Gilang tampak mengepalkan tangannya, wajah begitu marah mengingat Anissa menangis karena dirinya malam itu , ia tidak tau apa yang dilakukan saat itu sangat menyakiti gadis itu. Tapi alasan apapun tidak ada tolerir bagi orang yang berani menyakiti Anissa termasuk dirinya sendiri. "Aku bakalan balik lagi ke kamu Nis, aku tau aku salah dan aku jauh lebih tau lagi kalo kamu nikah sama dia juga terpaksa, semua ini salah aku Nis. Aku yang salah, kalo aja malam itu mulut aku gak lancang mungkin hal ini gak akan pernah terjadi." ucap Galang, tangan nya mengepal keras, lalu memukul keras ke tembok di sampingnya. pria itu lantas pergi dengan wajah merah padam melewati Anita yang ada di samping nya sejak tadi dan memperhatikan tingkah laku pria itu.Gerak gerik Galang membuat Anita menebak nebak, mau kemana dia?? Apa jangan jangan dia mau menemui Anissa dan meminta maaf lagi? Tanpa fikir panjang Anita langsung bertanya pada Galang. Kamu mau kemana Lang? Disini aja sama gue Lang, dan jangan perg
aku berencana untuk membawakan kotak makan untuknya. Aku yakin dia akan senang jika aku perhatian padanya, baiklah waktunya masak yang enak Anissa. Aku mulai berjalan ke dapur dan bergelut dengan kompor, aku hanya akan memasak ayam goreng dan perkedel saja itu adalah makanan favorit Davian sejauh yang aku tahu. Waktu sudah menunjukan pukul 11.20 jarak menuju kantor hanya 30 menit itu pun jika tidak macet jika macet mungkin hanya 40 atau 45 menit. Baiklah aku harus segera berganti pakaian dan memesan taksi juga. Titt Ku dengar suara klakson berbunyi sepertinya itu taksi yang ku pesan tadi, baiklah aku juga sudah siap, aku segera turun kebawah dan tak lupa membawa makan siang untuk Davian. Sebelum berangkat aku terlebih dulu masuk ke kamar Naura dan memberitahu nya jika aku akan pergi sebentar. Tok tok tok "Woy Naura, lu ada di dalem?" "Apasih?" tanya gadis itu sebal, nadanya kini meringkuk memeluk guling sembari memainkan ponselnya. " Rebahan Mulu lu kaya anak muda jompo aja,
Setelah apa yang dilakukan Davian dan wanita yang tak ia kenal sebelumnya aku tak mungkin tinggal di atap yang sama dengan Davian, Aish pria yang ku nikahi itu benar benar brengsek! gerutu gadis itu kesal, aku ingin pergi ke rumah Anita namun aku yakin Davian pasti akan kesana jika tau aku tak ada di rumah.Aku tak punya pilihan lain selain rumah sahabatku itu, bunda? ayah? aku tidak mungkin kesana. Davian pasti akan langsung kesana jika tau aku tidak ada di rumah. Haish Naura arrgghhh. gadis itu kini berteriak kesal mengacak ngacak rambutnya frustasi. iyahh Naura ada di rumah ini bagaimana bisa dia meninggalkan Naura disini dia pasti akan sangat tidak nyaman. tapi persetan dengan semuanya aku sudah muak dan tidak kuat lagi. Siang itu gadis itu pergi hanya membawa tas kecil nya dan telepon genggam saja. ***"Tadi sebelum kesini gue sempat pulang hanya sekedar untuk mengambil baju tapi gak jadi deh, gue cuma bawa ini" ucap gadis itu sembari memperlihatkan hp dan tas kecil yang isi ny
Kejadian beberapa Minggu lalu antara Davian dan Naura membawa dampak baik, Apa yang di lakukan Naura mungkin sulit untuk di maafkan namun hal itu juga yang membuat Anissa dan Davian semakin dekat bahkan semakin intim saja. uwek uwek semalaman Anissa tak bisa tidur karna mual dan pusing yang di rasakan selama beberapa terakhir ini. "Kamu masih mual Nisa?" tanya Davian. "Masih Mas perut aku gak enak banget mungkin karna masuk angin kali yah" jawab Anissa yang kini memegang perutnya yang begitu tak enak. "Yaudah kita kerumah sakit aja yah" Ajak Davian, ia tak bisa berbuat apa apa selain mengelus punggung dan perut istrinya. "Iyah Mas" ucap Anissa lagi. Siang harinya Anissa dan Davian akhirnya pergi kerumah sakit, setelah sampai di rumah sakit akhirnya Anissa masuk ke ruangan priksa dan Davian juga ikut masuk untuk memastikan bahwa istrinya baik-baik saja. Dokter itu pun mulai memeriksa Anissa wajah nya tampak tersenyum mengarah ke arah Anissa dan juga Davian. "Bu Anissa baik-baik sa
beberapa bulan sudah berlalu, usia kandungan Anissa kini memasuki bulan ke 8. banyak hal sudah berubah menjadi lebih baik. Davian yang begitu penyayang dan perhatian, kedua orangtua Anissa yang lebih sering menginap di rumah terutama akhir akhir ini adalah kelahiran cucu pertama mereka. aku sudah melakukan USG dan bayi pertama aku dan Davian ternyata seorang perempuan, betapa bahagia nya aku dan Davian setelah tau bahwa bayi dalam kandunganku ternyata seorang bayi cantik. pagi ini aku melenggangkan kedua kakiku menuju dapur memasak sesuatu untuk sarapan Davian sebelum berangkat ke kantor. iya ... Davian beberapa kali melakukan pekerjaan rumah termasuk memasak, tapi apa boleh buat ini jadi salah satu hobi ku setelah menikah. aku jadi lebih suka memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah lain nya ya meskipun pada akhirnya aku sering mengalami sakit pinggang akhir-akhir ini atau tiba-tba engap dan sulit untuk bernafas karna perutku yang sudah cukup besar. Davian berdiri setelah sarapan
"Sudah puluhan kali aku masuk rumah kamu, tapi tetep aja kalo ke sini betah banget. Apalagi di sini tamannya indah banget." ucap Meysa sembari melihat bunga yang ada di depannya."Lex aku rindu kedua orangtuaku, apa mereka sekarang udah bahagia di atas sana?" tanya mesya dengan wajah yg terlihat sendu"Aku yakin, Sya. orangtua kamu sekarang udah bahagia di sana, tugas kamu yang masih di sini hanya mendoakan mereka dan berusaha yang terbaik untuk diri kamu sendiri" ucap Alex sembari mengelus punggung Mesya lembut."makasih ya Lex kamu selalu ada buat aku, aku beruntung banget aku punya temen sekaligus sahabat sebaik kamu" ucap Meysa"Aahh ... kamu kaya ke siapa aja, Sya. Aku ini sahabat kamu dan kamu ga perlu seperti itu aku akan selalu ada buat kamu" ucap Alex menatap lembut MeysaMeysa menatap sendu ke arah Alex matanya mulai berkaca kaca "Aku mencintaimu Lex, andai saja semudah itu untuk mengucapkannya mungkin akan lebih mudah untuk kita menjalani hubungan ini tapi aku ga yakin kamu
"Aku memang bodoh kalo berfikir Alex juga mencintaiku " ucap Meysa sambil tertidur memeluk gulingnya"Aku harus bagaimana sekarang rasanya Aku ingin memukulnya dengan keras dan berkata kamu jahat Lex kamu benar benar brengsek ." gerutu MeysaDertt pesan masuk ... "Kamu lagi dimana Sya aku di depan rumahmu kita jalan jalan yu" begitu pesan yang di kirim AlexMeysa tampak masih berfikir apakah dya harus membalas pesan dari Alex atau jangan namun Meysa akhirnya membalas pesan Alex"Aku ngga mau Aku sibuk!" balas Meysa" Yaelah sombong amat di ajak keluar malah bilang sibuk!" Sibuk apa sih sibuk tidur atau jangan jangan sibuk mikirin Aku yah ckck" balas Alex dengan sedikit mengeluarkan candaan recehnya"Ga lucu " balas Meysa singkat"Aku udah pegel banget Sya sini dong Aku dobrak yah pintunya!" balas Alex"Iih jangan yaudah tunggu disitu Aku bukain pintunya" balas Meysa cepatTap tap tapKlekkMeysa membukakan pintu untuk Alex ..."Ada apa sih Lex?" Kamu ga liat di luar panas banget gini
"Aku mau pulang!!"ucap Meysa merengek ingin pulang"Iya ... nanti sebentar lagi Sya aku belum ngobrol apa apa sama Dimas kan ga enak , lagian kamu tuh bukan anak kecil lagi masa pengen pulang aja sampe ngerengek kaya gini sih .. malu tuh Dimas ngeliatin kamu"ucap AlexMendengar namanya disebut Dimas menatap wajah Alex dan Meysa sembari menunjukan tangan ke arah nya"Apa ?? Aku ...! Ngga aku ga ngeliatin dya ko" ucap Dimas membela diri"Hahaha ... gw bercanda kali Dim santai aja napa kaya kesiapa aja lo"ucap Alex sembari menepuk pelan bahu DimasDimas hanya tersipu malu sambil sesekali berdehem karna suasa yang begitu tidak nyaman.Dimas menatap ke arah Meysa sepertinya gadis itu benar benar ingin pulang dan tidak nyaman karna ada dirinya"Lo pulang aja lah Lex gw ga apa apa ko lagian kita bisa ketemu lagi nantikan kasian cewe lo kayanya pengen pulang dari tadi" ucap Dimas"Lo yakin Lex " ucap Alex tidak enak"Iya bener gw ga apa apa ko santai aja kali" ucap Dimas"Ayo"Ucap Meysa menari
Aku minta maaf karna aku harus ninggalin kamu sama Fisya, tapi aku bener bener janji sama kamu kalo aku pasti akan langsung pulang kalo kerjaan aku disana udah beres" ucap Dimas sembari memegang kedua tangan Istrinya "Janji yah kalo kerjaan kamu bener bener udah beres kamu harus cepet pulang kerumah" ucap Meysa "Iya aku janji Yaang, lagian yah mana mungkin aku mau lama lama di luar sementara disini aku punya dua bidadari cantik yang menunggu aku pulang" ucap Dimas mengalihkan kedua tangannya menuju kedua pipi Meysa dan sedikit menekannya hingga membuat bibir Meysa mengerucut "Ihh nyebelin, jelek tau kalo aku di giniin" ucap Meysa "Kata siapa kamu jelek? Kamu Istri aku yang paling cantik dan gak ada wanita yang bisa nandingin kecantikan kamu, paham" ucap Dimas lagi "Gombal deh, ck dasar" ucap Meysa berdecak "Aku ga gombal Yaang, kamu emang cantik ko" ucap Dimas "Kalo ga ada kamu selama seminggu, terus aku harus ngapain? Aku juga pasti bakal kangen banget sama kamu Yaang" ucap Me
Huhh ternyata begini rasanya memiliki seorang bayi dirumah, memang sangat melelahkan tapi juga sangat menyenangkan, meskipun aku harus menghadapi mata panda.Untunglah disini ada Bu Marsitoh dan juga Mamah yang membantu pekerjaanku dan ikut mengurus Fisya juga jadi semua ini tidak begitu berat."Aku berangkat kerja yah" ucap Dimas setelah ia selesai makan"Iya Mas, hati hati yah di jalannya" ucapku yang ada disampingnya menemani sarapan pagi ini, untunglah Fisya masih tidur jadi aku bisa menemani Dimas sarapan"Heem, berangkat yah" ucap Dimas ia lalu mengecup kening sang istri singkat lalu beranjak pergi ke kantor Setelah selesai makan aku kembali ke kamar dan melihat Fisya, takutnya bangun.Tap tap tapClek Ahh ternyata putri kecilku ini masih tertidur pulas, setelah aku fikir fikir dan aku lihat juga dengan seksama tenyata wajah putriku ini sangat mirip sekali dengan Ayahnya. Aku tak habis fikir kenapa bisa seperti itu, padahal selama 8 bulan itu aku yang mengandungnya bukan Ayah
Aku memang bodoh Lan, aku bodoh karna bisa melakukan hal itu dengan Meysa padahal aku tau jika dia wanita bersuami tapi entahlah jujur aku menyesal melakukannya tapi aku tak pernah menyesal karna sampai hari ini aku masih sangat mencintainya. Aku datang ke Swiss berusaha melupakan segalanya namun bukannya lupa aku justru semakin ingat dan bahkan hatiku semakin sakit saja" ucap Alex ia kini mulai menatap langit langit dan menunduk menyelipkan kedua tangannya di kening. "Cukup prihatin gw sama kisah cinta lo yang tragis itu, menurut gw sih emang ga ada yah yang namanya persahabatan antara cowo dan cewe karna selalu terselip yang namanya rasa cinta yang ga keduga, contohnya ya kaya lo gini" ucap Alana "Huhh entahlah Lan, gw pusing dan ga ngerti kalo ngebahas soal Meysa, gw ga punya cara lain untuk ngelupain Meysa selain ya kaya gini melarikan diri" ucap Alex frustasi"Ck .. Lo pasti bisa Lex, by the way nih yah gw jadi kepo dong Meysa itu kek apa sih? Secantik apa sih dia?" ucap Alana
Alex menawari Alana untuk sementara tinggal di Apartemennya namun Alana malah menatap dan bahkan tak mengedipkan matanya sama sekali. "Kenapa? Gausah khawatir aku bukan orang mesum lagi di Apartemen ku juga aku bersama teman perempuanku dan aku yakin kamu akan akrab dengannya" ucap Alex "Oh jadi kamu tinggal bersama teman wanita mu yah" ucap Alana Alex tampak menganggukan kepalanya kemudian ia menatap lurus ke depan. "Iyah aku tinggal bersama teman wanitaku namanya Maria, beberapa bula lalu aku membatunya dari segerombalan laki laki yang mencoba melecehkannya dan sejak itu ia tinggal di Apatermenku" ucap Alex Alana tampak tersenyum sinis menatap Alex kemudian menatap lurus kedepan. "Kenapa wajahnya gitu?" tanya Alex yang menatap wajah Alana tersenyum sinis padanya "Apa kamu selalu berperilaku baik seperti ini pada setiap wanita" tanya Alana "Memangnya kenapa? Toh setiap manusiakan kan memang harus saling tolong menolong" ucap Alex "Yaa memang tidak salah, tapi kalo kamu terus
Alex mendengus kesal saat tahu jika Maria sedari tadi ada di Danau yang tadi. Argghh benar benar menyebalkan wanita ini. "Sorry sir, I'll just get off here" ucap Alex pada si sopir taxi, kemudian mobil itu berhenti. Alex segera keluar dari mobil dan berjalan cepat menuju Danau tadi. Saat Alex berjalan tiba tiba ada seseorang yang menabraknya dari belakang dan hal itu hampir membuat Alex terjatuh. "Sorry I did not mean it" ucap seorang wanita yang menabrak Alex tadi, Alex tampak menatap wanita itu dan sepertinya wanita itu sama sepertinya berasal dari Indonesia namun belum sempat Alex bertanya wanita itu bergegas meninggalkannya. Wajahnya terlihat sembab dan sepertinya wanita itu tengah menangis. Ahh sudahlah lagipula apa urusannya denganku sebaiknya aku segera menghampiri Maria di Danau. Akhirnya Alex melanjutkan jalannya hingga ia sampai di Danau namun saat sudah sampai disana tak ada Maria disana. Kemana perginya wanita itu? Aish wanita itu benar benar membuatku kesal. Alex ke
Aku ingin pulang ke Jakarta dan memeluk Meysa saat sudah sampai disana, sayangnya hal itu tidak akan pernah terjadi."Again and again you daydream, what are you thinking, honey" tanya Maria yang bingung melihat Alex sedari tadi melamun "Ahh I'm not daydreaming" ucap Alex cepat"Don't lie to me dear!! I can't lie to you!!" ucap Maria yang tahu jika Alex tengah berbohong padanya"I really don't think about anything, I just want to go home and rest" ucap Alex "Don't tell me you're thinking about that woman!! That married woman!!" ucap Maria mendelik sinis dan mulai memainkan bola matanya malas Alex tampak menatap Maria, tebakan wanita ini memang benar karna yang ada di fikiranku saat ini hanya Meysa. Aku tidak percaya jika Maria akan sangat tanggap.Tapi aku sedang tak ingin berdebat dengannya, ahh iya Maria sudah tau tentang kehidupanku di Jakarta termasuk ia juga tahu tentang hubunganku dengan Meysa. Entah kenapa aku berani bercerita tentang kehidupan pribadiku pada Maria ia juga ta
Hari yang paling membahagiakan sepanjang hidupku adalah hari dimana putri pertamaku di lahirkan didunia ini, ada hal menarik di tanggal dan bulan itu pasalnya itu adalah hari lahirku selain itu suamiku juga lahir dibulan yang sama hanya beda tanggal saja ia lahir tanggal 15 februari lucu bukan. Keluarga kecilku ini sungguh unik, Kami bertiga lahir dibulan yang sama bahkan aku dan putriku lahir ditanggal yang sama, bagiku ini sangat menakjubkan. Tak ada yang special bagiku selain bulan itu, bulan yang sungguh bermakna bagiku. Di hari ulang tahunku yang ke 24 tahun kado terindahku adalah putri kecil dan dan suami yang paling ku cintai. Namun dihari yang bahagia ini untuk pertama kalinya tak ada Alex disisiku, aku telah kehilangannya untuk selama lamanya. Beberapa minggu lalu aku mendengar bahwa Alex sudah pergi meninggalkan kota Jakarta, yang aku dengar dia pergi ke swiss dan entah untuk apa. Yang ada dalam fikiranku adalah dia pergi karna aku, aku penyebab kepergiannya yang menda
Tok tok tok Assalamualaikum Tok tok tok Clek Waalaikum salam, ehh Mbak Meysa Mas Dimas kirain siapa. Sini Ibu bantu bawain kantongnya. Meysa tanpak tersenyum kemudian masuk kedalam sementara Dimas memberikan tas sedang berisi baju ganti milik Meysa.Tap tap tap "Alhamdulillah nyampe rumah juga akhirnya yah, duduk disana dulu yaang pegel pengen duduk" ucap Meysa ia lalu berjalan dan duduk di sofa panjang tengah rumah, Dimas kemudian ikut duduk disamping Istri anak putri kecil mereka sementara ibu tampak ikut bersama Marsitoh naik keatas."Dedenya lucu banget ya yaang, kaya aku" ucap Dimas tersenyum lebar sembari menyipitkan matanya."Huhh kaya kamu? Mana ada kaya kamu yaang!! Dia itu cewe dan miripnya sama aku Mamahnya ngerti!! Ngaku ngaku banget sih" ucap Meysa mendelik sinis"Diih sirik aja ck .. Ia mirip kamu sama sama cantik asal jangan ngikutin sifatnya aja" ucap Dimas ia lalu melihat lagi putrinya yang tampak tertidur pulas di pangkuan Ibunya."Emang sifat Mamahnya kenapa?"
Dulu aku berfikir akan selamanya sendiri dirumah ini. Sejak SMP aku memang tidak memiliki teman hingga akhirnya aku mau berteman dengan Alex. Entahlah bagiku mereka tak pernah cocok denganku dan sifatku hingga akhirnya aku memilih untuk sendiri.Tapi sekarang aku sudah tidak khawatir lagi karna aku sekarang memiliki Suami yang sangat sayang dan juga perduli padaku selain itu Ibu kandungku sekarang ada disisiku dan terus menemaniku. Sungguh aku sangat bersyukur sekali.Aku memerjapkan mataku dan berusaha memulihkan kesadaranku kemudian bangkit dan berjalan dan membuka pintu.ClekAku membuka lalu menutup lagi pintu dan berjalan perlahan menuruni anak tangga. Aku ingin menyiapkan sarapan untuk suamiku. Saat menuju anak tangga yang terakhir tiba tiba Meysa tergelincir dan sontak ia berteriak kaget.Arrghhh Brughh Arrghh SAKIT!! MAS!! Mamah Sakit arrghh sakit.Dari arah dapur terlihat Yulianti kaget saat melihat putrinya tengah meringis kesakitan ia lalu berlari menuju putrinya.Sya,