Caramel merebahkan dirinya diatas kasur yang tidak terlalu luas hanya cukup untuk satu orang saja. Dia membuka handphonenya banyak sekali chat dari Tari dan juga mamahnya. Caramel tersenyum saat Tari meneleponnya. [Hallo?][Lo kemana sih?]Caramel sedikit menjauhkan handphone dari telinga, [Gue gak kemana-mana! Kenapa emangnya?] tanya Caramel.[Gila lo, tadi gue nyari-nyari lo pas dinikahan ortu lo itu!]Caramel terkekeh geli. [Maaf gue gak kesana!][Lo dimana emangnya sih? Mamah lo nikah, lo malah gak ada!] omel Tari.[Gue di Surabaya!] ucap Caramel sambil memeluk guling.[What? Ngapain lo disana?][Kepo deh lo, udah ah gue baru aja nyampe nih! Gue tutup dulu!] Caramel langsung menutup teleponnya, dia sangat tau kalau Tari akan memberikan pertanyaan yang lain. Terlebih Caramel masih sedikit terasa pusing jadi dia memutuskan untuk tidur lagi saja.Sudah tiga jam Caramel tidur, dia dibangunkan oleh neneknya Kemal untuk makan malam. Caramel tersenyum melihat meja makan yang sudah teris
“Lo suka sama gue?”Kemal langsung menggelengkan kepalanya, “Enggak, gue kan cuma penasaran aja. Gimana reaksi lo?”Caramel tersenyum dia berjalan mendekati sungai yang jernih itu dan memandangnya dengan sangat kagum disusul dengan Kemal yang berjalan dibelakangnya. “Emang bakalan ada yang suka sama gue pas tau keadaan gue seperti ini?” tanya Caramel tidak percaya diri. Dia hanya tidak ingin berharap lagi pada seorang laki-laki yang pada akhirnya akan membuat dia merasakan rasa sakit.“Gak ada yang gak mungkin Caramel, semuanya bakalan terjadi tanpa bisa dicegah!”Caramel menatap Kemal aneh, “Emangnya lo suka sama gue?”“Gue gak suka sama lo!” elak Kemal. “Dihati gue masih ada nama seseorang!”“Alexa?” tebak Caramel. “Lo masih belum move on dari dia?”“Sedikit masih ada sisa rasa, mungkin karena gue udah ikhlas kali yah jadi rasa yang gue punya itu semakin hari semakin berkurang!”Caramel mengaggukkan kepalanya, “Bagus deh!” ucap Caramel, dia berjongkok dipinggir sungai sambil memaink
“Jadi beneran mbak istrinya mas Kemal?” tanya Rina sambil melihat kearah kearah perut Caramel yang buncit.“Iya!”Caramel langsung menoleh kearah nenek Kemal, dia mengerjap-ngerjapkan matanya sambil menggelengkan kepalanya berusaha untuk menyakinkan dirinya kalau dia salah mendengar.Rina terkejut mendengar jawaban dari nenek Kemal. “Jadi beneran?” tanya Rina kembali.“Kamu tau dari siapa?” tanya nenek penuh selidik.“Aku tadi denger dari mbak Sri. Kata dia kemarin dia ketemu sama mas Kemal dia bawa istrinya!” jawab Rina. “Kok mas Kemal gak ngasih tau sih kalau udah nikah, mana mbaknya udah hamil lagi!”“Orang nikah mereka hanya sederhana kok, wes kamu jangan banyak nanya dulu kasian Caramel dia lagi hamil!”“Maaf yah mbak!” ucap Rina sambil terkekeh, “Aku Rina!”“Caramel!”“Mas Kemal udah pergi lagi?”Caramel menganggukkan kepalanya, “Iya, dia harus ngurusin cafenya!”Sri berdecak, “Mas Kemal itu harusnya jagain mbak loh, lagi hamil kok malah ditinggal!”Caramel hanya tersenyum tanpa
Caramel menatap Kemal, ini bukanlah hal yang mudah untuk Caramel. “Iya!” jawab Caramel pelan.Kemal tidak dapat menahan agar senyumannnya tidak berkembang, dia sangat bersyukur dan sangat senang. “Syukurlah!”“Tetapi….” Kemal langsung menoleh kearah Caramel, dia penasaran dengan kelanjutan ucapan Caramel. “Kalau sampe bayi ini lahir dan gue sama sekali belum mencintai lo kita bercerai!”Kemal keget dan membulatkan matanya, “Kenapa harus ada perceraian?” Caramel hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan Kemal. Kemal menghela nafasnya sambil menganggukkan kepalanya, “Gue ngerti kok lo masih mencintai Leon sampe saat ini. Tapi cinta itu bisa datang seiring dengan berjalannya waktu dan gue akan berusaha membuat lo jatuh cinta sebelum bayi itu lahir!”“Artinya lo setuju dengan apa yang gue omongin tadi?” tanya Caramel.Kemal menghela nafasnya, “Lebih baik sekarang lo istirahat dulu, habis itu kita bicara sama nenek!” Kemal langsung masuk ke dalam kamarnya dan meninggalkan Caramel.Caramel t
“Lama tidak bertemu yah?” Caramel berdeham berusaha untuk menetralkan degupan jantungnya. Caramel menatap Leon yang sudah ada disampingnya. “Mau apa lo kesini?” tanya Caramel.Mereka berdua sedang duduk didekat warung yang agak jauh dari rumah nenek Kemal, Caramel tidak mau Kemal ataupun neneknya melihat Leon ada disini. Leon menatap Caramel, “Hanya untuk memastikan sesuatu. Kamu harus tau kalau selama kamu menghilang aku mencari kamu!”“Buat apa dicari? Lo kan udah punya istri! Alexa tau kan lo kesini?” tanya Caramel.“Kamu menikah dengan Kemal, apa itu benar?” tanya Leon sama sekali tidak menjawab pertanyaan dari Caramel.Caramel menghembuskan nafasnya, “Mau gue nikah atau enggak pun itu sama sekali bukan urusan lo Leon! Lebih baik lo pergi sekarang, sebelum semua orang liat!”Leon terkekeh, “Ternyata emang benar, kamu menikah dengan Kemal!” Leon menatap Caramel dengan tatapan berkaca-kaca. “Aku senang akhirnya kamu bisa memiliki pria yang lebih baik dariku!”Caramel sungguh tidak
Caramel membulatkan matanya, mendengar perbincangan itu. “Apa ini semua rencana mereka berdua?”Caramel melihat kedua orang itu akan kembali masuk ke rumah, sebelum mereka berdua tau kalau Caramel menguping, Caramel buru-buru untuk masuk ke dalam rumah dan menyajikan makanan dan minuman yang sudah dia beli tadi.Caramel melihat Kemal dan Leon masuk ke dalam rumah, agar keduanya tidak mencurigainya, Caramel berusaha untuk berpura-pura tidak tau apa-apa.“Kalian berdua darimana?” tanya Alexa yang baru menyadari kalau Kemal dan Leon datang bersamaan.“Aku abis nelepon orang perusahaan dulu tadi!” jawab Leon.Caramel mendelik, mendengar kebohongan yang dikatakan oleh Leon barusan membuatnya sedikit garam. “Kamu kok tumben barengan sama Leon?”Kemal yang baru saja duduk disamping Caramel pun menoleh kearah Caramel, “Gak sengaja diluar barusan bareng masuknya!”Lalu Caramel hanya menganggukkan kepalanya saja. Caramel harus mencari tau kebenaran tentang rencana Kemal dan Leon. Walaupun sekar
Lalu Caramel merogoh handphone yang ada didalam saku jaket yang dia kenakan karena dia mendengar suara notifikasi pesan. Caramel membulatkan matanya saat melihat isi pesan itu. Lalu tatapan matanya beralih pada Kemal yang sedang melihat kearah depan menunggu supir datang.Pikiran Caramel kembali memburuk ketika melihat isi pesan tersebut, namun Caramel berusaha untuk menepis pikiran buruknya itu, dia sendiri yang akan mencari tahu kebenarannya. Tak lama kemudian mobil pun sampai, Caramel dan Kemal pun segera masuk ke dalam mobil untuk segera menuju apartemen yang telah diberikan Dion kepadanya.Waktu yang dibutuhkan untuk sampai menuju apartemen kurang lebih satu jam. Entah kenapa Caramel merasakan kalau kepalanya sangat pusing, Caramel menyenderkan kepalanya pada jendela mobil.“Kamu kenapa? Sakit?” tanya Kemal.Caramel menggelengkan kepalanya pelan, “Aku cuma pusing dikit aja!” jawab Caramel dengan suara pelan.“Kamu kayaknya masuk angin atau karena kamu lagi hamil kali, kamu tidur
[Aku sudah sampai diapartemen, kamu dimana aku nyariin kamu daritadi?] Caramel membulatkan matanya saat dia mendapatkan pesan dari Kemal tersebut. “Leon, mendingan gue turun disini aja!”Leon yang sedang menyetir pun langsung menoleh pada Caramel, “Loh kenapa?” tanya Leon sambil mengerutkan keningnya.“Pokoknya lo turunin gue disini aja!”Leon langsung mengggelengkan kepalanya, “Aku gak bakalan nurunin kamu disini, sebentar lagi juga kita sampai apartemen kamu kok!”“Enggak Leon! lo harus nuruin gue disini. Kemal udah pulang!” tolak Caramel.“Bagus dong kalau dia udah pulang. Pokoknya aku tetap nganterin kamu dan aku tidak menerima penolakan kamu juga tau kan aku seperti apa?”Caramel menghela nafasnya, Leon sangat keras kepala dan sama sekali tidak mengerti apa yang Caramel rasakan. Caramel tidak ingin Kemal salah paham ketika melihat Caramel dan Leon bersamaan.Caramel semakin merasa degdegan saat dirinya sudah hampir sampai didepan apartemen, dan hatinya semakin tidak karuan saat