Share

Bicara ngaco

Author: Nayla
last update Last Updated: 2021-08-21 14:18:38

POV: Alister

Mungkin, pria brengsek ini pikir aku terlalu bodoh membiarkan istriku begitu saja bebas bekerja dengannya. Untungnya alat pelacak di ponsel Mila berfungsi.

"Pak maaf banget aku harus pergi," suara Mila penuh penyesalan. Si Elkana dengan tampang sok tenangnya hanya mengangguk dan tersenyum. Bersikap baiklah, kalau tidak aku akan membunuh orang yang mencuri Mila dariku.

"Elkana bukan tipe pria baik yang akan membiarkan wanita cantik begitu saja." Ucapku menyentuh posesif pinggang Mila saat berjalan.

"Mas, jangan mikir aneh-aneh deh. Dia itu cuma ingin bersikap baik sama bawahannya." Mila menatapku, dan aku mendesah kasar.

"Kamu belum aja melihat sisi nakalnya. Semua cowok sama Mila--mungkin sekarang dia lagi mengasah kemampuannya merayu kamu." Cara berjalan Mila terlihat aneh, aku berhenti sejenak. "Kakimu sakit?"

Mila mengabaikan kecemasanku, "Jangan suka mikir

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Bukan Istri Bayaran   Terpeleset

    POV: Mila.Aku sudah bilang melihat seseorang di kamar kami bukan? Tapi mas Alister tidak percaya, aku melihatnya malam itu, aku yakin sekali matanya nyata saat kami bertatapan. Malam itu aku haus, mataku terbuka dan saat aku bangkit. Kami saling menatap dia di ambang pintu.Paginya aku mengecek sisi cctv tidak ada yang aneh. Aku tidak mendapatkan apa pun. Aku berangkat kerja diantar Mang Udin, Alister marah dan kami berdebat karena aku bersikeras pada ucapanku.Di tempat kerja berjalan lancar, aku pulang seperti biasa sedangkan Mas Alister sebentar lagi mungkin akan pulang."Safa itu mama pulang... peluk dulu mamanya." Suara itu dari Lily yang membuatku mengernyit adalah kata 'mama' Safa biasa memanggilku 'mami'"Mami! Sapa kangen mami." Safa memeluk kakiku. Aku berjongkok mencium pipi tembemnya."Anak mami makin tembem... udah makan belum? Gimana di rumah mamitua,

    Last Updated : 2021-08-21
  • Bukan Istri Bayaran   Trauma

    POV: Alister."Demi Tuhan, Alister... Gak semua kecelakaan anak atas kelalaian ibunya!" Wanita tua itu memekik dengan geram. "Oma tahu, kamu trauma atas kematian orangtua kamu dulu... tapi itu juga bukan karena kesalahanmu. Itu kecelakaan."Itu salahku, kalau saja aku tidak menyuruh mereka datang saat itu. Aku duduk di sofa tanpa bicara, "Ini gak benar Alister! Kamu selalu menekan Mila... membuat dia tersudut setiap dia melakukan kesalahan. Hanya karena kamu takut terjadi apa-apa pada keluarga kecil kamu." Oma berkata dengan wajah murka, ya... aku meninggalkan Mila di rumah seorang diri. Dan Oma tidak terima."Tapi, emang Mila salah Oma. Dia harusnya lebih hati-hati menjaga Safa! Ada Lily bukan berarti dia melepas peranannya sebagai ibu." Kami berdebat sengit."Kamu yang mengizinkan dia kerja.""Dia maksa. Harus kerja." Aku menekan jawabanku melihat Oma yang semakin tua. Untung

    Last Updated : 2021-08-21
  • Bukan Istri Bayaran   Balas Budi

    POV: Mila.Aku memohon padanya dengan bibir gemetar ketakutan, berlari hingga terjatuh di lantai. Suara langkah kakinya semakin lama semakin mendekat. Dengan ketakutan amat sangat aku tidak berani untuk menoleh kebelakang, tubuhku terasa remuk karena pukulan yang kuterima berapa kali.Dan aku berhasil melarikan diri karena senjata yang Alister simpan, ya... aku ingat dia mengatakan menyimpan senjata di kamar kami. Aku menghadapkan pistol ke belakang dan sosok itu telah menghilang. Aku akui dalam ketakutan kita akan nekad, tidak peduli aku menjadi pembunuh.Seharusnya aku sadar menjadi istri Alister Bagaskara tidak akan membuatku aman."Mas..." Alister tidak ada di kamar, bantalnya seperti tidak di tersentuh. Aku melihat jam dinding, pukul 7:30 aku terlambat bangun.Kakiku turun dari rajang, aku ingin melihat anakku. Namun, pemandangan yang kudapat di ruang makan adalah Alister membia

    Last Updated : 2021-08-22
  • Bukan Istri Bayaran   Seseorang

    "What the fuck, Mila!" suara mengumpat itu berasal dari Lyli untuk Mila. Dia hampir membanting pintu di depannya... ucapan Mila tadi membuatnya mendidih, untungnya dia masih bisa mengendalikan dirinya."Sombong kamu, mentang-mentang istri boss." Runtuknya di kamar, dia membayangkan wajah Alister... astaga dia mengingat kejadian tadi malam.Saat Alister sedang duduk di bar rumahnya, awalnya dia ingin minum kopi. Namun, dia malah menyentuh wine untuk menenangkan dirinya. Melihat bekas dipunggung Mila dia menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang dialami istrinya. Rasanya Alister tidak mabuk walaupun dia meneguk berulangkali minuman alkohol-nya.Tiba-tiba seorang wanita membuka pintu, dress tidur itu milik Mila... mata Alister menyipit melihat istrinya tersenyum mendekat. Mila selalu mengerti apa yang bisa membuatnya tenang, bukan minuman tapi belaian Mila. Namun, sekilas wajah Mil

    Last Updated : 2021-08-22
  • Bukan Istri Bayaran   Mood

    Alister lebih dulu bangun, ia masih berpelukan dengan istrinya di dalam selimut setelah malam panas yang mereka lewati. Aktivitas itu memang tidak pernah terlewatkan oleh pasangan suami-isteri ini. Dia lebih dulu bangun, mengecup dahi Mila lalu ke kamar mandi.Alister membiarkan Mila tidur lebih banyak lagi, dia selalu membuat Mila kehabisan tenaga setiap malam.Selesai mandi dan menghairdryer rambutnya, pria itu keluar dan mendapati istrinya sudah membuka mata."Morning sayang." Sapa Alister, Mila tampak malu-malu memunguti bajunya di lantai. Dia memang wanita pemalu, Alister tersenyum geli."Pagi sayang." Sahutnya lalu membalikkan badan memakai dress tidurnya.Mila menatap suaminya yang sedang memasang jam tangannya. Dia mengakui ketampanan suaminya. "Mas, aku bisa kerja kan? Gak enak aku libur sendiri."Alister sempat terdiam. Dia tidak ingin merusak

    Last Updated : 2021-08-25
  • Bukan Istri Bayaran   Dia kembali

    POV: Mila.Tante Nandia--wanita berambut pirang ini kembali pada hobinya yang gonta-ganti warna rambutnya. Dengan baju formal serba putih, wig putih, dan tidak lupa kukunya juga sudah di cat warna putih. Tidak cukup itu, tas, sepatu, hingga jam tangannya akan mengikuti warna rambutnya.Dia terlihat bahagia, berbeda dengan wajah Mbah yang melihat penampilan Tante terlihat tidak suka. Satu hal yang bisa ditiru dari Tante Nandia menurutku--dia tidak pernah terlihat sedih walaupun pernah menjalani kangker hingga tidak bisa punya anak.Dengan mataku sendiri, aku melihat Mas Alister memperhatikan Tante Nandia saat sakit setahun lalu. Keluarga membiarkan Tante Nandia menghabiskan uang dengan cara dia menikmati hidup."Kenapa di cat lagi Tante rambutnya?" tanyaku. Kalau aku di suruh milih aku lebih suka warna rambutnya ungu, seperti artis K-POP.Tante Nandia tersenyum lebar memperlihatkan gigi put

    Last Updated : 2021-08-25
  • Bukan Istri Bayaran   Do this

    POV: Alister."Ali, kamu udah pulang..." seorang wanita menyapaku dari ruang keluarga begitu aku melewati pintu.Kezia? Ngapain dia duduk santai di ruang keluarga kami. Wanita itu menatapku sambil tersenyum dan tanpa sadar aku tersenyum sebelum perhatianku pada Mila yang sedang berjalan ke arahku dengan tatapan dingin. "Aku udah lama nungguin kamu, untung aku belum pulang." Kezia bersuara lagi.Aku ingat wajah Kezia saat bertemu di Singapure sebulan lalu, tatapannya kosong dan penuh air mata. Tidak ada senyuman dan suara lembutnya, penampilannya berbeda dengan waktu itu--saat kami bertemu sebulan lalu."Sayang--" Mila marah, dia melewatiku begitu saja dan berjalan keluar. Itu artinya Mila sudah tahu aku menemui Kezia di Singapure, Mila tidak akan marah tiba-tiba seperti ini kalau bukan tentang Kezia."Zia, sorry aku tinggal dulu." Ucapku, lalu berbalik lagi melihat Kezia.

    Last Updated : 2021-08-25
  • Bukan Istri Bayaran   Teman lama

    POV: Mila.Kepingin liburan di Bali, selama ini cuma bisa lihat di TV aja. Tapi pas dapet kesempatan ternyata bukan sama suami sendiri. Sebenarnya Mas Alister pernah ngajak liburan tapi setahun lalu di Thailand, liburan itu singkat karena waktu itu aku kepingin makan udang dengan suasana pantai.Berasa Sultan banget waktu Mas Alister langsung pesan tiket pesawat, siangnya kami terbang. Nginap semalam di hotel dekat pantai, besoknya pulang karena dia ada kerjaan. Dan sekarang di suruh pergi jauh tanpa suami itu berasa kurang, lebay banget kan aku."Ini kan masalah kerjaan Mila, masa iya Alister gak kasih izin. Aku berhak lho nyuruh kamu ikut aku ke sana untuk nemenin persentasi proyek aku." Ucap Elkana di bangkunya."Bukan aku gak mau Pak, kalo aku ikut bisa dimarahin sama Mas Alister." Aku memberi alasan, tapi wajah Elkana sepertinya tidak terima. Aku pake alesan apa lagi ya? Ntar k

    Last Updated : 2021-08-26

Latest chapter

  • Bukan Istri Bayaran   The End

    POV Mila.Aku duduk di depan meja rias sambil menyisir rambut panjangku, gaun tidur yang kupakai berwarna cream sangat ramping di tubuhku. Aku mengamati Alister dari kaca dia duduk di atas tempat tidur dengan laptopnya. "Mas, apa Elkana sudah mendapatkan hukuman?" tanyaku.Rasa ngeri masih terasa jika mengingat kejadian itu. Mas Alister mundar-mandir ke persidangan Elkana untuk membuat Elkana tidak bisa keluar dari penjara. Aku hanya diminta jadi saksi dalam satu kali persidangan, Alister pasti tidak ingin aku melihat Elkana."Aku menuntutnya dengan tuduhan pembunuhan Lily dan pencobaan pembunuhan Mang Udin." Dia menatapku dengan rambut yang masih basah karena tadi sepulang kerja dia langsung mandi. "Elkana dihukum mati setelah dia dinyatakan bersalah."Tubuhku menggigil karena mendengar itu, lalu dia kembali berucap. "Ini adalah moment paling mengerikan yang pernah kita hadapi. Tolong sayang... selama sis

  • Bukan Istri Bayaran   Bebas

    Pekerjaan yang paling sia-sia di dunia ini adalah menasehati orang yang sedang jatuh cinta. Kedatangan Alister ke Singapore malah menghidupkan kembali perasaan Kezia pada Alister. Kezia bicara tentang perasaan yang dia rasakan untuk Alister, menceritakan tentang waktu yang ia habiskan bersama Alister di Singapure. Padahal Alister sangat profesional karena pekerjaan.Mila merasa wanita itu sedang berada di alam lain.Mila mencoba memberikan nasehat agar Kezia tenang tapi ia malah menerima tamparan lagi. Agreva kembali mundur karena pisau Kezia di leher Mila bisa membuat wanita itu nekad tanpa sadar."Kenapa kamu ngambil posisiku?" kata Kezia dengan mata dinginnya. "Kamu bikin aku marah... Aku akan menggantungmu... lalu bermain-main dengan mayatmu pakai pisau." Tubuh Mila gemetar, rasa takut membuatnya tidak berani bergerak."Kalau terus begini wanita itu akan nekad membunuh." Suara satpam berbis

  • Bukan Istri Bayaran   Tertangkap

    Alister menendang pintu kuat hingga Jeha dan seorang laki-laki itu terkejut. Alister menduga pria itu adalah penculik Mila dan juga psikopat yang membunuh Lily. Dia tidak akan membiarkan pria ini kabur meski nyawa taruhannya.Mang Udin masih berbaring tak sadarkan diri. Dibantu alat pernafasan. Bukan hanya itu yang membuat Alister kaget, pria itu membuka maskernya. Ternyata pria disebelah Jeha adalah Elkana. Sudah ia duga Elkana juga terlibat sayangnya mereka terlalu fokus pada Kezia."Kalian ingin membunuh Mang Udin? Kalian juga kan yang membunuh Lily?" Suara Alister penuh emosi, saat ia ingin mendekat tangan Jeha memegang alat pernafasan Mang Udin."Berhenti, atau saya nekad," ucap wanita berambut pendek itu.Alister mundur selangkah dengan tangan ke atas. Elkana tertawa melihat wajah takut Alister. Sangat puas Alister bisa ia kendalikan. Tangan Jeha didekat kepala Mang Udin berjaga-jaga kalau Alister melawan.Alister menatap penuh kebencia

  • Bukan Istri Bayaran   Rumah Sakit

    Malam itu Agreva melajukan kecepatan mobilnya. Wajah panik Alister terlihat jelas di wajahnya, bibirnya gemetar menahan emosi dan cemas campur aduk. Salah seorang pelayannya menelpon agar dia cepat pulang karena Kezia mengamuk di rumahnya. Keadaan berbahaya.Alister melirik ke luar kaca dengan dengan geram, begitu juga Agreva yang menjadi supirnya, keadaaan genting begini jalanan macet. Kalau saja dia bisa menabrak mobil yang ada di depannya agar cepat sampai."LEBIH CEPAT LAGI!" Ujar Alister emosi, ketika jalanan mulai longgar.Alister ingat beberapa tahun lalu Kezia memukul Mila di kampus. Meskipun banyak orang di sekelilingnya Kezia tidak takut memukul Mila. Dia wanita paling nekad."LEBIH CEPAT LAGI AGREVA!""Baik Pak." Ucap Agreva menyetir dengan kecepatan penuh.Zia, sebaiknya jaga sikapmu. Tangannya terkepal di atas

  • Bukan Istri Bayaran   Kasihan

    POV Mila.Alister dijemput Agreva sejam lalu, mereka pergi menemui orang yang ditangkap polisi. Dia menyerahkan diri begitu saja. Itu hal yang mengejutkan bagi kami. Aku menunggu Alister di dalam kamar, begitu saja aku terpikir untuk mencari berkas tentang perceraian Kezia.Aku melangkah keluar lalu turun ke lantai bawah masuk ke ruang kerja di rumah itu.Aku menemukan di dalam lemari berkas itu, semuanya tersusun rapi. Data kesehatan Kezia, data pribadi suami Kezia juga ada. Pria itu orang Indonesia yang tinggal di Singapure.Maps coklat aku buka, ada foto-foto Kezia berpose dengan percaya diri. Tapi, aku juga menemukan ada foto-foto Kezia yang penuh dengan luka lebam. Ini sama dengan yang pernah Meira alami. Tampak gambar Kezia di wajahnya ada perban yang membelit ke atas kepala. Jantungku bergetar.Aku membuka laptop, mencari data Kezia yang disimpan Alister. Pasti dia menyimpan banyak

  • Bukan Istri Bayaran   Makan siang

    POV Mila.Dia memintaku untuk tenang, tapi aku merasakan dari tangannya Alister sedang khawatir. Hidup kami berubah seperti film horor tapi tak berhantu.Beberapa polisi yang kami lewati menatap Alister dengan bermacam-macam ekspresi, aku tebak Alister sering berkunjung ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Ada yang menatapnya sinis ada juga yang ramah, mengingat Alister orang yang tempramental aku bisa mengerti kenapa mereka tidak suka melihat suamiku.Tiba-tiba suara seseorang memanggil kami, tepatnya memanggil Alister. Lebih dulu Agreva yang menoleh pada orang itu."Selaginya istrimu di sini biarkan kami meminta keterangannya." Aku tahu polisi ini, Wisnu orang yang membuat Alister pernah di tahan. Jovanka yang menceritakan. Tangan Alister menggenggam erat tanganku. "Kuharap kalian lebih menurut untuk diajak kerja sama.""Silahkan Pak, aku bersedia. Apa ini soal Lily atau penculikanku?" kataku dengan nada menantangnya."H...." Polisi

  • Bukan Istri Bayaran   Datang

    POV MilaHal yang terbersit di benakku adalah kejadian aku di culik. Aku bahkan masih ingat dengan orang yang duduk di sebelahku berbisik seperti setan mengancamku. Aku menatap suamiku dengan ekspresi panik. "Mas, siapa pelakunya? Siapa yang ingin mencelakai aku?"pertanyaan itu kuulangi lagi.Alister bergeming.Aku menatap ketiga polisi itu bergantian dengan perasaan takut. Mereka hanya membalas tatapanku tapi tidak menjawab pertanyaanku."Jadi memang ada yang berniat membunuh aku? Tolong ceritakan apa yang terjadi."Yang Sam katakan, "Mobil yang di bawa Mang Udin tiba-tiba rem-nya tidak berfungsi. Mobil itu berhenti di persimpangan. Menurut keterangan ada mobil di belakang mereka dan menabrak bemper sebelah kiri mobil Mang Udin. Mobilnya menabrak pohon besar." Dalam beberapa detik aku terdiam mendengar itu.Kata-kata polisi itu membuatku frustasi. Aku menatap buku catatan yang dibuka Sam. Aku rasa itu ada

  • Bukan Istri Bayaran   Chatting

    POV Mila.Meira menelponku saat aku sedang sendirian, kebetulan sekali aku sangat jenuh sekali di rumah. Sudah jam segini Alister belum juga pulang, mungkin dia banyak pekerjaan jadi terlambat pulang. Obrolan kami seputar kehidupan sehari-hari dan juga tentang penculikanku, dia tahu kasus itu karena masuk berita. Harusnya polisi malu beritanya sudah tersiar tapi pelakunya belum tertangkap."Alister ingin aku pergi entah kemana dia ingin menyembunyikan aku. Mungkin keluar negeri. Idenya bagus banget kebetulan aku belum pernah ke sana." Jawabku pada pertanyaan Meira, nada bicaraku sok tenang padahal aku sangat marah sewaktu Alister bicara itu."Oya? Memangnya dia akan tahan kalau kamu pergi? Kayak gak tahu aja suami kamu gimana, Mila." Tanggapan Meira sama dengan yang kupikirkan. Tapi, detik kemudian dia berubah pendapat. "Tapi, kalau aku boleh saran... aku rasa Alister mengambil keputusan itu untuk kebaikan kamu. Dia itu ga

  • Bukan Istri Bayaran   Sakit hati

    Setelah Alister selesai dengan pekerjaannya dia menyuruh Agreva dan Jovanka masuk ke ruangannya. Tentu saja hal itu berhubungan dengan penyelidikan mereka. Ekspresi Alister yang serius membuat Agreva dan Jovanka tegang, salahkan kenapa mereka menjadi kepercayaan Alister hingga semua-semuanya melalui mereka."Pak, polisi beberapa hari ini datang ke kantor menanyai para staf." Jovanka melaporkan, dia menceritakan detail dan padat saat polisi-polisi itu mendatangi kantor dengan seragam polisi mereka. Dahi Alister mengerut sempurna. "Saya bilang selagi Bapak tidak masuk seluruh staf dilarang memberikan keterangan.""Sialan! Memangnya mereka siapa berani mencurigai aku. Karena Oma meninggal dan aku beberapa hari tidak bergerak di rumah lantas mereka suka hati bertindak." Kata Alister penuh emosi.Agreva juga melaporkan kelima pria yang yang mereka sewa untuk membantu penyelidikan ini. Sayangnya Alister tidak berjumpa deng

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status