Hai semuanya. Maaf kalau belakangan ini author update-nya hanya 1-2 bab aja karena sejujurnya author lagi sibuk sama pekerjaan di dunia nyata. Dan... Author mau minta tolong nih ke readers semuanya, kalau boleh, agar novel pertama author ini bisa kembali bisa terpajang di beranda aplikasi, dimohon para readers untuk memberikan dukungan melalui review dan juga gem.Untuk para readers yang masih stay baca novel Author sampai hari ini, terimakasih banyak. Author juga menerima kritik dan saran dari readers semuanya. Kalau pengen ngobrol secara personal ke author, boleh follow I* author di @puterirezky69Dan rencananya, akhir bulan nanti, author akan mengadakan event giveaway ya.Happy reading semuanya, semoga suka sama ceritanya ya❣️
Michel hanya ingin Diana bisa lebih perhatian padanya dan juga anak-anaknya saja. Tapi Diana malah sibuk dengan urusan Ayu dan membuat Diana mengabaikan Michel dan anak-anaknya.Michel terus memantau kegiatan keluarganya di rumah melalui cctv yang tersambung dengan laptop Michel. Bahkan sampai saat Diana tidur.Di sisi lain, Diana sudah tau jika foto dan vidio yang Michel kirimkan hanyalah alat untuk mengetesnya dan juga memanas-manasinya. Maka dari itu Diana hanya diam dan mengabaikan pesan tersebut."Biar saja, kalau dia bosan, pasti dia pulang." Pikir Diana tidak ingin berpusing-pusing ria dan membiarkan Michel melakukan apapun yang ia suka walau Michel memakai wanita lain untuk memenuhi hasratnya.Sejak awal, entah kenapa hati Diana sulit tersambung dengan hati Michel. Seperti Diana juga terpaksa menikah dengan Michel karena ancaman Michel.Pagi hari.Semuanya berjalan normal dan semestinya walau tanpa ada Michel di sana. Diana juga diam melihat kelakuan aneh Nyonya Kelly yang leb
Malam hari.Di rumah Michel, tepatnya di ruang makan, semua terlihat makan malam seperti biasa walau Nathan dan Talia sempat menanyakan keberadaan Michel dan ingin menelpon Michel. Diana juga tidak melarang jika anak-anaknya ingin menelpon ayahnya."Mommy, daddy kemana? Kenapa daddy gak pulang-pulang, mommy?" Nathan bertanya pada Diana."Mungkin daddy lagi sibuk, Sayang. Banyak kerjaan," jawab Diana tersenyum ke arah Nathan dan Talia."Mommy, telepon daddy." Pinta Talia kemudian."Baiklah, tapi setelah makan ya. Ayo semuanya makan, dilanjutkan." "Nyonya, setelah makan malam selesai, ada hal yang ingin saya bicarakan. Apa bisa?" Ayu memberanikan diri."Oke," jawab singkat Diana memberi kode pada Ayu agar melanjutkan acara makannya dengan menggerakkan tangannya.Di tempat lain, Michel sudah lebih galau dan gelisah hari ini karena bahkan Diana tidak mengirim pesan atau menelponnya. Tak lama, ponsel Michel berdering dan nama Diana terpampang jelas di layar ponsel Michel.Dengan wajah ter
"Bagus, Sayang. Lagi teruskan, lebih dalam." Michel memberi aba-aba pada Diana saat Diana mulai menikmati junior milik Michel seperti orang yang sedang makan es krim dan memakan pisang.Posisi Michel dan Diana berubah, Michel duduk setengah berbaring sedang Diana duduk menunduk dengan wajah yang masih menempel di batang berurat Michel tersebut."Sudah, cukup sekarang kamu baring di sini." Michel membuat posisi Diana setengah berbaring sama sepertinya tadi dan bersandar pada kepala ranjang sedang Diana hanya diam dan menuruti perintah Michel.Michel mulai melucuti pakaian Diana dan menyisahkan pakaian dalam Diana. Tubuh Diana terlihat mulai berlemak sekarang, tapi itu tidak membuat Michel mengurangi rasa sayang dan cintanya pada Diana.Wanita yang ia dapatkan dengan segala cara dan perjuangan ini dilepas begitu saja hanya karena lemak tubuhnya? Tidak mungkin!Sambil membuka pakaian Diana yang masih memakai penutup mata, Michel membelai lembut kulit Diana yang tertutupi kain dan pengama
Setelah mengantarkan Nathan dan Talia ke sekolah, Michel mengantar Diana dan menemani Diana ke rumah sakit untuk melepas implannya.Diana dan Michel langsung saja menuju ke ruangan Kania dengan Michel menggandeng pinggang Diana posesif seperti Michel ingin menunjukkan dan memperlihatkan kepada semua orang bahwa Diana adalah miliknya."Halo, dokter Kania." Sapa Diana pada Kania yang sedang sibuk mencatat sesuatu."Oh, Michel dan Hana. Silakan duduk," sahut Kania mempersilakan."Terima kasih. Dokter sedang sibuk?" Diana duduk di kursi pasien di hadapan Kania."Tidak, ada sedikit pekerjaan. Ada apa ini? Apa yang perlu saya bantu?" Kania tersenyum ramah pada Hana dan Michel."Hana mau lepas implan, Kania." Sahut Michel dengan cepat. "Benarkah? Kalian mau kasih Nathan adik? Perempuan atau laki-laki?" Kania bertanya dengan senyuman terukir indah di wajahnya."Iya, doakan saja." Michel menyahut lagi sedang Diana memaksakan senyum.Beberapa saat kemudian setelah implan Diana berhasil dilepas
Di rumah Cici.Banyak orang sudah berkumpul di area belakang rumah Cici yang cukup besar dengan hiasan lampu tersusun rapi mengelilingi area tersebut. Seperti acara anak muda pada umumnya, beberapa diantara tamu yang hadir ada yang asik dan sibuk memanggang sedang yang lain tertawa dan bergosip seraya menikmati makanan dan minuman yang tersaji.Tidak ada alkohol yang terlihat di sana karena ini acara untuk anak sekolah, bukan orang dewasa.Sedang di dalam rumah Cici, Cici terlihat sedang menerima tamu yang merupakan keluarga besarnya dan juga keluarga kekasihnya.Saat Cici sibuk mengobrol dengan keluarganya, mata Cici dan semua orang yang berada di dalam rumah Cici berfokus pada sepasang tamu yang sangat luar biasa ini."Cici, maaf, kami terlambat." Ayu menatap tidak enak pada Cici yang segera bangkit dari duduknya dan menyambut serta menyapa Ayu."Gak apa-apa, Yu. Kita belum mulai, kok. Kamu cantik banget, Yu. Oh ya, ini cowok yang kamu bilang waktu itu ya?" Cici menatap terpesona ke
"Saya teman Ayu. Saya tidak suka ada pria yang bersikap kasar dengan wanita. Kalau kamu tidak bisa menjaganya, maka kamu jangan memacarinya," ketus Rayhan tegas.Untung saja suara musik terputar keras hingga suara kegaduhan mereka tidak terdengar di telinga orang lain."Bukan urusan kamu. Urus saja diri kamu sendiri.""Ray, uda cukup. Dia benar, ini bukan urusan kamu. Kamu pergi saja, jangan campuri urusan kami," sambung Ayu berharap Rayhan pergi namun Rayhan malah berdiri diam dengan tangan mengepal kesal."Dengar? Sudahlah, ayo kita pulang. Kamu bisa jalan kan?" Doni mengajak Ayu pulang karena moodnya sudah sangat buruk untuk tetap berada di tempat ini.Ayu berjalan perlahan dengan langkah tertatih dan pincang. Rayhan rasanya sangat kesal melihat sikap Ayu yang keras kepala."Yu, kaki kamu sepertinya terkilir. Duduk di sini dulu, aku akan bantu kamu memijatnya," ujar Rayhan menghentikan langkah Ayu dengan menarik tangannya."Tidak, aku bisa sendiri. Aku akan pulang." Ayu menolak dan
"Kamu kalau saya bilangin jangan bandel ya, Yu. Ini juga demi kesehatan kamu. Kamu gak mau kaki kamu sembuh?" Diana memarahi Ayu dan Ayu langsung terdiam tanpa berani menyahut lagi.Di sisi lain, Rayhan pulang ke rumahnya dan memutuskan untuk langsung tidur setelah mengobati tangannya. Belakangan ini Rayhan merasa sedikit lega karena Ririn tidak lagi mengejarnya.Namun pertemuan tak sengaja antara dirinya dan Ayu membuat Rayhan kesal hingga ingin memukul pria yang mengaku sebagai kekasih Ayu tersebut."Aku bahkan tidak pernah bersikap kasar pada Ayu sebelum insiden gila itu terjadi. Seharusnya ini semua tidak terjadi jika aku bisa menahan diri. Ini semua memang salahku. Kenapa sangat sulit bagiku untuk melupakan kamu, Yu? Segala macam cara sudah aku lakukan, tapi tetap saja." Gerutu Rayhan menutup wajahnya dengan bantal.Di kamar Michel.Michel tidak lupa mengingatkan Diana agar meminum obatnya sedang Diana bingung dan juga penasaran melihat sikap Michel yang malah bersemangat menyuru