Malam itu, Yi Jinli terbangun oleh teriakan Ling Yiran. Ketika dia menyalakan lampu, dia menyadari bahwa dsaat dalam keadaan tidur dan bibirnya menggumamkan sesuatu dengan pelan.Tapi suaranya terlalu lembut untuk didengar dengan jelas."Kakak!" dia memanggilnya. Yi Jinli kemudian mengangkat tangan dan memegang pelipis Ling Yiran. Dia memeriksa dahinya yang dingin serta berkeringat dan suhu tubuhnya pun terasa tinggi.Yi Jinli buru-buru memeras handuk yang dibasahi air hangat dan menyeka dahi Ling Yiran.Tapi mata Ling Yiran masih tetap tertutup dan dia masih menggumamkan sesuatu.Tidak peduli bagaimana Yi Jinli memanggilnya, mata Ling Yiran tidak pernah terbuka.Yi Jinli mengerutkan bibir tipisnya dan kegelisahan menyebar di dalam tubuhnya. Dia sempat merasa bingung, bagaimana cara membuat Ling Yiran merasa lebih nyaman."Mungkin ini pertama kalinya aku merasa khawatir terhadap seorang wanita."Dia mengeluarkan ponselnya dan segera menghubungi nomor sekretarisnya, Gao Congmin
Tapi Gao Congming segera mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak membuat anggapan yang bodoh. "Ini bukanlah sesuatu yang harus aku duga."Gao Congming dengan pelan menutup pintu apartemen sewaan. Di dalam rumah, Yi Jinli masih mengamati wanita yang masih tertidur lelap dan meletakkan obat di tangannya di dekat bibir Ling Yiran yang agak kering. "Jadilah anak yang baik dan minum obatnya."Namun, tanpa sadar Ling Yiran menutup bibirnya lebih erat. Yi Jinli bahkan tidak bisa memasukkan pil obat itu, apalagi menyuruhnya untuk menelannya.Bibir tipis Yi Jinli ditarik menjadi garis lurus. Kemudian dia memasukkan obat ke dalam mulutnya dengan air dan menundukkan kepalanya agar lebih dekat ke bibir Ling Yiran.Yi Jinli menekan bibirnya ke bibir Ling Yiran dan menggunakan ujung lidahnya untuk membuka mulut Ling Yiran, mendorong pil ke dalam. "Bukannya tidak ada cara lain, namun, entah kenapa, aku bisa menggunakan teknik ini untuk membuatnya meminum obat itu."Meski pil obat sudah ada di m
Xiao Ziyi terus saja menceritak keluhannya.Tuan dan Nyonya Xiao tidak bisa membantu, mereka hanya mengerutkan keningnya atas keluhan putri mereka."4,8 juta Yuan bukanlah uang yang banyak untuk keluarga Xiao, tetapi itu adalah jumlah yang besar untuk orang biasa.""Ziqi, kau ..." Nyonya Xiao menatap putranya dengan cemas.“Kau harus bertanya pada Ziyi apa yang sudah dia perbuat,” Xiao Ziqi menjawab dengan kasar. "Dia menyuruh Ling Yiran untuk memilih gaun dari sebuah toko untuk diberikan kepadanya dan Ling Yiran memilih gaun seharga 4,8 juta Yuan. Aku baru saja membersihkan kekacauan yang Ziyi lakukan.""Hanya karena dia memilihnya, kau harus memberikannya padanya ?!" Xiao Ziyi membalas ucapan Xiao Ziqi dengan kurang ajar. "kakak, mengapa kau tidak bilang saja bahwa kau masih memiliki perasaan untuk Ling Yiran?""Aku menyelamatkan hidupmu!" Xiao Ziqi sudah gatal ingin menampar adiknya lagi.Xiao Ziyi dengan marah menjawab, "Dia hanya Ling Yiran. Apa yang bisa dia lakukan padaku
Xiao Ziqi ingin meminta maaf kepada Yi Jinli tetapi dia tidak punya kesempatan untuk bertemu dengannya sama sekali. Oleh karena itu, dia hanya bisa berdiri di dekat pintu masuk lingkungan apartemen Ling Yiran. Ketika Xiao Ziqi melihat sebuah Bentley diparkir tidak jauh dari apartemen dan seseorang keluar dari mobil di pintu masuk apartemen, dia buru-buru keluar dari mobilnya untuk mendekati pria itu."Presiden Yi, kejadian yang terjadi sebelumnya adalah karena adik perempuan saya tidak memiliki sopan santun. Tolong berilah belas kasihmu yang tinggi padaku dan tolong kau bebaskan keluarga Xiao," pinta Xiao Ziqi dengan sikap yang rendah hati.“membebaskan keluarga Xiao?" Yi Jinli mendengus ringan."Jika Anda memiliki seluruh persyaratan yang harus kami lakukan, Anda bisa memberitahukannya. Saya akan mencoba untuk memenuhinya sesuai dengan kemampuan saya."Mata Yi Jinli yang indah dan penuh dengan cinta menatap dingin ke arah pria yang berada di depannya. Dalam sekejap, Xiao Ziqi mera
Belum selesai Xiao Ziyi mengucapkan kalimatnya namun pria asing itu telah memotong pembicaraannya. "Jika ternyata ini benar-benar kau, itu bagus."Setelah pria itu selesai berbicara, dia berbalik dan bergegas memberikan perintah kepada para pengikutnya. "Patahkan kaki kanannya. Dalam rekaman video itu, dia menjulurkan kaki kanannya.""Apa ... apa artinya itu ?!"Xiao Ziyi merasa ketakutan. "apakah orang-orang ini datang untuk memerasku?"Sesaat kemudian, terdengar tangisan kesedihan serta jeritan kesakitan dari ruangan tersebut...Ketika Ling Yiran bangun keesokan harinya, demamnya sudah mulai turun dan Yi Jinli berkata kepadanya, "Untung saja demamnya sudah mereda. Jika belum, aku harus membawa kakak ke rumah sakit hari ini.""Aku ... demam tadi malam?" Ling Yiran bergumam."Ya, kau demam dan kau mengatakan banyak hal karena demammu," jawab Yi Jinli.Ling Yiran menjadi terkejut dan bertanya kepadanya, "Apa ... apa yang aku katakan?" Dia kemudian berfikir, "Aku tidak mengatakan
"Ya Tuhan, apa yang sedang aku pikirkan? Mengapa tiba-tiba aku mempunyai pikiran seperti itu?""Rasanya sedikit aneh kalau kita berdiri terlalu dekat," Ling Yiran menjelaskan."Baiklah," katanya dan berusaha untuk melepaskan tangannya. Yi Jinli mundur selangkah dan mulai memberesi barang-barang yang berada di atas meja.Ling Yiran menghela nafas lega dan membelai pipinya sendiri, yang masih terasa hangat."Ngomong-ngomong, kak, ketika tadi kita berdiri dalam posisi sedekat itu, apakah kau merasa ingin menciumku?" tanya Yi Jinli tanpa diduga, dan membuatnya terkejut.Mata Ling Yiran yang hitam seperti buah almond berkedip dan dia merasakan pipinya yang ada di bawah telapak tangannya semakin hangat."Apakah ini pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab?" Yi Jinli bertanya dengan alis yang sedikit melengkung."Aku ... aku tentu saja ...""Jika itu adalah kakak, aku akan mengizinkannya," jawabnya, memotong kalimat Ling Yiran. "Aku tidak suka wanita lain menciumku, tapi jika itu k
Ling Yiran menggigit bibirnya dengan pelan. "Mengandalkan orang lain tidak sebaik mengandalkan diri sendiri. Jika kau hanya mengandalkan dirimu sendiri, maka kau tidak akan pernah kecewa.""Jika tidak, semakin tinggi ekspektasi kita, maka semakin besar kekecewaan kita.""Tapi aku benar-benar ingin menjadi seorang dermawan untuk kakak . Apa yang harus aku lakukan?" Dia mengangkat sedikit alisnya dan mengamati wajah Ling Yiran dengan tenang."Jika itu Jin ..." Ling Yiran tersenyum dan melanjutkan, "Kalau begitu, baiklah. aku akan menunggu Jin untuk menjadi seorang dermawan untukku.""Mengapa kakak bersedia?" tanya Yi Jinli."Karena Jin tidak akan pernah mengecewakanku. Karena ..." Ling Yiran berhenti dan melanjutkan ucapannya, "Tidak peduli apa yang akan terjadi, kau tidak akan pernah meninggalkanku, bukan?"Yi Jinli menjawab dengan tawa rendah untuk pertanyaan dari Ling Yiran. "Kau benar. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu kak."-Pada malam harinya, ketika Yi Jinli melihat ba
Yi Jinli mengakhiri panggilan teleponnya dan berkata pada Gao Congming, “untuk sisa pertemuan hari ini, tolong gantikan posisiku hingga selesai dan besok tolong kau berikan rekaman konferensinya kepadaku."Lalu bagaimana denganmu, Tuan Yi?"“Yiran tiba-tiba terbangun dan bertanya kemana aku pergi. Aku akan menemuinya sekarang,” jawab Yi Jinli. "Bagaimanapun, arahan umum rapat ini telah ditetapkan. Hanya menyisakan beberapa masalah kecil saja."Setelah mengatakan hal itu, Yi Jinli keluar dari ruangan. Beberapa pejabat eksekutif senior luar negeri yang tengah berada di dalam ruangan rapat, mulai membicarakan masalah yang terjadi ketika mereka melihat atasan mereka pergi meninggalkan rapat pertemuan.Saat ini, Gao Congming tengah diserang dengan banyak pertanyaan."Sekretaris Gao, apa yang terjadi?""Mengapa Tuan Yi pergi?""Siapa yang baru saja menelponnya?""Oh, sepertinya saya tahu jika dilihat dari ekspresi wajah Presiden Yi, pasti dia sedang jatuh cinta."Petinggi asing yang
"Ini hanya luka ringan. Jangan khawatir," ucap Gu Lichen.Namun, kata-katanya tidak membuat Zhong Keke merasa nyaman. "Bagaimana dengan tubuhmu? Apakah ada luka lain?""Kurasa tidak," ucap Gu Lichen.Zhong Keke dengan cemas berkata, "Kau tidak berpikir begitu? Apakah kau tidak memeriksa dirimu sendiri ketika kau mandi? Tidak, mari kita periksa lagi kalau-kalau ada cedera yang terlewatkan.""Periksa? Bagaimana kau akan memeriksanya?" Gu Lichen bertanya."Tentu saja kau harus melepas jubah mandimu. Coba aku lihat apakah kau telah..." Zhong Keke terdiam di tengah kalimat, wajahnya sudah merah.'Apa yang aku bicarakan? Aku sebenarnya meminta Gu Lichen untuk melepas jubah mandinya. Aku tidak berpikir dia mengenakan apa pun di bawah jubah mandinya ... ' Mengingat hal itu, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik dada Gu Lichen yang samar-samar tertutup oleh jubah mandinya."Apakah kau ingin aku melepas jubah mandiku?" Dibandingkan dengan Zhong Keke yang tersipu, Gu Liche
Gu Lichen basah kuyup, jadi dia menginap di kamar hotel dekat ngarai.Kamar yang diminta Gu Lichen adalah yang terbaik, tentu saja. Itu memiliki segalanya dan elegan namun mewah. Bahkan memiliki beberapa kamar dan dua kamar mandi."Jubah mandi ada di kamar mandi. Sepatu dan pakaianmu akan dicuci dan dikeringkan oleh staf hotel. Kita seharusnya bisa kembali ke kota pada malam hari," ucap Gu Lichen.Zhong Keke menjawab, "Oh, baiklah. Maaf kau menjadi basah kuyup saat menemaniku ke sini."Gu Lichen berkata, "Itu bukan salahmu. Kau sama sekali tidak perlu meminta maaf kepadaku. Baiklah, cepat mandi, atau kau akan mudah masuk angin."Zhong Keke lalu masuk ke salah satu kamar mandi.Rambut Gu Lichen basah, dan keraguan muncul di matanya yang dingin.'Apa yang salah denganku? Ketika Aku melihat Zhong Keke hampir jatuh ke sungai tadi, Aku langsung pergi ke air untuk menangkapnya tanpa berpikir.'Dia tahu bahwa sungai itu dangkal. Zhong Keke akan baik-baik saja bahkan jika dia j
Keluarga itu berjalan ke arah lain. Itu adalah pemandangan yang manis.Zhong Keke memperhatikan mereka dengan bingung. Ayahnya juga biasa memberinya tumpangan di pundaknya seperti itu ketika dia masih kecil. Dia merasa sangat tinggi setiap saat!Tiba-tiba, seekor ikan kecil berenang melewati kaki Zhong Keke. Zhong Keke tanpa sadar membungkuk untuk menangkapnya, tetapi dia tidak berharap dirinya kehilangan pijakan dan jatuh ke depan. Dia akan terjun ke air.Tiba-tiba, sebuah lengan yang kuat melingkari pinggangnya dan mengangkatnya.Kemudian, suara panik Gu Lichen terdengar di atas kepala Zhong Keke. "Apa yang sedang kau lakukan?"Zhong Keke membeku dan menoleh untuk melihat wajah pucat Gu Lichen. "Aku... aku hanya ingin... menangkap ikan.""Menangkap ikan?" Gu Lichen membeku sedikit sebelum melihat ke bawah untuk melihat beberapa ikan kecil berenang di sungai. Kemudian, dia melihat sekeliling untuk melihat orang lain mencondongkan tubuh ke depan untuk menangkap ikan kecil i
Gu Lichen mengambil tisu dan menyeka air mata di wajahnya. "Aku benar-benar tidak tahu Kau akan memiliki reaksi yang begitu besar. Sepertinya aku terlalu berpendirian dan menonjolkan diri. Biarkan aku membawamu kembali sekarang."Ucap Gu Lichen sambil menghapus air matanya. Dia kemudian menghidupkan kembali mobilnya untuk berbalik arah."Jangan." Zhong Keke menekankan tangannya di punggung tangan Gu Lichen pada tongkat persneling dan menarik napas dalam-dalam saat dia menatap lurus ke depan. "Aku... aku ingin pergi ke ngarai." Dia ingin menyelesaikan perjalanan yang belum selesai.Dia belum pernah ke sana, tapi... apakah itu juga berarti dia tidak pernah membiarkan dirinya berjalan ke depan?Dia tahu Gu Lichen ingin dia melanjutkan perjalanannya, dan dia juga ingin melakukannya.Orang tuanya juga akan lebih bahagia jika dia lebih bahagia.Gu Lichen menatap mata merah dan bengkak Zhong Keke. "Kau yakin mau pergi?"“Ya, Aku ingin melihat ngarai untuk diriku sendiri dan juga
"Jangan... Jangan... Jangan mati. Jangan mati..." Zhong Keke tergagap.Saat berikutnya, Zhong Keke ditarik ke pelukan hangat."Maaf, aku tidak tahu kau akan bereaksi sebesar itu. Maafkan aku!" Sebuah suara yang akrab terdengar di telinganya.'Lengan siapa ini? Mama?'"Keke, jangan takut. Jangan takut. Aku disini. Ini akan baik-baik saja, jadi jangan takut... Jangan takut..." Suara itu terus terdengar, dan seolah-olah darahnya yang sebelumnya dia rasakan membeku akhirnya mulai mengalir lagi.Zhong Keke mendongak dalam keadaan melamun, dan wajah tampan itu terlihat di pupil matanya yang gelap.Namun, wajah itu tidak lagi dipenuhi dengan ketidakpedulian yang biasa, melainkan kekhawatiran dan kecemasan.'Itu... Gu Lichen!'Dia menatap kosong padanya. 'Siapa yang dia khawatirkan? Siapa yang dia cemaskan?'"Keke? Keke!" Gu Lichen dengan cemas memanggil orang di depannya. Dia ingin membawanya ke ngarai dengan harapan dia bisa melanjutkan perjalanannya. Dia tidak berharap Zho
"Kau tidak perlu berterima kasih padaku sepanjang waktu," ucap Gu Lichen. Dia kemudian melihat ke arah Zhong Keke dan bertanya, "Apakah kau melakukan sesuatu nanti?"Zhong Keke menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku tidak punya rencana untuk hari ini.""Temani aku ke suatu tempat nanti," ucap Gu Lichen."Kemana kita akan pergi?" Zhong Keke bertanya."Kau akan lihat," ucap Gu Lichen dan memeriksa waktu. "Kita bisa makan siang di sana jika kita pergi sekarang."Keduanya kembali ke mobil, dan Gu Lichen melaju ke arah utara kota.Hanya setelah mengemudi selama lebih dari setengah jam, ekspresi Zhong Keke berubah. Jalan ini... Dia mengingatnya sebagai jalan menuju ngarai.Dia mengalami kecelakaan di jalan ini. Jalan ini telah muncul ratusan kali dalam mimpinya!"Kemana ... Kemana kau membawaku?" gumam Zhong Keke saat dia memucat."Ngarai," ucap Gu Lichen.Zhong Keke semakin pucat mendengar kata-kata itu. "Tidak, aku tidak ingin pergi ke sana!"Tempat itu adalah dosa bagi
Gu Lichen hanya berdiri di sana tetapi terlihat seperti selebritas atau supermodel dari sebuah poster.Jika orang tuanya masih hidup, mereka akan takjub bertemu seseorang seperti Gu Lichen.Apakah mereka sulit percaya bahwa Zhong Keke telah menemukan pacar yang begitu cerdas?'Alangkah baiknya jika mereka masih hidup ...' Hidung Zhong Keke menjadi sakit saat matanya memerah."Apakah kau akan menangis?" Gu Lichen memperhatikan sesuatu yang berbeda tentang dirinya.Zhong Keke mendengus dan tiba-tiba bergumam, "Apakah kau tahu aku menyebabkan kematian orang tuaku? Itu sebabnya bibiku menyebutku sebuah kutukan dan mengira aku seseorang yang membawa kesialan bagi orang lain."Zhong Keke telah menyimpan beberapa hal di hatinya selama bertahun-tahun. Dia tidak pernah memberi tahu siapa pun tentang mereka, tetapi dia tiba-tiba ingin curhat pada Gu Lichen."Kau tidak pernah menjadi pembawa sial, jadi jangan mengambil semuanya sendiri," ucap Gu Lichen."Tapi itu salahku. Hari itu
Mobil terasa sunyi sepanjang perjalanan.Zhong Keke menundukkan kepalanya. Tidak ada yang tahu apa yang dia pikirkan.Ketika Gu Lichen memarkir mobilnya di tempat parkir pemakaman dekat pintu masuk, Zhong Keke tiba-tiba berkata, "Aku... Aku hanya berpikir kemungkinan bagimu untuk jatuh cinta padaku sangat kecil. Bahkan jika kau berakhir jatuh cinta dengan wanita lain di masa depan, kemungkinan itu bukan aku. Jadi aku... aku..."Zhong Keke tidak bisa melanjutkan. Dia merasa rendah diri.Lagipula, Zhong Keke sangat berbeda dari Gu Lichen dalam hal latar belakang keluarga dan yang lainnya.Gu Lichen diam-diam menatap orang di depannya. Beberapa saat kemudian, dia melepaskan sabuk pengamannya, membungkuk sedikit, dan mengangkat rahang Zhong Keke dengan jari-jarinya yang ramping. "Apakah kau begitu tidak yakin pada dirimu sendiri?""Aku..."Bibir tipis Gu Lichen berkata dengan lembut, "Kalau begitu sebaiknya kau ingat apa yang kukatakan sekarang. Kau adalah orang pertama yang
'Apakah Zhuo Qianyun berpura-pura tidur untuk menghindari rasa malu? Atau apakah dia tidak ingin melihatku lagi?'Aroma tubuh Zhuo Qianyun sepertinya tercium di sekitar hidung Ye Wenming, membuat jantungnya terasa berat seolah-olah ada sesuatu yang menghalangi. Tubuhnya tampak kaku.Zhuo Qianyun tepat berada di sampingnya, tetapi dia menjadi bingung. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan wanita ini.'Apakah aku... masih mencintainya?'Apa yang akan aku lakukan jika aku tidak bisa jatuh cinta padanya atau aku bisa menolak ketertarikannya? Apakah kita ditakdirkan untuk bercerai dan berpisah? Atau apakah aku akan membuat pilihan yang berbeda?'Dalam kegelapan, Ye Wenming perlahan berbalik dan menatap wajah Zhuo Qianyun.Ye Wenming hanya bisa melihat garis wajahnya dalam cahaya redup, tapi... itu membuat matanya terbakar.Ternyata garis samar pun bisa menghantui pikirannya!...Pada hari Rabu, Zhong Keke menyiapkan barang-barang yang dia butuhkan untuk menghormat