Share

Paksaan Ibu

Author: Molista
last update Last Updated: 2022-03-04 15:38:48

Margaretha mendengus kesal. "Marsya mengundur kepulangannya." Brian pun seketika terkejut saat mendengar jawaban ibunya.

"Kenapa."

"Entahlah. Kalau begini caranya, kita yang akan kerepotan," ucap Margaretha. Ia duduk sambil bersandar dan melipat kedua tangannya.

Brian menarik kursi lalu duduk berhadapan dengan ibunya. "Kenapa mamah harus secemas itu, jika hanya karena dia mengundurkan kepulangannya?"

Margaretha menatap Brian. "Apa mamah tidak salah dengar, kami bertanya tentang hal itu?"

"Lalu apa yang harus kita lakukan? memaksanya untuk segera pulang? itu tidak mungkin kan?" Margaretha terdiam, karena memang benar apa yang dikatakan Brian. "Sudahlah mah,

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bukan Cinderella   Temani Aku

    Meski merasa ragu dan bimbang, Cindy akhirnya memutuskan untuk naik ke kamar Brian. Ia menaiki tangga penuh dengan rasa ragu, melangkah perlahan menghampiri pintu kamar Brian.Tok tok tokCindy mengetuk pintu secara perlahan. Ia kembali mengetuk namun tetap tidak ada jawaban. "Apa aku turun saja?" batin Cindy. Ia pun mulai melangkah meninggalkan kamar Brian.Bug BugTerdengar suara tembok yang dipukul secara keras, Cindy menghentikan langkahnya saat mendengar suara tersebut, ia kembali melangkah menghampiri pintu dan mencoba mengetuknya kembali.Tok tok tokKali ini tidak perlu menunggu lama, pintu

    Last Updated : 2022-03-05
  • Bukan Cinderella   Rahasia

    Cindy kembali berbaring di samping Brian, dan membiarkan Brian memeluknya. Ia kembali memejamkan matanya dan melanjutkannya tidurnya.Brian membuka matanya, ia sedikit merasa kaget saat mendapati tangannya yang memeluk Cindy, ia menatap wajah Cindy yang masih terlelap."Gadis ini membuat aku merasa nyaman," batinnya. Ia menyunggingkan senyumnya lalu kembali memejamkan matanya.Tak lama kemudian Cindy menggeliat dan membuka matanya, ia tidak merasa kaget saat tubuhnya ada dalam pelukan Brian, dia masih ingat apa yang terjadi semalam. Cindy menolej ke arah Brian yang masih terlelap, perlahan ia menurunkan tangan Brian lalu turun dari ranjang, ia melangkah menuju kamar mandi.Cindy membasuh wajahnya, lalu menatap

    Last Updated : 2022-03-07
  • Bukan Cinderella   Leon

    "Bi Atik, kenapa diam? apa benar semua itu?" Brian bertanya kembali dengan tatapan menuntut."Tuan, saya tidak berani bicara tentang hal ini. Maaf," ucap Atik sambil menundukkan wajahnya."Jadi benar," ucap Brian seraya meninggalkan Atik.Ia Mengepalkan tangannya, melangkah penuh amarah menuju ruang kerja ibunya. Sementara Atik melihat kepergian Brian penuh kecemasan. Brian berdiri di depan pintu hendak membukanya, namun ia berhenti sejenak. "Aku tidak boleh bertingkat bodoh," batinnya sambil menghela nafas panjang.Kleek.Brian membuka pintu ruang kerja tanpa mengetuknya. "Kenapa kamu masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dulu?" ucap Margaretha sambil

    Last Updated : 2022-03-09
  • Bukan Cinderella   Kebenaran 1

    Cindy terus memperhatikan mobil yang baru terparkir. Setelah Leon, Lauren sang ibu pun turun dari mobil. Leon menoleh kearah Cindy sambil tersenyum, Cindy pun membalas senyuman Leon, lalu ia menghampiri mereka.Belum sempat menyapa, Margaretha sudah memanggil Cindy terlebih dahulu. "Cindy masuklah sayang," ucap Margaretha."Baik mah," jawab Cindy yang langsung melangkah masuk.Sementara Lauren hanya tersenyum kecil sambil menghampirinya Margaretha. "Apa kabar Retha? Apa kamu masih berpura-pura menyayangi menantumu itu di depanku?" sapanya."Ada apa kamu datang kemari?" tanya Margaretha ketus."Aku datang ke rumah milik adik iparku, aku rasa tidak ada

    Last Updated : 2022-03-10
  • Bukan Cinderella   Kebenaran 2

    "Kenapa menatapku seperti itu?" ucap Brian sedikit menyunggingkan senyuman. "Seharusnya dari dulu aku percaya ucapan Leon, jika kamu hanya seorang ibu angkat. Tapi sayang … aku lebih percaya dan takut kepadamu," imbuh Brian.Margaretha menatap Leon sambil menyunggingkan senyumannya, "Jadi anak itu yang sudah memberitahu kamu?""Tidak. Tapi aku mendengar pembicaraan bersama Marsya tadi pagi, dan rencanamu untuk mencelakai istriku," bantah Brian."Benarkah…?" ucap Lauren seakan terkejut dengan ucapan brian. "Retha, kamu benar-benar jahat, menantu yang baik pun ingin kamu celakai. Ckckck, apa pantas orang sepertimu di biarkan?""Lalu apa yang bisa kalian lakukan? Tidak ada yang bisa mengatur dan melarang

    Last Updated : 2022-03-12
  • Bukan Cinderella   Wanita Pemuas

    "Kenapa kamu hanya menguping di balik tembok?" tanya Brian kembali."Ini bukan urusanku, jadi aku tidak berani ikut campur."Brian kembali duduk tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Cindy, menatap kosong ke depannya. Cindy menatap Brian yang diam namun terlihat jelas raut wajah dengan kegelisahan. "Apa kamu baik-baik saja?""Tidak," jawab Brian singkat. Ia menoleh ke arah Cindy. "Bagaimana perasaanmu jika orang yang kamu percaya selama ini, ternyata adalah orang yang sangat jahat padamu?""Kecewa," jawab Cindy. Ia mengatur tubuhnya, lalu duduk berhadapan dengan Brian. "Apa yang akan kamu lakukan sekarang, setelah ibumu yang jahat tertangkap polisi?" tanya Cindy.

    Last Updated : 2022-03-13
  • Bukan Cinderella   Ingin Tahu

    "Apa kamu akan mengajakku ke tempat baru?" tanya Melia. Wanita itu berpikir jika Brian tengah merencanakan tempat yang lebih baik dari hotel yang sudah mereka lewati."Ya," Brian menjawab secara singkat dan terus melajukan mobilnya.Melia tersenyum mendengar jawaban Brian, namun semakin jauh dan semakin lama mereka melintasi jalan, Melia mengernyitkan dahinya saat jalan sepi yang di lewati terasa tak asing baginya. Mobil pun semakin perlahan dan akhirnya berhenti. "Kenapa berhenti di sini?" tanya Melia bingung saat melihat sekelilingnya adalah pemakaman."Malam dimana aku mendapatkan hukuman dari mamah, di saat itu juga kamu tengah bersenang-senang dengan hasil tugasmu bukan?" ucap Brian."A-apa maksudmu?" ucap Meli

    Last Updated : 2022-03-14
  • Bukan Cinderella   Kedatangan Misyel

    "Kenapa dia menolaknya?""Entahlah, tuan Adam pun tidak pernah mengerti alasannya.""Lalu bagaimana mereka tetap mengadopsiku?" Brian masih penasaran dengan masa lalunya."Tuan Adam memaksa, dan memberikan sebagian hartanya pada Nyonya Margaretha, asal keinginannya dipenuhi. Tapi… tanpa sepengetahuan nyonya Margaretha, saat penyakit tuan Adam mulai parah, semua saham dan segala sertifikat di pindahkan atas nama Anda." jelas Haris."Apa itu alasan mamah masih mempertahankan aku sampai sekarang?" ucap Brian. Ia mulai mengerti alasan kenapa setelah kepergian ayahnya, ibunya selalu mengatur dan mengekang hidupnya. Semua hanya semata-mata demi harta.Sete

    Last Updated : 2022-03-16

Latest chapter

  • Bukan Cinderella   Kebahagiaan

    "Apa pak Haris yakin?" tanya Brian menyelidik."Kita bisa melihatnya langsung tuan."Brian nampak berfikir sejenak. "Kita pergi sekarang," ucapnya sambil berdiri lalu melangkah diikuti Haris. Langkah Brian terhenti kembali lalu menoleh ke arah Cindy yang saat ini bibirnya bisa di ikat. Brian menyunggingkan senyum dan kembali menghampiri Cindy.Cup…Kecupan di pipi mengagetkan Cindy. "Tunggu aku di rumah sayang," ucap Brian sambil mengacak rambut Cindy dan kembali melangkah meninggalkannya.Cindy melirik kepergian Brian sambil menggerutu. "Menyebalkan. Apa mungkin aku harus selamanya seperti ini? Menjadi istri tapi tidak di hargai." Cindy menarik nafasnya lalai membuangnya. "Ah, Cindy. Apa yang kamu harapan dalam pernikahan yang hanya terjadi karena maksud tertentu? Jika kamu di sepelwkan dan suamimu ingin menikah lagi, itu adalah hal yang sangat wajar. Karena kamu memang bukan orang yang di inginkan," gerutunya pada diri sendiri.Cind

  • Bukan Cinderella   Marsya

    Tanpa banyak pikir, cindy mencari bi Atik dan mengatakan apa yang Brian katakan. Ia naik ke kamar menemui Brian."Sudah kamu katakan sama bi Atik?" tanya Brian saat Cindy masuk kedalam kamar. Cindy hanya mengangguk, ia duduk di kursi depan meja riasnya sambil menatap ke arah Brian, yang tengah mengotak-atik ponselnya di tepi ranjang. "Jangan terus menatapku." Ia menoleh ke arah Cindy. "Jika ingin menciumku, datanglah mendekat," ucap Brian sambil mengangkat alisnya.Seketika Cindy membuang mukanya saat mendengar ucapan Brian. "Aku bahkan tidak pernah bermimpi untuk hal itu."Brian menyeringai lalu ia duduk menghadap Cindy. "Cindy, apa kamu masih menganggapku sama seperti dulu?" tanyanya."Bukankah memang kamu masih sama seperti dulu?" Jawab Cindy.Brian mengerutkan dahinya. Ia melipat kedua tangannya sambil menatap Cindy. "Kamu benar-benar gadis yang tidak peka."Cindy melirik ke arah Brian. "Apa maksudmu?"Brian mendorong jidat Cindy.

  • Bukan Cinderella   Perhatian Brian 2

    "Lepaskan aku…!" teriak Misyel. Ia memberontak saat anak buah Brian menyeretnya."Kamu tidak apa-apa?" tanya Brian pada Cindy.Cindy menggelengkankepalanya, ia benar-benar tidak tahu kenapa ibu dan adik tirinya menjadi seperti itu. Cindy menatap Brian. "Apa yang sebenarnya terjadi?""Aku hanya menyuruh mereka meninggalkan rumah ini, bukan kah itu yang kamu inginkan?" Jelas Brian."Aku tidak pernah menginginkannya hal itu.""Kamu menginginkannya, hanya saja kamu tidak tega untuk melakukannya sayang," ucap Brian pada Cindy. Itu adalah kenyataannya, tapi mana mungkin Cindy bisa mengusir mereka sedangkan hatinya tidak mungkin tega, meskipun mereka begitu jahat terhadapnya."Tapi kemana mereka akan pergi…?" Cindy menoleh ke arah Misyel yang masih memberontak. "Biarkan mereka tetap di sini.""Tidak. Mereka harus pergi dari rumahmu ini. Dan itu adalah keputusan. Tentang dimana mereka akan tinggal, kamu tidak p

  • Bukan Cinderella   Perhatian Brian

    Plaaak…. Plaaak….Tamparan melayang dengan cepat, mendarat di pipi masing-masing."Apa kalian sudah puas menghinanya?" ucap Brian sambil menatap tajam kearah Megi dan Mila."Tu-tuan, maafkan kami.""Haris…, pecat mereka berdua," ucap Brian."Tuan, tolong jangan pecat kami, kami mengaku salah, kami mohon maafkan kami," ucap Megi."Kalian pikir segampang itu aku memaafkan kalian?" ucap Brian sambil menyeringai.Mila mendekati Cindy. "Nona Cindy tolong maafkan kami. Aku sangat membutuh pekerjaan ini untuk biaya perawatan adikku. Aku tidak bisa kehilangan pekerjaan ini," rengeknya. Ia kemudian bersimpuh di hadapan Cindy dengan tangannya yang tetap mendengarnya tangan Cindy."Bangunlah," ucap Cindy. Ia berusaha melepaskan tangan Mila, namun mila dengan erat masih menggenggamnya."Jauhkan tanganmu darinya atau aku akan menyuruh Haris untuk memotongnya," ucap Brian. Mata Cindy terbelalak mendengarnya, begit

  • Bukan Cinderella   Isteri tak di anggap

    "Aku tidak menghinanya, bagaimanapun juga dia adalah ibu mertuaku, orang yang membuatku merasakan bagaimana bisa hidup dengan kemewahan," ucap Cindy. Ia mulai menyuapkan makanan ke dalam mulutnya."Jangan membuat selera makanku hilang. Hari ini aku sengaja membawamu makan di tempat ini, agar kamu tidak merasa dilupakan.""Kamu melakukannya untukku?""Memang siapa lagi? bukankah di sini hanya ada kamu." Brian menatap cindy yang tengah menggigit bibirnya. "Cepatlah makan sebelum makanannya menjadi dingin," imbuh Brian.Mereka pun akhirnya menikmati makanan tanpa bersuara. Meski dengan rasa kesal, Cindy masih bisa menikmati makanannya."Apa kamu ingin pergi ke suatu tempat?" tanya Brian."Aku ingin pulang.""Aku tidak bertanya, apa kamu ingin pulang atau tidak. Jika tidak ada tempat yang ingin kamu datangi, maka kita kembali ke kantor" ucap Brian."Aku tidak mau kembali ke kantor.""Kenapa?""

  • Bukan Cinderella   Makan Siang

    "Apa pedulimu? Bukankah, kamu juga suka menghinaku?" jawab Cindy.Brian menatap cindy. "Kau tahu, tidak ada yang boleh menghinamu selain aku. Jadi katakan saja siapa orangnya.""Lupakan saja, lagipula mereka menghinaku karena tidak tahu jika aku adalah istrimu." Brian melirik saat mendengar jawaban Cindy, lalu ia kembali ke pekerjaannya. "ada apa sebenarnya kamu memintaku datang kemari?" tanya Cindy."Aku sudah menjawabnya tadi." Cindy hanya memutar bola matanya. Brian menoleh ke arah Cindy yang nampak termenung. "Apa yang kamu pikirkan.""Tidak ada."Brian menutup semua berkas di mejanya, ia berdiri lalu melangkah mendekati Cindy. "Ayo," ucapnya."Kemana,""Ini sudah siang, apa kamu tidak lapar?""Sedikit."Brian mengulurkan tangannya, namun Cindy justru mengerutkan dahinya. "Kenapa malah diam? Cepatlah, aku masih banyak pekerjaan."Cindy pun akhirnya menerima uluran tangan Brian. "Kita ak

  • Bukan Cinderella   Kantor Brian

    "Ada apa sih Meg, kayaknya serius banget," tanya seorang wanita yang tidak lain adalah Mila, rekan kerja Megi. Ia menghampiri Megi dan Cindy, Megi menjawab pertanyaan Mila hanya dengan menggerakkan ujung matang sambil menyeringai ke arah CindyMila pun menoleh ke arah Cindy dan mengamatinya sekejap. "Eh, bukankah dia istri tuan Brian?" ucap Mila menoleh ke arah Megi.""Apa maksudmu? apa kami sudah buta?" ucap Megi."Aku pernah melihat berita tentang istri tuan Brian. Dia terlihat sangat mirip.""Apa kamu tidak bisa melihat dengan baik, Mila? lihatlah, dia sangat jauh berbeda dengan istri tuan Brian. Gadis ini terlihat seperti seorang gembel," bantah Megi. Mila pun menatap Cindy yang saat ini hanya memakai celana jeans, dan kaos yang terlihat sangat biasa."Emm, mungkin kamu ada benarnya juga, aku melihat istri tuan Brian di berita dulu, dia terlihat sangat cantik. Apalagi saat pergi bersama Nyonya Margaretha, dia menantu yang penuh keme

  • Bukan Cinderella   Perasaan

    Sonya terlihat sangat terkejut dengan ucapan pria di hadapannya."Dengar Sonya. Siapa yang tidak mengenal Brian Adam. Dia sangat berpengaruh di kota ini, dan kamu… hubungannya dengan istrinya terlihat sangat buruk. Hal yang mustahil, untuk aku bersamamu," jelas pria tersebut."Heh, jadi itu alasan bodohmu? asal kamu tahu, anak sialan itu hanya istri cadangan. Dia tidak diinginkan oleh Brian, karena Brian hanya akan menikah dengan pemegang saham terbesar perusahaan Hilton. Sedikitpun Brian tidak menyukainya, jadi tidak ada urusannya dengan anak itu.""Kamu terlalu bodoh. Jika Brian tidak menyukai istrinya, dia tidak akan meminta tangan kanannya datang kemari menemani anakmu itu."Sonya terdiam sejenak mendengar ucapan pria tersebut, namun dengan cepat dia tersenyum kembali. "Apa kamu pikir dia bisa melawanku? jangan jadikan alasan bodoh untuk menghindar, dari apa yang sudah jadi tanggung jawabmu.""Apa maksudmu?""Kamu harus membayar a

  • Bukan Cinderella   Rumahku

    "Untuk apa Anda kesana?" Haris menatap Cindy penuh curiga."Jangan menatapku seperti itu pak Haris, aku hanya ingin melihat rumahku. Ibu tiriku berniat menjual satu-satunya peninggalan orang tuaku. Aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi," jelas Cindy."Baiklah, saya akan mengantarkan Anda kesana. Lagipula tuan Brian sudah mengizinkannya, asal Anda kembali sebelum dia pulang."Cindy tersenyum sumringah. "Terimakasih pak Haris."Sesuai permintaan Cindy, Haris mengantarnya ke rumah lama, dimana ibu dan adik tirinya tinggal."Kita sudah sampai Nona," ucap Haris. Cindy menatap ke arah rumahnya dari dalam mobil. "Apa kita akan turun?""Tentu pak," jawab Cindy. Ia membuka pintu mobil lalu mendekat ke arah gerbang. Ia menekan tombol bel berulang kali tapi tidak ada satu orangpun yang keluar."Mungkin mereka tidak ada di rumah nona," ucap Haris."Atau jangan-jangan mereka sudah menjual rumah ini pak?" ucap Cindy. Panda

DMCA.com Protection Status