Share

Rencana Yena

Senyuman indah terus terpancar dari wajah Yandi. Senyuman itu tak kunjung pudar, meskipun ia sudah berada di rumahnya. Senyuman yang tak kunjung pudar pun menjadi awal perdebatan dan pertengkaran panas. 

“Hm... bagus, ya. Senyum-senyum terus,” ujar Yena, langsung memudarkan senyum di wajah putranya.

“Dari mana kamu?” tanya Yena mendekati putranya yang sedang berbaring di sofa, ruang tamu.

“Kenapa kamu gak izin dulu sebelum keluar? Dan harusnya kamu itu gak boleh keluar! Kamu harusnya belajar, untuk persiapan kamu masuk ke perguruan tinggi.” 

“Kenapa kamu malah jalan-jalan?! Kamu pikir ujian buat masuk ke perguruan tinggi itu enteng?”

“Kamu itu harus lulus dengan nilai tertinggi! Karena mama gak mau terima, kalau kamu bukan yang nomor satu!”

“Tapi sekarang kamu malah asyik jalan-jalan. Buang-buang waktu kamu buat belajar!” Yena terus saja memarahi putranya dan m

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status