Michel sudah bersiap-siap untuk menunggu kedatangan Diana namun sayangnya Diana tidak terlihat kembali bersama dengan rombongan Kania. Hanya Doni saja yang terlihat ikut kembali.Michel segera menghampiri Doni untuk menanyakan keberadaan Diana. Michel tidak berharap banyak pada Doni dan mengira jika Doni pasti tidak akan bersedia memberitahunya.Tapi tetap saja, Michel belum puas kalau belum mencobanya. "Dimana Diana? Kenapa dia tidak ikut pulang bersama kalian?" Michel melirik ke dalam jet yang rombongan Kania naiki."Siapa bilang? Mereka juga sudah kembali," jawab Doni yang tidak memberitahu Michel jika Diana dan Talia kembali ke Singapura."Lalu dimana mereka? Aku belum melihat mereka turun sejak tadi," ujar Michel lagi dan dari wajah Michel terlihat jelas bahwa Michel sedang kebingungan."Sudahlah, Pak Michel. Cari wanita lain saja yang bersedia tinggal dan hidup bersama anda. Tolong jangan teror atau mengejar mereka lagi yang sudah jelas menolak anda." Doni berlalu setelah membe
"Siapapun wanita yang Tuan Michel sebutkan ini, aku tidak perduli. Ah, nikmati saja. Sangat enak, pasti mereka semua sangat iri denganku sekarang. Semua orang berlomba untuk merayunya dan dia sangat jarang ingin dilayani. Namun hari ini, dia sendiri yang membawaku." Pikir wanita tersebut menatap wajah begairah Michel yang sexi.Waktu menunjukkan pukul 3 dini hari. Michel terbangun dan menatap kesal wanita yang tidur di atas dadanya dengan tubuh polos."Minggir!" Michel membangunkan wanita tersebut lalu berdiri dan memakai kembali pakaiannya. Michel membuka dompetnya dan memberi wanita yang baru saja bangun itu uang lembaran 100 ribu dan juga sebuah kartu."Ini tipmu. Ingat, jangan sampai kau hamil atau aku akan membunuhmu." Ancam Michel yang kemudian memilih untuk kembali ke rumahnya dan beristirahat."Baik, Tuan. Terima kasih," jawab wanita tersebut dengan mata berbinar setelah menerima uang cash dan juga kartu dari Michel.Dengan kondisi yang masih mabuk, Michel keluar dari tempat y
Brakkk!Suara pintu tertutup keras saat Diana sudah masuk ke dalam perangkap. Ruangan tersebut merupakan sebuah kamar dengan layar tv menyala yang menunjukkan rekaman cctv yang di sana terlihat Talia sedang menangis sendirian yang juga berada di dalam sebuah ruangan."Tempat apa ini?" Diana mencoba menyisir pandangan dan hendak keluar dari ruangan tersebut namun pintu sudah terkunci.Diana masih berusaha membuka pintu tersebut, namun suara langkah kaki yang berjalan ke arahnya membuat Diana mematung dan berbalik."Apa yang, apa yang kamu lakukan di sini?" Suara Diana mulai bergetar ketakutan melihat Michel menatapnya dengan tatapan aneh."Selamat datang, Hana. Aku yang harusnya bertanya seperti itu padamu. Apa yang kamu lakukan di sini? Ini kamarku dan kamu masuk asal ke sini. Kamu merindukan aku kan?" Michel mengusap pipi dan dagu Diana dengan jarinya dan Diana langsung menepisnya kasar."Ini semua pasti kerjaan kamu kan? Lepaskan Talia? Kenapa kamu menculiknya?" Diana memukul Michel
Hari ini Vanessa kembali ke rumah Michel dan melihat Nathan sedang bermain bersama Ayu. Tampaknya Ayu dapat mendekati Nathan dengan cepat hingga Nathan dapat menerimanya.Ayu juga terlihat sangat nyaman dan senang bekerja di rumah Michel yang sudah seperti istana baginya. Nantinya Ayu baru akan boleh pulang saat waktu menunjukkan jam 9 malam dan nanti Ayu akan pulang dengan diantar sopir.Karena sikapnya yang ramah dan ceria, Vanessa ternyata juga menyukai kehadiran Ayu dan mempercayakan Nathan sepenuhnya pada Ayu untuk dijaga.Di sisi lain, Ayu ternyata memimpikan hidup mewah seperti ini sejak dulu layaknya manusia normal yang hidup dalam kesulitan ekonomi."Andai saja, aku bisa tinggal di rumah ini dan menjadi Nyonya, pasti aku akan sangat bahagia. Aku tidak perlu lagi bekerja keras." Pikir Ayu saat sedang mengikuti makan malam bersama keluarga Michel di meja yang sama."Ayu, terima kasih ya untuk hari ini. Saya suka dengan kerjaan kamu yang langsung bisa buat Nathan nempel sama kam
Sejak tadi Nyonya Kelly terus menggerutu kesal dan memaki serta mengutuk Michel dan Diana. Sedang Vanessa mencoba menenangkan Nyonya Kelly dan membuat Nyonya Kelly agar melupakan masalahnya."Sudahlah, Ma. Jangan marah lagi nanti cepat tua. Mending kita jalan-jalan yuk ke mall. Kita habiskan uang Michel," bujuk Vanessa pada Nyonya Kelly."Aku ini loh, Ma. Mau ke salon, pengen krimbat, spa dan lain-lain. Pasti seger deh," sambung Vanessa membayangkan dan akhirnya Nyonya Kelly tertarik dan setuju dengan ajakan Vanessa karena melihat reaksi Vanessa."Yaudah, setelah sampai kita langsung ke mall ya. Kamu benar, biar aja kita habiskan uang si Michel. Enak aja semua uang dan hartanya di kasih ke perempuan itu." Keluhnya lagi.Vanessa akhirnya lega setelah berhasil membujuk Nyonya Kelly, namun di sisi lain, Ayu yang sudah 2 hari ini diantar pulang oleh sopir menjadi mulai sombong saat para tetangga bertanya padanya."Ayu sekarang kamu uda jadi orang hebat ya pulang diantar pakai mobil uda ka
Ayu mendapat anak asuh baru sekarang, yaitu Talia. Talia sangat cantik hingga terkadang membuat Ayu menjadi minder. Tak heran, selain anak orang kaya, Talia juga seorang model anak yang memang membutuhkan wujud fisik dewi untuk bisa tampil di depan kamera.Rambut panjang lebat nan hitam serta kulit putih mulus berseri. Siapa yang tak akan terpesona melihatnya? Wajahnya benar-benar sangat mirip dengan Diana walau Diana telah melakukan operasi plastik di wajahnya tapi tetap saja, bentuk mata dan bibir mereka sama persis.Sama halnya dengan Nathan, Talia juga langsung menyukai sosok Ayu dalam pertemuan pertama mereka. Ayu sangat pandai mencuri hati Talia dan Nathan.Kedua anak ini bahkan sampai lupa jika orang tua mereka tidak ada di rumah sampai saat ini.Selain bermain, Ayu juga mengajarkan Nathan dan Talia mengenal huruf, hewan dan buah. Dan saat mereka sudah harus makan, Tatang memanggil mereka dan menyuruh mereka makan sore dengan memakan buah dan malam hari nanti mereka baru akan m
Di tempat lain.Vanessa masih harus terpaksa menemani Nyonya Kelly padahal Vanessa sangat ingin berduaan dengan Jake yang lebih memilih untuk menginap di kantor karena Nyonya Kelly terus mengeluh bahwa tidak ada orang yang menginginkannya.Padahal Vanessa juga berusaha membujuk Nyonya Kelly agar kembali ke rumah Michel, namun karena gengsi Nyonya Kelly sangat besar, Nyonya Kelly baru akan pulang jika Michel yang menjemputnya dan meminta maaf padanya."Intinya Mama baru akan pulang jika Michel jemput Mama dan minta maaf sama Mama. Enak saja, anak itu sekarang tidak ada belas kasih selama mengenal wanita itu." Nyonya Kelly terus saja menggerutu dan membuat Vanessa jenuh."Ma, ayo kita kembali saja. Di sini kita tidak mengenal siapapun. Bagaimana kalau aku menelpon mereka dan meminta mereka menjemput kita besok?" Bujuk Vanessa lagi."Kalau kamu mau pulang yaudah sana, Mama tidak melarang kamu kan? Memang orang tua ini sudah tidak dibutuhkan lagi. Tidak ada yang menginginkan Mama." Nyonya
"Tolong jangan ganggu aku saat aku sedang bekerja,Vanessa. Pahami situasinya, sekarang kamu ingin kita melakukan apa di sini?" Jake memarahi Vanessa saat mereka sampai di rumah.Vanessa terdiam, ini memang salahnya tapi Michel lah yang menyuruh Jake pulang, bukan dirinya. Vanessa tidak tahu harus bagaimana menjawab Jake sekarang."Maaf, Jake. Aku tidak bermaksud memaksa kamu pulang, aku hanya ingin melihatmu saja sebentar setelah beberapa hari tidak bertemu denganmu." Vanessa menunduk merasa sedih karena Jake memarahinya."Baiklah, anggap itu benar. Tidak bisakah kamu menunggu sampai aku selesai bekerja di sore hari?" Sambung Jake lagi membuka jasnya dan melemparnya ke atas ranjang sedang Vanessa duduk di bibir ranjang."Kenapa kamu sangat marah? Aku sudah katakan aku tidak memaksa kamu pulang. Lagi pula Michel tidak menyinggung soal itu dan menyuruh kamu pulang. Aku tau, pekerjaan sangat penting untukmu, tapi kamu tidak menyalahkan aku jika Michel menyuruh kamu pulang," sahut Vanessa