“Aston ... aku sudah tidak tahan hidup denganmu, kenapa kau tidak menceraikan aku saja?!"
"Kau gila? Jangan harap aku akan menceraikanmu, Yasmine!" Aston tidak pernah mengira jika Yasmine sanggup mengatakan kata-kata itu padanya, dia ingin meminta cerai? Enak saja!
"Kau tidak bisa menghargai aku, Aston. Aku rasa tidak masalah bagimu untuk menceraikan aku, di antara kita memang tidak pernah ada cinta sedikit pun. Jadi untuk apa kau mempertahankan pernikahan palsu penuh sandiwara ini."
"Apa kau berpikir aku akan terus memberikan toleransi padamu? Kau selamanya tidak akan pernah bisa berubah, lalu aku? Aku akan mencari pria lain yang jauh lebih baik darimu!" Yasmine mengeluarkan segala unek-unek yang ada di dalam hati dan dipendamnya selama ini. Rasanya benar-benar menjengkelkan, berbicara dengan Aston yang berotak udang, seperti sedang berbicara dengan sebongkah batu!
Yasmine mulai tidak tahan dengan perbincangan yang pasti berujung pada pertengkaran seperti biasanya. Jika sudah seperti itu, Aston terkadang tidak segan menyakiti Yasmine, bahkan dulu dia pernah merasakan dilempar oleh sebuah gelas kristal, beruntung gelas itu tidak mengenai Yasmine, jika tidak sudah bisa dibayangkan apa yang akan terjadi pada Yasmine, kan?
Wanita berusia 23 tahun itu harus menerima dirinya hanya dijadikan alat bagi kedua orang tuanya, kalau saja dia bisa melawan saat itu, sudah pasti dia tidak akan berakhir berada di dalam satu rumah yang sama dengan pria sinting seperti Aston!
Yasmine bangkit dari kursi lalu menunjuk ke arah Aston, dengan suara lantang dia membalas Aston, "Kau harus menceraikan aku, karena aku tidak pernah mau lagi satu rumah dengan bajingan sepertimu, Aston!"
Aston tertawa, lalu membalas lebih sengit kata-kata Yasmine padanya, "Kau bermimpi, aku tidak akan pernah menceraikanmu, Jalang! Kalau kau ingin bercerai dariku, maka kau harus melangkahi mayatku terlebih dahulu!"
"Hah, kau pikir aku tidak bisa melakukannya? Aku akan menyuruh orang membunuhmu, lalu akan kulangkahi mayatmu dengan senang hati dan menyumpahinya. Kau pikir siapa dirimu? Aku seharusnya berpikir ribuan kali dulu sebelum menerima tawaran kedua orang tuaku untuk menikah denganmu!" Yasmine melempar serbet ke arah wajah Aston, tentu saja hal ini membuat pria itu meradang.
Yasmine hendak meninggalkan ruang makan, tetapi Aston mengejarnya dan menarik dengan kasar pergelangan tangan Yasmine, membuat gadis itu meringis merasakan nyeri saat jari-jari kekar Aston menekan permukaan kulitnya.
"Jangan pernah kau menyentuhku, atau aku akan mengatakan semuanya mengenai keadaan rumah tangga kita, Aston. Aku bisa mengatakannya pada Kakek, kau tahu ... jika sampai di telinga Kakek, maka tamat lah riwayatmu, dia pasti akan menyuruhmu dengan senang hati untuk segera berpisah dariku!" seru Yasmine penuh dengan penekanan.
Aston menyugar kasar rambut dengan satu tangan yang masih bebas, sementara tangan lainnya tetap berada di pergelangan tangan Yasmine, dia paling tidak suka diancam!
"Kau berani mengancamku, Yasmine?" Kedua mata Aston berkilat, wajahnya menyeringai, seakan siap menerkam mangsa yang kini berada di hadapannya. Yasmine masih berusaha melepaskan cekalan tangan Aston padanya, entah kenapa dia merasa kekuatan yang dikeluarkan Aston berbeda dari biasanya, seperti ada dendam di setiap gerakannya saat ini.
"Ya, aku berani mengancammu, apa kau keberatan, Tuan Aston Yang Terhormat? Lepaskan aku, malam ini juga aku akan keluar dari mansion mewah milikmu, Tuan. Setelah itu akan menjalani kehidupanku seperti sebelumnya!" kata Yasmine dengan nada tinggi. Dia tidak suka Aston berkata kasar padanya, selama ini, mereka menjalani kehidupan mereka masing-masing, dan Yasmine tidak mau mengusik apa-apa saja yang dilakukan pria itu.
Bukan menjadi urusannya!
"Yasmine, aku pastikan kau tidak akan pernah bisa bercerai dariku. Sudah takdirmu mati bersamaku di sini!" Lagi, Aston menggertak Yasmine, berharap wanita itu akan merasa takut padanya? Oh ... tidak semudah itu membuat Yasmine merasa takut padanya, karena dia tahu Aston itu seperti banci, hanya bisa menggertak tanpa bisa melakukan apa pun, sama seperti pria impoten yang tidak bisa menghamili seorang wanita!
"Dengar Bodoh, jika kau ingin mati, maka lebih baik kau mati sendiri! Aku tidak mau mati bersamamu! Sekarang lepas, aku harus pergi ke kantor, aku tidak mau berurusan lebih lama denganmu, kutu busuk!" geram Yasmine, lalu melepas paksa cekalan tangan Aston padanya menggunakan jari-jari lentik miliknya, Yasmine sengaja menekan kuku-kukunya pada tangan Aston agar pria itu kesakitan dan mau melepaskan Yasmine pada akhirnya.
Yeah, caranya berhasil, Aston merasakan perih pada kulitnya. "Dasar sialan, kukumu panjang sekali!"
"Tadinya aku justru ingin mencakar wajahmu!" kata Yasmine seraya mencondongkan wajah ke depan wajah Aston. Untuk sejenak Aston memperhatikan dengan sangat jelas wajah Yasmine, sebetulnya Yasmine sangat cantik.
Kedua mata berwarna hijau tosca, begitu sesuai dengan kulitnya yang putih seputih susu, wajah tirus, dengan hidung kecil dan mancung, bibirnya yang tipis dan juga merah, tanpa disadari Aston dia memandang Yasmine tanpa berkedip.
Sempat terlintas dalam pikirannya sesaat, Yasmine memang sangat sempurna, tidak heran di alam bawah sadarnya mati-matian dia tidak ingin melepaskan gadis itu. Belum lagi rambut berwarna coklat hazelnut panjang yang tergerai bebas dengan ujung yang sedikit ikal, menambah nilai plus dari kecantikan alami yang dimiliki istrinya.
"Jangan menatapku terlalu lama, karena aku tidak ingin kau jatuh cinta padaku, Aston! Sudah, buang pandanganmu ke arah lain!" perintah Yasmine.
"Yasmine ... aku ...."
"Aku mau pergi ke kantor, jadi jangan banyak bicara. Waktuku tidak banyak, aku tidak ingin bergantung pada uang pemberian keluargamu setiap bulan, kau tahu aku sangat membencimu sejak awal. Kupikir tadinya aku bisa mencintaimu, tapi dengan kelakuanmu, semakin bulat, aku ingin bercerai darimu."
Bukan tanpa alasan kata cerai keluar dari mulut Yasmine, hati wanita mana pun tidak akan bisa menerima, jika hampir setiap malam Aston membawa perempuan yang berlainan ke rumah mereka, lalu bercinta dengan suara menggebu-gebu hingga terdengar olehnya.
Apa tidak sakit hati?
"Nanti malam, aku tunggu keputusan darimu, Aston." Yasmine pun berlalu dari hadapan Aston, dia ingin semuanya beres malam ini. Aston tidak pernah menyentuhnya, dia yakin bisa mendapatkan pria yang lebih baik dari Aston yang keras kepala dan tidak memiliki perasaan itu.
"Kalau aku tetap tidak mau?!" teriak Aston dari kejauhan.
"Aku yang akan menceraikanmu!" jawab Yasmine lantang tanpa ragu. Dia bukan seperti wanita lain yang bisa seenaknya ditindas, kalau bukan demi menjaga nama baik kedua keluarga, dia memilih membalas perbuatan Aston, bermain gila dengan laki-laki lain, mungkin yang usianya jauh lebih matang dari Aston.
Dia menikah terlalu muda, kebebasannya terenggut oleh pria itu!
Seharusnya dia masih bisa menikmati kebersamaan dengan sahabat-sahabat semasa kuliah, tapi hey ... dia justru berakhir di mansion mewah milik Aston, tidak lebih seperti seorang penjaga pintu tiap malam!
Yasmine bekerja di sebuah perusahaan penerbitan majalah dan koran, tugasnya di sana sebagai seorang jurnalis senior, pekerjaan itu digelutinya selama dua tahun terakhir. Dia bekerja setelah setahun pernikahannya dengan Aston berjalan, ada rasa sepi tiap kali Aston meninggalkannya sendiri di rumah, karena pria itu sibuk menabur benih di sana sini, memang pria berotak udang, dan entah kenapa keluarganya memilihkan untuk dirinya?
“Kamu bukan Tuhan, Aston, yang bisa menentukan hidupku!” seru Yasmine di tengah rasa sakit hatinya kepada Aston. Lalu ia pun berjalan keluar meninggalkan Aston yang masih menatapnya dari depan pintu.
Hal yang membuat kebencian Yasmine memuncak adalah malam sebelumnya ...."Buka, Yasmine!" teriak suara pria di luar sana, menggedor pintu sekuat tenaga, sebentar lagi dia pasti akan merobohkan pintu yang terbuat dari kayu jati, jika terus menggunakan tenaga hanya untuk membuat Yasmine turun dari kamar tidur dan membuka pintu sialan itu.Yasmine membuka pintu mansion, diperhatikan ada seorang wanita berpakaian minim tengah memapah Aston.Yasmine hanya bisa mendengus kesal setiap kali Aston pulang dalam keadaan mabuk, belum lagi pria itu akan datang membawa wanita bersama, tidak hanya satu, terkadang dua. Hal yang paling menyebalkan, dia harus menjadi penjaga pintu mansion, membukakan untuk pria itu dan gundiknya.Sama seperti tadi malam...."Kau pembantunya? Bisa tolong bukakan lebih cepat, kekasihku baru saja memuntahkan isi perutnya. Yasmine tidak menjawab, hanya satu anggukkan yang menjadi jawaban bagi wanita berpakaian seksi tersebut. Entah jalang mana yang kali ini didapatkan Asto
Yasmine sudah bertekad dia akan mengurus surat perceraiannya dengan Aston, enak saja, selama bertahun-tahun diberi hati, ujung-ujungnya disakiti dan diperlakukan semaunya saja?Yasmine sudah menghubungi salah satu kantor advokat yang akan mengurus masalah pernikahannya dengan si bajingan Aston itu, cepat atau lambat, dia akan menyelesaikannya. Kali ini dipastikan, ia akan benar-benar membebaskan diri dari Aston!"Yasmine, kau antarkan berkas-berkas ini ke perusahaan yang ada di kop amplop tersebut, jangan sampai salah, Yasmine." Atasannya memerintah dia seperti Yasmine adalah seorang kacung, huh ... menyebalkan!Memangnya dia pikir dia siapa?"Pak, apa harus aku yang mengantarkannya? Sedangkan ... kau memiliki banyak kurir, memangnya aku ini tukang antar dokumen? Aku masih banyak pekerjaan, Pak Alan," jawab Yasmine."Memangnya ada yang salah? Aku tahu kau bukan kurir, tapi surat yang akan kau antar ke firma hukum ini adalah surat penting milik perusahaan. Jangan banyak protes, aku men
“Hai sepupu!”Aston menaikkan satu alisnya, sungguh tidak percaya jika saat ini dia harus melihat kedatangan seseorang yang sebetulnya tidak dia harapkan sama sekali.“Dominic, apakah aku ada mengundangmu datang ke sini?” tanya Aston, seumur hidup dia lebih baik tidak perlu melihat wajah Dominic. Selama ini kedua orang tuanya, selalu saja membandingkan dirinya dengan si sempurna Dominic.Aston selalu terlihat buruk di kedua mata orang tuanya, bagi mereka … Dominic adalah anak baik yang tidak menyusahkan kedua orang tua. Tentu saja aura persaingan di antara keduanya tidak pernah pupus sampaj kapan pun!“Kau tidak perlu mengundang, aku bisa datang sendiri,” jawab Dominic dengan nada santai, dia tahu jika Aston pasti sangat membencinya.Brent merasa sudah saatnya dia hengkang dari dalam ruangan, sebab ada orang lain di dalam ruangan. Brent pun bergegas keluar dari dalam ruangan, sebelum benar-benar keluar dia memerhatikan wajah Aston. Sepertinya ada orang lain yang jauh lebih menyebalkan
Dominic sudah bersiap-siap, siang ini, dia akan mendatangi seseorang. Seorang wanita yang kemarin ditemuinya di perusahaan.Dominic tersenyum, dia mematut penampilannya di depan kaca, dan memperhatikan dengan benar-benar, jika dia sudah rapi. Ok, ini bukan ajakan untuk berkencan, karena Dominic yakin, Aston pasti akan memakinya jika sampai dia tahu sepupunya itu dengan nekat datang ke perusahaan di mana istrinya bekerja dan langsung menemuinya tanpa permisi.Aston memang sudah gila, tetapi Dominic jauh lebih gila darinya. Melihat ekspresi wajah Dominic yang bahagia hanya karena harus menemui Yasmine di kantornya, rasanya sudah bisa dibayangkan apa yang akan terjadi saat nanti dia tiba di kantor Yasmine.Dia sendiri tidak mengerti apa yang membuat dirinya begitu tertarik saat pertama kali melihat wajah Yasmine, ada sesuatu yang sulit untuk digambarkan olehnya! Yasmine begitu unik, dia terlihat kuat dan tangguh di mata Dominic, atau mungkin Dominic memang sudah sedikit gila sama sep
"Menghina? Aku saja bahkan belum mengatakan apa pun, apakah aku akan menerima atau tidak tawaranmu, lalu kau bilang menolak sama saja dengan menghinamu. Kurasa kau sudah gila, Tuan." Yasmine benar-benar tidak tahu apakah manusia yang ada di hadapannya ini waras atau tidak?"Aku tidak peduli dengan apa yang akan kau katakan padaku setelah ini, Nona. Yang jelas jangan pernah menolak tawaran yang akan aku berikan padamu, kau tahu tawaranku sangat langka." Dominic tersenyum, dia yakin kali ini Yasmine akan mengerti dengan apa yang akan diucapkannya.Kalau saja saat ini Aston mendengar apa yang dikatakan Dominic pada istrinya, sudah bisa dipastikan akan terjadi pertumpahan darah saat ini."Maaf, aku tidak bisa menerima tawaranmu sama sekali. Kalau kau berpikir aku menghinamu, silakan saja kau berpikir seperti itu, tapi sungguh bukan maksudku untuk menolak tawaran dari mu karena aku benar-benar tidak bisa menerimanya. Kau tahu, aku tidak mengenalmu!" Yasmine sudah menolak kembali, kali in
"Menghina? Aku saja bahkan belum mengatakan apa pun, apakah aku akan menerima atau tidak tawaranmu, lalu kau bilang menolak sama saja dengan menghinamu. Kurasa kau sudah gila, Tuan." Yasmine benar-benar tidak tahu apakah manusia yang ada di hadapannya ini waras atau tidak?"Aku tidak peduli dengan apa yang akan kau katakan padaku setelah ini, Nona. Yang jelas jangan pernah menolak tawaran yang akan aku berikan padamu, kau tahu tawaranku sangat langka." Dominic tersenyum, dia yakin kali ini Yasmine akan mengerti dengan apa yang akan diucapkannya.Kalau saja saat ini Aston mendengar apa yang dikatakan Dominic pada istrinya, sudah bisa dipastikan akan terjadi pertumpahan darah saat ini."Maaf, aku tidak bisa menerima tawaranmu sama sekali. Kalau kau berpikir aku menghinamu, silakan saja kau berpikir seperti itu, tapi sungguh bukan maksudku untuk menolak tawaran dari mu karena aku benar-benar tidak bisa menerimanya. Kau tahu, aku tidak mengenalmu!" Yasmine sudah menolak kembali, kali in
Dominic sudah bersiap-siap, siang ini, dia akan mendatangi seseorang. Seorang wanita yang kemarin ditemuinya di perusahaan.Dominic tersenyum, dia mematut penampilannya di depan kaca, dan memperhatikan dengan benar-benar, jika dia sudah rapi. Ok, ini bukan ajakan untuk berkencan, karena Dominic yakin, Aston pasti akan memakinya jika sampai dia tahu sepupunya itu dengan nekat datang ke perusahaan di mana istrinya bekerja dan langsung menemuinya tanpa permisi.Aston memang sudah gila, tetapi Dominic jauh lebih gila darinya. Melihat ekspresi wajah Dominic yang bahagia hanya karena harus menemui Yasmine di kantornya, rasanya sudah bisa dibayangkan apa yang akan terjadi saat nanti dia tiba di kantor Yasmine.Dia sendiri tidak mengerti apa yang membuat dirinya begitu tertarik saat pertama kali melihat wajah Yasmine, ada sesuatu yang sulit untuk digambarkan olehnya! Yasmine begitu unik, dia terlihat kuat dan tangguh di mata Dominic, atau mungkin Dominic memang sudah sedikit gila sama sep
“Hai sepupu!”Aston menaikkan satu alisnya, sungguh tidak percaya jika saat ini dia harus melihat kedatangan seseorang yang sebetulnya tidak dia harapkan sama sekali.“Dominic, apakah aku ada mengundangmu datang ke sini?” tanya Aston, seumur hidup dia lebih baik tidak perlu melihat wajah Dominic. Selama ini kedua orang tuanya, selalu saja membandingkan dirinya dengan si sempurna Dominic.Aston selalu terlihat buruk di kedua mata orang tuanya, bagi mereka … Dominic adalah anak baik yang tidak menyusahkan kedua orang tua. Tentu saja aura persaingan di antara keduanya tidak pernah pupus sampaj kapan pun!“Kau tidak perlu mengundang, aku bisa datang sendiri,” jawab Dominic dengan nada santai, dia tahu jika Aston pasti sangat membencinya.Brent merasa sudah saatnya dia hengkang dari dalam ruangan, sebab ada orang lain di dalam ruangan. Brent pun bergegas keluar dari dalam ruangan, sebelum benar-benar keluar dia memerhatikan wajah Aston. Sepertinya ada orang lain yang jauh lebih menyebalkan
Yasmine sudah bertekad dia akan mengurus surat perceraiannya dengan Aston, enak saja, selama bertahun-tahun diberi hati, ujung-ujungnya disakiti dan diperlakukan semaunya saja?Yasmine sudah menghubungi salah satu kantor advokat yang akan mengurus masalah pernikahannya dengan si bajingan Aston itu, cepat atau lambat, dia akan menyelesaikannya. Kali ini dipastikan, ia akan benar-benar membebaskan diri dari Aston!"Yasmine, kau antarkan berkas-berkas ini ke perusahaan yang ada di kop amplop tersebut, jangan sampai salah, Yasmine." Atasannya memerintah dia seperti Yasmine adalah seorang kacung, huh ... menyebalkan!Memangnya dia pikir dia siapa?"Pak, apa harus aku yang mengantarkannya? Sedangkan ... kau memiliki banyak kurir, memangnya aku ini tukang antar dokumen? Aku masih banyak pekerjaan, Pak Alan," jawab Yasmine."Memangnya ada yang salah? Aku tahu kau bukan kurir, tapi surat yang akan kau antar ke firma hukum ini adalah surat penting milik perusahaan. Jangan banyak protes, aku men
Hal yang membuat kebencian Yasmine memuncak adalah malam sebelumnya ...."Buka, Yasmine!" teriak suara pria di luar sana, menggedor pintu sekuat tenaga, sebentar lagi dia pasti akan merobohkan pintu yang terbuat dari kayu jati, jika terus menggunakan tenaga hanya untuk membuat Yasmine turun dari kamar tidur dan membuka pintu sialan itu.Yasmine membuka pintu mansion, diperhatikan ada seorang wanita berpakaian minim tengah memapah Aston.Yasmine hanya bisa mendengus kesal setiap kali Aston pulang dalam keadaan mabuk, belum lagi pria itu akan datang membawa wanita bersama, tidak hanya satu, terkadang dua. Hal yang paling menyebalkan, dia harus menjadi penjaga pintu mansion, membukakan untuk pria itu dan gundiknya.Sama seperti tadi malam...."Kau pembantunya? Bisa tolong bukakan lebih cepat, kekasihku baru saja memuntahkan isi perutnya. Yasmine tidak menjawab, hanya satu anggukkan yang menjadi jawaban bagi wanita berpakaian seksi tersebut. Entah jalang mana yang kali ini didapatkan Asto
“Aston ... aku sudah tidak tahan hidup denganmu, kenapa kau tidak menceraikan aku saja?!""Kau gila? Jangan harap aku akan menceraikanmu, Yasmine!" Aston tidak pernah mengira jika Yasmine sanggup mengatakan kata-kata itu padanya, dia ingin meminta cerai? Enak saja!"Kau tidak bisa menghargai aku, Aston. Aku rasa tidak masalah bagimu untuk menceraikan aku, di antara kita memang tidak pernah ada cinta sedikit pun. Jadi untuk apa kau mempertahankan pernikahan palsu penuh sandiwara ini.""Apa kau berpikir aku akan terus memberikan toleransi padamu? Kau selamanya tidak akan pernah bisa berubah, lalu aku? Aku akan mencari pria lain yang jauh lebih baik darimu!" Yasmine mengeluarkan segala unek-unek yang ada di dalam hati dan dipendamnya selama ini. Rasanya benar-benar menjengkelkan, berbicara dengan Aston yang berotak udang, seperti sedang berbicara dengan sebongkah batu!Yasmine mulai tidak tahan dengan perbincangan yang pasti berujung pada pertengkaran seperti biasanya. Jika sudah sepert