“Gue mau ngomong sama lo!” ucap Leon pada Kemal. "Sekarang!"Caramel langsung menoleh pada Kemal yang ada disampingnya, sedangkan Kemal mengerutkan keningnya, “Mau ngomong apa? Gak bisa disini aja?”Leon berjalan mendekati Kemal, sebentar dia melirik kearah Caramel yang ada disamping Kemal. “Gue mau ngomong sama lo!” kata Leon sambil menatap Kemal tajam.Alexa masih berusaha untuk meredam emosi Leon, "Sayang please, jangan kayak gini!" ucap Alexa sambil menangisLeon sama sekali tidak mendengar dan tidak tergoda dengan isak tangis Alexa itu.Kemal menghembuskan nafasnya pasrah, “Hemmm, iya!”“Ikut gue!” ucap Leon sambil berjalan lalu diikuti dengan Kemal dibelakangnya.Caramel semakin kebingungan dengan apa yang telah terjadi. Caramel melihat kearah Alexa yang masih menangis tersedu-sedu, lalu Caramel mendekati Alexa bermaksud untuk menenangkan wanita itu. “Lo gak apa-apa kan?” tanya Caramel sambil merangkul Alexa.Alexa langsung menepis tangan Caramel, “Gak usah sok perduli lo sama g
Saat hendak kembali mencari Kemal, Caramel merasakan handphone yang ada didalam saku celanannya bergetar, Caramel langsung mengambil handphoenya dan melihat siapa yang telah meneleponnya itu.“Sebentar yah sayang kakak, angkat telepon dulu!” “Iya!”[Hallo Tar, ada apa?] tanya Caramel.[Besok siang gue mau ngajak lo jalan nih, lo mau kan? Kemarin kan gak jadi?]Caramel berfikir sebentar, [Boleh aja sih, tapi gue bawa anak kecil gak kenapa-napa kan?][Adik lo itu?] tanya Tari.Caramel menganggukkan kepalanya, [Iya adik gue yang kecil!][Gak apa-apa bawa aja, gue juga pengen ketemu sama adik tiri lo itu. Nanti gue sharelok yah,][Oke, kabarin aja nanti!]Setelah itu pun Caramel langsung mematikan sambungan telepon dan kembali mencari Kemal yang Caramel duga dia ada dihalaman belakang bersama dengan Leon.Sebelum sampai di halaman belakang, Caramel sudah melihat Kemal yang berjalan sambil memengang perutnya. Dengan rasa khawatir, Caramel langsung menghampiri suaminya itu.“Loh kamu kenap
Melihat hal itu Caramel menghela nafasnya panjang. Caramel langsung mengambil handphone miliknya dan dia menelepon seseorang. Beberapa kali Caramel meneleponnya tetapi tidak diangkat, sekali lagi Caramel mencoba dan akhirnya dia mengangkat telepon dari Caramel.[Gue mau ketemu sama lo hari ini bisa?] tanya Caramel langsung.[Kapan?][Siang nanti kita ketemu!]Setelah beberapa saat berbicara, panggilan telepon pun sudah terputus. Caramel menuju kamar si kecil Elvana. Membukakan pintu kamar itu dengan sangat pelan karena dia takut mengganggu Elvana yang masih tertidur lelap.Caramel mendekat dan duduk disamping ranjang Elvana. Caramel tersenyum melihat wajah Elvana yang terlihat imut walaupun sedang tidur. Caramel mengelus-ngelus pipi Elvana yang membuat anak itu mengeliat. “Elva bangun!” ucap Caramel dengan suara pelan. Sedangkan Elvana dia hanya mengeluarkan suaranya pelan yang membuat Caramel terkekeh geli. “Elva, ayo bangun!”Dengan perlahan Elvana pun membuka matanya dan melihat C
Kemal sedang berada di cafenya, dia sedang menunggu seseorang yang sedang dia tunggu sejak tadi. Sebenarnya hari ini seharusnya Kemal tidak masuk ke cafenya, namun karena harus ada yang dia omongkan membuat dia terpaksa harus berbohong pada Caramel dan menunggu seseorang disini.Kemal terus melihat kearah jam tangannya, sudah hampir satu jam dia menunggu namun seseorang yang sudah dia tunggu itu pun belum menunjukkan wajahnya. Sudah beberapakali juga para karyawannya menawari beberapa makanan, namun Kemal sama sekali tidak mau sampai seseorang yang dia tunggu itu datang.Kemal kemabli menghala nafasnya kesal ketika saat dia mendengar suara pintu masuk terbuka tetapi sama sekali bukan orang yang dia tunggu. Sempat terpikir oleh Kemal orang yang dia tunggu itu tidak akan menemuinya, tetapi Kemal tetap menunggunya.Ini adalah hal yang sangat penting, sehingga Kemal juga harus segera menyelesaikannya. Saat kembali mendengar pintu terbuka, Kemal tersenyum karena orang yang sedaritadi dia t
“Hari itu gue sama sekali gak pake pengaman Xa, makanya gue sangat yakin kalau anak yang ada didalam kandungan lo itu anak gue. Itu juga yang menjadi alasan gue kenapa selama menikah dengan Caramel gue sama sekali belum pernah menyentuhnya sekali pun, kecuali hanya tidur bersama diatas ranjang!” Alexa terdiam sambil menundukkan kepalanya. Kemal pun langsung menggenggam tangan Alexa dengan sangat erat. “Gue juga tau, kalau lo juga sadar kalau anak yang ada didalam kandungan lo itu anak gue bukan anak Leon kan?”Caramel yang baru saja masuk ke dalam café seketika terdiam mendengar pembicaraan Kemal dan Alexa barusan. Tak Caramel sangka dia langsung mendengar hal itu dari Kemal, dan Caramel merasakan hatinya yang sakit.Caramel hendak pergi keluar, namun Leon menahannya.. “Mau kemana?”Caramel menggelengkan kepalanya, “Kita cari tempat di tempat lain aja yah!” ajak Caramel.Leon tersenyum kepada Caramel, “Bukan begini caranya!” Caramel membelalakkan matanya saat Leon dengan sengaja menar
Kemal langsung menatap Caramel, “Maksud kamu kita cerai?”“Ayo kita bercerai!”Kemal menatap Caramel dengan sangat lekat dan dalam, “Itu yang kamu mau?” tanya Caramel.“Kalau pun kemauanku, tapi itu juga jadi kemauan kamu kan Mal?” bukannya menjawab, Caramel malah memberikan pertanyaan balik untuk Kemal.Kemal mengerutkan keningnya, “Kenapa tidak menjawab pertanyaan aku? Apa sesulit itu?”Caramel terdiam sesaat, lalu tersenyum kecut. “Aku gak mau jadi penghalang kebahagian kamu Kemal, sudah cukup bagiku kamu menderita dengan menikahi wanita yang jelas-jelas hamil anak orang lain sedangkan kamu sendiri akan memiliki anak dari wanita yang sudah lama kamu cintai. Walaupun anak itu masih belum tentu anak kamu tapi aku bisa melihatnya sendiri kalau kamu begitu yakin dan bahagia. Aku gak mau menghancurkan kebahagiaan kamu Mal, kamu sudah cukup banyak berkorban untukku!”Kemal mengalihkan pandangannya pada laut yang ada didepannya itu. “Kalau itu kemauan kamu, aku hanya bisa mengikuti kemaua
Kemal lalu menarik koper yang sudah terisi barang-barangnya itu. “Aku tidak ingin kita saling tersakiti, karena itu juga aku memilih untuk pergi sekarang. Kamu jaga kesehatan, jangan lupa juga buat terus cek kandungan kamu dan minum vitamin. Kamu tidak perlu capek-capek mengurusi perceraian kita, karena aku sendiri yang akan mengurusnya.” Lalu Kemal berjongkok memposisikan dirinya tepat didepan perut Caramel, “Papah pamit yah nak, kamu jangan ngerepotin mamah kamu yah jadi anak yang baik, papah sayang sama kamu!” Hati Caramel merasa sangat sakit mendnegar ucapan tulus dari Kemal.Kemal pun kembali berdiri dan menatap Caramel yang sedang menangis, “Aku pamit!” ucap Kemal lalu pergi meniggalkan Caramel yang terpaku ditempatnya.Caramel menatap langit-langit kamarnya, matanya yang sembab akibat menangis. Caramel menatap tempat kosong yang biasanya ditiduri oleh Kemal sekarang tidak ada siapapun yang tidur bersamanya kembali karena dia sudah pergi meninggalkannya tadi.“Kini tinggal kita
"Kalau ternyata anak yang ada didalam kandungan Alexa itu adalah anak Kemal, maka Leon akan menceraikan Alexa. Lalu apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu akan kembali menerima Leon ayah dari anak yang kamu kandung itu?" Pertanyaan yang dilontarkan oleh apah Dion membuat Caramel merasa bingung, bahkan sampai saat ini pun dia belum memikirkan apa yang akan dia lakukan kedepannya."Aku...aku.." perkataan Caramel tertunda karena dia mendengar suara handphone yang berbunyi.Papah Dion merogoh saku jasnya, "Sebentar papah angkat telepon dulu!" Caramel hanya menjawab dengan menganggukkan kepalanya saja.Lalu papah Dion pun sedikit menjauh dari posisi Caramel sekarang. Beberapa saat Caramel menunggu papahnya itu pun kembali mendekatinya. "Mel, maaf kayaknya sekarang papah harus pergi ke kantor karena ada masalah!""Gak apa-apa kok, papah pergi ke kantornya hati-hati yah pah!"Papah Dion menganggukkan kepalanya sambil mendekati Caramel, dia usap puncak kepala Caramel dengan lembut. "Papah harap
Kesal, marah dan sedih. Semua rasa itu bercampur didalam pikiran Caramel, sudah dua minggu lebih anaknya menghilang dibawa oleh orang lain, tapi perkembangan dari pihak kepolisian tidak ada perkembangan sama sekali.Disisi lain juga dia meminta bantuan dari pihak kepolisian, Caramel meminta bantuan dari para ustad untuk mendoakan anaknya agar segera ketemu dan bisa balik lagi bersama dengan Caramel. Bukannya Caramel tidak percaya dengan pihak kepolisian, namun dia berfikir semakin banyak orang yang mendoakan anaknya, maka anaknya akan semakin cepat untuk ditemukan.Tetapi, Caramel sudah tidak bisa menahan rasa rindunya lagi kepada anaknya itu. Dia ingin bertemu dengan anaknya hari ini juga tidak perduli bagaimana caranya.Mamah Yuni yang melihat penampilan anaknya sekarang, dia sangat khawatir. Mamah Yuni tau kalau Caramel sangat merindukan anaknya sampai dia lupa untuk mengurus dirinya sendiri. Bahkan selama dua minggu ini pun mamah Yuni tidak pernah meninggalkan Caramel sendirian di
Keyra menarik Kemal untuk keluar dari apartemen Caramel, “Kak ini maksudnya apa? Kenapa kak Leon mau mengambil Emir? Ada apa ini?” tanya Keyra bertubi-tubi.Kemal menyenderkan punggungnya didinding, “Nanti, nanti kakak kasih tau kamu, yang harus kamu ketahui sekarang adalah semua yang ada dipikiran kamu itu tidaklah benar!”Keyra mendekati Kemal, “Melihat kakak berbicara seperti barusan membuat aku semakin yakin kalau kakak sedang berbohong sama aku. Apa yang kakak sembunyiin dari aku?” tanya Keyra serius. “Aku terus merasa sangat aneh apalagi ketika aku melihat anak kak Alexa yang terlihat mirip dengan kakak, dan setelah aku bandingkan dengan Emir dia tidak ada kemiripan sedikit pun dengan kakak. Apa yang kakak sembunyiin dari aku dan kedua orang tua kita kak, aku mohon kakak jawab dengan jujur pertanyaan aku ini!”Kemal menghela nafasnya, Keyra tetap ingin mengetahui kebenarannya tetapi Kemal belum bisa memberitahu Keyra sekarang ditambah dengan janji Kemal kepada Caramel untuk teta
Keyra tidak melanjutkan perkataannya karena suara dering handphone milik kakaknya, “Sebentar kakak angkat telepon dulu!”Sedangkan disisi lain, Caramel sudah berada didalam rumahnya dan semua orang pun mengikutinya ke apartemen termasuk dengan Leon dan Alexa.“Caramel, aku tidak main main dengan apa yang aku ucapkan. Aku akan mengambil Emir dari kamu karena kamu sudah tidak bisa merawat anakku!”Caramel yang sudah tidak bisa membendung kemarahannya, dia mendekati Leon dengan tatapan marahnya. “Secara Negara lo bukanlah ayah Emir. Selama ini gue yang merawat Emir sedangkan lo sama sekali tidak pernah merawat Emir dan sekarang lo mau mengambil Emir dari gue? Lo gak tau malu atau gimana?”Leon menganggukkan kepalanya, “Oke, aku emang gak tau malu. Tapi, melihat kelalayan kamu itu aku bisa menjadikan bukti kalau kamu emang gak bisa jadi ibu yang baik. Aku bakalan merebut Emir secara hukum!”“Mamah setuju dengan apa yang kamu bicarakan Leon, bagaimanapun mamah gak bisa percaya lagi dengan
“Maksud mamah bukan salah Caramel iya begitu? Bagaimana pun Emir itu anak aku dan Caramel meninggalkan Emir, dia gak becus jaga anaknya sendiri sampai Emir hilang seperti ini!”Melihat Caramel yang ditunjuk seperti itu oleh Leon, membuat amarah dari mamah Yuni naik. Dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menampar Leon.“Mamah!” jerit Caramel dan Alexa berbarengan.“Mamah apa-apan sih? Kenapa mamah malah nampar Leon? Kenapa mamah nampar suami aku?” tanya Alexa yang tersurut emosi. “Seharusnya yang mamah tampar itu dia, dia sendiri yang gak becus jaga anaknya!”“Karena Leon berhak mendapatkan tamparan itu!”“Mah sudah cukup mah, Alexa dan Leon itu benar. Semuanya gara-gara aku!”“Bagus kalau lo nyadar. Lo tau gak sih, lo itu ngerepotin papah gue!”“Alexa stop!” ucap papah Dion. “Ini bukan waktunya kita bertengkar, dan kamu juga Leon tidak seharusnya kamu berbicara seperti itu kepada Caramel!”Leon memalingkan kepalanya kearah lain, dia sangat kesal kepada diirnya sendiri dan kepada
Caramel langsung berfikir kalau itu memang orang tuanya. “Iya mbak, sama-sama!” setelah mengucapkan kata itu, Caramel langsung kembali ke tempat duduknya semula. “Loh Emir kemana?”Pikiran Caramel langsung kalut, panik bercampur dengan cemas. Caramel terus berjalan mencari anaknya ke seluruh tempat di taman ini, dia hanya takut kalau ada seseorang yang mengambil anaknya.“Pak mohon maaf saya mau beratanya, apa bapak melihat bayi yang sedang digendong oleh seseorang bapak? Bayi itu memakai pakaian biru?” tanya Caramel pada seorang penjual.“Maaf bu, banyak banget anak kecil atau bayi yang pake baju warna biru. Jadi bapak gak tau, ibu nyari anak ibu bukan?” tanya balik sang penjual bakso.Caramel langsung menggelengkan kepalanya, “Iya pak, saya sedang mencari anak saya!”“Coba atuh bu tanya sama satpam disana, siapa tau anak ibu kerekam di cctv!” kata penjual bakso sambil menunjukkan kearah satpam berada.“Terimakasih pak!”“Sama-sama bu!”Tanpa menunggu lama lagi, Caramel langsung menu
Setelah pergi meninggalkan rumah Alexa, Leon tidak pergi ke rumahnya melainkan ke apartemen miliknya. Apartemen ini sudah lama dia tinggalkan, Leon memang sengaja tidak menjual apartemen ini karena beberapakali juga Leon pernah kesini untuk menenangkan dirinya saja.Leon merebahkan dirinya diatas kasur, dia menatap ke langit-langit kamarnya. Leon teringat kalau dulu dia dan Caramel pernah berada dikamar ini berdua dan tidur bersama disini.Leon merogoh handphone yang ada didalam saku celananya. Dia mencari-cari kontak nomor Caramel lalu dia langsung menekan tombol panggilan. Panggilan pertama Caramel tidak mengangkat teleponnya. Leon langsung mencoba kembali tetapi panggilannya tetap tidak diangkat oleh Caramel.“Kamu lagi sibuk ngurusin anak kita?” gumam Leon sambil menatap layar handphonenya yang berisikan foto Caramel. Leon terkekeh geli, karena dia berbicara pada foto Caramel yang sudah dipastikan tidak akan pernah dijawab.Sedangkan disisi lain, Caramel memang sengaja tidak menga
Alexa mendelik kesal pada papahnya. “Ih kok papah malah kayak gitu. Aku butuh papah untuk merencanakan apa yang harus aku lakukan lagi?”“Apa yang kamu rencanakan?”Alexa dan papah Dion kaget, mereka berdua langsung menoleh ke belakang. Ternyata disana sudah ada Leon yang berdiri dibelakang mereka.Alexa langsung merasa sangat gugup, dia sudah seperti tertangkap basah oleh Leon. Lalu dia melirik pada papahnya, memberikan kode kepada papahnya itu agar bisa mengalihkan Leon. Sementara itu, Leon berjalan mendekat pada keduanya.“Kenapa diam? Apa yang papah dan Alexa rencanakan?” tanya Leon yang curiga.Papah Dion yang mengerti dengan tatapan anaknya pun langsung menjawab pertanyaan Leon. “Ah, kami sedang merencanakan syukuran untuk Kalisa yang baru lahiran. Papah terpaksa membantu Alexa untuk menyiapkan acara nanti, karena papah tau kalau kamu tidak akan mau membantu Alexa!” Leon mengerutkan keningnya, “Apa hanya itu saja?” tanya Leon sambil menatap pada Alexa.Alexa menganggukkan kepal
“Cucu? Cucu jeng Martia ada disini?”“Iya, Emir itu kan cucu saya. Makanya saya sengaja kesini mau jenguk cucu saya!”Mamah Nisa mengibaskan tangannya merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Martia tersebut. “Ah jeng Martia ini emang suka banget yah bercandanya, mana mungkin Emir itu cucu jeng Martia. Kan Emir cucu saya!” jawab mamah Nisa sambil tertawa yang dipaksakan.Mamah Martia menggelengkan kepalanya, “Loh saya gak bercanda jeng, Emir itu emang beneran cucu saya kok. Masa saya bercanda sih?” kata mamah Martia sambil tertawa.Caramel merasa jika saat pernafasannya sedang terganggu, bahkan untuk mengambil helaan nafas juga dia merasa sangat kesulitan. Ini semua tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan dan tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh Caramel.Mamah Kemal terlihat sekali kebingungan dengan yang dikatakan oleh mamah Leon barusan. Tetapi tak lama kemudian, mamah Kemal tersenyum. “Ah iya, saya baru inget kan Alexa sekarang jadi menantu jeng Martia. Otomatis an
Caramel dengan langkah pelan menghampiri mamahnya Leon yang tersenyum kecil saat melihat kedatangannya.“Apa kabar Caramel?” tanya mamah Martia. “Kamu baik-baik aja kan?Caramel merasa sangat aneh dengan sikap mamahnya Leon yang terlihat ramah seperti itu kepadanya. Biasanya, dia akan segera mengeluarkan kata-kata pedasnya untuk Caramel. “Aku baik-baik aja tante, tante apa kabar?” tanya Caramel kikuk.“Tante juga baik-baik aja kok!” jawab mamah Martia.“Sebentar tan, aku siapin dulu makanan dan minuman untuk tante!” “Tidak, nanti tante merepotkan kamu!”“Enggak kok tan, sama sekali gak merepotkan. Aku ke dapur dulu!”Caramel pun pergi ke dapur menemui bibi yang ada didapur. “Bi makanan ringan masih ada kan?” tanya Caramel pada bibi.“Masih ada kok non, non mau nyiapin untuk bu Martia?” tanya bibi.“Iya bi, tolong siapin bi!”“Baik non!” lalu bibi pun menyiapkan makanan yang ada, setelah siap kemudian Caramel membawa makanan dan minuman itu ke tengah rumah.“Makasih, Mel. Tante kesini