Makan malam yang memuakan telah berakhir. Semua anggota keluarga pun menuju kamar mereka masing-masing, tetapi tidak dengan Yandi. Ia memilih untuk berkunjung ke kamar kakaknya, untuk memastikan sesuatu.
Tok... tok... tok....
“Gue boleh masuk, gak?” tanya Yandi yang masih berdiri di depan kamar Yani. Kedatangan Yandi ke kamarnya tentunya bukanlah hal yang sering terjadi. Jika remaja itu berkunjung ke kamar kakaknya, pastinya karena ia memimiliki kepentingan tertentu. “Lo mau ngapain? Gue mau tidur nih.”
“Gue cuma mau ngomong bentar, doang. Gak bakalan lama, kok.” Yani segera membukakan pintu kamarnya setelah mendengar jawaban adiknya. Gadis itu yakin, jika adiknya ingin mengatakan hal yang penting. Pasalnya, Yandi bukanlah orang yang suka berbasa-basi dengannya.
“Cepatan masuk.” Yandi pun segera masuk dan ia langsung memulai pembicaraan pada intinya, tanpa berbasa-basi. “Gue mau tanya, apa aja yang udah mama sama papa lakuin ke bi
Kring... kring... kring... Bel istirahat telah berbunyi. Reina pun segera berlari ke ruang kelas 12 MIA 1 (Matematika dan Ilmu Alam) untuk menemui kekasihnya hatinya. “Yandi...” Semua mata saat itu langsung mencari arah sumber suara yang memanggil nama siswa pembuat onar itu dengan lantang. Mata para murid langsung tertuju pada sosok yang sedang berdiri di depan ruang kelas. Sosok itu adalah Rein, kekasih Yandi. “Duh... baru aja istirahat pertama, udah dicariin sama pacar. So sweet-nya...” ucap Andre meledek mantan temannya. Teman-teman Andre pun langsung menyambung ledekannya dan segera meninggalkan ruang kelas setelah meledek mantan teman mereka. “oh... co cwit... jadi pengen punya pacar gue, nih,” ujar Agus meledek. “Sweet banget... sampai-sampai gue mual-mual, entar lagi muntah gue,” ujar Andi ikut meledek. “Co cwit banget, sampai gue mau muntah.” Ledekan Doni saat itu hampir saja memicu pertengkaran hebat. Untungnya Yandi berusaha
“Ha...” Reina menghembuskan kasar napasnya seraya memijat pelan keningnya. Ia mulai memikirkan kembali semua permintaan yang diberikan Yandi. “Duh... coba tadi gue tolak aja. Lagian gue kenapa lemah banget, sih? Harusnya lo tolak, Reina. Kalau kayak gini kan gue harus ketemu sama dia mulu. Jadinya gue gak bisa lupain dia, dong. Malah lo pakai kasih nomor lo segala lagi. Aish...” Gadis itu duduk di bangkunya sambil menggerutu, memarahi dirinya yang terlalu lemah pada Yandi hingga tak dapat menolak permintaan siswa itu.Flasback“Nanti lo kasih tahu ke gue, kalau lo udah ngomong ke Reina. Tiap pulang sekolah, kita ketemu di taman ini,” ujar Yandi meminta Reina untuk terus melaporkan setiap perkembangan reaksi kekasihnya.“Harus banget kayak gitu? Dan harus tiap hari gitu? Gak bisa sekali aja?” tanya Reina.“Iya, harus tiap hari dan gak bisa sekali. Soalnya, gue harus tahu gimana tanggapan Rei
Dua mangkuk bakso dan dua gelas jus jeruk telah disapu bersih hingga tak tersisa di tempat asalnya. Kini perut Reina dan Rein hampir saja meledak, meskipun mereka hanya memakan semangkuk bakso saja.Perut yang sudah terisi penuh pun membuat Reina bersendawa. “Thank you so much... much... Reina Vicasa...” ujar Reina berterima kasih pada sahabatnya yang sudah mentraktir, setelah ia puas beberapa kali bersendawa.“Thank you, sih thank you. Tapi harus banget lo sampai kayak gitu? Ini tuh tempat umum tahu, bukan di rumah. Jaim dikit napa?” ujar Rein memarahi sahabatnya yang tak menjaga sikapnya sedikit pun.“Biaran aja kali. Lagian ni kantin juga udah sepi kek kuburan, siapa juga yang mau lihatin gue. Paling bibi kantin doang yang lihatin gue, ditambah lo,” balas Reina santai.“Yah... bibi kantin, sih bibi kantin. Tapi bibi kantinnya kan gak cuma satu orang doang. Banyak ni, lebih dari tiga tahu.” Rei
Seminggu sudah berlalu sejak pertengkaran dua remaja yang tadinya sedang dimabuk asmara. Kini kedua remaja itu sudah berhasil menyelesaikan masalah pertama dalam hubungan mereka, dan mereka pun tampak begitu bahagia. Para murid yang melihat kemesraan keduanya pun merasa cemburu, secara Yandi yang adalah siswa pembuat masalah bisa memacari seorang gadis seperti Rein yang cukup populer. Dari kejauhan selalu ada seseorang yang mendukung mereka meski menyakitkan. Memerhatikan kebersamaan mereka tiap waktu, walau hanya semakin menambah rasa sakit di hatinya. Di wajahnya selalu terlihat senyum kebahagiaan saat melihat kebersamaan kedua remaja itu. Namun semua senyuman itu adalah senyuman yang palsu. Senyum itu hanya digunakannya untuk menutup semua rasa sakitnya. Sepanjang jalan menuju ruang kelas Rein, kedua remaja itu terus saja berpegangan tangan hingga menarik perhatian para murid yang berada di sepanjang jalan yang dilalui mereka. “Yandi, malam ini kita
Menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih memanglah bukan sesuatu hal yang mudah karena terdapat dua kepribadian yang berbeda, yang pastinya tak mudah untuk disatukan. Tak hanya terdapat dua kepribadian, dalam hubungan juga terdapat dua pemikiran yang berbeda.Perbedaan pemikiran dan kepribadian tak selamanya membuahkan hasil yang manis dalam suatu hubungan. Terkadang perbedaan ini juga membuahkan hasil yang pahit. Bahkan rasa pahitnya dapat menghasilkan luka mendalam.Kisah cinta Yandi yang baru dimulai pun menghasilkan dua jenis buah, ada buah yang manis dan juga buah yang pahit. Untuk pertama kalinya remaja ini menjalin sebuah hubungan yang tak pernah dilakukannya, membuat ia selalu menuruti segala keinginan kekasihnya. Ia yang tak ingin kehilangan sosok gadis yang mencintainya, berusaha keras melakukan hal yang tak disukainya, demi memenuhi permintaan pujaan hatinya. Mulai dari perubahan sikap, kebiasaan, hingga penampilan semua dituruti remaja pria itu agar
Masa-masa ujian bagi siswa-siswi kelas 12 sedang berlangsung. Kini para murid harus berhadapan dengan lembar-lembar soal setiap harinya. Dalam ujian kali ini ada hal yang harus dipertaruhkan Yandi si siswa pembuat onar yang berprestasi.Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama, Yandi selalu saja unggul dalam setiap ujian yang dilaksanakan. Ia selalu mendapat pencapaian yang luar biasa pada masa-masa itu. Namun, kali ini remaja itu telah berubah. Semenjak ia duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, nilai Yandi mulai berantakan. Ia yang sejak kecil selalu meraih peringkat satu di sekolah, kini tak pernah meraih peringkat itu.Perubahan Yandi yang seperti ini tentunya sangat merugikan kedua orang tuanya. Keluarga yang terlihat sempurna di mata orang-orang, tentunya tak dapat menerima kenyataan bahwa putra mereka tak dapat mencapai peringkat satu. Keberhasilan putra mereka bukan diharapkan untuk membuat bangga kedua orang tua, atau untu
“Reina.”Pagi itu di jam istirahat pertama, seorang siswa berdiri tepat di depan kelas XII Ilmu Sosial 2. Remaja pria itu memanggil nama siswi itu dengan lantang hingga memecahkan suasana kelas yang damai. Kehadiran siswa itu pun membuat seluruh penghuni kelas itu bertanya-tanya, tentang arti dari kedatangannya yang mencari salah satu teman sekelas mereka dan membuat para murid di kelas itu mulai saling berbisik satu sama lain.Tak hanya membuat para murid di kelas itu bertanya-tanya, bahkan Reina sang pemilik nama itu pun bingung dan hanya terdiam saat melihat siswa itu memanggil namanya. “Lo ngapain cari Reina? Ada urusan apa lo ama teman kita?” tanya seorang siswa kala Reina hanya terdiam melihat situasi saat itu.“Bukan urusan lo. Gue mau ngapain sama dia, itu kan bukan urusan lo. Lagian gue juga nyari Reina, bukan nyari lo,” ujar Yandi menjawab pertanyaan siswa itu.Jawaban Yandi atas pertanyaan dari salah se
Hari-hari Yandi kini telah ditemani orang seorang teman barunya. Remaja pria itu kini semakin akrab dengan sahabat pacarnya. Ia dan Reina sering menghabiskan waktu bersama saat jam istirahat dalam berbagai bentuk kegiatan. Mulai dari makan-makan, berbagi cerita, hingga belajar bersama di perpustakaan.Meskipun Reina dan Yandi tak berada di jurusan yang sama, namun mereka memiliki ketertarikan untuk mempelajari bidang ilmu masing-masing. Terkadang kedua remaja itu menghabiskan waktu istirahat mereka di ruangan perpustakaan. Keduanya membaca buku bersama, bahkan mengajari materi yang dipelajari di masing-masing jurusan.Walaupun Reina bukanlah murid yang memiliki kemampuan seperti Yandi, namun ia cukup mampu untuk memberikan penjelasan pada remaja pria itu, selama materi itu dipahaminya dengan baik. Tak hanya Reina, Yandi pun dengan sangat terampil memberikan penjelasan pada siswi itu, mulai dari materi mata pelajaran jurusan hingga materi mata pelajaran umum.