Home / Romansa / Brittleness / 25. Patah Hati?

Share

25. Patah Hati?

Author: Cheezyweeze
last update Last Updated: 2022-02-15 18:40:35

Nicholas kembali duduk di kursinya. Dia mengurungkan diri untuk mendekat dan duduk di samping Evelyn. Matanya menatap nanar ke depan. Menatap di mana seorang pemuda tampan mendekati Evelyn dan duduk di sana.

Pemuda dengan tinggi rata-rata tidak jauh berbeda dengan dirinya, akan tetapi dia mempunyai sesuatu yang membuat Evelyn langsung bisa akrab dengannya. Pemuda dengan rambut cepat berwarna Blondy dan hidung yang tidak kalah mancung serta dia pun begitu perhatian pada Evelyn.

Evelyn pun tampak senang saat pemuda itu duduk di samping kirinya. Tampak bahagia dari raut wajah Evelyn manakala senyum manis itu mengembang menghiasi bibirnya.

Sungguh di luar dugaan. Nicholas merasakan sakit hati yang teramat sangat di dadanya. Sakit, tapi tidak berdarah. Begitulah yang dirasakan oleh Nicholas saat itu. Dadanya terasa sangat sakit saat melihat pemandangan Evelyn di dekati oleh seorang pemuda dan Evelyn pun terlihat sangat we

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Brittleness   26. Keputusan Krusial

    Nicholas merenung semalaman dengan duduk di teras balkon rumahnya. Keputusan yang diambil Nicky akan menentukan semuanya. Terkadang keputusan yang memang susah untuk diambil.Akhirnya Nicky memutuskan untuk masuk ke dalam kamar dan tidur. Ketika pagi menyapa Nicky sudah harus siap dengan keputusannya.Dalam tidurnya, Nicky justru memimpikan Evelyn. Gadis itu mengucapkan selamat tinggal pada Nicky. Dia hanya memberi seulas senyum manis untuk Nicholas.Saat terbangun ternyata pagi sudah menyapa. Dengan berat hati Nicky bangun dari tidurnya. Dia melangkah keluar dari kamarnya dan menuju kamar sebelah. Nicky melihat pintu kamar terbuka sedikit. Pemuda itu menaikkan alis sebelah kanan."Siapa yang masuk kamar Ibu?" Nicky mendorong pelan pintu tersebut dan masuk ke dalam. "Alan ...."Seorang pria menoleh menatap Nicky, lalu dia tersenyum memperlihatkan giginya yang putih dan rapi."Semala

    Last Updated : 2022-02-15
  • Brittleness   27. Terjadi Lagi (21+)

    Evelyn belum mengetahui kepindahan Nicholas, karena dia sendiri sekarang telah menemukan dunianya sendiri. Evelyn telah jatuh ke dalam pelukan Ronan. Evelyn sendiri belum mengenal siapa Ronan yang sebenarnya. Masih ingat dengan Irene? Irene adalah Rivalnya Evelyn. Gadis itu juga naksir Nicholas dan Irene juga yang membuat Nancy James kritis. Tentunya juga dia ada hubungannya dengan Ronan. Apakah Ronan melakukan hal itu atas perintah dari Irene? Semua akan terjawab seiring berjalannya waktu. Hari itu Ronan sedang duduk santai di sebuah Bar. Pemuda itu sedang menikmati minuman beralkohol. Seorang gadis berjalan melangkah mendekati Ronan dan dia langsung memeluk leher Ronan serta mencium leher itu. "Halo sayang, bagaimana?" Irene menempel manja pada Ronan. Tangan Ronan melepas pelukan tangan Irene yang melingkar di lehernya. Ronan seperti risih dan tidak suka jika Irene mendekatinya. Akan tetapi R

    Last Updated : 2022-02-16
  • Brittleness   28. Aku Ingin ....

    "Ro-Ronan!" Eve melepaskan tangannya. "Aku jelaskan nanti. Kita ganti baju terlebih dahulu. Kau bisa sakit jika pulang dengan pakaian basah seperti itu." Ronan menarik tangan Eve masuk ke dalam. Namun, Eve kembali menghempaskan tangan Ronan. "Kenapa harus ke sini?" Perdebatan kecil terjadi. Eve dan Ronan saling beradu argumentasi. Mereka pun menjadi tontonan orang-orang yang ada di sana. "Kau ini benar-benar membuatku malu," protes Evelyn. "Bukannya dari pertama aku bilang akan menjelaskan nanti, tapi kau saja yang keras kepala." Ronan menggelengkan kepalanya. Dia melangkah mendekati Evelyn dan memberikan pakaian padanya. "Pakailah ini. Aku akan keluar dan ganti di kamar mandi depan. Kau bisa ganti di kamar ini." Ronan melangkah keluar dan menutup pintu. Setelah kepergian Ronan, Evelyn menyebarkan pandangannya ke seluruh ruang kamar itu. Dia benar-benar terkejut dengan kenyataan yang dia dengar. Evelyn melangkah mendekati jendela

    Last Updated : 2022-02-17
  • Brittleness   29. Berkah Hujan

    Hujan terus mengguyur pesisir pantai perbatasan tempat di mana Ronan membawa Evelyn untuk menghibur dirinya, karena Ronan tahu jika Eve butuh refreshing. Namun, pada dasarnya konsepnya juga tidak seperti itu. Ronan sendiri juga butuh hiburan untuk dirinya, karena pada kenyataannya Ronan-lah yang lebih membutuhkan asupan refreshing dari pada Evelyn. Akan tetapi mereka berdua harus terjebak hujan yang sangat lebat pada saat mereka akan bersiap-siap pulang. Akhirnya mereka mengurungkan niat untuk pulang. Mereka berdua akan menunggu hujan berhenti. Di saat tidak terduga justru kejadian yang sama terulang lagi. Kini Ronan lebih menikmatinya karena keadaan yang berbeda. Ronan bisa merasakan balasan lembut dari Evelyn yang tidak Ronan rasakan ketika malam itu. Ya, pada malam itu Evelyn tertidur karena pengaruh kuat dari obat tidur. Keadaan yang terjadi memang jauh berbeda dari sebelumnya, yang di mana Ronan dalam penga

    Last Updated : 2022-02-18
  • Brittleness   30. Pindah ke London

    Ada pertemuan juga ada perpisahan. Di dalam hidup, banyak orang yang datang dan pergi. Ada yang melintas dalam segmen singkat, namun membekas dalam hati. Ada yang telah lama berjalan beriringan, tetapi tidak disadari arti kehadirannya. Ada pula yang begitu jauh di mata, sedangkan penampakannya melekat di hari. Ada yang datang pergi begitu saja seolah tidak pernah ada.Sepanjang perjalanan hidup akan bertemu dan mengenal banyak orang. Perpisahan tentunya akan membuat sedih orang yang ditinggalkan. Sedih adalah hal wajar yang dirasakan ketika seseorang mengalami perpisahan dengan orang yang dicintainya. Ada yang terlena dan terpuruk karena kesedihan itu. Ada juga yang bisa kembali berdiri karena hidup masih panjang.Perbedaan yang kontras terjadi antara Evelyn dan Nicholas. Satu sisi merasa sangat berat dan sedih akan berpisah, di satu sisi lagi tampak tidak ada beban. Justru dia terlihat bahagia.Nicky dan Eve semakin jauh.

    Last Updated : 2022-02-20
  • Brittleness   31. Mengejar

    Evelyn berlari sekuat tenaga pada cuaca yang sangat terik. Bahkan dia tidak menghiraukan keselamatannya, Eve hampir saja tertabrak motor. Beruntung Eve selamat.Namun sayang, Eve harus menelan rasa sakit. Ingin menangis dan berteriak tapi tidak mungkin."Sudah kosong," ucapnya lirih.Evelyn menatap nanar rumah yang ada di depannya. Lantas dia berlari menuju ke sebuah pohon, dia menaikinya dan masuk ke dalam rumah pohon.Rumah pohon itu sudah kosong. Tidak ada selimut, bantal, dan buku-buku. Evelyn duduk menyandar dan mengangkat kepalanya ke atas. Menutup matanya, menahan sesuatu yang hampir saja lolos."Dia sudah pergi ...." ucapnya lirih. "Apakah aku harus sedih dengan kepergiannya? Ataukah aku harus senang karena ada dia? Tapi---" Evelyn menundukkan kepalanya di antara lututnya. "Hiks ... aku ... hiks!"Evelyn mengambil ponselnya dari dalam tas dan dia mencari k

    Last Updated : 2022-02-20
  • Brittleness   32. Hamil?

    "Darah?" Irene melempar celananya ke dalam ember. "Kalau begini bagaimana bisa aku menggertak Ronan?" Irene mengacak-acak rambutnya sendiri. Tubuhnya menyandar pada dinding kamar mandi dan menengadahkan kepalanya. Irene justru merasa frustrasi. Di mana-mana jika melakukan hubungan terlarang dan tidak hamil justru dia akan senang, tapi tidak dengan Irene. Melihat kenyataan bahwa dirinya telah datang bulan membuat Irene marah besar. "Ini semua gara-gara Evelyn. Aku harus membuat perhitungan denganmu, Eve!" Irene terlihat sangat geram. Irene terdiam sesaat, terlintas sesuatu di dalam benaknya. Mungkin itu yang terbaik. Apa salahnya untuk mencobanya, tapi mereka kemarin——Irene membalikkan badannya, dia tampak terkejut saat sang ibu masuk ke dalam kamar mandi. "Kau tidak mendengar, ya?" tanyanya. "Apa? Mendengar apa?" kata Irene. "Hukumanmu itu b

    Last Updated : 2022-02-21
  • Brittleness   33. Masa Depan Irene

    Masa depanku telah hancur. Aku harus bagaimana? Apa aku harus bicara jujur pada nenek? Ah ... tidak-tidak. Aku tidak boleh bicara pada nenek, tapi aku pun tidak bisa bicara dengan ibu dan kakak. Mereka pasti akan marah besar atau bisa jadi jika nenek mendengar ini---Evelyn benar-benar dalam posisi bingung. Dia tidak bisa berpikir jernih. Evelyn menyandarkan tubuhnya di dinding dan perlahan tubuhnya melorot ke bawah dan jatuh ke lantai. Dalam hatinya dia benar-benar bingung bercampur takut. Evelyn tidak bisa memendamnya sendiri. Dia ingin mengeluarkan keluh kesahnya, tapi dengan siapa? Nicholas sudah pindah. Sedangkan Alice dan Sabrina sudah menjauh darinya. Ronan? Apalagi dengan pemuda itu, dengan Ronan justru Evelyn tidak bisa berbuat apa-apa. Dialah yang memulai semuanya, tapi entah kenapa Eve juga nyaman jika sedang bersama dengan Ronan. Amanda dan Elying tidak pernah memperhatikan Evelyn, Pamela sendiri sudah tua. Ap

    Last Updated : 2022-02-23

Latest chapter

  • Brittleness   40. London (END)

    Setelah setahun Evelyn bergelut di dunia kumbangan hitam. Biaya hidupnya pun terpenuhi secara financial. Bahkan dia sampai lupa dengan orang-orang terdekatnya dan dia pun selalu beralasan jika ibunya akan berkunjung untuk menemuinya. Saat Evelyn menunggu pelanggannya justru dia malah dikejutkan dengan kedatangan sang ayah. Pria itu berdiri di depan Evelyn dan memanggilnya. Evelyn sempat senang dan lega karena jemputannya sudah datang setelah 30 menit dia menunggu. Namun, kejutan yang dia dapat malam itu. "Ayah!" Evelyn berdiri dan terkejut. Begitu pula dengan Anthony. "Kenapa kau ada di sini?" tanya Anthony. "Aku sedang menunggu seseorang. Ayah sendiri kenapa ada di sini?" Evelyn bertanya balik pada Anthony. "Ayah ke sini untuk menjemput seseorang," jawabnya. Mendengar itu, Evelyn mengerutkan alis dan memasukkan ponselnya ke dalam tas. Pikir

  • Brittleness   39. Hancur

    "Kau mau ini, Eve?" Irene mengangkat bungkusan."Kembalikan itu!" teriak Evelyn."Kenapa?" tanya Irene. "Kau mau memberikan ini pada Ronan?" kata Irene memancing. Evelyn menatap kaget pada Irene. Dia mengerutkan kedua alisnya. "Kenapa reaksimu seperti itu? Apa kau terkejut mendengarnya? Apa kau kaget kenapa aku menyebut nama Ronan?" Kau pasti penasaran, kan?"Evelyn segera membayar Mulata tersebut dan tanpa aba-aba Evelyn menarik tangan Irene kasar."Wow ... wow, kenapa kau menarik tanganku dengan kasar?" Irene tertawa.Evelyn menarik Irene dan melepaskan tangan itu di sebuah gang kecil yang sepi. Tanpa ekspresi Evelyn menatap sengit pada Irene."Santai dong, Eve. Kenapa kau menatapku dengan tatapan sengit?""Kau——""Ah, kau ingin tahu dari mana aku mengenal Ronan?" Irene melangkah mendekati Irene dan memasukkan bungkus

  • Brittleness   38. Prasangka

    Sudah jelas dan sudah dipastikan jika Christine akan malu bertemu dengan Nicholas. Ya, Christine memang belum mengungkapkan perasaannya, akan tetapi Nicholas sudah lebih dulu menjelaskannya bahkan kata-kata itu tajam dan menusuk ke hati Christine.Sempat kesal, tapi Christine mulai sadar bahwa apa yang dia lakukan memang salah. Christine teringat akan kata-kata Nicholas.Flashback on,"Aku membawamu kemarin karena aku ingin membuka matamu, bahwa apa yang kau lakukan salah. Kau menjadikan dirimu sendiri sebagai bahan taruhan? Kenapa aku menyetujuinya?" Nicholas berdecak heran dengan apa yang dia tahu.Christine sendiri juga terkejut dengan apa yang baru saja dia dengar dari Nicholas. Christine bingung dari mana Nicholas bisa mengetahui akan hal itu.Christine hanya diam membisu, dia menunduk dan tidak mampu menatap Nicholas. Malu, kesal, dan marah. Mungkin itu yang cocok dan sedang dirasakan oleh Christine."Coba kau pikir

  • Brittleness   37. Baper

    Melihat tatapan Nicky yang begitu dalam dari kejauhan, Christine mengira jika Nicky mulai menyukainya. Christine terbawa oleh perasaan sendiri dan membuatnya semakin percaya diri jika dia bisa menaklukkan hati Nicholas.Diam-diam Christine selalu mencuri-curi pandang saat dia sedang menikmati makan siangnya. Hal itu terus berlanjut hingga tiga hari.Nicky juga kadang menatap Christine dari tempat duduknya. Tatapannya tetap dingin, datar, dan tanpa ekspresi. Akan tetapi tidak merubah visual ketampanan wajahnya. Semakin Nicky terlihat cuek, wajah tampannya semakin bersinar."Apa kau menyukainya?" Deren menepuk bahu Nicky. Pemuda itu menoleh dan tersenyum miring. "Gadis itu bernama Christine. Dia jurusan bahasa setahuku dan dia adalah idola di kampus ini. Sama sepertimu." Deren tertawa.Nicky menghela napas panjang dan mengambil brokoli dengan menggunakan garpu."Kalau kau ingin mengenalnya lebih dekat. Aku bisa membantumu. Lagi pula sudah banyak gadi

  • Brittleness   36. Bahan Taruhan

    Nicholas melangkahkan kakinya di koridor kampus. Tiba-tiba seorang gadis cantik berlari dan menghampiri Nicky. Dia memberikan sebuah kado dan langsung pergi begitu saja.Pesona Nicky semakin hari tidak perlu diragukan lagi. Dia benar-benar menjadi idola di kampusnya. Nicky menerima kado itu dan membukanya. Di dalam bungkusan kado itu ada coklat dan secarik kertas bertuliskan 'I like you. Will be my boyfriend?'.Nicky kembali menutup bungkusan kado itu dan melangkah ke kerumunan anak laki-laki yang sedang duduk di kursi. Nicky pun ikut bergabung dan memberikan bungkusan itu kepada mereka."Ada yang mau coklat?" ucap Nicky.Sontak semuanya menjawab dengan jawaban yang sama dan mereka memakai coklat itu sampai habis."Wah, ada yang mengutarakan isi hatinya lagi padamu?" tanya Angger dengan membaca tulisan di kertas tersebut."Siapa?" ucap yang lain dengan rasa penasaran. Nicky

  • Brittleness   35. Six Months Later

    Enam bulan telah berlalu. Semua berjalan seperti bagaimana mestinya dan Evelyn pun sudah mendekati jenjang terakhir. Bahkan dia sendiri lupa akan Nicholas karena tempat Nicky sudah diisi oleh Ronan.Eve pun memilih untuk tinggal seorang diri dengan menyewa sebuah kamar dengan ukuran kecil. Alasan Eve untuk keluar dari rumah adalah fokus dalam hasil akhir, tapi sebenarnya bukanlah itu.Ada alasan lain yang tidak bisa Evelyn katakan pada siapapun. Keras kepala Evelyn untuk kali ini tidak bisa ditentang oleh Nenek, Ibu, dan juga Kakaknya. Pernah Ibunya menentang Evelyn hingga menampar pipi gadis itu dan membuat Evelyn kabur dari rumah selama satu minggu.Satu minggu itu pula Ibu dan Kakaknya mencari Evelyn kemana-mana. Pada akhirnya Evelyn kembali ke rumah karena bujukan dari Ronan dan ternyata selama kabur itupun Evelyn tinggal di rumah Ronan. Setelah kejadian itu Evelyn memutuskan hidup sendiri.Tak hanya itu saja, h

  • Brittleness   34. Yang Tak Terduga

    Ternyata Irene justru lebih dulu mengutarakan maksudnya pada Ella dan Beatric. Entah sebenarnya mereka bertiga ada ikatan batin atau tidak, tapi yang jelas semua bisa kebetulan sama.Ella dan Beatric yang bingung bagaimana cara menyampaikan maksudnya pada Irene soal kemauan si bos besar itu, tapi justru Irene sendiri yang langsung mengutarakan isi hatinya tanpa basa-basi yang tidak jelas. Itulah yang membuat Ella dan Beatric mendadak terserang batuk-batuk."Apa kau yakin soal itu, Irene?" Ella belum mau bicara jujur. Dia takut salah dalam berucap. Beatric pun sudah memberi kode dengan menyenggol lengannya dan lucunya lagi. Beatruc berbicara dengan Ella menggunakan aplikasi percakapan, padahal mereka berdua duduk berdampingan sangat dekat. Hal itu mereka lakukan untuk menghindari jika sampai Irene salah menangkap pembicaraan mereka dan akhirnya marah.Oleh sebab itu mereka mengobrol lewat aplikasi chatting di ponsel mereka. Benar-benar sangat aneh dan Irene pun t

  • Brittleness   33. Masa Depan Irene

    Masa depanku telah hancur. Aku harus bagaimana? Apa aku harus bicara jujur pada nenek? Ah ... tidak-tidak. Aku tidak boleh bicara pada nenek, tapi aku pun tidak bisa bicara dengan ibu dan kakak. Mereka pasti akan marah besar atau bisa jadi jika nenek mendengar ini---Evelyn benar-benar dalam posisi bingung. Dia tidak bisa berpikir jernih. Evelyn menyandarkan tubuhnya di dinding dan perlahan tubuhnya melorot ke bawah dan jatuh ke lantai. Dalam hatinya dia benar-benar bingung bercampur takut. Evelyn tidak bisa memendamnya sendiri. Dia ingin mengeluarkan keluh kesahnya, tapi dengan siapa? Nicholas sudah pindah. Sedangkan Alice dan Sabrina sudah menjauh darinya. Ronan? Apalagi dengan pemuda itu, dengan Ronan justru Evelyn tidak bisa berbuat apa-apa. Dialah yang memulai semuanya, tapi entah kenapa Eve juga nyaman jika sedang bersama dengan Ronan. Amanda dan Elying tidak pernah memperhatikan Evelyn, Pamela sendiri sudah tua. Ap

  • Brittleness   32. Hamil?

    "Darah?" Irene melempar celananya ke dalam ember. "Kalau begini bagaimana bisa aku menggertak Ronan?" Irene mengacak-acak rambutnya sendiri. Tubuhnya menyandar pada dinding kamar mandi dan menengadahkan kepalanya. Irene justru merasa frustrasi. Di mana-mana jika melakukan hubungan terlarang dan tidak hamil justru dia akan senang, tapi tidak dengan Irene. Melihat kenyataan bahwa dirinya telah datang bulan membuat Irene marah besar. "Ini semua gara-gara Evelyn. Aku harus membuat perhitungan denganmu, Eve!" Irene terlihat sangat geram. Irene terdiam sesaat, terlintas sesuatu di dalam benaknya. Mungkin itu yang terbaik. Apa salahnya untuk mencobanya, tapi mereka kemarin——Irene membalikkan badannya, dia tampak terkejut saat sang ibu masuk ke dalam kamar mandi. "Kau tidak mendengar, ya?" tanyanya. "Apa? Mendengar apa?" kata Irene. "Hukumanmu itu b

DMCA.com Protection Status