Waktu menunjukkan pukul 7 pagi dan Diana serta Talia belum terlihat keluar dari kamar Michel sedang yang lain sudah berkumpul di ruang makan."Jake, panggil mereka dan suruh turun. Sarapan tidak akan dimulai jika mereka tidak keluar." Pinta Michel dengan perasaan yang tidak enak."Baik, Tuan." Jake berlalu menuju kamar Michel namun beberapa menit kemudian Jake kembali tanpa membawa apapun."Tuan, mereka menolak keluar dan memilih untuk menunggu Doni di kamar. Tampaknya mereka sudah bersiap-siap untuk pergi," lapor Jake pada Michel."Semua orang jangan ada yang meninggalkan ruangan ini. Jangan ada yang makan atau minum sampai aku kembali. Kau (Jake) awasi mereka," pinta Michel yang segera menyusul Diana dan Talia di kamarnya karena ingin memastikan kebenaran yang Jake katakan.Saat Michel membuka pintu, Diana dan Talia sudah akan membuka pintu kamar dan ingin keluar."Kalian mau kemana? Kami menunggu kalian sarapan," ujar Michel menatap bingung Diana yang sudah dapat berdiri tegak tanp
Vanessa berhenti setelah merasa lelah namun Jake sama sekali tidak bereaksi. "Seharusnya kita tidak perlu menikah jika seperti ini. Lebih baik aku pergi mencari selingkuhan!" Dengan nafas ngos-ngosan Vanessa memaki Jake."Lelah? Makanya jangan marah dulu. Dengarkan, kamu tau kan apa pekerjaan aku selama ini?" Jake mencoba membujuk Vanessa yang sedang emosi dengan suara yang amat sangat lembut."Sini, kita ngobrol. Aku tau kamu marah, tapi kamu tau kan kalau aku harus tetap menjalankan tugas? Yaudah, kalau gitu kamu boleh di sini tapi hanya sebentar dan sementara. Aku minta ijin dulu sama Tuan Michel. Oke?" Jake menyuruh agar Vanessa duduk bersantai bersama dengan Nathan dan Nyonya Kelly.Sedang Jake pergi menemui Michel yang berada di kamarnya, Nyonya Kelly mengajak Vanessa bercerita dan memanipulasi, mencuci otak dan memprovokasi Vanessa agar berpikiran sama dengannya untuk membenci Diana."Kamu tau, sejak wanita itu berada di sini, Michel menjadi lebih dekat dan sayang pada mereka h
"Diam, kalian masuk!" Michel membentak dan menyuruh Nyonya Kelly agar masuk ke dalam rumah dan tidak ikut campur dalam urusannya."Michel, Mama bingung ya sama kamu. Kamu kok sepertinya ngotot banget, kekeh banget mau wanita ini ada di sini. Dia aja tidak mau kok tinggal di sini, kenapa kamu harus repot-repot nahan dia di sini? Biarkan dia pergi," sahut Nyonya Kelly yang semakin marah pada Michel karena Michel membentaknya."Jake, bawa mereka masuk. Jika mereka melawan, ambil tindakan tegas." Pinta Michel pada Jake menunjuk ke arah Nyonya Kelly dan Vanessa."Baik, Tuan." "Silakan, Nyonya." Jake mempersilakan Nyonya Kelly agar berjalan lebih dulu di depannya dan Nyonya Kelly terpaksa berlalu dengan wajah kesalnya.Vanessa juga berjalan mengikuti Nyonya Kelly bersama dengan Nathan. Setelah semua orang pergi, Michel berusaha membujuk Diana lagi."Mrs. Hana, besok Nathan ulang tahun. Aku mohon pada Mrs. Hana agar tetap bersedia tinggal di sini sampai acara ulang tahun Nathan selesai. Set
Michel membawa Nyonya Kelly ke ruang utama dan menghukum Nyonya Kelly untuk meniup semua balon sendirian dan diawasi olehnya sedang di sisi lain, Michel menyuruh Jake untuk membawa Vanessa istirahat dan menolak tawaran Jake yang ingin membantunya."Sekarang, renungkan kesalahan Mama sambil tiup semua balon ini sampai selesai. Kau, Jake. Bawa istrimu istirahat dan kau juga pergilah istirahat." "Lalu, Tuan Muda bagaimana, Tuan?" Jake bertanya lagi."Dia akan berada di sini bersamaku. Pergilah. Lagian ini masih siang, dia pasti senang bermain di sini," ujar Michel lagi."Kalau gitu saya akan kembali setelah mengantar Vanessa ke kamar, Tuan.""Tidak, jangan kembali. Tadi malam kau tidak pulang, jadi kalian harus istirahat bersama. Pergilah," pinta Michel yang kemudian langsung mengusir Jake.Sedang Jake merasa tidak enak hati, di sisi lain Vanessa merasa sangat senang dengan perintah Michel yang cukup pengertian dan memberinya keuntungan."Vanessa, kamu istirahatlah di sini. Terima kasih
"Lalu jika aku mengatakannya padamu apa kamu akan mengambilkannya untukku?" Vanessa duduk di bibir ranjang dan mendongak menatap Jake yang melihat bibir Vanessa yang bergetar karena kedinginan."Tidak," jawab Jake yang kemudian mendorong bahu Vanessa hingga Vanessa terbaring dengan kaki menggantung lalu setelahnya Jake menarik tangan Vanessa dan memberi Vanessa kehangatan melalui bibirnya.Rasa dingin yang tadi Vanessa rasakan sekarang sudah mulai pudar dan berganti dengan rasa hangat yang kian memanas disusul rasa ingin memiliki yang kian dalam."Masih dingin?" Jake melepas tautannya dan menatap wajah Vanessa yang mulai merona."Sedikit," jawab Vanessa malu lalu membuang muka ke sembarang arah."Kalau gitu aku akan menghangatkanmu. Setelah itu aku akan mengambilkanmu pakaian yang seharusnya," Ujar Jake yang kemudian menenggelamkan wajahnya di leher bagian samping Vanessa."Sssshshhh," desis Vanessa tanpa sadar karena merasa geli di lehernya sebab Jake menjilat lalu menghisap dalam ku
Ini hari yang cukup sulit bagi Michel karena Michel harus tetap berada di rumah untuk ulang tahun Nathan padahal Michel sangat ingin pergi menemui Diana untuk meminta maaf.Michel bertanya-tanya dalam benaknya apakah benar jika Diana bukan jodohnya dan takdirnya hingga Tuhan selalu menunjukkan jalan untuk mereka berpisah sekuat apapun usaha Michel untuk hidup bersama Diana.Apakah dirinya akan sanggup hidup tanpa Diana? Kenapa Diana selalu menolaknya bahkan ketika Diana amnesia sekalipun?Di sisi lain, Diana dan Talia sudah bersiap-siap untuk ikut berangkat ke Vietnam dengan tim kedokteran Kania. Doni juga ikut bersama mereka karena alasan pribadi, yakni untuk mendekati Kania dan menjadi pahlawan Kania.Melihat gelagat Doni yang perhatian pada Kania, membuat Diana mengingat jika sejak dulu adiknya itu memang sangat menyukai dokter cantik nan pintar tersebut."Nanti saat kita sampai di Vienam, kita beli kue ulang tahun ya buat Talia. Hari ini Talia ulang tahun yang ke 3 tahun." Diana m
"Halo, Pak Michel. Apa kabar? Cari siapa, Pak?" Dokter Alan menghampiri Michel."Dokter Alan, saya mau cari Dokter Kania tapi sepertinya dokter Kania tidak ada di tempat." Michel menatap datar dokter Alan."Oh, dokter Kania dan yang lain sudah berangkat ke Vietnam sejak tadi pagi, Pak. Ada urusan apa ya?""Tidak ada sih, Dok. Vietnam, untuk apa ya?""Untuk membantu tim medis di sana menangani korban perang, Pak Michel. Hmm, Mrs. Hana juga sepertinya pergi dengan mereka." Dokter Alan menjelaskan."Ah, begitu. Terima kasih, Dokter Alan. Saya permisi," ujar Michel berlalu.Di sisi lain dunia, Vanessa terus merengek agar Jake tidak pergi bekerja dan meninggalkan Vanessa sendirian lagi di rumah. Bahkan Vanessa sampai mengikat tangan dan kaki Jake agar Jake tidak pergi."Vanessa, bukankah ini berlebihan? Seluruh tubuhku sakit karena darahku tidak dapat mengalir seperti seharusnya karena kamu mengikatku," ujar Jake meminta Vanessa agar melepaskan ikatannya."Tidak, bagaimana kalau kamu nanti
Michel sudah bersiap-siap untuk menunggu kedatangan Diana namun sayangnya Diana tidak terlihat kembali bersama dengan rombongan Kania. Hanya Doni saja yang terlihat ikut kembali.Michel segera menghampiri Doni untuk menanyakan keberadaan Diana. Michel tidak berharap banyak pada Doni dan mengira jika Doni pasti tidak akan bersedia memberitahunya.Tapi tetap saja, Michel belum puas kalau belum mencobanya. "Dimana Diana? Kenapa dia tidak ikut pulang bersama kalian?" Michel melirik ke dalam jet yang rombongan Kania naiki."Siapa bilang? Mereka juga sudah kembali," jawab Doni yang tidak memberitahu Michel jika Diana dan Talia kembali ke Singapura."Lalu dimana mereka? Aku belum melihat mereka turun sejak tadi," ujar Michel lagi dan dari wajah Michel terlihat jelas bahwa Michel sedang kebingungan."Sudahlah, Pak Michel. Cari wanita lain saja yang bersedia tinggal dan hidup bersama anda. Tolong jangan teror atau mengejar mereka lagi yang sudah jelas menolak anda." Doni berlalu setelah membe