Andro menarik napasnya tatkala dia sampai di rumah. Di perjalanan pulang, tak lupa, Andro juga menyempatkan untuk membeli beberapa barang kesukaan istrinya seperti cat kuku, lipstick dan bahkan bunga. Lalu untuk anak anaknya, Andro membelikan lilin mainan.Dia keluar lebih dulu, disusul oleh Prabu di belakang sana.Andro lihat, sepertinya ada Oma di sini, membuatnya semakin was was. Oma selalu memiliki rencana rencana mengerikan dalam pikirannya.Andro berdehem, dia membawa paperbag dan bunga itu ke dalam."Sayang.....," panggil Andro, tapi tidak ada yang menjawab.Saat melihat ada sepatu anak anak, kening Andro berkerut. Di sana ada Nana, membuatnya bertanya, "Nana, anak anak sudah pulang?""Ya, Tuan. Hari ini mereka pulang cepat karena guru mereka ada acara.""Dimana mereka sekarang?""Ada di kamar.""Tidur?""Ya, Tuan."Untuk memastikan, Andro masuk ke kamar anak anak. Tapi sepertinya anak anaknya memang terlelap, terlihat dari mainan berantakan yang sedang dibersihkan pengasuh. “S
"Kenapa kau mengira Daddy akan cepat tiada?""Karena Daddy anak nakal.""Tapi tidak apa, Daddy memang seharusnya menikmati sisa hidup. Apalagi sisa hidup Daddy tinggal beberapa langkah lagi.""Daddy bermain bersama para Uncle, itu membuat masa hilang Daddy lebih cepat. Jadi aku hanya siap siap saja."Kata kata itu terngiang ngiang di telinga Andro, kini dia sedang duduk di kamar sendirian. Begini respon keluarganya saat dia berbuat kekacauan, kenyataannya Andro lebih suka bentakan dan pukulan dari mereka bertiga.Sambil menunggu istrinya, Andro memilih duduk di sofa, melihat kedua ranjang yang terpisah saja membuatnya mual. Dia ingin menendang ranjang itu.Namun mengingat istrinya yang sedang mengandung, Andro tentu tidak ingin membuatnya kesal.Saat Raya masuk, baru Andro berdiri."Gala tidak ingin tidur denganku tadi.”"Jangan khawatir, sekarang dia sudah tidur," ucap Raya yang duduk di meja rias untuk melakukan ritual skincare malam.Andro mendekat, dia duduk di meja samping meja r
Andro tidak banyak bicara di kantor, dia lebih banyak termenung mengingat sikap istrinya. Anak anaknya juga mengabaikannya terus menerus. Andro bingung harus berbuat apa lagi supaya mereka berhenti bertingkah seolah olah dirinya akan segera mati.Dia mengusap rambutnya kasar, menarik napas dalam dan mencoba tetap tenang.Namun kegundahan itu semakin parah saat pintu luar ruangannya diketuk dengan sangat kencang. Dari suaranya saja Andro bisa menebak siapa yang datang. Dipastikan itu adalah Prabu.Sampai-sampai sebelum Prabu masuk, Andro berencana mengunci pintu. Tapi Prabu nyatanya lebih dulu masuk."SialIII," ucap Andro saat melihat Prabu sudah masuk."Hei, apa yang kau katakan, Kak? Kau pasti sangat frustasi dengan apa yang terjadi.""Jadi kau tau? Mulai sekarang berhenti datang dan mengajakku keluar. Dan… Ngomong-ngomong, Prabu. Kenapa kau masih di sini? Bukankah seharusnya kau sudah kembali ke Swiss dan memastikan calon istrimu baik baik saja."Prabu tertawa, dia duduk di sofa. "
"Sayang, waktunya kamu mandi. Kita akan makan malam," ucap Raya dari luar.Andro pun segera meninggalkan Gala, dia mencium puncak kepala anaknya lebih dulu sebelum pergi."Tari tertidur, apa kita tidak perlu membangunkannya?""Tidak, kasihan dia.""Apa yang terjadi?" tanya Andro menyempatkan diri mendatangi istrinya dan memeluknya dari belakang sambil menciumi puncak kepalanya. Tangan Andro mengusap perut istrinya yang buncit. "Apa dia dan Gala kembali bertengkar?""Bukan dengan Gala, tapi dengan teman sekelasnya.""Astaga, tidak biasanya anak kita melakukan itu."Raya memutar badan menatap suaminya. "Mandilah, nanti aku ceritakan."Andro mengerucutkan bibirnya. "Maukah kau mandi denganku, Sayang?"Sudah lama Raya mengabaikan Andro, dan dia rasa suaminya itu sudah cukup menanggung semua keaalahannya sendiri.Maka dari itu, Raya berkata pada pelayan, "Tolong bereskan makan malamnya.""Baik, Nyonya."Senyuman Andro seketika merebak. “Kita mandi bersama?""Bukankah ini yang kamu inginkan
Raya sampai di toko bunga miliknya. Tentu saja ada karyawan di lantai bawah, sementara dirinya duduk manis di lantai dua sambil mendiskusikan rencana apa yang akan dilakukannya ke depan untuk mengembangkan toko ini menjadi semakin baik."Selamat datang, Nyonya, Selamat pagi," sapa seorang petugas kebersihan wanita yang melihat Raya."Selamat pagi, apa kamu sudah sarapan?""Saya akan melakukannya saat pekerjaan ini selesai, Nyonya.""Aku membawa makanan di bawah, makanlah.""Terima kasih banyak, Nyonya."Raya mengangguk, dia menyimpan makanan yang dibawanya di atas meja di lantai satu. "Tolong bagikan juga jika yang lainnya datang.""Baik, Nyonya.""Apa bunga Lily sudah tiba?""Sudah tiba pagi tadi, karyawan lain yang menerima. Saat ini mereka sedang pergi membeli peralatan yang habis.""Baiklah, suruh mereka ke atas jika sudah sarapan.""Baik, Nyonya."Raya mulai membuka laptop. Dia sudah banyak belajar setelah menikah dengan Andro, mulai dari bahasa asing, mengoperasionalkan komputer
Dan setelah diizinkan, Elizabeth masuk ke dalam ruangan Andro. Semua itu seolah membawanya dalam masa lalu, dimana Andro melihat seseorang yang pernah menempati hatinya dan memberikan luka mendalam. Kemudian Elizabeth tiba tiba hilang entah kemana. Saudaranya bilang kalau dia pergi keluar negeri untuk belajar.Andro menatap dari kejauhan, menunggu saat perempuan itu kembali datang padanya. Tapi nyatanya tidak pernah.Saat ini Elizabeth sampai di hadapan Andro, dia tersenyum dan mengulurkan tangan. "Hallo, Andro.""Aku tidak ingin bersalaman.”"Kau banyak berubah, matamu tidak lagi memiliki kehangatan.""Kehangatanku hanya milik keluargaku. Cepat bicara sebelum aku mendorongmu dari jendela itu."Elizabeth tertawa, dia menarik kembali tangannya. "Well, selera humormu tidak berubah."Kemudian dia duduk di sofa, sementara Andro tetap berdiri dengan bersandar di meja. Di sisi lain, Prabu hanya menatap."Katakan sekarang, kau punya waktu lima menit.""Aku bekerja di sini, tidak ada niat sed
Saat dalam perjalanan, Andro merasa dirinya seperti sopir. Raya berada di belakang bersama anak anak, sementara dirinya sendirian di kursi kemudi.Oma pulang dengan Jeta karena ada supir yang menjemput. Dan karena anak anak terlalu melekat dengan Raya, jadi Andro tidak bisa meminta istrinya untuk duduk di depan."Fokus, Sayang," ucap Raya saat menyadari suaminya itu terus saja menatap ke belakang lewat kaca. "Lihat jalanan saja, aku dan anak anak baik baik saja. jangan melirik ke belakang terus."Dengan lucunya Gala menambahkan, "Iya, Daddy. Jika di jalanan jangan selingkuh, konsisten pada jalanan di depan."Mentari tertawa mendengarnya. Dia juga ikut menambahkan, "Daddy selingkuh seling sekali.""Astaga....," gumam Andro mulai terganggu. "Sayang."Raya tertawa, dia mengusap rambut kedua anaknya yang menyandar padanya."Mommy," panggil Gala."Ya?"Andro mulai melirik lagi saat melihat anak anaknya menggesekan kepala mereka di bahu Mommy mereka. Seperti nyaman dan membuat Andro juga ing
"Daddy.....," panggil Gala saat dia terbangun. "Daddy!""Daddy disini, Gala," ucap Andro yang masih setengah sadar, dia mencoba membuka matanya dan melihat Gala yang menatapnya dari atas ranjang."Kenapa Gala tidur di sini? Bukannya semalam di sana?" tanya bocah itu penasaran."Semalam kau demam, Gala."“Benarkah?” Tanyanya kurang yakin."Tidak tau," ucap Andro yang mencoba kembali terlelap dengan membelakangi putranya.Kesal karena diabaikan, Gala melompat dari tempat tidur dan menimpa tubuh Daddy nya."Astaga," ucap Andro menahan sesak ketika putranya itu menimpa dirinya. Dan sekarang dia malah tengkurap di tubuhnya. "Galaa...."Putranya itu malah ikut memejamkan mata lagi. Kemudian dia bergumam, "Seharusnya Daddy memeriksa suhu tubuhku lagi."Kemudian Gala kembali terlelap.Membuat Andro segera membalikan badannya sehingga Gala tengkurap di dadanya, dia memeluk putranya erat kemudian mengelus kepalanya. Semalaman Andro yang menjaga Gala, dia tidak bisa membiarkan istrinya melakuk