Share

Tidak ada tapi-tapian.

Selama Anjas di luar kota, Zeira yang menggantikan posisinya di kantor. Namun wanita cantik itu merasa tidak nyaman.

Bagaimana dia tidak nyaman? Saddam terlalu perhatian kepadanya. Pria tampan itu tidak lupa mengingatkan Zeira untuk makan siang, ia juga sering kali mengantarkan teh ke ruangan Zeira, bahkan di jam istirahat Saddam menyempatkan waktu untuk membelikan rujak untuknya.

"Terima kasih ya Dam. Tapi lain kali enggak usah repot-repot membuatkan teh untukku," ucap Zeira dengan lembut.

"Oh, aku sama sekali tidak merasa direpotkan buk. Justru aku senang bisa memperhatikan ibu selama pak Anjas di luar kota." Sahut Saddam.

"Oh, terima kasih kalau begitu."

Zeira kembali fokus menatap layar laptopnya, ia sengaja mengabaikan Saddam yang duduk di kursi tamu.

Tok....tok...tok.... Terdengar suara ketukan pintu.

"Masuk." Sahut dari dalam.

"Permisi buk." Susan menjulurkan kepala dari balik pintu.

Walaupun Zeira adalah kakaknya sendiri, tetapi Susan selalu memanggilnya ibu saat di kantor.

Su
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
endang sulastri
gila emg ni cewek langsung nyosorr ajah,dan bodoh bgtt anjas mau ajah liat cewe bohay langsung disikat,ingett istri lg hamill njass iih kesell deh
goodnovel comment avatar
Nanda Ajach
kan,,masuk pelakor lagi,,anjas anjaz sadar woi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status