Share

127. Pulang

Author: Kafkaika
last update Last Updated: 2025-03-25 19:57:11

“Aku mendapat kabar penerbanganmu masih nanti sore. Jadi masih ada waktu untukmu menunjukan rasa terima kasihmu padaku.”

Devran menatap Nayra yang tampak tak percaya, di detik perpisahan ini dirinya masih perhitungan dengan sebuah kata terima kasih Nayra.

“Mas masih tega menginginkan hal itu padaku?”

“Aku tidak memaksamu, kok.” Devran tampak cuek dan duduk di sofa ruang depan dengan santai. "Itu kalau kau merasa berhutang budi saja."

Nayra menatap pria itu dengan perasaan yang campur aduk. Mau kesal atau protes, memangnya bisa?

Permintaan untuk minta dilayani adalah sebuah penandasan seperti apa dirinya di mata pria mesum itu.

Tapi, tidak apa. Bukankah mereka masih suami istri? Jadi, biarlah Nayra akan melayaninya. Biar dia merasa tidak punya hutang budi sekalian.

Nayra masuk ke kamar dan membuka lemari bajunya. Mengambil lingeri dan memakainya. Dia berdiri di depan cermin sebentar lalu menghela napas.

“Baik, Mas. Ini juga akan jadi kado terindah untuk Mas Devran,” ujarnya kemudian
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Idaidy
meleleh... ayo thor romatiskan lagi.... keduanya. kasian banget mereka, terus terjebak kesalahpahaman.
goodnovel comment avatar
anggrek
ohhh, baru tahu nayra klw devran seperhatian itu????
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   128. Baru Tahu

    “Lebih baik kita pulang dulu. Ini sudah malam, Nyonya. Udara di sini juga dingin.” Kiki menggugah ketertegunan Nayra. Dia benar, mereka harus pulang dulu.Ketika memasuki halaman rumahnya, Nayra memberitahu sopir mobil grab itu.“Pak rumahnya bukan yang ini, tapi yang di samping.” Tunjuknya pada rumah kecil di samping rumah yang kini mobil itu berhenti.“Nyonya, mapsnya bilang di sini?” Kiki yang malah membenarkannya.“Iya Ki, ini memang rumah kami. Tapi waku itu rumah ini masih sengketa. Lagi pula surat-suratnya juga kabarnya sudah diatasnamakan istri kedua ayahku dan putrinya,” jelas Nayra teringat perkara itu.Geram, sih. Tapi bagaimana lagi? Nayra malas berurusan dengan mereka. Sampai di titik, kalau memang mau ambil, ambil saja. Tidak mau terlibat ribut perkara dengan mereka lagi.“Kalau rumah di samp

    Last Updated : 2025-03-26
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   129. Baru Tahu(2)

    “Aku pikir Dokter Ananda yang melakukan semua ini,” gumam Nayra.Ada rasa bersalah karena dia pernah dengan terang-terangan menyampaikan di depan Devran bahwa Anandalah yang selama ini membantunya.“Apa kau tahu hubungan Mas Devran dengan Damayanti?” tanya Nayra sembari melanjutkan langkahnya.“Saya kurang paham, nyonya. Tapi sepanjang pengetahuan saya, Pak Devran tidak pernah terlihat bersama wanita itu kecuali karena urusan dengan Nyonya Tamara.”“Jangan bilang tidak pernah melihatnya bersama, Ki. Kita pernah kan memergoki mereka di apartemen? Bahkan Mas Devran malah mengusirku dan membentakku.”Kiki terdiam. Untuk urusan itu dia juga tidak tahu.“Hanya saja, kalau Pak Devran memang ada hubungan dengan Damayanti, tidak mungkin juga sampai membuat skenario penangkapan artis itu. Pak Devran jug

    Last Updated : 2025-03-26
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   130. Baru Tahu(3)

    Nayra dan Farah makan siang berdua saja. Kiki yang ditawari Nayra untuk makan bersama mereka menolak karena ingin bergabung dengan Mbok Mun dan Pak Parmin di dapur. Nayra tak mempermasalahkannya.Selesai merampungkan makan, mereka kembali mengobrol.“Tante kenal suamiku?” Nayra menyinggung tentang kepulangan Farah ke tanah air yang katanya atas bantuan suaminya.“Ada pria bernama Yas, dia mencariku berbulan-bulan. Kami bertemu di Amsterdam. Kutanya untuk apa mencariku dan apa dia mengenalku? Katanya dia diminta tuannya mencariku. Dia bilang tuannya itu suami seorang gadis bernama Nayra yang berasal dari Kota Diraja, putri dari Danial Sanjaya.” Panjang lebar Farah menjelaskan bagaimana dia bertemu dengan anak buah Devran.Nayra melihat wajah melamun, lalu menyentuh tangannya, “Kenapa, Tante?”Wanita yang bahkan belum menyentuh angka 50 tahun itu masih terlihat cantik dan anggun. Hanya saja kali ini terlihat sangat muram.“Maafkan aku, Nay. Aku bahkan terlupa untuk pulang. Merasa kau

    Last Updated : 2025-03-26
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   131. Mama Kandung

    “Ada apa menghubungiku?”Sapa Devran saat Nayra mengusap layar untuk menerima panggilan darinya. Tidak ada salam dan basa-basi, nadanya pun terkesan dingin. Namun, Nayra tahu, itu memang ciri khas pria itu.Seharusnya dia sudah memahaminya sejak dulu, memang begitulah karakter pria ini. Sayangnya, dirinya yang tak banyak belajar setelah berbulan-bulan bersamanya. Terkadang masih juga baper dengan sikapnya itu. “Mas?” Kata Nayra setelah menarik napas dalam. Masih belum bisa menghilangkan keterkejutannya tentang apa yang di dengarnya tadi.“Ada masalah?” Lenguhan napas Nayra sampai terdengar Devran.“Oh. Nanti aku hubungi lagi, Mas. Aku masih ada urusan. Aku hanya ingin berterima kasih dan minta maaf.” Seperti bagaimana pria ini yang tak suka basa-basi, Nayra jadi mengikutinya.“Sama-sama!” ujar Devran yang langsung menutup panggilan setelah dia mendengar sendiri Nayra masih ada urusan. Dia juga masih repot. Nayra mencebik. Namun kali ini tidak lagi dibuat sebal. Lagi pula ini masi

    Last Updated : 2025-03-27
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   132. Mama Kandung(2)

    Nayra melihat wanita itu terisak sampai tergugu. Pundaknya bergetar dan tampak begitu rapuh. Membuat hatinya ikut teriris dan merasakan kesedihan yang mendalam.Tak lagi menahan langkahnya, Nayra berhambur memeluk wanita itu.“Mama...” panggilnya parau.“Nay?” Farah menghentikan tangisnya.Dipeluk putrinya sembari menangis membuatnya tak tega. “Jangan nangis, Nak. Maafin mama, ya?”Ketika mengetahui kebenaran bahwa Nayra adalah putrinya, seketika gadis itu merubah sikapnya menjadi acuh. Kini Nayra datang kembali padanya dan memeluknya penuh cinta. mungkin tadi hanya karena terkejut dia berubah sikap. “Nayra yang minta maaf, Ma.” Nayra menciumi tangan sang mama.Setelah keduanya sudah tenang kembali, Farah pun tidak akan lagi menyembunyikan kenyataan. Semua pasti sudah berubah. Dan Nayra berhak tahu tentang jati dirinya.“Nay, mama...”“Ssst!” Nayra menangkupkan jemarinya di bibir sang mama sembari menggeleng. “Tidak apa, Ma. aku tidak peduli apapun. Yang aku pedulikan adalah, aku m

    Last Updated : 2025-03-27
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   133.

    Pria di seberang sana mencoba mengelus dada. Dia tidak pernah sesabar ini pada seorang manusia kecuali manusia yang selalu membuatnya gemas satu itu.“Coba kalau kau ada di sini, aku jinjing kerah bajumu, lalu aku tendang bokongmu biar terlempar sejauh mungkin.”“Mas Devran ih. Kan tinggal bilang, iya atau enggak. Begitu doang, Mas?” “Lelaki tidak bicara sayang!”“Tapi terkadang sebuah ungkapan itu juga penting, Mas.”“Oke, oke... Jangan bawel lagi. Kau mau aku bilang apa?”“Mas cinta sama aku tidak?”“Iya”“Beneran, Mas?”Sedikit delay, Devran kemudian mengatakan. “Enggak!”“Tuh, kan. Maaas!?”Lalu keduanya sudah melupakan bahwa sebelum ini mereka bertengkar. Bahkan Nayra sampai ingin bercerai. Keduanya melanjutkan mengobrol sampai larut, seolah dua insan remaja yang baru kasmaran dan tak ingin berpisah.Saat lelah menyergap dan suara Nayra tak terdengar lagi menyahut, Devran tahu, Nayra pasti ketiduran.“Sialan, aku ditinggal tidur!” gerutu pria itu.Walau begitu, Devran merasa

    Last Updated : 2025-03-27
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   134. Berziarah

    “Kita ke makam ayah bundamu, ya?” Farah mengajak Nayra. Masih dengan bijaknya memanggilkan kakak dan kakak iparnya itu sebagai ayah bundanya Nayra, walaupun semua sudah tahu yang sebenarnya.Seminggu yang lalu mereka sudah berziarah ke makam mereka tapi tidak bersamaan. Kali ini Farah mengajak Nayra barengan.“Baik, Ma. Aku ambil selendang dulu," ujar Nayra yang langsung melangkah ke kamar mengambil selendang untuk menutupi rambutnya.Nayra mengenakan tas selempang untuk membawa ponsel. Saat memasukan benda pipih itu dia melihat notifikasi pesan dari temannya Aulia.“Masih lama, Nay?” Farah melongok ke dalam kamar Nayra.“Ada pesan dari temanku, aku hubungi dulu enggak apa-apa kan, Ma?”Farah tersenyum, “Baik sayang. Take your time!” Kemudian menutup pintu itu tidak mengganggu Nayra. Nayra langsung menghubungi Aulia. Seminggu ini dia memang jarang melihat ponselnya. Hanya sesekali kalau butuh menghubungi Devran saja.“Ada apa, Ul?”“Dokter Ananda mencemaskanmu, Nay. Dia beberapa ka

    Last Updated : 2025-03-28
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   135. Kangen

    “Siapa?!”Nayra melangkah dengan ragu-ragu.Diingat-ingatnya lagi. Apa tadi dia lupa mematikan shower saat mandi?Sepertinya tidak. Nayra ingat saat masuk lagi untuk mengambil sesuatu, shower sudah dalam keadaan mati.“Apa aku panggil Kiki atau Pak Parmin saja?” Nayra jadi takut. jangan-jangan ada maling yang masuk rumahnya.Namun saat hendak melangkah pergi, suara shower itu sudah tidak terdengar. Dia malah mendengar suara gagang pintu kamar mandinya diputar.Jantungnya berdetak keras ketika pintu itu terbuka. Namun melihat siapa yang sedang membuka pintu itu, Nayra terkejut senang. “Mas Devran?!” teriaknya, dan seperti biasa dia suka sekali melompat kepelukan pria ini. Dengan sigap Devran akan selalu menangkapnya.“Ya ampun, ini beneran Mas Devran, kan?” Nayra membelai wajah Devran untuk memastikan dia tidaklah sedang berkhayal.Devran hanya memutar bola matanya malas karena Nayra sekonyol itu. Masa masih tidak percaya kalau dirinya yang saat ini ada di hadapannya.“Bukan. Aku Do

    Last Updated : 2025-03-28

Latest chapter

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   203.

    “Ikut aku, Nay!” Devran menarik lengan Nayra. Padahal masih ada Ludwig dan Farah di sana.“Mas?” Nayra hendak protes walau dia tidak berdaya hanya bisa mengikuti Devran.“Sudah jangan bawel!” Devran langsung meminta Nayra masuk mobil yang diparkirnya tak jauh dari tempat itu lalu segera dilajukannya pergi.Sedangkan di sana, Ludwig dan Farah hanya menatap tanpa bisa menahan seorang Devran.“Maaf, kalau sikap Devran seperti itu.” Ludwig sampai meminta maaf pada Farah.Setahunya Devran pria yang dingin dan sedikit kasar, bahkan pada mamanya sendiri. Tidak berlebihan kalau dia sampai berpikir Devran juga seperti itu ke semua orang. “Ah, Devran memang kelihatannya dingin. Tapi aku tahu kok, dia baik.” Farah menyampaikannya, sekedar mengoreksi pemikiran Ludwig.“Oh, maaf, aku tidak banyak tahu tentang dia.”Farah melirik pria itu dan baru menyadari bahwa Ludwig tampak sedih melihat sikap putranya yang tidak pernah mau sekedar duduk menikmati kopi bersama. Farah jadi kasihan.“Jangan

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   202.

    Ananda anak pintar dan kutu buku sejak kecil. Dia selalu mendapat prestasi di sekolah karena memang dia tipikal anak yang tidak mau terlihat buruk.Pernah ada anak baru yang lebih menonjol mengalahkan Ananda, hal itu saja sudah membuat anak itu mengurung diri sepanjang waktu di kamarnya.“Bujuklah Ananda agar mau makan. Kasihan sepupumu, Dev!” Rosa waktu itu meminta Devran membantunya.Dengan sedikit usaha, Devran bisa masuk dari jendela, Ananda malah melemparinya dengan benda-benda yang ada di dekatnya.“Keluar! Kalau aku bilang tidak mau makan bukan urusanmu!” Ananda meneriaki Devran.“Ayolah, bro. Itu hanya tentang nilai. Kau bisa mengejarnya lain waktu.” Devran menghibur sepupunya.“Kau tak tahu apa-apa, Dev! Kau tak tahu rasanya belajar sampai tengah malam dan begitu keesokan harinya kau ujian, CBT komputermu tak berjalan. Waktu habis dan aku tertinggal. Enak saja mereka bilang aku tidak bisa mengulang ujian itu hanya karena tidak ada jadwa ujian susulan. Lebih enak lagi, anak

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   201.

    Perasaan Nayra sepagi ini sudah terasa manis. Nenek Renata menelpon dan bermimpi bahwa anak yang dikandung Nayra berjenis kelamin perempuan. Nayra suka sekali anak perempuan.Nanti kalau memang anak perempuan yang dilahirkannya, dia sudah tidak sabar menguncir rambutnya, membuatkannya baju rajut yang cantik, juga menghias kuku-kukunya.Mudah-mudahan mimpi Nenek Renata bisa terwujud.“Jangan terus tersenyum begitu, aku memang pandai memuaskanmu, tapi tak perlu juga mendeklarasikannya dengan senyuman sepanjang hari,” tukas Devran sembari memakai kemejanya. Dia harus segera berangkat kerja. Ada banyak agenda hari ini.Mendengar Devran mengatakan demikian Nayra langsung melototinya. “Besar kepala sekali Anda? Siapa juga yang senyum-senyum untuk Anda?”“Oh. Bukan senyum-senyum untukku? Atau senyum itu untuk....”“Jangan mulai deh, Mas. Mau kita bertengkar lagi sepagi ini?” Nayra mengingatkan.Jadi malah terbalik begini. Biasanya dialah yang suka memulai sebuah pertengkaran.“Emang kau piki

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   200.

    “Ouuuh, Mas!” Nayra sampai terlihat tak berdaya. Menggapai-gapai sesuatu di sekitarnya sekedar untuk diremasnya sebagi buncahan rasa itu.“Mas???” jeritnya tapi dia begitu menikmatinya.Peluh dikeningnya bercucuran dan tubuhnya benar-benar bergetar. Entah bagaiamana bisa pria itu tanpa memasukinya dengan sebagaimana mestinya, sudah membuat Nayra gelonjotan seperti ini.Nayra bahkan sudah mencambaki rambut kepala yang menyerusuk di sela kedua kakinya itu, namun Devran tak berhenti. Dia juga mau Nayra merasakan sensasi yang sama saat barusan tadi dirinya terpuaskan.“Sudah, Mas. Jangan heboh-heboh...”Devran baru mengurangi usahanya itu saat teringat istrinya sedang hamil dan tak boleh terlalu heboh. Takut mengusik janin yang anteng di dalam sana.Keduanya kembali terkulai di atas ranjang itu sambil saling memeluk dan tak rela terpisahkan.Devran juga tak mau Nayra sampai kelaparan, jadinya sembari menunggu Nayra selesai mandi, Devran memesankan makanan untuknya.Selesai memesan, dia

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   199.

    Devran sudah lama tidak memukuli orang. Sekarang mumpung ada mangsa dan juga suasana hatinya yang mendukung adrenalinnya naik, Devran tampak kesetanan menghajar tiga cecunguk itu satu persatu sampai mereka ampun-ampun dan mencium sepatu Devran.“Ampun, bos, ampun! Kita cuma cari sesuap nasi untuk anak istri kita!” salah satu pria yang sudah babak belur memohon-mohon.“Kembalikan barang istriku!” Devran merebut tas dan jam tangan Nayra.Tidak sulit membelikan lagi Nayra barang-barang mahal untuknya. Tapi tindakan mencuri atau merampok tentu tidak bisa dibenarkan dan dibiarkan begitu saja.Tapi, kali ini Devran bermurah hati. Dia tidak berlanjut mempolisikan mereka. “Pergi sebelum aku berubah pikiran!” ketusnya pada mereka.Sedikit tergesa sembari menyeret teman yang pingsan mereka pun langsung masuk ke dalam mobil dan meluncur menghilang.Saat itu Devran berbalik dan melihat Nayra berlari kecil untuk melihat Devran. Namun Ananda masih mempengaruhi Nayra.“Devran tidak kenapa-kenap

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   198.

    “Aku dengar, Devran melaporanku ke organisasi dokter. Tidak tahu benar atau tidaknya, tapi aku yakin undangan itu untuk menyidangku.” Ananda mengutarakan keresahannya pada Nayra.Pria itu tahu Nayra tidak mengerti apa-apa. Kalau dia membuka sedikit saja memori saat Nayra sebelum amnesia, yakin lah dia bisa memporak porandakan hubungan Devran dan Nayra kembali.“Ke-kenapa Mas Devran melaporkan Dokter? Apa ada yang salah?” Nayra bingung dan heran.“Dia...” Ananda hendak mengatakan sesuatu, tapi mendadak terhenti karena seorang wanita menghampiri mereka.“Mas Nanda?” tegurnya. Raut wajahnya resah dan sedih. Membuat Ananda juga Nayra menatapanya heran.Nayra terkejut karena dia mengenalnya. “Lho, kamu kan yang...”Belum juga berlanjut ucapan Nayra, Ananda memotongnya. “Nay. Dia putri teman mamaku. Aku izin ngobrol sebentar, ya? Sebentar saja, kok!”Nayra tentu mengiyakan. Aulia diminta menemani Nayra dulu sembari menunggunya membereskan masalah dengan gadis satu ini.“Apa maumu, Yasmin?

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   197.

    “Terima kasih atas sarannya, Nyonya. Sebaiknya Anda keluar karena saya banyak pekerjaan hari ini.” Devran tak peduli. Dia mengabaikan Tamara dengan duduk di kursi kerjanya dan menghubungi sekretarisnya.“Rudi, bawakan aku dokumen kontrak kerjasama dengan perusahaan Malaysia. Aku mau pelajari dulu!”Tamara masih belum menyerah mengusik sang putra. Dia menjalankan kursi rodanya mendekati meja kerja Devran. Sedikit melembutkan suaranya dia menyampaikan, “Papamu ulang tahun hari ini, kau tidak mau mengucapkannya?”Devran menampakkan ketidakpeduliannya dengan memeriksa ponselnya. Terasa geli saja di telinganya mendengar Tamara menyebutkan papa untuk Ludwig.“Dev?” Tamara meminta perhatian putranya itu. “Hargai sedikit keberadaannya di hidupmu, Dev. Dia ayah biologismu. Dia orang pertama yang sangat bahagia mendengar mama hamil.”Devran menghela napas. Kalau tidak disudahi, wanita ini tidak akan berhenti menganggu waktunya. Memang seperti itulah mamanya.“Sudah tua juga ulang tahun, kayak

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   196.

    Tatapan Nayra membulat mendengar Devran kembali ingin mengukungnya. Tapi dia jadi ingin menggoda Devran. “Kalau sama gadis cantik selalu ada yang mendesak ya, Mas?”Sialnya yang Nayra tahu, pria ini selalu dikelilingi wanita cantik.Jadi ingat Damayanti yang super model itu. bukan hanya cantik, tentu saja bodinya juga seksi. Semua pria pasti setuju Damayanti itu wanita yang bisa memuaskan visual para pria.Kalau begini, Nayra kembali tergoda membayangkan, saat Devran berpacaran dengan Damayanti, seheboh apa pergulatan mereka di atas ranjang?Hal itu selalu membuatnya cemburu.“Maksudnya apa ngomong begitu? Mau bertengkar lagi?” Devran menaikan alisnya tidak suka Nayra memancing-mancing pembahasan. “Ya, gimana? Mas Devran kalau di ranjang buas banget kayak srigala lapar. Enggak mungkin juga kan dulu-dulu enggak begini?”Nayra sudah berbesar hati saat awal-awal tahu kehidupan Devran. Bahwa semua itu masa lalu. Tapi terkadang, dia juga penasaran.“Ya gimana? Emang suamimu ini pejantan t

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   195.

    “Orang merem melek keenakan begitu, ngapain juga kemarin nolak-nolak?” Sindir Devran kala selesai kegiatan olahraga pagi mereka pada Nayra yang tampak terkulai lemas namun bibirnya tak berhenti menyunggingkan senyum.“Gimana enggak nolak? Mas Devran kan yang lebih dulu nolak aku. Melorot banget harga diriku ditolak begitu, Mas. Kesannya aku ini enggak banget di mata Mas Devran.” Nayra mengungkapkan perasaannya kala itu.Mereka sudah sama-sama pelepasan dan lega satu sama lain melewati sikap saling kesal dan ingin membalas. Karenanya, obrolannya pun sudah kembali santai tanpa ada otot dan ego yang tak mau kalah.“Jangan overthinking begitulah, masa sampai sebegini kau masih meragukan cintaku? Enggak pernah lho aku seperti ini dulu sama perempuan. Cuma sama kamu sampe aku bela-belain hampir gila.” Devran memberitahu gadis yang selalu meragukannya ini.“Kapan Mas Devran begitu?” Nayra hampir tak percaya.“Kamu memang tak pernah percaya sama aku, tapi kalau Ananda yang ngomong, enggak ben

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status