Dengan semangat jiwa muda, Nyonya Kelly masuk ke dalam restauran dan mengedarkan pandangan mencari pria yang ingin dia temui sejak pagi tadi. Tanpa Nyonya Kelly tau jika di dalam restauran yang sama, Michel sedang makan bersama dengan pria yang ingin Nyonya Kelly temui.Tanpa rasa curiga Nyonya Kelly duduk di salah satu meja kosong di dalam restauran tersebut dan melirik jam tangannya. Saat ini waktu menunjukkan pukul 2 kurang 10 menit dan itu artinya Nyonya Kelly masih harus menunggu pria yang ingin Nyonya Kelly temui.Di ruang VIP dalam restauran."Bagaimana kabar istri dan anak anda, Pak Dodit?" Michel bertanya pada Dodit setelah urusan bisnis mereka selesai."Saat ini baik-baik saja, Pak Michel. Tapi sepertinya saya akan menceraikan istri saya karena saat ini saya sedang menyukai wanita lain. Tapi kalau istri saya bisa menerima wanita saya ini, maka kami tidak akan bercerai.""Wah, anda luar biasa. Sangat hebat, di usia yang sekarang pun anda terlihat masih muda dan bugar. Bahkan
Hai semuanya. Maaf kalau belakangan ini author update-nya hanya 1-2 bab aja karena sejujurnya author lagi sibuk sama pekerjaan di dunia nyata. Dan... Author mau minta tolong nih ke readers semuanya, kalau boleh, agar novel pertama author ini bisa kembali bisa terpajang di beranda aplikasi, dimohon para readers untuk memberikan dukungan melalui review dan juga gem.Untuk para readers yang masih stay baca novel Author sampai hari ini, terimakasih banyak. Author juga menerima kritik dan saran dari readers semuanya. Kalau pengen ngobrol secara personal ke author, boleh follow I* author di @puterirezky69Dan rencananya, akhir bulan nanti, author akan mengadakan event giveaway ya.Happy reading semuanya, semoga suka sama ceritanya ya❣️
Michel hanya ingin Diana bisa lebih perhatian padanya dan juga anak-anaknya saja. Tapi Diana malah sibuk dengan urusan Ayu dan membuat Diana mengabaikan Michel dan anak-anaknya.Michel terus memantau kegiatan keluarganya di rumah melalui cctv yang tersambung dengan laptop Michel. Bahkan sampai saat Diana tidur.Di sisi lain, Diana sudah tau jika foto dan vidio yang Michel kirimkan hanyalah alat untuk mengetesnya dan juga memanas-manasinya. Maka dari itu Diana hanya diam dan mengabaikan pesan tersebut."Biar saja, kalau dia bosan, pasti dia pulang." Pikir Diana tidak ingin berpusing-pusing ria dan membiarkan Michel melakukan apapun yang ia suka walau Michel memakai wanita lain untuk memenuhi hasratnya.Sejak awal, entah kenapa hati Diana sulit tersambung dengan hati Michel. Seperti Diana juga terpaksa menikah dengan Michel karena ancaman Michel.Pagi hari.Semuanya berjalan normal dan semestinya walau tanpa ada Michel di sana. Diana juga diam melihat kelakuan aneh Nyonya Kelly yang leb
Malam hari.Di rumah Michel, tepatnya di ruang makan, semua terlihat makan malam seperti biasa walau Nathan dan Talia sempat menanyakan keberadaan Michel dan ingin menelpon Michel. Diana juga tidak melarang jika anak-anaknya ingin menelpon ayahnya."Mommy, daddy kemana? Kenapa daddy gak pulang-pulang, mommy?" Nathan bertanya pada Diana."Mungkin daddy lagi sibuk, Sayang. Banyak kerjaan," jawab Diana tersenyum ke arah Nathan dan Talia."Mommy, telepon daddy." Pinta Talia kemudian."Baiklah, tapi setelah makan ya. Ayo semuanya makan, dilanjutkan." "Nyonya, setelah makan malam selesai, ada hal yang ingin saya bicarakan. Apa bisa?" Ayu memberanikan diri."Oke," jawab singkat Diana memberi kode pada Ayu agar melanjutkan acara makannya dengan menggerakkan tangannya.Di tempat lain, Michel sudah lebih galau dan gelisah hari ini karena bahkan Diana tidak mengirim pesan atau menelponnya. Tak lama, ponsel Michel berdering dan nama Diana terpampang jelas di layar ponsel Michel.Dengan wajah ter
"Bagus, Sayang. Lagi teruskan, lebih dalam." Michel memberi aba-aba pada Diana saat Diana mulai menikmati junior milik Michel seperti orang yang sedang makan es krim dan memakan pisang.Posisi Michel dan Diana berubah, Michel duduk setengah berbaring sedang Diana duduk menunduk dengan wajah yang masih menempel di batang berurat Michel tersebut."Sudah, cukup sekarang kamu baring di sini." Michel membuat posisi Diana setengah berbaring sama sepertinya tadi dan bersandar pada kepala ranjang sedang Diana hanya diam dan menuruti perintah Michel.Michel mulai melucuti pakaian Diana dan menyisahkan pakaian dalam Diana. Tubuh Diana terlihat mulai berlemak sekarang, tapi itu tidak membuat Michel mengurangi rasa sayang dan cintanya pada Diana.Wanita yang ia dapatkan dengan segala cara dan perjuangan ini dilepas begitu saja hanya karena lemak tubuhnya? Tidak mungkin!Sambil membuka pakaian Diana yang masih memakai penutup mata, Michel membelai lembut kulit Diana yang tertutupi kain dan pengama
Setelah mengantarkan Nathan dan Talia ke sekolah, Michel mengantar Diana dan menemani Diana ke rumah sakit untuk melepas implannya.Diana dan Michel langsung saja menuju ke ruangan Kania dengan Michel menggandeng pinggang Diana posesif seperti Michel ingin menunjukkan dan memperlihatkan kepada semua orang bahwa Diana adalah miliknya."Halo, dokter Kania." Sapa Diana pada Kania yang sedang sibuk mencatat sesuatu."Oh, Michel dan Hana. Silakan duduk," sahut Kania mempersilakan."Terima kasih. Dokter sedang sibuk?" Diana duduk di kursi pasien di hadapan Kania."Tidak, ada sedikit pekerjaan. Ada apa ini? Apa yang perlu saya bantu?" Kania tersenyum ramah pada Hana dan Michel."Hana mau lepas implan, Kania." Sahut Michel dengan cepat. "Benarkah? Kalian mau kasih Nathan adik? Perempuan atau laki-laki?" Kania bertanya dengan senyuman terukir indah di wajahnya."Iya, doakan saja." Michel menyahut lagi sedang Diana memaksakan senyum.Beberapa saat kemudian setelah implan Diana berhasil dilepas
Di rumah Cici.Banyak orang sudah berkumpul di area belakang rumah Cici yang cukup besar dengan hiasan lampu tersusun rapi mengelilingi area tersebut. Seperti acara anak muda pada umumnya, beberapa diantara tamu yang hadir ada yang asik dan sibuk memanggang sedang yang lain tertawa dan bergosip seraya menikmati makanan dan minuman yang tersaji.Tidak ada alkohol yang terlihat di sana karena ini acara untuk anak sekolah, bukan orang dewasa.Sedang di dalam rumah Cici, Cici terlihat sedang menerima tamu yang merupakan keluarga besarnya dan juga keluarga kekasihnya.Saat Cici sibuk mengobrol dengan keluarganya, mata Cici dan semua orang yang berada di dalam rumah Cici berfokus pada sepasang tamu yang sangat luar biasa ini."Cici, maaf, kami terlambat." Ayu menatap tidak enak pada Cici yang segera bangkit dari duduknya dan menyambut serta menyapa Ayu."Gak apa-apa, Yu. Kita belum mulai, kok. Kamu cantik banget, Yu. Oh ya, ini cowok yang kamu bilang waktu itu ya?" Cici menatap terpesona ke
"Saya teman Ayu. Saya tidak suka ada pria yang bersikap kasar dengan wanita. Kalau kamu tidak bisa menjaganya, maka kamu jangan memacarinya," ketus Rayhan tegas.Untung saja suara musik terputar keras hingga suara kegaduhan mereka tidak terdengar di telinga orang lain."Bukan urusan kamu. Urus saja diri kamu sendiri.""Ray, uda cukup. Dia benar, ini bukan urusan kamu. Kamu pergi saja, jangan campuri urusan kami," sambung Ayu berharap Rayhan pergi namun Rayhan malah berdiri diam dengan tangan mengepal kesal."Dengar? Sudahlah, ayo kita pulang. Kamu bisa jalan kan?" Doni mengajak Ayu pulang karena moodnya sudah sangat buruk untuk tetap berada di tempat ini.Ayu berjalan perlahan dengan langkah tertatih dan pincang. Rayhan rasanya sangat kesal melihat sikap Ayu yang keras kepala."Yu, kaki kamu sepertinya terkilir. Duduk di sini dulu, aku akan bantu kamu memijatnya," ujar Rayhan menghentikan langkah Ayu dengan menarik tangannya."Tidak, aku bisa sendiri. Aku akan pulang." Ayu menolak dan