya kita belum pernah ketemu.

Selidik punya selidik...aku baru tahu kalau bapak tua itu kebanyakan orang mengatakan dia dukun sakti. Banyak orang dari pelosok negeri yang datang meminta sesuatu kepadanya; baik kekayaan maupun jabatan.

Aku berkedik ngeri mendengar kisahnya. Bapak tua itu tersiar kabar pernah menikah sebelas kali tapi baru dengan wanita yang lebih pantas menjadi anaknya; dia berturut-turut mempunyai anak sampai tujuh orang termasuk Dika Permana yang akhirnya menjadi anak adopsianku.

Setelah kubawa pulang Dika untuk sesaat keceriaan mulai mewarnai hari-hariku setelah beresnya proses adopsi.

Dika tumbuh menjadi anak yang lucu, gembul, sehat.

Karena kesibukanku mengajar aku meminta tolong tetangga seorang ibu setengah baya untuk menjadi pengasuh anakku sekaligus membantu pekerjaan rumah tanggaku.

Apa lacur, sejak kedatangan Ibu Karsini di kehidupanku...rumah tanggaku malah menjadi kacau. Sikapnya yang justru melebihi aku yang majikannya lama kelamaan membuatku ‘makan hati’.

‘’Coba ini Bu lihat...pakaian yang dicuci Ayu kok masih kotor gini,’’katanya ketus kepada Ibuku yang hanya dijawab dengan senyuman saja.

Banyak dari pekerjaanku yang seringkali dicela olehnya. Padahal aku sudah sangat berusaha tidak menganggapnya sebagai Asisten Rumah Tangga melainkan layaknya saudara saja.

Aku dan ibuku merasa sangat heran; mengapa ada ART yang justru lebih ‘berkuasa’

dibandingkan majikannya.

Ketika semuanya kuadukan kepada suamiku; justru aku yang kena marah. Suatu sikap yang sangat tidak masuk akal menurutku.

Suamiku benar-benar tidak bisa mengayomiku!

#####

 pelan-pelan mulai membaik. Suatu hal di luar nalar sebetulnya kalau boleh hal itu diingat ingat.

       Tapi untuk selanjutnya; ikiran-pikiran buruk terhadap Om Bahlul dan istrinya berusaha kuhilangkan jauh-jauh. Pikirku...biarlah Tuhan Yang Esa saja yang akan memberikan keadilannya bila benar kejadian-kejadian misteri di kehidupan ku lantaran ulah buruk mereka yang merasa tersaingi bisnisnya.

        

       *****

Bab terkait

  • Bukan Menantu Idaman   BAB 7 Misteri itu Tak Serta Merta Hilang

    Suatu sore jelang senja; Dika sedang memandang jendela kamarnya yang saat itu masih terbuka. Sambil tersenyum-senyum dia berkata,’’Eeeh temanku sudah pada datang.’’ Dia berkata sambil menunjuk ke suatu tempat. ‘’Yaa Tuhan...Ada apa lagi ini?’’desahku. Aku bergegas menghampirinya. Dika yang waktu itu berusia tiga tahunan terlihat begitu bahagia..tertawa ceria seperti sedang bermain dengan teman-teman sebayanya padahal waktu itu dia sedang berada sendirian di kamarnya. Aku sendiri sedang ke belakang menyiapkan makan malam untuk keluargaku. Kejadian aneh yang dialami Dika tidak hanya berhenti sampai disana saja. Hampir tiap malam Dika terbangun dari tidurnya sambil berteriak-teriak ketakutan. ‘’Bunda...itu lihat...di luar ada harimau putih.” Aku yang tidur di sebelahnya terbangun seketika. Kaget kulihat Dika sedang menunjuk-nunjuk jendela kamarnya; sesaat kemudian menutup wajahnya sendiri dengan kedua tangannya. Jelas terlihat sek

  • Bukan Menantu Idaman   BAB 8 Misteri itu Tak Serta Merta Hilang (POV Anto)

    ’Aku tak habis pikir dengan sikap Ayu.” Kupikir selama ini kita baik-baik saja.“Kenapa dia malah menuduh keluargaku telah bersekutu dengan setan?‘’Apa malah jangan-jangan masa lalu keluarga Ayu yang bersekutu dengan iblis?Aku pernah mendengar kalau kakek buyutnya adalah seorang dukun mahsyur di daerahnya. Banyak orang yang meminta pertolongannya; entah ingin kedudukan tinggi dalam jabatannya, atau kekayaan yang berlimpah. “Jangan-jangan istriku mendapat ‘’warisan ilmu” dari kakek buyutnya tetapi dia tidak kuat mengendalikan jadi membuat emosinya labil?’’Aku sudah berusaha bersikap baik kepada Ayu dan keluarganya. Bagaimanapun aku tetap anak laki-laki dari orang tuaku. Seburuk apapun mereka aku tetap harus menghormatinya. Tanggung jawab ayahku memang di pundakku. Sejak Ayahku meninggal praktis tidak ada lagi yang bisa melindungi adik-adikku padahal mereka masih butuh pe

  • Bukan Menantu Idaman   BAB 9

    Suatu pagi di sekitar tahun 2010; Aku merasakan sesuatu yang tidak karuan di badan.Lesu,mual dan segala yang tak biasa aku rasakan.‘’Hoeeek...hoeeek...’’suara itu tak henti keluar dari mulutku.Ibu yang sedang berada di dapur segera menghampiri.‘’Kenapa Yu...kamu sakit? Tanya ibuku sambil menempelkan punggung tangannya ke dahiku.Terlihat wajah ibu khawatir melihatku yang tak henti mengeluarkan suara-suara yang tak biasa.‘’Aku pusing Bu...mual juga rasanya.’’ucapku seraya memegangi perutku.‘’Yaa sudah...sini keluar dari kamar mandi; ibu baluri minyak angin. Jangan lama-lama di situ,..nanti tambah masuk angin.’’kata Ibuku penuh kasih.Aku memang terlambat datang bulan. Sudah 3 mingguan ini tamu bulananku tidak menyambangi...tapi aku takut berandai-andai kalau aku ini hamil..Aku mulai terbiasa d

  • Bukan Menantu Idaman   BAB 10 POV Ayu

    “Yaaa...teruuus...dorooong...sebentar lagi Bu...”Jangan berhenti Bu...ini kepala bayinya sudah mulai terlihat...jangan menyerah!"Nafasku serasa habis..tersengal sengal..berkelebat bayangan yang tak tahu apa artinya.Berulangkali aku melambaikan tangan meminta tolong ke Dokter untuk melakukan tindakan cesar saja."Dok...tolong sa a ya a..sa aa yaa ti dak ku aat.."erangku."Tooolong cee saarr saaja.." suaraku semakin melemah.Keringat semakin membasahi tubuhku. Aku serasa tidak kuat lagi. Tak tahu lagi sudah berapa lama aku mengalami kontraksi sejak perawat mendorongku dalam kursi roda menuju ruang khusus persalinan.Hari itu aku baru merasakan bagaimana perjuangan ibuku mengeluarkanku dari rahimnya.Dari kejauhan samar kulihat wajah suamiku yang tak kuketahui apa maknanya.Duduk dengan tatapan mata kosong dan sesekali melihat ke arahku meski jendela kamar samar tertu

  • Bukan Menantu Idaman   BAB 11 Cintaku Masa Laluku

    Sejak kelahiran anakku; aku mengalami baby blues... kondisi jiwaku begitu labil mudah sedih, lelah, lekas marah, menangis tanpa alasan yang jelas, mudah gelisah, dan sulit untuk berkonsentrasi. Ditambah aku tidak mendapat perhatian dari suami dan keluarganya.Aku hanya berusaha menetralisir kondisiku sekuat kemampuanku. Kondisi kejiwaaanku yang kian tak menentu...sangat mempengaruhi kualitas ASIku; bayiku hampir saja kekurangan gizi..beruntung keluargaku begitu perhatian padaku dan bayiku.Aku sering mendapat komentar tidak enak dari keluarga suamiku.Suatu hari,’’Bayimu kok ngga’ mirip Anto sama sekali, Yu?’’ celetuk om Badi yang membuatku tercenung lantas menjawab“Laaa kalau ngga’ mirip Anto sich mirip siapa Om?’’ kalau lebih mantapnya tes DNA juga tidak apa-apa gerutuku sebal.Benar-benar heran aku; mulut mereka seperti ti

  • Bukan Menantu Idaman   BAB 12

    Sejak pertemuanku dengan Bram kulalui hari-hariku dengan indah. Walaupun hanya lewat chattingan cukuplah bagiku mengobati luka hatiku; hingga..."Triiing...triiing...triiing..."(Ay...ketemuan yuuk..)(Sudah lama kita ngga' ketemu kok Ay..)(Aku kangen)Mataku membulat sempurna..tak menyangka Bram masih mengharapkan pertemuan kita."Di mana?" balasku.Entah mengapa hatiku serasa berbunga-bunga ketika dia mengajakku untuk bertemu. Aku tidak tahu jauh di relung hatiku ada rasa yang bergejolak. Hatiku yang selama ini serasa bongkangan es mencair seketika.(Aku tunggu di Caffe Cinta yaa...jam 11:00,oke?)Aku yang hari Sabtu libur mengajar langsung mengiyakan ajakan dia.(Ok Bang..aku ke sana..kita ketemu jam 11:00)Tanpa basa-basi aku terima ajakan dia.Aku cari-cari alasan kepada Anto agar aku bisa keluar tanpa dicurigainya.Ak

  • Bukan Menantu Idaman   BAB 13

    Gemuruh dada ini serasa mau meledak. Setelah sekian lama hidup bersama dalam kehampaan rasa; Anto baru merasa ketakutan kehilangan aku dan anak-anakku.Seandainya aku tidak ingat akan niat awalku menikah dengan suami karena keinginanku untuk berbakti kepada orang tua; tentu aku sudah memilih lari bersama Bram ke luar kota.Sebetulnya Bram mengajakku untuk kawin lari saja..membawa ke dua anakku serta ke luar kota atau daerah. Dia berjanji akan membahagiakanku dan anak-anak..toh Bram belum punya anak dalam pernikahannya yang sekarang. Tapi rasa baktiku kepada orang tua yang membuatku memilih tetap berada di rumah Anto saja.Aku juga ingat betul..sudah banyak yang harus aku keluarkan untuk membangun rumah agar lebih terasa nyaman kita tempati. Aku tetap tidak mau kehilangan hasil jerih payah orang tuaku dan diriku sendiri.Bram yang kecewa dengan sikapku memilih pergi meninggalkanku dan juga istrinya..menetap di luar daerah."Ay..maafkan

  • Bukan Menantu Idaman   BAB 14

    Seringkali impian dan harapan kita jauh api dari panggang,tapi itulah hidup. Seringkali apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan kenyataan. Seperti aku yang menginginkan hidup bahagia dalam rumah tanggaku ternyata banyak sekali aral melintang menghadangku.Suatu sore, dengan muka yang teramat ceria Danu pulang bersama dengan ayahnya sambil berteriak kegirangan‘’Ibu, aku punya kartu ATM nich..jumlah uangnya banyak!’’Sesaat kemudian dia menyerahkan selembar kartu yang begitu menarik perhatianku dan membuatku penasaran.Ketika kulihat dengan seksama aku terlonjak kaget“Apa ini Mas?’’ tanyaku pada suamiku yang hanya berdiri mematung di dekat Danu anakku.Aku kaget bukan kepalang, terpampang jelas nama Harry Subrata lengkap dengan nomor seluler yang bisa dihubungi. Yang membuatku kaget bukan kepalang adalah nama perusahaan suamiku ada di sana dengan jenis usaha yang sama dengan suamiku.

Bab terbaru

  • Bukan Menantu Idaman   BAB 22 Flashback Off (POV Ayu)

    Boleh dikatakan masa laluku lebih banyak merasakan kebahagiaan meski hidup dalam kesederhanaan. Saling pengertian, perhatian dan kasih sayang selalu diterapkan dalam kehidupan rumah tangga bapak dan ibu.Aku sebagai anak bungsu menjadi tumpuan kasih sayang dari kedua kakakku.Tak pernah sedikitpun keluargaku saling menyakiti baik berupa perkataan maupun perbuatan.Hingga kami sekeluarga sedari kecil hingga dewasa begitu merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya meski dalam segala keterbatasan ekonomi. Sungguh berbeda ketika sekarang hidup berumah tangga. Sepertinya harta dan kenikmatan duniawi yang selalu dikejar oleh keluarga suamiku. Kesedihan dan rasa benci serasa semakin mengakar di hati sanubariku, bahkan sampai ke kedua anakku Mereka seperti tidak mau mengakui keluarga ayahnya sebagai bagian dari kehidupannya. Pun begitu dengan mamah mertuaku, hari-hari terasa ada jurang pemisah antara kami. Aku laksana

  • Bukan Menantu Idaman   BAB 21 Flashback (Masa Perkuliahan)

    Di zaman tahun 1990n adalah masa paling membahagiakan bagi Ayu,karena di masa itu walaupun hidup dalam kesederhanaan namun kebahagiaan lahir batin tetap didapat.Hidup dalam lingkungan keluarga sederhana namun penuh keharmonisan membuat Ayu berkembang menjadi pribadi yang menyenangkan. Meski tidak bisa terbilang cantik, namun banyak dari kalangan lelaki yang jatuh hati karena kepribadiannya.Namun kebanyakan laki-laki entah mengapa seringkali merasa jengah bila mulai berdekatan dengan Ayu. Seperti ada sekat yang selalu menghalangi bila mereka mulai lebih jauh saling mengenal.Seringkali pula muncul keraguan dalam diri Ayu bila ada pria yang mulai berusaha ingin menjalin hubungan yang lebih serius dengannya."Ay...sebenarnya banyak yang suka ke kamu lo..tapi sepertinya kamu kok tak acuh begitu sih?"suatu saat sahabat dekatnya bertanya.Ayu hanya mengedikkan bahu. Entah mengapa memang dia rasakan...dia sepertinya selalu en

  • Bukan Menantu Idaman   BAB 20 Bisnis Suami Sinta

    Waktu terus bergulir, pelan namun pasti..bisnis suamiku kembali terpuruk karena pengambilalihan brand secara sepihak oleh Sinta dan suaminya. Aku semakin tidak habis pikir, yang ada dalam benakku aku merasa diperlakukan semena-mena dan hidup dalam ketidakadilan. Anto yang merintis bisnis dari nol dengan modal seadanya hingga bisa berkembang lantaran kerja kerasnya yang tak kenal waktu harus 'hancur' dalam sekejap hanya karena modal uang yang dimiliki Sinta dan suaminya begitu banyaknya. Aku kembali protes, berusaha mengeluarkan segala yang terasa begitu menyesakkan dadaku. "Gimana sih Mas...kok bisa begini?"tanyaku penuh emosi kepada Anto yang kulihat tetap tenang-tenang saja. “Aku sebagai istri kan juga berhak untuk menikmati dan mendapat nafkah lahir maupun batin dari suamiku! ucapku semakin tak terkendali. "Harusnya kamu proteslah Mas..itu kan bisnis kamu rintis

  • Bukan Menantu Idaman   BAB 19 (POV Mamah Mertua Ayu)

    Aku sebenarnya kurang cocok waktu Anto memilih untuk menikahi Ayu karena menurutku dia tidak sepadan denganku. Dia hanya seorang guru honorer biasa, sementara anakku Anto pengusaha yang tergolong sukses. Karyawannya saja 16 orang, dengan pendapatan puluhan juta dalam satu harinya. Kenapa Anto malah memilih Ayu sebagai istrinya? Kenapa dia tidak memilih Irna saja? Padahal aku sudah begitu mengenalnya dan keluarganya. Aku sudah menjadi teman bisnis papa dan mamanya lama, saat mereka masih sama-sama kanak-kanak. Kalau saja Anto menerima jodoh yang aku sodorkan untuknya, aku pasti akan berusaha membahagiakannya. Harusnya anakku setidaknya lebih mengenal Irna yang mau aku jadikan istrinya, siapa tahu setelah mereka saling kenal akan ada kecocokan yang akhirnya bisa menjadikan mereka berjodoh. Menurutku Anto terlalu gegabah, belum lama mengenal Ayu sudah langsung melamarnya. Andai saja waktu itu Gun adikku juga tidak memaksanya untuk se

  • Bukan Menantu Idaman   BAB 18 Flashback(POV Mamah Mertua)

    Matahari mulai menyembul menampakkan sinar cerahnya. Aneka burung bercicit merdu di dahan sebelah rumah. Minggu pagi, saat yang tepat untuk bermain bola. Anak-anak menguap perlahan. "Hoooaaahheeemm ..." Sambil nyengir, kulihat Arman dan Anto menutup mulutnýa yang menganga lebar ketika dia menguap tadi. Masih merasa enggan sepertinya anak lelakiku itu beranjak dari tempat tidurnya ketika tiba tiba aku memanggil-manggilnya "Bangun Nak...dibangunkan dari tadi koq yaaa...sudah siang ini...ayoo Subuhan dulu...habis itu mandi dan sarapan...!" Kulihat mereka melirik jam dinding di kamarnya. ..."Haaaah...jam 05:10...aku kesiangan ini...aku sudah janjian sama teman-teman koq yaa..."seringai Arman kaget kulihat. Gegas dia menyahut panggilan Ibunya...."Baiiik Bu..."sambil bangkit dan keluar dari kamarnya. Dia lupa kalau belum membereskan kamarnya yang berantakan bekas tidurnya tadi. "Hmmmmm...kebiasa aan..."kataku ketika menengok isi kamarnya

  • Bukan Menantu Idaman   BAB 17 Flashback On (POV Ibunda Ayu)

    Aku menyesal telah membuat Ayu menjatuhkan pilihan untuk mau dinikahi Anto. Gara-gara aku sakit, Ayu tidak bisa bersikap untuk mengakhiri hubungannya sebelum masa pernikahannya. Aku sangat bersyukur Ayu begitu berbakti kepadaku dan memilih untuk membuatku bahagia dengan mau meneruskan pernikahannya dengan Anto. Penilaianku ternyata salah terhadap Anto. Aku kira dengan rajinnya dia beribadah di Masjid jadi jaminan dia akan menyayangi dan mencintai anakku dengan tulus. Ternyata dugaanku salah. Anto sepertinya tidak benar-benar menganggapnya sebagai bagian dari tanggung jawabnya. Padahal apa yang ditanam oleh ayahnya Ayu sungguh luar biasa. Beliau betul-betul begitu perhatian dan bertanggung jawab kepadaku dan anak-anaknya walaupun setiap hari rasa baktinya kepada Ibunya tidak pudar. Bahkan suamiku tercinta selalu bisa menempatkan diri dengan baik sebagai suami, ayah dan bahkan anak serta saudara bagi keluarganya. Tidak seperti Anto menantuku. Dari waja

  • Bukan Menantu Idaman   BAB 16 Flashback On (POV Ibunda Ayu)

    Suatu malam; terdengar suara jengkerik bersahut-sahutan. Binatang malampun mulai berbunyi sahut menyahut. Bulan seperti malu malu menampakkan dirinya.Di ranjang, ku bolak-balikkan badan.Entah mengapa malam itu terasa panjang dia lalui.Sudah tiga harian ini suami tercintanya berangkat ke luar kota mengirimkan barang kepunyaan majikan.Tidak biasanya suaminya tidak memberikan kabar sedikitpun. Biasanya ketika suamiku pergi ke luar kota untuk beberapa hari; Beliau selalu menitipkan pesan kepada teman sesama sopir yang kebetulan pulang ke kotanya. Hatiku begitu gelisah malam itu; berjingkat aku keluar kamar untuk menengok Anak-anak di kamarnya. Aku tidak tega membangunkan Anak-anak untuk sekedar menemaninya berjaga dari kesunyian malam itu. Terlihat Anak-anaknya tertidur lelap seperti bermimpi indah. Begitu damai wajah mereka, menjadikanku semakin tidak tega kalau sampai membuat mere

  • Bukan Menantu Idaman   BAB 15 Flashback (POV Ibunda Ayu)

    Suatu ketika di sekitar tahun 1959; di sebuah rumah mewah terdengar suara ramai, meriah. Pesta pernikahan seorang kaya digelar. Tetamu yang datang terkesan glamour dengan dandanan yang modis nan elegan. Musik langgam Jawa syahdu mewarnai suasana pesta itu. Orang terlihat hilir mudik, lalu lalang, silih berganti datang dan pergi memenuhi undangan sang punya hajat R.M. Ngabei Sastro Dipuro orang terkaya di kampungnya. Di ruang dapur rumah tersebut tak sedikit orang yang sibuk mempersiapkan hidangan untuk para tamu yang datang. Beraneka hidangan tertata rapi siap untuk menjamu pada pesta pernikahan tersebut. Di sudut ruangan di depan sebuah meja berukuran luas terlihat seorang wanita belia kelahiran Agustus 1939 terlihat cekatan menata piring demi piring makanan di atas meja . Terlihat sekali kalau wanita belia itu begitu mahir dan terbiasa mengerjakan pek

  • Bukan Menantu Idaman   BAB 14

    Seringkali impian dan harapan kita jauh api dari panggang,tapi itulah hidup. Seringkali apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan kenyataan. Seperti aku yang menginginkan hidup bahagia dalam rumah tanggaku ternyata banyak sekali aral melintang menghadangku.Suatu sore, dengan muka yang teramat ceria Danu pulang bersama dengan ayahnya sambil berteriak kegirangan‘’Ibu, aku punya kartu ATM nich..jumlah uangnya banyak!’’Sesaat kemudian dia menyerahkan selembar kartu yang begitu menarik perhatianku dan membuatku penasaran.Ketika kulihat dengan seksama aku terlonjak kaget“Apa ini Mas?’’ tanyaku pada suamiku yang hanya berdiri mematung di dekat Danu anakku.Aku kaget bukan kepalang, terpampang jelas nama Harry Subrata lengkap dengan nomor seluler yang bisa dihubungi. Yang membuatku kaget bukan kepalang adalah nama perusahaan suamiku ada di sana dengan jenis usaha yang sama dengan suamiku.

DMCA.com Protection Status