Share

Bab 54

Penulis: Liazta
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-18 09:49:55

Pagi ini, Hana begitu sangat senang, ketika dokter mengatakan tangannya tidak perlu lagi memakai gendongan.

Daffin tersenyum dan mengusap kepala istrinya. Melihat tangan Hana yang sudah dalam proses penyembuhan seperti ini, membuat hatinya merasa sedikit lega.

"Apa tangan sudah boleh digerakkan ini dok?" Hana tersenyum memandang tangannya.

"Sekarang tangannya sudah boleh digerakkan, hanya saja tidak boleh mengangkat benda-benda yang berat. Hindari menggerakkan tangan secara cepat seperti memutar." Dokter Irwan menjelaskan dengan tersenyum.

"Apa saya saya sudah boleh mengetik pakai laptop?" Hana tersenyum penuh rasa bahagia.

"Sudah namun bila tangan terasa lelah, istirahatkan. Jangan dipaksa bekerja menggunakan tangan dalam durasi waktu yang lama. Mengingat tangan ibu Hana, baru saja sembuh. Namun di sini, kata sembuhnya bertahap, tidak langsung sembuh langsung begitu saja jelas," dokter Irwan.

Senangnya hati Hana, ketika mendengar ucapan dokter yang sudah berjasa membantu penyembuh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 55

    "Aku akan pagi ke kantor pagi, jadi pagi-pagi mama baru datang ke sini lagi." Daffin mencoba untuk membujuk."Ya sudahlah, Mama juga sudah lama nggak pulang ke rumah, jadi mau periksa rumah juga." Mita akhirnya mengalah.Mendengar apa yang dikatakan Mama, membuat Daffin merasa sangat senang. Akhirnya dirinya bisa memiliki waktu bersama dengan istrinya."Apa mama dan papa mau langsung pulang, sekarang?" Daffin senyum."Ngusir kamu?" tanya Surya."Enggak sih, pa." Daffin tersenyum nyengir."Hana lagi tidur, kalau mama pulang sekarang, nanti takutnya gitu dia bangun malah cariin Mama," ucap Mita."Nanti bisa aku kasih tahu Hana, ma." Davin berdoa di dalam hatinya agar mamanya mau mendengar bujukannya."Ya udah kalau gitu, nanti kalau ada apa-apa, Kasih tahu mama, mama akan datang ke sini.""Iya ma." Daffin yang begitu sangat senang. Akhirnya, ia bisa juga berduaan dengan istrinya.Setelah Hana melakukan terapi tangannya, Hana merasa kelelaihan dan baru tertidur. Karena itu, Mita tidak

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-19
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 56

    Daffin menelan air ludahnya dan menuruti perintah yang diberikan istrinya. "Kalau seperti ini ceritanya, gimana mau mandi berdua." Daffin berkata dalam hati sambil memandang ke arah dinding. Senyum mengembang di bibirnya, ketika melihat istrinya yang sudah mulai berani untuk menyatakan keinginannya dan memperlihatkan sifatnya yang ternyata manja dan malu-malu. "Abang sudah." Hana berkata setelah memakai kembali celananya.Daffin tersenyum dan membalikkan badannya. Dengan cepat dibukanya baju serta celananya. "Kita mandi?" Daffin tersenyum.Hana menggelengkan kepalanya. "Hana mau mandi sendiri aja, Abang tunggu di luar. Nanti kalau sudah selesai, Abang baru mandi, kita gantian." Hana tersenyum manis.Daffin diam memandang senyum manis istrinya yang memperlihatkan deretan gigi putih nan rapi tersebut. "Tadi katanya mandi berdua." Pria itu mengingatkan istrinya. "Hana berubah pikiran, Hana mau mandi sendiri aja."Daffin diam mendengar ucapan istrinya. Semangat yang tadi menggebu-gebuk

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-19
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 57

    "Tentu." Daffin tersenyum."Apa nggak dikejar security?" Hana memandang wajah suaminya dengan serius."Nggak," jawab Daffin. "Apa beneran boleh keluar dari rumah sakit?" Hana kembali bertanya dengan ekspresi wajah, tidak percaya."Iya boleh, mau nggak makan di luar?" Daffin kembali menawarkan. Rumah sakit ini, sudah seperti hotel baginya. Yang mana mereka hanya tidur saja di sini dan sekali-sekali perawat dan dokter akan datang memeriksa.Dengan cepat Hana menganggukkan kepalanya. "Hana ganti baju dulu ya.""Iya, mau dibantuin?" Daffin menawarkan jasa."Bisa sendiri." Hana mengejek dengan menjulurkan lidahnya.Melihat sikap istrinya seperti ini membuat dirinya gema sendiri. "Udah berani ya," ucapnya.Hana menelan air ludahnya dan menggelengkan kepalanya. Daffin menatap istrinya tanpa berkata apa-apa. Hana hanya diam tanpa mampu berkata apa-apa lagi. Dadanya tiba-tiba saja terasa sesak dan sulit untuk bernafas, ketika melihat cara suaminya menatapnya. "Abang maaf ya, Hana hanya be

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-20
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 58

    Daffin masuk ke dalam warung makan sambil memegang tangan istrinya. Melihat tempat yang saat ini di kunjunginya membuat dirinya bingung sendiri. Entah mengapa Hana memilih tempat ini. Warung makan ini tidak begitu besar, namun pengunjungnya sangat ramai. Bahkan dirinya bingung untuk memilih tempat duduk.Hana memandang ke dalam warung makan sambil mencari kursi yang kosong. "Abang, kita duduk di sana ya." Ia menunjuk kursi yang kosong di depan meja yang ditempati oleh pasangan suami istri dengan membawa anak."Itu meja ada orangnya," tolak Daffin."Nggak apa-apa, kita makan di sana aja." Hana tersenyum dan menarik tangan suaminya.Daffin hanya diam dan mengikuti kemauan istrinya. "Permisi mbak, apa kursi ini kosong?" Hana tersenyum memandang wanita yang saat ini sedang duduk memangku anaknya."Nggak ada, kosong," jawab wanita satu anak tersebut."Terima kasih ya mbak." Hana tersenyum dan kemudian duduk di kursi plastik tanpa memiliki sandaran tersebut."Abang duduk sini." Hana mene

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-20
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 59

    "Maaf mbak, ini kerjanya dicepetin." Susi sangat kesal di perlakukan seperti ini. Jauh di lubuk hatinya, Ia tidak ingin bekerja seperti ini. Anaknya seorang artis terkenal, tidak selayaknya ia bekerja di warung makan kecil seperti sekarang."Kerjanya yang cepat ya Bu Susi, itu mejanya sudah pada numpuk semua piring-piring kotor." Wanita pemilik warung itu, berkata dengan kesal. "Iya Mbak," jawab Susi dengan wajah yang tidak ikhlas. "Cuman punya warung seperti ini aja sombongnya sudah minta ampun." Susi mengomel dalam hati. Jika seandainya boleh memilih, Susi tidak akan mau bekerja di sini. Gengsi rasanya bila harus bekerja di warung makan kecil seperti ini. Namun, tidak ada tempat yang mau menerimanya bekerja. Apalagi Susi memang tidak memiliki keterampilan apapun sama sekali."Jangan kebanyakan melamun buk." Wanita itu kembali berkata ketika Susi diam melamun. Stres rasanya memiliki pekerja seperti ini, kesalnya."Iya mbak." Susi memasukkan piring kotor yang di atas meja ke dalam bas

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-21
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 60

    Hana berada di dalam kamar rawatnya. Hari ini, mama mertuanya, Akan datang berkunjung siang, karena ada urusan. Sedangkan suaminya, berangkat ke kantor. "Di sini enak, tapi bosan juga." Hana merasa jenuh."Tapi gak bosan kok, di sini ada banyak perawat. Ada mama dan papa yang selalu menemani. Ada pengawal Nia juga, yang selalu menjaga. Lebih seram bila di rumah." Ia kemudian tersenyum. Hatinya merasa sangat senang, setiap kali melihat perubahan sikap suaminya. Hana mengambil ponselnya dan menghubungi pengawalnya yang berjaga di depan pintu kamar."Mbak Nia, bisa tolong masuk sebentar," panggil Hana."Baik mbak Hana," jawab Nia yang kemudian memutuskan sambungan telepon. "Ada apa Mbak Hana?" Nia bertanya ketika sudah masuk ke dalam kamar."Mbak Hana, saya minta tolong belikan rujak." Hana tersenyum. Siang ini, ia begitu sangat ingin makan rujak ulek.Nia diam saat mendengar permintaan dari Hana."Mbak tolongin, pengen banget," Hana sedikit memaksa.Nia memandang Hana dan kemudian t

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-21
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 61

    Wajahnya yang tadi garang, kini memucat ketika melihat sosok yang berdiri di depan pintu. "Daffin." Kakinya gemetar ketakutan, seakan melihat hantu.Hana menangis saat melihat Daffin datang. "Abang, tolong Hana." Ia berkata dengan suara yang lemah. Dengan cepat dilepaskannya tangan anak tirinya dengan kasar, dan mendorongnya. Susi tidak menduga, bahwa Daffin akan pulang secara mendadak. "Hana." Daffin berlari mengejar istrinya. Dengan cepat di peluknya tubuh istrinya yang hampir saja terjatuh. Apa yang sudah dilakukan Susi terhadap istrinya, tidak bisa dibiarkannya begitu saja. Setelah memposisikan Hana, duduk di tepi tempat tidur. Ia akan membuat perhitungan terhadap wanita tua tersebut. "Berani sekali kalau datang ke sini dan memukul istri ku?" Daffin mendorong kuat, tubuh gemuk milik Susi, hingga terjatuh kelantai. Melihat istrinya diperlukan seperti ini, membuatnya sangat marah. Di tatapnya Susi dengan tatapan tajam. "Maafkan mama, Daffin, mama khilaf." Susi ketakutan saat

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-22
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 62

    Setelah mendengar penjelasan dari dokter Lusi, Daffin merasa senang. Namun ada rasa sedih, ketika melihat wajah istrinya saat ini. Diusapnya rambut Hana dan mencium kening wanita tersebut. "Nggak tahu dek, apa yang harus Abang katakan sekarang, Abang benar-benar sangat menyesal dengan apa yang sudah Abang lakukan."Daffin mengusap air matanya dengan menggunakan tangan baju kemejanya. Karena perbuatan yang dilakukannya, kini istrinya harus menderita seperti ini."Untuk sementara tangannya diliburin lagi ya dek. Nanti kalau perlu ngetik skripsi, Abang yang bantu. Adek cukup kasih perintah aja." Daffin mengusap pipi istrinya. Apapun yang saat ini dikatakannya, sudah pasti tidak akan didengar oleh Hana. Namun ia, tetap berbicara sendiri, seakan istrinya mendengar apa yang disampaikannya. Hana harus kembali dirawat secara intensif. Jarum infus, kembali menancap di tangannya. Hidungnya, menempel seleng oksigen, guna membantu pernapasannya.Kini tatapan matanya, mengarah ke perut istrin

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-22

Bab terbaru

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 264

    Hana hanya diam saat kalung indah itu melingkar di lehernya. "Abang, beneran ini?" Tanyanya yang masih tidak percaya. "Iya sayang, nanti kasih Abang bonus ya." Daffin tersenyum dan mengangkat 3 jarinya.Mata Hana terbuka lebar saat melihat tiga jari suaminya. "Maksudnya 3 ronde?" Wanita cantik itu bertanya dengan wajah serius."Iya dong sayang," jawab Daffin.Hana diam dan menelan air ludahnya. Namun wanita itu tidak mampu untuk menolak, berhubungan apa yang diberikan Daffin tidak sebanding dengan apa yang dia inginkan. "Jangankan 3, 10 aja Hana layani bang," kata Hana dengan candaan.Namun berbeda dengan tanggapan yang diberikan Daffin. Pria itu ternyata mengganggap apa yang dikatakan istrinya serius. "Kalau gitu sampai pagi ya sayang." Dengan sangat genit Daffin mengedipkan matanya.Hana diam dan menelan air ludahnya. Mengapa dia berkata seperti itu sehingga Daffin salah mengartikan. "Emang sanggup?" Dengan bodohnya Hana bertanya dan terkesan menantang sang suami. "Ya jelas sanggu

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 263

    Hana begitu sangat menikmati liburnya di kota Dewata Bali. Sesuai dengan apa yang di katakan Daffin, ini merupakan perjalanan bulan madu pertama mereka setelah menikah. Ia memiliki waktu berdua dengan sang suami. Sedangkan kedua anaknya diasuh nenek, kakek dan baby sitter nya. Mama mertuanya benar-benar memberikannya waktu untuk berbulan madu. Hana tersenyum malu-malu ketika melihat Daffin menatapnya. "Kalau ada si kembar pasti lebih asik," ucapnya untuk menghilangkan rasa canggung. Meskipun sekarang mereka sudah memiliki dua bayi kembar, namun tetap saja Hana merasa canggung jika Daffin menatapnya tanpa berkedip."I love you," jawab Daffin dengan menyelisikan jari telunjuk dan jempolnya.Hana tertawa ketika melihat tingkah suaminya. "Lain yang dibilangin lain yang dijawab," ucapnya yang tersenyum malu."Emangnya tadi bilangin apa?" tanya Daffin yang mengulum senyumnya."Andaikan ada si kembar disini, pasti asik." Hana kembali mengulang ucapannya."Mana boleh si kembar datang kesini.

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 262

    Udara yang tadi terasa dingin kini sudah berangsur menghangat dan matahari sudah mulai mengeluarkan panas paginya yang menyehatkan.Hana masih sangat nyaman dengan duduk di tepi pantai bersama bersama dengan Daffin. Dengan sangat manja menyandarkan kepalanya di bahu sang suami."Sayang, Abang mau ke kamar, ambil si kembar. Kalau nunggu bangun, takutnya nanti terlalu siang dan keburu panas." Daffin tersenyum dan mengusap kepala istrinya."He... He.... Tahu aja kalau Hana lagi malas berdiri," ucapnya dengan tersenyum. Sejak tadi ia begitu malas untuk beranjak dari duduknya. Duduk di tepi pantai, melihat air omba yang saling berkejaran, membuat hatinya tenang. Dalam waktu sebentar saja permasalahan yang selama ini menghimpit dadanya berangsur-angsur terlupakan."Mami si kembar malasnya level tinggi." Daffin tersenyum dan beranjak dari duduknya. Panas pagi seperti ini sangat dibutuhkan oleh kedua anaknya, karena itu mereka sudah berniat untuk menjemur si kembar setiap pagi, selama berad

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 261

    Udara pagi terasa sangat segar ketika masuk ke lubang hidung dan mengisi paru-parunya. Hana berulang kali menarik napas yang panjang dan menghembuskan secara berlahan-lahan. Pagi ini dia menikmati segarnya udara pagi di tepi pantai. Matahari yang mulai terbit, menambah indahnya suasana pagi ini.Daffin menggenggam tangan istrinya. Pria berwajah tampan itu tersenyum ketika melihat rona bahagia yang terpancar di wajah ibu dua anak tersebut. "Nanti kalau si kembar sudah bangun pasti dia senang ya lihat pantai." Hana tersenyum. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Kiandra dan juga Keyzia saat melihat keindahan pantai seperti sekarang. "Pasti minta masuk ke dalam air." Daffin tertawa. Baru saja membayangkan saja sudah membuat ia gemas sendiri. Si kembar sudah sangat pintar bermain. Apalagi jika diajak bermain air. Biasanya bayi kembar itu tidak akan mau keluar dari dalam air dan mami mereka akan kesulitan ketika membujuk kedua bayi kembarnya agar mau berhenti berendam. Daffin bis

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 260

    Berliana mendongakkan kepalanya ke atas dan memandang langit yang sudah semakin gelap. Mungkin sebentar lagi hujan akan kembali turun. Angin yang berhembus kencang, membuatnya sedikit takut. "Mama, tenanglah di sini. Mau seperti apapun mama, aku akan tetap selalu menyayangi mama. Mama, aku pamit pulang, Aku juga akan pergi meninggalkan Indonesia, dalam waktu 3 bulan ini. Jadi mungkin aku tidak datang ke sini untuk melihat mama. Tapi aku janji, aku akan langsung ke sini, setelah aku kembali dari Korea. Aku akan menuruti semua yang mama katakan. Aku juga sudah mendapatkan identitas baru. Aku sudah tidak menjadi Berliana lagi." Diusapnya air mata yang mengalir deras. Semua kisah hidupnya, semua cerita indah tentang kebersamaannya dengan sang mama, akan disimpan di dalam memori ingatannya. Berliana sudah mendapatkan kabar dari pria yang membantunya membuat identitas baru. Pria itu mengabarkan bahwa identitas barunya sudah selesai. Itu artinya, ia sudah bisa pergi meninggalkan Indonesia.

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 259

    "Selamat tidur anak ganteng mami." Hana tersenyum dan mencium pipi bulat Keandra kiri dan kanan. Ia juga mencium bibir kecil bayi laki-laki tersebut.Selamat tidur sayang mami yang cantik jelita." Hana tersenyum dan mencium pipi kiri dan kanan, bayi cantiknya. Di mata ibu dua anak itu, anak-anaknya makhluk yang paling sempurna. Keandra yang terlihat begitu tampan dan Keyzia yang tampak begitu sangat cantik. "Kenapa ya, kalau cium adek nggak pernah ada puasnya. Mami ngerasa selalu aja kurang." Hana tersenyum sambil menatap wajah cantik putrinya. Meskipun kedua anaknya sudah tidur, namun Hana tetap saja berbicara, seakan kedua bayi itu mendengar apa yang dikatakannya. Ia kembali mencium kening dan juga puncak kepala bayi yang berambut tebal tersebut. "Abang Kean, jangan nakal ya sama adek. Jangan digigit kuping, jangan disedot hidung dan juga pipi adek ya." Hana tersenyum memandang Keandra. Sebenarnya ia ingin memisahkan tempat tidur kedua bayi itu, namun jika tidur ditempat tidur ter

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    bab 258

    Bian tersenyum penuh kepuasan ketika melihat hasil persidangan Susi. "Manusia iblis," ejeknya. Selama beberapa minggu ini pria itu selalu mengikuti perkembangan kasus Susi. Dan hari ini dia begitu sangat bahagia karena mendengar keputusan hakim. Wanita itu membayar perbuatannya dengan nyawanya sendiri. Diambilnya telpon genggam yang terletak di atas meja. Ia langsung menghubungi nomor ponsel yang tersimpan di kontak telepon. Nomor ponsel yang selalu akan disimpannya. Suara panggilan telepon yang dilakukannya baru di angkat di panggil yang sudah ketiga kalinya. Biasanya Bian akan marah jika panggilan telepon yang dilaksanakannya diabaikan begitu saja. Namun saat ini, ia tidak marah, mungkin karena suasana hatinya yang sangat senang. "Halo." Suara serak yang menjawab telpon darinya, menandakan si penjawab telpon sedang menangis. "Pantas saja kamu bisa seperti ini Berliana, ternyata kamu keturunan iblis, betul nggak sih." Senyum penuh kemenangan terukir di wajah tampannya.Berliana

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 257

    "Hana mau dengar semuanya ma." Hana memandang punggung Susi yang membelakanginya.Saya juga pernah merencanakan agar para preman melakukan perbuatan asusila kepada Hana. Setelah mereka puas dengan tubuhnya saya meminta agar menghabisi nyawanya. Karena apa Saya ingin terkesan seperti korban kejahatan preman yang mabuk. Namun nyatanya Hana tidak pulang ke rumah karena dia menginap di rumah teman sekolahnya. Dan hal itu sudah saya lakukan berulang kali. Namun selalu saja gagal dan pada akhirnya saya membatalkan rencana tersebut.Hana memegang dada yang terasa begitu sangat sakit dan sesak. Tidak terbayang olehnya ternyata wanita yang dinikahi ayahnya memang benar-benar iblis."Saya bahkan tidak pernah menyesal karena menghilangkan nyawa suami saya yang kebetulan bodoh itu. Karena jujur, saya tidak pernah mencintainya. Saya menikah dengan dia, hanya untuk mendapatkan harta dan uangnya. Dan semua itu karena dia yang terlalu bodoh dan terlalu berharap lebih kepada saya. Karena nyatanya, say

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 256

    "Mama Berliana berlari dan memeluk Susi dengan erat. Air mata kesedihan tidak bisa di tutupinya. Susi tersenyum dan mengusap punggung putrinya. Senyum yang ditunjukkan sebagai bukti bahwa dirinya baik-baik saja. "Mama baik-baik aja nak.""Mama aku sungguh tidak sanggup." Berliana berkata di tengah isak tangisnya. Menyaksikan persidangan sang mama, sungguh membuat tubuhnya lemas dan tidak sanggup untuk menerima kenyataan pahit atas hukuman yang akan diterima oleh wanita yang sudah melahirkannya. Namun yang lebih membuat hatinya terasa sakit dan juga perih, ketika tidak bisa membela mamanya sama sekali. Ribuan kata makian untuk menghakimi perbuatan Susi. Mereka terlalu pandai untuk menilai dan menghakimi kesalahan yang orang lain lakukan. Ingin rasanya Berliana marah dan menangkis semua perkataan orang-orang itu. Namun apa yang dikatakan mereka benar. Semua fakta tidak bisa di pungkiri. Pada akhirnya dia berusaha untuk tuli dan tidak mendengarkan. Meskipun kenyataannya, apa yang dikat

DMCA.com Protection Status