Setelah mendapat penolakan dari Michel, Diana menjadi murung dan tampak mengabaikan serta menghindari Michel. Dan itu terlihat saat Michel mulai masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Dan saat makan malam pun, Diana tidak terlihat seperti biasa dan hanya makan tanpa bersuara.Bahkan malam ini Diana membawa baby Oesama tidur di kamar Ayu karena Michel tidak mungkin berani masuk kamar Ayu. Michel yang sedang menunggu Diana di dalam kamar untuk Michel ajak mengobrol mulai bosan saat Diana tak kunjung masuk ke dalam kamar setelah 30 menit. Michel yang mulai kesal mulai menebak-nebak kemana Diana dan apa yang sedang Diana lakukan saat ini. Padahal awalnya Michel ingin membicarakan soal keinginan Diana tersebut, tapi Diana malah tak kunjung datang. Michel berjalan keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga menuju ruang makan lalu melanjutkan langkahnya ke ruang utama setelah Michel tidak dapat menemukan Diana di ruang makan.Michel mendesah kesal saat Michel juga tidak da
"Aku, sebenarnya ingin kembali ke Singapura untuk pemotretan. Kalau aku bilang sama kamu, kamu pasti tidak akan ijinkan. Jadi aku bilang saja kalau aku ingin liburan dengan teman-temanku." Akhirnya Diana menjawab jujur pada Michel."Bagaimana? Boleh ya?" Diana melepas tangan Michel dari wajahnya."Kenapa sih, Diana? Tidak bisakah hanya aku yang melihat kamu? Apakah rasanya sebahagia itu mendapat pujian cantik dari banyak orang?" Michel yang frustasi hampir tak bisa berkata-kata dan hanya menjambak rambutnya gemas.Benar, pasti ada suatu hal yang membuat Diana ingin kembali ke dunia modeling. Apakah benar itu hanya semata-mata karena Diana ingin mendapat pujian dan pengakuan dari banyak orang soal kesempurnaan fisiknya? Atau karena Diana bosan dan jenuh dengan hidupnya?"Kenapa? Katakan padaku? Kenapa kamu ingin kembali menjadi model? Apa aku kurang banyak memberi kamu uang?" Michel penasaran alasan dibalik rencana Diana tersebut yang sedikit tiba-tiba.Sejujurnya Diana tidak ingin Mic
Ayu berjalan ke arah kamar Nyonya Kelly seraya menggendong baby Oesama yang syukurnya sedang tidak rewel. Perlahan Ayu mengetuk pintu kamar Nyonya Kelly dan memanggil-manggilnya.Tokk ... Tokk ...Karena sedang menggendong baby Oesama, Ayu menjadi kesulitan untuk mengetuk pintu jadilah Ayu menggunakan kaki dan lututnya untuk mengetuk pintu kamar walau terasa sakit. "Nyonya, tolong buka pintunya. Nyonya belum tidur kan?" Ayu sedikit mengeraskan suaranya tapi menahannya juga di waktu yang bersamaan karena takut mengagetkan baby Oesama dan membuatnya menangis. "Masuklah," jawab Nyonya Kelly membuka pintu kamarnya dan menyuruh Ayu masuk lalu Nyonya Kelly menutup kembali pintu kamarnya karena Ayu tidak bisa menutup pintu kamarnya sebab Ayu menggendong baby Oesama. Ayu meletakkan baby Oesama perlahan ke atas ranjang Nyonya Kelly dan kemudian mengibaskan tangannya yang terasa kebas dan keram."Nyonya, baby Oesama tidur sama Nyonya saja ya. Saya tidak bisa mengurus bayi. Bagaimana jika nan
"Jauhi aku, Ray. Aku sudah punya pacar," ujar Ayu tegas tak memberikan Ray waktu dan kesempatan untuk mendekatinya lagi.Sejenak Rayhan terdiam kaku namun Rayhan tersenyum ramah pada Ayu."Aku cuman mau kita berteman kok, Yu. Jangan musuhin aku dong, Yu." Bujuk Rayhan lagi yang sebenarnya merasa terkejut dengan ucapan Ayu padahal Rayhan mengira jika Ayu sampai saat ini masih single. Dan jujur saja, Rayhan sedikit kecewa pada Ayu."Untuk sekarang, lebih baik kamu berbaur dengan teman yang lain. Bangun relasi dengan mereka. Oke?" Ayu berlalu masuk ke dalam kelasnya dan meninggalkan Rayhan dengan kekecewaannya.Padahal Rayhan telah bersusah payah untuk bisa pindah dan kembali ke Jakarta setelah sebelumya menetap di USA demi menemui Ayu dan agar bisa kembali dekat dengan Ayu.Entah apa yang terjadi dengan Rayhan, sudah 1 tahun lamanya namun Rayhan masih belum bisa move on dari Ayu. Padahal Rayhan sudah menemui psikiater untuk berobat namun ha
"Ayu!" Panggil Diana tak sabaran."Iya, Nyonya. Ada apa? Kenapa berteriak?" Ayu berlari panik ke arah Diana dan Michel yang sudah berada di depan pintu kamarnya."Kamu pergi jemput Nathan dan Talia, saya mau bawa kalian ke Singapura." Pinta Diana terdengar marah dan dari raut wajah Diana juga terlihat jelas bahwa Diana sedang marah."Sekarang, Nyonya? Tapi ini baru hari...." Ucapan Ayu tersekat."Sekarang, Ayu! Kamu gak dengar?" Sela Diana yang membuat Ayu kaget dan segera pergi tanpa berkata-kata lagi."Sayang, nanti aja ya tunggu weekend. Aku akan pergi dengan kalian." Michel membujuk Diana."Bukankah Jake sudah bekerja? Biarkan Jake dan Evellyn yang bekerja. Kamu kan bos! Kamu selalu begitu ya, kamu selalu mengekang dan mengatur aku. Aku sesak, aku rasanya muak lama-lama hidup seperti ini!"Nyonya Kelly yang takut mendengar suara pertengkaran Michel dan Diana memilih membawa baby Oesama masuk ke dalam kamarnya se
Diana, Ayu, Nathan dan Talia sudah bersiap-siap untuk segera berangkat menuju bandara dan diantar oleh Michel. Michel tidak bisa ikut Diana hari ini dan baru bisa menyusul Diana besok karena ada hal penting yang harus Michel lakukan."Hati-hati dan semoga selamat sampai tujuan. Ingat pesanku tadi, Sayang." Mameluk hangat Diana lalu mencium seluruh wajah Diana saat Diana dan yang lain sudah harus masuk ke dalam pesawat."Iya, Sayang." Diana menjawab singkat."Kalian jaga mommy sampai daddy datang. Oke?" Michel juga memeluk dan mencium kepala Nathan dan Talia."Iya, daddy." Serentak Nathan dan Talia."Yu, tolong jaga mereka ya. Saya titip mereka dengan kamu." "Baik, Tuan." Ayu mengangguk setuju."Kami pergi ya, Sayang. Sampai ketemu besok." Diana membawa rombongannya masuk ke dalam area penerbangan seraya melambaikan tangan ke arah Michel yang juga melambaikan tangan ke arah mereka dengan memaksa senyum dan menahan air ma
Drrttt ... Drrrttt ...Ponsel Diana berdering dari dalam tas dan Diana yang mendengar suara ponselnya berdering segera mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan menjawabnya."Halo, Sayang." Sapa Diana setelah melihat nama Michel di layar ponselnya."Sedang apa kalian? Kalian sudah makan?" Michel bertanya karena saat ini Michel juga sedang makan."Kami sedang makan di restauran hotel, Sayang. Nanti aku akan telepon kamu lagi setelah kami sampai di dalam kamar. Oke?" Diana menutup telepon dan beberapa detik kemudian ponsel Ayu berdering dan sudah dapat dipastikan jika itu berasal dari Aldo.Ayu ragu haruskah dirinya menjawab telepon tersebut atau tidak karena Ayu lupa memberitahu Aldo sebelumnya jika Ayu berangkat ke Singapura. "Jawab aja, Yu." Pinta Diana yang risih mendengar suara deringan ponsel Ayu."Iya, Nyonya." Ayu segera menekan tombol hijau yang berada di layar ponselnya dan kemudian menempelkan layar ponselnya k
Karena terlalu menikmati setiap sentuhan dan hujaman Michel, Diana sampai lupa bahwa dirinya harus segera bersiap-siap untuk dirias oleh perias.Jam 6 pagi, Ayu yang sudah bangun lebih dulu berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya. Ayu harus memanggil Diana tapi Ayu takut pada Michel. Sejak tadi ponsel Diana berdering dan nama Mrs.Zeera berada di layar ponsel Diana. Karena suara deringan ponsel Diana cukup berisik, akhirnya Nathan dan Talia terbangun lalu mencari Diana."Kak Ayu, dimana mommy?" Talia seperti hendak menangis saat bangun dan menyadari jika Diana tidak ada di kamar.Tiba-tiba terlintas sebuah ide dalam benak Ayu."Sayang, mommy ada di kamar sebelah. Kamu bisa memanggilnya kan?" Ayu membawa Nathan dan Talia ke depan pintu kamar Michel dan Diana lalu menyuruh Talia memanggil mereka."Nanti Kak Ayu hitung 1 sampai 3 kita bareng-bareng panggil mommy, oke?" Ayu memberi aba-aba."Iya, Kak Ayu." Nathan dan Talia mengangguk setuju."Oke, bagus. 1 ... 2 ... 3 ...""Mommy!" Teria