Dominic sudah bersiap-siap, siang ini, dia akan mendatangi seseorang. Seorang wanita yang kemarin ditemuinya di perusahaan.
Dominic tersenyum, dia mematut penampilannya di depan kaca, dan memperhatikan dengan benar-benar, jika dia sudah rapi. Ok, ini bukan ajakan untuk berkencan, karena Dominic yakin, Aston pasti akan memakinya jika sampai dia tahu sepupunya itu dengan nekat datang ke perusahaan di mana istrinya bekerja dan langsung menemuinya tanpa permisi.
Aston memang sudah gila, tetapi Dominic jauh lebih gila darinya. Melihat ekspresi wajah Dominic yang bahagia hanya karena harus menemui Yasmine di kantornya, rasanya sudah bisa dibayangkan apa yang akan terjadi saat nanti dia tiba di kantor Yasmine.
Dia sendiri tidak mengerti apa yang membuat dirinya begitu tertarik saat pertama kali melihat wajah Yasmine, ada sesuatu yang sulit untuk digambarkan olehnya!
Yasmine begitu unik, dia terlihat kuat dan tangguh di mata Dominic, atau mungkin Dominic memang sudah sedikit gila sama seperti saudara sepupunya?
Dominic bergegas masuk ke dalam mobil lalu melaju perlahan meninggalkan gedung perusahaan miliknya. Dia akan segera bertemu dengan wanita yang dia sukai, lebih gilanya, wanita itu adalah kepunyaan sepupu tercintanya juga.
Hanya tinggal melihat saja, siapa yang pada akhirnya benar-benar bisa memerangkap hati Yasmine hingga wanita itu bisa dibuat tergila-gila pada satu pria saja. Apakah Dominic yang juga sudah mulai kehilangan kewarasan, atau Aston yang memang sudah tidak waras sejak awal, diminta bercerai tetapi tidak mau, hanya karena alasan klise?
"Aku sepertinya sudah mulai tidak waras, aku menyukai istri orang, tapi tidak masalah, di dalam bisnis saja, menikung klien orang lain itu diperbolehkan, jadi anggap saja, Yasmine ini adalah klien, aku dan Aston adalah perusahaan dan kami saling bersinggungan. Ya, ya ide yang bagus!" ucap Dominic seorang diri seraya memperhatikan dandanannya di depan kaca spion atas.
Semuanya sudah bagus, sempurna, penampilannya pun sangat menarik menurut dirinya sendiri, apalagi yang kurang?
Uang?
Dia kaya raya, kalau Yasmine meminta dirinya menyediakan sekian puluh ribu atau ratusan dollar, dia siap, atau jutaan dollar, boleh-boleh saja. Lalu jika wanita itu meminta dirinya memenggal kepala Aston, dia sangat siap, karena setidaknya saingannya berkurang satu orang!
***
"Yasmine, kata bos ada yang ingin bertemu denganmu di ruang tunggu. Kau tinggalkan saja dulu pekerjaanmu itu, agar kau bisa menemui tamu yang sejak tadi ngotot untuk memanggilmu menemuinya. Sayangnya ... bos tidak mengusir tamu itu," kata salah satu karyawan perempuan pada Yasmine.
Kenapa dia merasa, hidupnya semakin lama, dipenuhi oleh orang-orang aneh ya? Apa mungkin ini adalah kutukan karena dia menikah dengan Aston?
"Kenapa bos tidak bisa mengusir tamu itu? Apakah dia adalah orang sangat penting dan juga berpengaruh?" Yasmine kembali bertanya, kalau mendengar dari kata-kata teman satu kantornya itu, pasti orang yang tidak bisa diusir oleh bosnya adalah orang yang memiliki pengaruh besar untuk perusahaan, 'kan?
“Aku tidak tahu, Sayang. Tadi aku hanya sekilas melintasi ruang tunggu untuk tamu perusahaan dan melihat seseorang itu berbicara dengan bos besar. Pria yang tampan dan—“
Sebentar, kau bilang … pria yang tampan? Apa maksudmu, aku menjadi semakin bingung. Aku tidak pernah memiliki kenalan pria selain suamiku, sahabatku, dan juga bos besar yang sering semaunya memanfaatkan kebaikan dan kepolosanku,” kata Yasmine sekenanya memotong kalimat karyawan wanita yang sedang berbicara padanya.
“Ya, aku tidak mungkin salah lihat. Pria … seorang pria yang sangat tampan ingin menemuimu!” Anehnya kenapa jadi Tara—karyawan perempuan yang sedari tadi berkicau—menjadi sangat antusias begitu dia menggambarkan sosok tamu yang belum tentu Yasmine kenal itu?
“Kenapa tidak kau saja yang menemuinya?” Jawab Yasmine sementara kedua matanya tetap fokus pada layar komputer, mengerjakan beberapa pekerjaan dari bos setengah waras yang selalu memerintahnya semau hati.
“Aku? Kalau saja dia mencariku, tentu aku mau menemuinya, sayangnya yang ingin dia temui bukanlah diriku, melainkan kau, Yasmine. Sungguh, kau tidak akan menyesal menemui pria itu,” kata Tara pada Yasmine, dia tampak seperti seorang marketing yang sedang mempromosikan produk milik perusahaan!
Tara memang seorang manager marketing perusahaan, tetapi kali ini bukanlah sebuah produk yang diiklankan olehnya pada Yasmine sehingga wanita itu hanya bisa mendengus kesal mendengarkan apa yang dikatakan Tara padanya."Jadi kau mau menemuinya atau tidak?" tanya Tara sekali lagi.
"Ya, ya aku akan menemuinya. Kalian ini memang hanya tahu merepotkan diriku saja, apa kalian tidak tahu aku memiliki banyak sekali pekerjaan untuk aku selesaikan agar bos setengah waras itu tidak mencecarku?" Yasmine pun mematikan komputer lalu terburu-buru pergi mendatangi ruang tunggu.
Dia harus menyelesaikan urusan dengan tamu yang tidak diundang itu. Anehnya kenapa tidak ada yang berani menyuruh tamu itu pergi, katakanlah mereka membuat alasan agar Yasmine tidak harus menemuinya, tapi apa? Justru bosnya membiarkan pria itu menunggu di dalam sana.
Perlahan dia membuka pintu ruang tunggu, ada seorang pria yang bersandar pada tubuh sofa dengan kepala yang tertunduk lalu memakai setelan jas mahal, belum lagi aroma parfum Caron’s Poivre seharga $3,500 menguar di dalam ruangan menggelitik indera penciuman Yasmine. Ok, dia pasti orang kaya.
Lalu seingat Yasmine dia tidak memiliki urusan apa pun dengan orang kaya di kota ini, kecuali pria kaya yang menjadi suami sekaligus musuh abadinya didalam mansion!
"Selamat siang, Tuan?" Yasmine mencoba mempermanis suaranya, tetapi sepertinya pria itu sedang tertidur?
"SELAMAT SIANG, TUAN!" Yasmine kembali menyapa pria itu kali ini dengan suara yang cukup keras, dan berhasil, pria itu tersentak kaget, hampir saja handphone di dalam genggamannya terlempar ke lantai.
"Eh, kau?" Yasmine mengernyitkan keningnya, dia mengenal pria di hadapannya, seperti pria kemarin di perusahaan yang menjalin kerjasama dengan perusahaan tempatnya bekerja.
"Hai," ucap Dominic tanpa merasa berdosa, sementara Yasmine menatapnya dengan wajah datar tanpa ekspresi apa pun!
"Ya, ya, hai. Kenapa Anda datang ke sini dan katanya ingin menemuiku? Apakah kau dan aku masih memiliki urusan lain, Tuan?" tanya Yasmine, malas rasanya jika harus banyak berbasa-basi!
"Iya, kau masih ada urusan denganku!"
"Hah? Kenapa kau berbicara dengan nada tinggi padaku, apa kau tidak takut terkena stroke? Ayolah berbicara dengan pelan, lagi pula ini di kantorku bukan di tempatmu Tuan Dominic!" balas Yasmine tak kalah sengitnya, dia paling kesal dengan orang yang berbicara menggunakan nada tinggi padanya.
Aston saja yang senang berbicara dengan nada tinggi sudah pasti akan dibentaknya balik, dan ini orang asing yang tidak dia kenal sama sekali, hanya satu kali bertemu di perusahaan kemarin saat harus mengantarkan dokumen, berani membentaknya!
"Makan siang denganku," kata Dominic tanpa basa-basi.
Kedua mata Yasmine membulat, apa tidak salah dengar?
"Kau tidak salah mengajak orang kan?"
"Tidak, kalau kau menolak sama saja kau menghinaku," balas Dominic.
"Menghina? Aku saja bahkan belum mengatakan apa pun, apakah aku akan menerima atau tidak tawaranmu, lalu kau bilang menolak sama saja dengan menghinamu. Kurasa kau sudah gila, Tuan." Yasmine benar-benar tidak tahu apakah manusia yang ada di hadapannya ini waras atau tidak?"Aku tidak peduli dengan apa yang akan kau katakan padaku setelah ini, Nona. Yang jelas jangan pernah menolak tawaran yang akan aku berikan padamu, kau tahu tawaranku sangat langka." Dominic tersenyum, dia yakin kali ini Yasmine akan mengerti dengan apa yang akan diucapkannya.Kalau saja saat ini Aston mendengar apa yang dikatakan Dominic pada istrinya, sudah bisa dipastikan akan terjadi pertumpahan darah saat ini."Maaf, aku tidak bisa menerima tawaranmu sama sekali. Kalau kau berpikir aku menghinamu, silakan saja kau berpikir seperti itu, tapi sungguh bukan maksudku untuk menolak tawaran dari mu karena aku benar-benar tidak bisa menerimanya. Kau tahu, aku tidak mengenalmu!" Yasmine sudah menolak kembali, kali in
“Aston ... aku sudah tidak tahan hidup denganmu, kenapa kau tidak menceraikan aku saja?!""Kau gila? Jangan harap aku akan menceraikanmu, Yasmine!" Aston tidak pernah mengira jika Yasmine sanggup mengatakan kata-kata itu padanya, dia ingin meminta cerai? Enak saja!"Kau tidak bisa menghargai aku, Aston. Aku rasa tidak masalah bagimu untuk menceraikan aku, di antara kita memang tidak pernah ada cinta sedikit pun. Jadi untuk apa kau mempertahankan pernikahan palsu penuh sandiwara ini.""Apa kau berpikir aku akan terus memberikan toleransi padamu? Kau selamanya tidak akan pernah bisa berubah, lalu aku? Aku akan mencari pria lain yang jauh lebih baik darimu!" Yasmine mengeluarkan segala unek-unek yang ada di dalam hati dan dipendamnya selama ini. Rasanya benar-benar menjengkelkan, berbicara dengan Aston yang berotak udang, seperti sedang berbicara dengan sebongkah batu!Yasmine mulai tidak tahan dengan perbincangan yang pasti berujung pada pertengkaran seperti biasanya. Jika sudah sepert
Hal yang membuat kebencian Yasmine memuncak adalah malam sebelumnya ...."Buka, Yasmine!" teriak suara pria di luar sana, menggedor pintu sekuat tenaga, sebentar lagi dia pasti akan merobohkan pintu yang terbuat dari kayu jati, jika terus menggunakan tenaga hanya untuk membuat Yasmine turun dari kamar tidur dan membuka pintu sialan itu.Yasmine membuka pintu mansion, diperhatikan ada seorang wanita berpakaian minim tengah memapah Aston.Yasmine hanya bisa mendengus kesal setiap kali Aston pulang dalam keadaan mabuk, belum lagi pria itu akan datang membawa wanita bersama, tidak hanya satu, terkadang dua. Hal yang paling menyebalkan, dia harus menjadi penjaga pintu mansion, membukakan untuk pria itu dan gundiknya.Sama seperti tadi malam...."Kau pembantunya? Bisa tolong bukakan lebih cepat, kekasihku baru saja memuntahkan isi perutnya. Yasmine tidak menjawab, hanya satu anggukkan yang menjadi jawaban bagi wanita berpakaian seksi tersebut. Entah jalang mana yang kali ini didapatkan Asto
Yasmine sudah bertekad dia akan mengurus surat perceraiannya dengan Aston, enak saja, selama bertahun-tahun diberi hati, ujung-ujungnya disakiti dan diperlakukan semaunya saja?Yasmine sudah menghubungi salah satu kantor advokat yang akan mengurus masalah pernikahannya dengan si bajingan Aston itu, cepat atau lambat, dia akan menyelesaikannya. Kali ini dipastikan, ia akan benar-benar membebaskan diri dari Aston!"Yasmine, kau antarkan berkas-berkas ini ke perusahaan yang ada di kop amplop tersebut, jangan sampai salah, Yasmine." Atasannya memerintah dia seperti Yasmine adalah seorang kacung, huh ... menyebalkan!Memangnya dia pikir dia siapa?"Pak, apa harus aku yang mengantarkannya? Sedangkan ... kau memiliki banyak kurir, memangnya aku ini tukang antar dokumen? Aku masih banyak pekerjaan, Pak Alan," jawab Yasmine."Memangnya ada yang salah? Aku tahu kau bukan kurir, tapi surat yang akan kau antar ke firma hukum ini adalah surat penting milik perusahaan. Jangan banyak protes, aku men
“Hai sepupu!”Aston menaikkan satu alisnya, sungguh tidak percaya jika saat ini dia harus melihat kedatangan seseorang yang sebetulnya tidak dia harapkan sama sekali.“Dominic, apakah aku ada mengundangmu datang ke sini?” tanya Aston, seumur hidup dia lebih baik tidak perlu melihat wajah Dominic. Selama ini kedua orang tuanya, selalu saja membandingkan dirinya dengan si sempurna Dominic.Aston selalu terlihat buruk di kedua mata orang tuanya, bagi mereka … Dominic adalah anak baik yang tidak menyusahkan kedua orang tua. Tentu saja aura persaingan di antara keduanya tidak pernah pupus sampaj kapan pun!“Kau tidak perlu mengundang, aku bisa datang sendiri,” jawab Dominic dengan nada santai, dia tahu jika Aston pasti sangat membencinya.Brent merasa sudah saatnya dia hengkang dari dalam ruangan, sebab ada orang lain di dalam ruangan. Brent pun bergegas keluar dari dalam ruangan, sebelum benar-benar keluar dia memerhatikan wajah Aston. Sepertinya ada orang lain yang jauh lebih menyebalkan
"Menghina? Aku saja bahkan belum mengatakan apa pun, apakah aku akan menerima atau tidak tawaranmu, lalu kau bilang menolak sama saja dengan menghinamu. Kurasa kau sudah gila, Tuan." Yasmine benar-benar tidak tahu apakah manusia yang ada di hadapannya ini waras atau tidak?"Aku tidak peduli dengan apa yang akan kau katakan padaku setelah ini, Nona. Yang jelas jangan pernah menolak tawaran yang akan aku berikan padamu, kau tahu tawaranku sangat langka." Dominic tersenyum, dia yakin kali ini Yasmine akan mengerti dengan apa yang akan diucapkannya.Kalau saja saat ini Aston mendengar apa yang dikatakan Dominic pada istrinya, sudah bisa dipastikan akan terjadi pertumpahan darah saat ini."Maaf, aku tidak bisa menerima tawaranmu sama sekali. Kalau kau berpikir aku menghinamu, silakan saja kau berpikir seperti itu, tapi sungguh bukan maksudku untuk menolak tawaran dari mu karena aku benar-benar tidak bisa menerimanya. Kau tahu, aku tidak mengenalmu!" Yasmine sudah menolak kembali, kali in
Dominic sudah bersiap-siap, siang ini, dia akan mendatangi seseorang. Seorang wanita yang kemarin ditemuinya di perusahaan.Dominic tersenyum, dia mematut penampilannya di depan kaca, dan memperhatikan dengan benar-benar, jika dia sudah rapi. Ok, ini bukan ajakan untuk berkencan, karena Dominic yakin, Aston pasti akan memakinya jika sampai dia tahu sepupunya itu dengan nekat datang ke perusahaan di mana istrinya bekerja dan langsung menemuinya tanpa permisi.Aston memang sudah gila, tetapi Dominic jauh lebih gila darinya. Melihat ekspresi wajah Dominic yang bahagia hanya karena harus menemui Yasmine di kantornya, rasanya sudah bisa dibayangkan apa yang akan terjadi saat nanti dia tiba di kantor Yasmine.Dia sendiri tidak mengerti apa yang membuat dirinya begitu tertarik saat pertama kali melihat wajah Yasmine, ada sesuatu yang sulit untuk digambarkan olehnya! Yasmine begitu unik, dia terlihat kuat dan tangguh di mata Dominic, atau mungkin Dominic memang sudah sedikit gila sama sep
“Hai sepupu!”Aston menaikkan satu alisnya, sungguh tidak percaya jika saat ini dia harus melihat kedatangan seseorang yang sebetulnya tidak dia harapkan sama sekali.“Dominic, apakah aku ada mengundangmu datang ke sini?” tanya Aston, seumur hidup dia lebih baik tidak perlu melihat wajah Dominic. Selama ini kedua orang tuanya, selalu saja membandingkan dirinya dengan si sempurna Dominic.Aston selalu terlihat buruk di kedua mata orang tuanya, bagi mereka … Dominic adalah anak baik yang tidak menyusahkan kedua orang tua. Tentu saja aura persaingan di antara keduanya tidak pernah pupus sampaj kapan pun!“Kau tidak perlu mengundang, aku bisa datang sendiri,” jawab Dominic dengan nada santai, dia tahu jika Aston pasti sangat membencinya.Brent merasa sudah saatnya dia hengkang dari dalam ruangan, sebab ada orang lain di dalam ruangan. Brent pun bergegas keluar dari dalam ruangan, sebelum benar-benar keluar dia memerhatikan wajah Aston. Sepertinya ada orang lain yang jauh lebih menyebalkan
Yasmine sudah bertekad dia akan mengurus surat perceraiannya dengan Aston, enak saja, selama bertahun-tahun diberi hati, ujung-ujungnya disakiti dan diperlakukan semaunya saja?Yasmine sudah menghubungi salah satu kantor advokat yang akan mengurus masalah pernikahannya dengan si bajingan Aston itu, cepat atau lambat, dia akan menyelesaikannya. Kali ini dipastikan, ia akan benar-benar membebaskan diri dari Aston!"Yasmine, kau antarkan berkas-berkas ini ke perusahaan yang ada di kop amplop tersebut, jangan sampai salah, Yasmine." Atasannya memerintah dia seperti Yasmine adalah seorang kacung, huh ... menyebalkan!Memangnya dia pikir dia siapa?"Pak, apa harus aku yang mengantarkannya? Sedangkan ... kau memiliki banyak kurir, memangnya aku ini tukang antar dokumen? Aku masih banyak pekerjaan, Pak Alan," jawab Yasmine."Memangnya ada yang salah? Aku tahu kau bukan kurir, tapi surat yang akan kau antar ke firma hukum ini adalah surat penting milik perusahaan. Jangan banyak protes, aku men
Hal yang membuat kebencian Yasmine memuncak adalah malam sebelumnya ...."Buka, Yasmine!" teriak suara pria di luar sana, menggedor pintu sekuat tenaga, sebentar lagi dia pasti akan merobohkan pintu yang terbuat dari kayu jati, jika terus menggunakan tenaga hanya untuk membuat Yasmine turun dari kamar tidur dan membuka pintu sialan itu.Yasmine membuka pintu mansion, diperhatikan ada seorang wanita berpakaian minim tengah memapah Aston.Yasmine hanya bisa mendengus kesal setiap kali Aston pulang dalam keadaan mabuk, belum lagi pria itu akan datang membawa wanita bersama, tidak hanya satu, terkadang dua. Hal yang paling menyebalkan, dia harus menjadi penjaga pintu mansion, membukakan untuk pria itu dan gundiknya.Sama seperti tadi malam...."Kau pembantunya? Bisa tolong bukakan lebih cepat, kekasihku baru saja memuntahkan isi perutnya. Yasmine tidak menjawab, hanya satu anggukkan yang menjadi jawaban bagi wanita berpakaian seksi tersebut. Entah jalang mana yang kali ini didapatkan Asto
“Aston ... aku sudah tidak tahan hidup denganmu, kenapa kau tidak menceraikan aku saja?!""Kau gila? Jangan harap aku akan menceraikanmu, Yasmine!" Aston tidak pernah mengira jika Yasmine sanggup mengatakan kata-kata itu padanya, dia ingin meminta cerai? Enak saja!"Kau tidak bisa menghargai aku, Aston. Aku rasa tidak masalah bagimu untuk menceraikan aku, di antara kita memang tidak pernah ada cinta sedikit pun. Jadi untuk apa kau mempertahankan pernikahan palsu penuh sandiwara ini.""Apa kau berpikir aku akan terus memberikan toleransi padamu? Kau selamanya tidak akan pernah bisa berubah, lalu aku? Aku akan mencari pria lain yang jauh lebih baik darimu!" Yasmine mengeluarkan segala unek-unek yang ada di dalam hati dan dipendamnya selama ini. Rasanya benar-benar menjengkelkan, berbicara dengan Aston yang berotak udang, seperti sedang berbicara dengan sebongkah batu!Yasmine mulai tidak tahan dengan perbincangan yang pasti berujung pada pertengkaran seperti biasanya. Jika sudah sepert