Beranda / Pernikahan / Bukan Istri Pilihan / Para Perempuan Pemuja Elvano

Share

Para Perempuan Pemuja Elvano

Penulis: Ana j
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-11 22:49:53
Hari ini adalah hari yang paling spesial bagi Zion serta Zelina. Pesta pernikahan mereka begitu meriah nan mewah.

Leana menggamit lengan Elvano, gugup sekali rasanya. Untung Elvano selalu menenangkannya. "Mas, mengapa mereka semua melihat ke arah kita. Bukankah pemeran utamanya Mas Zion dan Mbak Zelina?"

Elvano tersenyum simpul, tangannya semakin menggamit erat pinggang sempit sang istri. "Kamu cantik sekali, Sayang. Aku sampai ingin mencolok semua mata pria yang melihatmu."

Leana menggeram kesal. "Mas, aku serius!" Rajuknya dengan nada tertahan.

Elvano semakin dibuat gemas, dia sengaja mengecup pelipis Leana. Dan itu mampu menimbulkan kegaduhan.

"Mau nangis .…" Mata Leana mulai berkaca-kaca, dia menghentikan langkahnya seraya menunduk.

"Hei, Sayang!" Elvano menjadi panik seketika. "Maaf, hm. Janji tidak akan seperti itu lagi." Leana mendongak, lalu menarik jari kelingking Elvano, dan mengaitkannya pada jari kelingkingnya sendiri.

"Janji?" ucapnya polos.

Elvano menggigit bibir b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Riana Tepuna
lanjutan daripada cerita suka ditunggu lanjutanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bukan Istri Pilihan   Ingkar Janji?

    Elvano menatap Leana takut-takut, dia ingin sekali menyumpal mulut wanita yang telah membuat sang istri salah paham."Sayang, aku juga tidak tau dia menyukaiku sejak masa kuliah. Kamu dengar sendiri, bukan? Jika dia menyukaiku diam-diam." Elvano menyamai langkah Leana. Setelah pulang dari pesta pernikahan Zelina dan Zion. Leana sangat irit bicara, bahkan perempuan itu terlihat acuh tak acuh padanya. “Sayang, dengarkan dulu ih, kamu seharusnya marah sama dia, bukan aku!” Leana mengulum senyum, dia hanya mengerjai Elvano. Leana sangat suka saat Elvano merengek padanya.Mengenai perempuan yang bernama Friska, Leana tak perlu khawatir. Karena Elvano benar-benar tak menyukainya, terlihat jelas respon Elvano yang langsung menegur orang tua Friska, karena berbicara hal seperti itu di depannya langsung. “Siapa yang marah sih, aku cuma lagi malas berbicara dengan, Mas.” Leana membaringkan tubuhnya setelah mengganti dressnya dengan piyama. “Cuci muka sama sikat gigi, jangan lupa ganti bajuny

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-12
  • Bukan Istri Pilihan   Janji, Ya?

    Sasmita mengernyit ketika melihat wajah lesu Leana. "Kenapa? Bukannya kamu sehabis menelpon Elvano?" Leana menggeleng, lalu memasang senyum kecil agar Sasmita tak curiga jika perasaannya sedang kacau. "Tidak apa-apa, Kak. Omong-omong bagaimana perkembangan hubungan Kakak dengan Kak Sagara? Aku dengar dari Cila jika kalian hanya stuck di tempat." Sasmita mengibas kedua tangannya, dia menatap Leana gugup sembari menyelipkan rambutnya pada belakang telinga. "Tidak kok, siapa juga yang mempunyai hubungan dengan Sagara."Sasmita terus denial, entah mengapa sudah jalan empat tahun dia menggantungkan Sagara. Tidak menerima pria itu, tapi juga tak menolak kehadirannya. Sasmita terlalu banyak berpikir, dia merasa insecure karena masa lalunya yang buruk. Dia pernah bekerja di dunia malam. Dan sampai detik ini, Leana tidak pernah tahu mengenai hal itu. Hanya ibunya yang mengetahuinya, Sasmita harap ibunya tak akan membocorkannya pada Leana. Karena Sasmita takut, Leana malu mempunyai kakak sepe

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-13
  • Bukan Istri Pilihan   Tidur Di Luar!

    "Senang bertemu denganmu, Elvano." Elvano menerima uluran tangan pria yang sebaya dengan papanya itu. "Begitu juga dengan saya, silahkan duduk." Pria paruh baya itu terkekeh, dia melirik ke arah sampingnya. "Ini putri saya. Dia juga yang akan meneruskan perusahaan saya, saya harap kalian bisa menjadi partner kerja yang baik nantinya." Perempuan cantik itu bersemu, dia menatap Elvano dengan senyuman manis, lalu mengulurkan tangannya. "Diandra." Elvano menyambut uluran tangan perempuan di hadapannya. Wajah pria itu sama sekali tak menampakkan raut tertarik, well … apa yang diharapkan dari putra satu-satunya keluarga Mahendra itu? "Risa, kamu sudah menyiapkan bahan meetingnya?" Sang sekretaris yang sejak tadi diam menyimak langsung tersentak. Dia membenarkan posisi duduknya serta menyerahkan dokumen yang dia pegang pada Elvano. "Sudah, Pak." Mereka memulai meeting dengan perdebatan alot, karena Rayan terus saja keluar dari topik. Untung ada Risa yang selalu sigap menangani jika

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-14
  • Bukan Istri Pilihan   Kasus Bullying

    [Bisa kita bertemu sore ini?] Sasmita langsung menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangan, ketika dia sudah membaca pesan singkat sari Sagara. Perempuan itu menghindari Sagara beberapa hari ini, dan sepertinya Sagara mengetahuinya. "Bagaimana ini." Sasmita menggigit bibir bawahnya, dia takut jika Sagara kembali mengajaknya bertunangan. Dan Sasmita bingung untuk mencari alasan apalagi. "Kak, sepertinya kita harus menambah karyawan lagi. Soalnya di butik juga semakin ramai. Bagaimana? Apakah Kakak setuju?" Leana bertanya sembari membaca laporan yang ada di hadapannya. Kening Leana berkerut ketika tak mendapatkan respon apapun. Dia menoleh pada Sasmita yang sedang terlihat gelisah. "Kak!" Sasmita tersentak ketika bahunya ditepuk kuat oleh Leana. "Lea! Ngagetin aja, sih!" Leana mencebik. "Kakak aku panggil-panggil tidak menyahut. Ada apa? Kelihatannya gelisah terus sedari tadi." Sasmita memaksakan senyum, lalu menggeleng pelan. "Tidak apa-apa, aku hanya sedikit pusing."

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-15
  • Bukan Istri Pilihan   Hasutan Sesat Leana

    'Saya akan menerima perjodohan yang Papa dan Mama usulkan' Semua orang tentu mempunyai titik jenuh, bukan? Pun dengan Sagara. Setelah pertemuan mereka pada kemarin sore, Sasmita lebih banyak diam dari sebelumnya. Perasaan tak rela terus menggerogotinya. Sasmita akui, dia sangat pengecut dan labil. Di saat Sagara akan menjauh darinya, dia begitu ketakutan setengah mati. Alhasil semalaman dia tak tidur nyenyak. Dan berakhir dengan wajah lesu di pagi hari. "Kakak? Kenapa pagi sekali ke rumah? Dan mengapa tidak memencet bel?" Pukul enam pagi Leana sudah dikejutkan dengan kedatangan Sasmita, perempuan itu hanya duduk diam di kursi depan pintu utama. "Tidak apa-apa, aku hanya ingin menikmati udara pagi di sini." "Ya, sudah, ayo masuk. Nathan sama Nala baru selesai mandi." Sasmita mengangguk, lalu mengikuti langkah Leana. "Kakak mau langsung ke kamar Ibu atau bagaimana? Soalnya aku mau mengurus Nathan dan Nala dulu." Sasmita terlihat berpikir sejenak. "Ke kamar Ibu saja." Leana meng

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-16
  • Bukan Istri Pilihan   Mencoba Mendekat

    Elvano sampai ke kediamannya setelah pukul sepuluh malam, Leana yang sudah akan terlelap dikejutkan oleh tepukan pada pipinya. "Mas? Aku pikir Mas tidak jadi pulang," ucap perempuan itu serak. Dia bangkit dari tidurnya seraya memeluk Elvano. "Maaf ya, tadi habis anterin Risa ke rumah sakit dulu." Seketika mata Leana kembali segar kala mendengarnya. "Lho, Mbak Risa kenapa, Mas?" "Dia terjatuh di tangga bandra, dan kakinya terkilir." Elvano mengusap surai halus sang istri. Belum genap dua hari mereka berpisah, tapi dia sangat merindukan istri cantiknya ini. "Aku minta nomor kamarnya nanti, ya. Mau jenguk besok pagi, sehabis pulang dari sekolahnya si kembar." Leana memang mengenal baik, Risa. Karena perempuan itu juga yang telah membantu suaminya sampai sejauh ini. "Boleh sayang, tapi sebentar. Kamu mau ngapain ke sekolah Nathan dan Nala? Apa kedua tuyul kita membuat masalah?" "Mas, ih! Berhenti panggil anakku tuyul!" Leana mencubit pinggang Elvano, membuat sang empu berteriak ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-17
  • Bukan Istri Pilihan   Diandra Melana Rayan

    Elvano berkutat dengan setumpuk dokumen di hadapannya, pria itu sangat fokus. Sampai-sampai tak menyadari jika jam makan siang sudah terlewat. "Sibuk sekali Dokter Elvano sekarang, ya." Elvano mendongak kala mendengar suara yang tak asing lagi baginya. Dia melepas kacamata yang bertengger pada hidung bangirnya sembari menyandarkan punggung pada kursi kerjanya. "Kamu tidak bekerja?"Pria itu mengangkat bahu acuh tak acuh, lalu mengambil duduk di sofa. "No, aku cuti seminggu. Mau liburan sama istri. Biar makin langgeng dan lengket." Elvano memasang raut malas, apalagi kala melihat wajah jenaka yang Zion tampakkan. "So, bagaimana pembahasan kita ditelepon waktu itu." Seketika Elvano bangkit dari kursi kebanggaannya. Dia melangkah ke arah Zion sembari membawa dokumen yang berada di atas mejanya. "Coba baca, dan cek sendiri." Zion membaca serius isi dokumen itu, sedetik kemudian kening pria itu berkerut. Lalu menatap Elvano dengan bibir menganga. "Wah! Parah sekali, jadi dia tidak s

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-18
  • Bukan Istri Pilihan   Bentakan Pertama

    "Perkenalkan, saya Diandra Melana Rayan. Sekaligus partner kerja Pak Elvano." Tubuh Leana memaku sesaat, lalu dengan segera dia membalas uluran tangan Diandra. "Leana Pramita, panggil saja Leana. Karena sepertinya umur kita tidak beda jauh." Diandra semakin melebarkan senyumnya. "Ah, begitu. Benar juga, Anda—em, maksud saya kamu terlihat sangat muda." "Mama, mau ikan cupang …." Rengekan gadis kecil di samping Leana mengalihkan atensi Diandra. Perempuan itu terlihat berbinar kala menatap kedua bocah yang sangat cantik dan tampan. Apalagi wajah mereka begitu mirip. "Ini anak kamu? Ya, Tuhan, tampan dan cantik sekali. Sama seperti Mama dan Papanya." Diandra berjongkok. "Hai, Sayang, namanya siapa?" Nala mendongak menatap ke arah Leana, seolah meminta persetujuan. Sementara Nathan hanya bersedekap dada sembari meneliti wajah Diandra. "Nama aku Nala Aunty, kalo ini Abang Nathan. Dan sekalang umul kita lima tahun." Diandra terkekeh gemas, dia mencolek ujung hidung gadis kecil yan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-19

Bab terbaru

  • Bukan Istri Pilihan   Selesai

    Waktu terus berjalan, terhitung sudah dua bulan pencarian Aditya maupun Azura. Dan tidak ada tanda-tanda mereka ditemukan. Semua cara sudah Elvano serta Alvaro lakukan, tapi nihil. Bahkan keluarga besar mereka meminta untuk mengikhlaskan. Sedangkan untuk, Risa. Perempuan itu sudah dinyatakan meninggal, walau jasadnya tak kunjung ditemukan karena kondisi mobil yang sudah rusak parah serta terbakar. Elvano menghembuskan nafas lelah, dia masih mengingat wajah sendu papanya ketika melihat potret sang paman sewaktu masa sekolah. Elvano tahu, semarah-marahnya papanya, tetap saja rasa sayang sebagai saudara sangatlah kuat. Apalagi Aditya adalah adik semata wayang dari seorang Alvaro Mahendra. Akan tetapi, apa mau dikata. Mungkin ini adalah garis takdir yang harus mereka lalui. Dan mereka semua harus menerimanya dengan berlapang dada. “Harusnya malam itu aku tidak memukul, Om Aditya.”Leana menatap sendu Elvano yang sedari tadi menatap kosong ke arah depan. Jika boleh jujur, Leana juga mer

  • Bukan Istri Pilihan   Setelah Tragedi Itu ....

    Andai waktu bisa diputar kembali, Alvaro tetap kukuh ikut bersama Elvano dan Aditya. Namun, semua sudah terjadi. Tak ada yang bisa disalahkan, yang paling membuat dada Alvaro sesak adalah malam itu terakhir kalinya ia bertemu sang adik. Sebelum kejadian tragis itu terjadi. Ya, benar. Kapal tempat Azura disekap itu meledak dan terbakar hebat. Alvaro ingat betul saat Elvano menelponnya dengan nada bergetar, ketika dia sudah sampai di lokasi yang disebutkan oleh sang putra. Masyarakat terlihat berkumpul melihat kobaran api yang begitu besar di tengah lautan. Sementara Elvano terduduk dengan pandangan kosong sambil memangku Leana yang terkulai lemas di depan pintu gudang. “Apa yang terjadi, Vano?” Alvaro bertanya heran, pasalnya Elvano belum juga menyadari kehadirannya, dan mengapa pria itu tak kunjung membawa Leana ke rumah sakit?Alvaro yang tak sabaran menginstruksikan pada Tama, sang sekretaris untuk bertanya pada anak buah Elvano yang terlihat menunduk di belakang pria itu dengan

  • Bukan Istri Pilihan   Berakhir

    “Ck, pergi kalian semua!” Risa berseru dari ambang pintu, mengapa anak buahnya begitu bodoh? Padahal dia hanya menyuruh untuk melihat kondisi Leana yang tak diberi makan sedari kemarin, tapi lihatlah kelakuan mereka semua. Malah menggoda Leana dengan rayuan kotor. Bukan begini rencana, Risa. Tapi anak buahnya yang tak punya otak itu justru melakukan sebaliknya. “Cepat! Apa yang kalian tunggu!” Emosi juga lama-lama, padahal baru saja dia dari lantai atas untuk melihat Azura yang terus menangis, jika tak diancam mungkin gadis kecil itu akan semakin menangis histeris. “Ma-maaf, Bos. Bukankah kamu bilang jika eksekusi saja perempuan ini?” Pria berkepala plontos yang sedari tadi paling mengincar Leana seketika melayangkan protes—walau dalam hati cukup ketar-ketir akan respon, Risa.Risa menggeram kesal, lalu menampar satu-satu pria di hadapannya. “Punya otak dipakai! Cepat keluar, dan segera pindahkan Azura ke tempat yang sudah saya siapkan! Jika Aditya sudah masuk ke dalam kapal itu, lan

  • Bukan Istri Pilihan   Permohonan Leana

    Aditya meremas ponselnya, pria itu terlihat meragu untuk sesaat. Memejamkan mata pelan sembari melafalkan dalam hati jika semuanya baik-baik saja. Aditya kembali melihat kontak yang tertera pada layar benda pipih berbentuk persegi panjang itu.Tangan pria itu tanpa sadar bergetar ketika menekan nomor telepon yang akan dituju. Dan pada akhirnya tersambung, masih belum ada tanda-tanda jika objek yang dituju akan mengangkatnya. Pada deringan kelima, barulah terdengar suara serak yang memenuhi gendang telinga. Aditya berdebar dengan bibir kelu, sudah lama dia tak berbicara dengan saudara satu-satunya itu. “Halo, jika tidak berbicara juga, saya tutup, sepertinya Anda salah sambung.” Aditya menggigit bibir gugup, lidahnya terasa kelu saat akan membuka suara. “Baiklah, saya matikan jika—”“Mas … Al-alva …,” potong pria itu susah payah, dia mengepalkan tangan dengan jantung bergemuruh hebat ketika tak mendapatkan respon apapun dari seberang sana. Selama beberapa saat terjadi keheningan,

  • Bukan Istri Pilihan   Amarah

    “LEANA!!” Elvano terbangun dengan napas memburu, keringat dingin membasahi pelipisnya.“Syukurlah, Papa sangat khawatir sama kamu.”Elvano yang belum tersadar apa yang terjadi hanya menatap bingung Alvaro serta Tama, wajah mereka terlihat begitu khawatir ketika menatap ke arahnya. Elvano meringis, memegang pelipisnya yang terasa berdenyut hebat. Setelah mengingat apa yang terjadi, dia semakin panik dan langsung melompat turun dari atas Kasur.Namun, dikarenakan kondisi tubuhnya yang masih lemah, pria itu terjatuh. Dengan kepala yang semakin berdentum hebat.“Apa yang kamu lakukan!” seru Alvaro ketika melihat tingkah sang putra. “Kamu ini baru saja siuman dari pingsan. Jangan berbuat ulah!” Alvaro membantu Elvano untuk kembali berbaring. Tidakkah Elvano tahu jika Alvaro begitu khawatir? Apalagi saat anak buah Elvano memberitahukan bahwa sang putra jatuh pingsan ketika mencari keberadaaan Leana serta Azura.Elvano terkena panic attack, yang terjadi akibat kecemasan secara berlebihan. A

  • Bukan Istri Pilihan   Usai

    Risa tersenyum keji, dia sangat menikmati wajah pucat pasi dari perempuan di hadapannya saat ini. “Jika aku menyedihkan, maka kamu jauh lebih menyedihkan,” ucapnya seraya bersiap-siap menekan dalam pisau yang ada di tangannya.Leana melonglong kesakitan ketika benda tajam itu menekan perutnya begitu dalam, dia tak pernah merasakan kesakitan yang begitu nyata seperti ini. Semua ini terlalu sakit, dan Leana tahu jika dia tak akan bisa selamat kali ini. Di tengah rasa sakit yang mulai mengambil alih kesadarannya, Leana mengingat wajah kedua putra putrinya. Semua kenangan mereka bak film yang sedang diputar, canda dan tawa Nathan serta Nala terus berputar dalam ingatannya. Apakah jika dia sudah tiada anak-anaknya akan terus bahagia? Dan jika nanti ada yang menggantikan perannya─apa perempuan itu akan memperlakukan putra putrinya sama seperti dirinya? Leana mulai terisak hebat, ternyata rasa sakit akibat tikaman Risa gak ada apa-apanya dibandingkan berpisah dengan anak-anaknya. “Akh! S

  • Bukan Istri Pilihan   Akhir Dari Perjalanan Panjang

    “Berhati-hatilah, Vano. Aku tidak ingin kamu lengah.”Elvano menganggukkan kepala, setelah tersadar jika Zion tak melihatnya. Pria itu berdehem sembari menjawab pelan. “Tentu.” Toh, mana mungkin Risa bisa menembus penjagaan ketatnya. “Bagaimana keadaan Zelina, apa dia sudah mulai mendingan?” Hembusan lelah menginvasi indra pendengaran Elvano. “Begitulah, Papa sama Mama menyarankan jika kami berlibur. Tapi mungkin setelah Zelina benar-benar sembuh total.” Elvano yang mendengar nada sedih itu kembali dirundung amarah, jika Risa serta Aditya tertangkap. Elvano Sendiri yang memberikan hukuman setimpal untuk mereka, sudah cukup kekacauan yang diperbuat. “Vano, sudah dulu ya. Zelina sudah bangun soalnya, sampaikan salamku pada si kembar dan Leana.” “Hm, pasti.” Elvano mematikan panggilan, lalu melangkah menuju Leana berada. Kening pria itu berkerut ketika tak menemukan seorangpun di sana, ke mana mereka semua?Elvano berjalan menuju kamar paling ujung, berpikir bahwa Leana sedang menid

  • Bukan Istri Pilihan   Penculikan Leana dan Azura

    Jika boleh memilih, Leana lebih baik berhadapan dengan makhluk tak kasat mata dari pada manusia gila yang nekat melakukan apa saja. Contohnya, seperti sekarang ini, raut menyala-nyala yang Risa tampakkan membuat bulu kudu Leana meremang oleh rasa takut yang tak bisa dideskripsikan. Seringai pada bibir ranum berpoles lipstik merah itu semakin menambah kesan keji dari Risa. “Long time no see, Leana. Kamu semakin cantik saja. Dan aku semakin iri melihatnya.” Leana tersentak kaget ketika Risa tiba-tiba menekan kuat lehernya. Perbedaan tinggi mereka membuat Risa diuntungkan, apalagi tubuh perempuan itu sangat unggul jika dibandingkan Leana yang mungil. “Pasti menyenangkan, bukan? Menjadi seorang nyonya di kediaman Elvano Mahendra─”“Sayang!”Perkataan Risa terhenti kala perempuan itu mendengar suara Elvano yang memanggil Leana. “Ck, sayang sekali waktu kita hanya sebentar, tapi kamu tenang saja. Kita akan mempunyai waktu luang yang sangat banyak, dan aku akan menceritakan semuanya.” R

  • Bukan Istri Pilihan   Bertemu Risa

    Beberapa hari setelah kejadian itu, Leana terlihat pendiam. Perempuan itu juga selalu was-was dalam segala hal. Elvano yang notabenenya peka akan apa yang terjadi pada sang istri segera mencari tahu. Mulai dari saat di mana perubahan sikap Leana, sampai dia melacak apa yang terjadi di butik sang istri, tak ada yang aneh sebenarnya, kecuali pada sore hari ketika Leana menerima paket yang diserahkan oleh karyawannya. Ketika Elvano mengecek rekaman cctv yang ada di dalam ruangan Leana, rahang pria itu bergetar ketika melihat wajah ketakutan Leana saat membuka box putih berpita gold itu.Elvano tak tahu apa isinya, karena setelah itu Leana membuangnya ke tong sampah, lalu memanggil satpam butiknya. “Mas! Ngagetin aja!” Leana memegang dadanya—menatap kesal ke arah sang suami. "Habisnya kamu melamun terus sedari tadi, mikirin apa, hm?" Elvano mendekap tubuh mungil istrinya dari belakang, dia akan menunggu sampai Leana siap menceritakan semuanya.Leana terdiam, dia kembali melempar pandan

DMCA.com Protection Status