Share

Minuman Petaka

Penulis: Fredelina Putri
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-16 22:44:35

Seseorang menyelinap masuk tanpa menjawab pertanyaan Kimberly. 

Jenica. 

Sepupunya, anak dari Luke, kakak angkat sang ayah. 

Perempuan yang memiliki selisih usia lebih tua satu tahun di atas usia Kimberly tersenyum ramah, ia mendekati calon mempelai yang tak lain tak bukan adalah adik sepupunya. 

"Maaf mengganggu kalian berdua, Paman George dan Kimberly! Aku hanya ingin mengucapkan selamat saja, tidak apa-apa, kan?" tanya Jenica dengan tetap menyunggingkan senyum di wajahnya. 

George balas tersenyum pada Jenica. Ia merogoh ponsel di saku celananya dan menepuk bahu putrinya perlahan lalu berkata, "Papa akan menghubungi seseorang sebentar, kau di sini dulu bersama Jenica! Oke?" 

Kimberly mengangguk mantap. 

"Baik, Papa! Aku akan menunggu Papa di sini," jawabnya cepat. 

George meninggalkan dua perempuan cantik di dalam ruangan tersebut. 

Kini tak ada lagi siapa pun selai

Fredelina Putri

Mohon dukungannya yaa readers... Semoga suka dan terhibur dengan cerita recehku 😀😀😀

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bos Playboy Itu Suamiku    Next Plan

    Kilas balik ingatan beberapa hari yang lalu menjelang pernikahan Kimberly dan Bryan dalam benak Nick…. Seseorang keluar dari sebuah mobil berwarna putih, dengan anggun perempuan itu mendekati Nick yang tengah berjalan santai sambil bersenda gurau bersama Bradley. "Hai, Nick! Long time no see, sepertinya nasibmu sangat menyedihkan, ya! Ditinggal Kimberly begitu saja dan sekarang menjadi seorang pelayan yang pastinya gajimu sangat kecil! Pantas saja dia lebih memilih meninggalkanmu daripada tetap hidup menderita dengan pria tak punya masa depan sepertimu!" sapanya diiringi sindiran tajam yang keluar dari bibirnya. Senyum sinis tampak tersungging. Perempuan itu tak asing di mata Nick. Nick membiarkan perempuan itu berceloteh atau menghina dirinya tepat di hadapannya. Ia tak peduli. Dalam hidupnya, berurusan dengan perempuan ini adalah hal yang amat tak bermutu. Membuang-buang waktu. Hendak meninggalkan sepupu dari Ki

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-17
  • Bos Playboy Itu Suamiku    Panik

    Lain Kimberly, lain lagi Bryan Malik. Di saat yang sama, hanya berbeda ruangan, ketiga pria di dalam sana tengah bercanda tawa dengan pembahasan tak jelas, tidak ada juntrungannya.Bryan masih fokus memperbaiki ikatan dasi yang melingkar di lehernya. Tepatnya di dalam kerah kemeja dengan nuansa putih di segala sisi. Pria penyuka warna hitam itu memakai warna lain selain warna favoritnya. Demi pernikahannya tentu saja.Leon dan Gilbert yang bertugas menjadi groomsmen tampak cekikikan berdua melihat kelakuan Bryan yang tampak gugup.Bryan mengernyit saat mengamati dua sahabatnya tengah menertawakan dirinya dari pantulan kaca besar di hadapannya."Kalian gila? Hah? Apa yang kalian tertawakan?" tanya Bryan menoleh ke belakang tanpa membalikkan badan, jiwa penasarannya mulai terpancing melihat kelakuan Leon serta Gilbert.Gilbert terkekeh geli setelah mendapat tepukan di bahunya dari Leon. Mereka terlibat aksi saling sikut

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-17
  • Bos Playboy Itu Suamiku    Raib

    "Leon! Gilbert! Bangun! Jangan bercanda!" teriak Bryan yang mulai kalut sembari iris birunya memastikan gerak-gerik dua lelaki di sekelilingnya. Tangan besarnya mengguncang lengan kekar kedua sahabatnya secara bergantian. Benar-benar bukan prank, melainkan nyata adanya. Awalnya Bryan menduga bahwa dua sahabatnya tengah mengerjai dirinya, semacam lelucon seperti biasanya. Namun, kenyataannya, ini tak seperti yang ada dalam bayangannya. It's fact! "Shit!" umpat Bryan tanpa sadar. Pria tampan dengan balutan tuxedo putih itu membuka pintu kamarnya dan menemukan lima orang pengawal yang berdiri berjejer di sana. Kening Bryan mengernyit. Kenapa mereka semua ada di sini? "Kenapa kalian di sini? Bukankah aku meminta kalian mengawal calon istriku? Hah!" hardik Bryan dengan raut wajah emosi yang tak terbendung. Kelima pengawal itu menatap serius ke arah Bryan. Salah satu dari mereka

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-18
  • Bos Playboy Itu Suamiku    Pukulan

    Nick dan Jenica sudah berada di resort bagian selatan. Jenica tersenyum penuh kemenangan membayangkan Bryan akan menjadi miliknya setelah peristiwa ini.Detik-detik menentukan segalanya.Jenica membuka salah satu kamar yang telah ia sewa dengan nama asing dan membayar lunas satu hari full.CeklekPintu terbuka."Ayo masuklah! Kita harus cepat, waktu kita terbatas!" seru Jenica yang kali ini memilih Nick menjadi rekan kerjasamanya.Dugg"Aaakkhh!!" pekik Jenica sebelum tubuhnya mencium lantai marmer yang dingin di bawahnya.Seseorang memukul tengkuk Jenica hingga perempuan itu terjatuh tepat di ambang pintu kamar.Nick tak menampik bahwa ia pun sedikit terkejut dengan hal yang baru saja terjadi. Pandangannya mengarah pada si pelaku dan korban kejadian tersebut silih berganti.Bradley?"Kenapa kau memukulnya sekeras itu, Bradley? Aku saja sampai bisa mende

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • Bos Playboy Itu Suamiku    Kabur

    Mobil melaju kencang keluar dari Bege Resort. Hal itu diketahui oleh Bryan dan para pengawal yang melihat keanehan pada mobil tersebut. Namun, mereka tak mau salah menerka.Bryan berjalan paling depan dan diikuti oleh kelima pengawal yang telah ditipu oleh Jenica.Iris birunya melihat ke segala penjuru berharap segera menemukan orang yang bisa digali informasinya mengenai hilangnya calon pengantin perempuan.Sementara itu, dua orang pria paruh baya tergesa-gesa keluar dari kamar Kimberly menuju suatu tempat penyedia jasa informasi mengenai seluk beluk resort. Ruang CCTV, tepatnya.George diikuti Gerald berjalan menuju ruang keamanan dan mengetahui dengan jelas apa saja yang terjadi di dalam resort tersebut beberapa waktu lalu. Tak mau membuat semua tamu undangan merasa cemas, salah satu dari mereka mengatakan penundaan waktu selama beberapa saat.Kembali lagi pada Bryan yang terlihat begitu marah, ia mengira Kimberly d

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • Bos Playboy Itu Suamiku    Kebohongan Jenica

    Bryan dan Jenica berdiri di samping pilar besar yang berada di ujung resort bagian selatan.Sementara itu, lokasi pernikahan ada di bagian utara. Semua tamu undangan masih bersabar menunggu datangnya pasangan mempelai yang akan mengikat janji suci di dalam sana.Bryan menatap tajam ke arah Jenica. Ia meletakkan kedua tangan di pinggang dengan angkuh. Ia tak pernah sekalut ini. Bagaimana bisa pernikahan yang sudah ada di dalam pikirannya terancam batal?"Jangan buang waktuku, katakan padaku sekarang juga!" desak Bryan pada Jenica. Iris birunya memandang ke segala arah dan sempat bersitatap dengan John, pengawalnya yang berdiri tegap di belakangnya.Jenica merasa terintimidasi. Ia terus menundukkan kepalanya sembari merapalkan doa dalam hati. Jari jemarinya tertaut dengan erat."Kimberly tidak mencintaimu, Tuan!" lirih Jenica terhenti."Aku tahu itu!" sela Bryan yang seketika membuat Jenica mendongakkan kepa

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • Bos Playboy Itu Suamiku    Sebuah Keyakinan

    Jenica merasa dirinya dalam posisi terjepit. Sang ayah tak berdiri di garda depan untuk mendukungnya justru menyerang dirinya. Lalu, haruskah ia mengaku? "Bawa dua orang tadi kemari!" titah Gerald yang melihat langsung perdebatan keluarga calon besannya pada salah satu pengawal pribadinya. Kedua manik mata birunya tertuju pada Jenica yang kini menundukkan wajahnya usai mendapat serangan lisan dari Bryan. Bryan turut mengarahkan pandangannya pada dua orang pelayan laki-laki dan perempuan tersebut yang memiliki target berbeda. Ia masih mencoba menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi di sini. Indera pendengarannya fokus mendengar semua obrolan serius di sekitarnya saat ini. "Sekarang katakan pada kami, siapa yang menyuruhmu menjebak calon menantuku dan juga anakku?" seru Gerald menunjukkan taring tak kasatmata yang selalu ia tutupi selama ini. Bryan tampak terkejut, ternyata sang ayah bisa bersikap seperti itu demi

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-20
  • Bos Playboy Itu Suamiku    Pembuktian

    "Aku yakin sekali Kimberly juga memiliki perasaan padamu! Meski ini masih berupa pendapatku, tapi entah kenapa aku memiliki feeling, suatu saat nanti kalian pasti akan saling mencintai satu sama lain," yakin Gerald menatap dalam ke arah Bryan seraya menepuk pelan bahu sang anak. Bryan terdiam. Jujur, sebuah gelanyar aneh menjalar ke seluruh tubuh. Ia pun belum bisa mengartikannya. Sungguh, rasanya aneh karena sanggup membuat seluruh aliran darahnya berdesir hebat. Senyuman gadis yang akan ia nikahi terbayang dalam pikirannya. 'Kimberly, kau ada di mana? Apakah kau tetap akan membatalkan pernikahan ini saat kau berada bersama mantan kekasihmu itu?' batin Bryan sembari terus memikirkan Kimberly. ******* Mobil melaju kencang menuju suatu tempat. Bradley mengambil sebuah keputusan berat saat memilih mendukung Nick untuk menculik Kimberly. Mau tak mau Bradley telah menjadi musuh keluarga Bryan, yang tentu saja

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-21

Bab terbaru

  • Bos Playboy Itu Suamiku    Ending and Say Thanks

    Bukan Stephanie yang semakin mendekat. Kimberly yang maju dan menghambur ke dalam pelukan ibu kandung Bryan. "Aku merindukan pelukan seorang ibu sejak beberapa tahun terakhir. Aku selalu memimpikan memiliki ibu mertua yang menyayangiku. Maafkan aku, Ma, jika aku belum bisa menjadi menantu yang baik di matamu. Aku hanyalah manusia biasa yang masih terus belajar menjadi lebih baik. Apa pun yang terjadi antara Mama dan Bryan, kuharap kalian akan segera berdamai dan saling mengerti satu sama lain!" ungkap Kimberly. Mendengar ucapan menantunya, Stephanie mengeratkan pelukannya. Lalu beberapa saat kemudian pelukan itu terlepas dan mereka berdua saling bersitatap. "Terima kasih, Kimberly! Mama pergi, ya! Jaga kesehatan kalian dan titip anak Mama! Semoga Tuhan selalu melindungi kalian di mana pun berada dan menjauhkan segala keburukan dari hidup kalian. Sampai jumpa lagi, Kimberly!" pamit Stephanie dengan wajah begitu sendu dan mata yang begitu sayu

  • Bos Playboy Itu Suamiku    Permintaan Terakhir

    Lampu terang di ruang operasi masih menyala. Kimberly berada di depan pintu sambil menunggu dokter selesai melakukan tindakan pada Jenica. Luke dan George sudah datang dan menemani perempuan cantik tersebut. Beberapa saat kemudian, seorang pria tampan dengan balutan jas menawan berlari-lari menuju ruangan yang dimaksud. Ia mencari keberadaan sang istri dan ingin segera memeluknya. "Kimmy!" teriak Bryan yang seketika memeluk tubuh mungil istrinya dengan ekspresi cemas luar biasa. "Bagaimana keadaanmu? Papa baru saja mengabariku. Maaf aku baru bisa datang!" ungkap Bryan seraya berulang kali mengecup pucuk kepala sang istri. Kegelisahan di wajahnya tak dapat dibantah. Semua terlihat begitu kentara. Bryan sangat mencemaskan kondisi istri tercintanya. " Aku tidak apa-apa, Bryan. Untung saja ada Kak Jenica yang menyelamatkanku. Saat ini kami masih menunggu dokter keluar dari ruang operasi. Bryan, aku takut terjadi hal b

  • Bos Playboy Itu Suamiku    Pengorbanan Jenica

    Stephanie penasaran akan suatu hal. Ia pun segera bertanya pada Deborah demi mendapatkan jawaban yang sempat mengusik pikirannya. "Apa jangan-jangan kau sudah menyukainya lebih dari yang kubayangkan?" tanya Stephanie dengan mata menyipit mencari tahu. "Lelaki seperti Bryan itu sangatlah langka dan juga menawan, Tante. Ketampanan serta kewibawaannya sanggup meruntuhkan iman hampir sebagian besar kaum hawa di Edensor kita yang tercinta ini. Termasuk aku!" ungkap Deborah dengan wajah berbinar-binar membayangkan Bryan menjadi miliknya. Stephanie tersenyum sinis. "Kau pasti akan mendapatkannya sebentar lagi! Kimberly tidak pantas mendapatkan anakku! Hanya kaulah yang pantas bersanding dengannya!" yakin Stephanie. Deborah tersenyum senang. Lengkungan bibirnya membentuk curva cantik. Ia bahagia dan bangga karena mendapatkan restu dari Stephanie. Tinggal beberapa langkah lagi Bryan pasti akan menjadi miliknya. Ya, sebenta

  • Bos Playboy Itu Suamiku    Keras Tapi Menawan!

    Kimberly tersenyum ramah di wajahnya yang penuh keteduhan. Ia terlihat tenang di usianya yang masih belia dibandingkan usia suaminya. Sikap dewasa dalam dirinya kini mulai mendominasi.Jemari lentiknya merayap lembut ke pipi Bryan, sekali lagi demi menenangkan hati dan pikiran Bryan yang tengah berkecamuk."Aku takut kehilanganmu sama seperti ketakutanku akan kehilangan Shannon dalam hidupku dulu! Aku sangat mencintaimu, Kimmy! Jangan pernah pergi meninggalkan aku!" pinta Bryan dengan begitu gelisah. Deru napasnya memburu."Aku tidak akan ke mana-mana. Aku selalu ada di sampingmu. Istrimu ini juga sangat mencintaimu, Bryan!" tegas Kimberly tulus.Lelaki itu semakin mengeratkan pelukannya. Merasa ketenangan benar-benar ia dapatkan ketika memeluk tubuh Kimberly. Bryan pun mendorong pelan tubuh yang begitu meneduhkan jiwanya, ia meletakkan kedua tangannya di atas pundak Kimberly.Tatapan mereka saling bersua. Kegelisahan

  • Bos Playboy Itu Suamiku    Aku Takut!

    Kita tinggalkan sejenak Kimberly dan Bibi Jules di dapur. Saat ini Bryan sudah berada di kamar. Ia baru saja keluar dari kamar mandi.Selembar handuk berwarna putih menutupi tubuh bagian bawahnya dari pinggang hingga mencapai tempurung lututnya.Ia merasa malas dan kesal usai membenamkan diri di dalam bath tub selama beberapa saat, tapi ia tidak tahu apa penyebabnya.Segera, ia mengambil satu setel piyama tidur guna memberinya rasa nyaman saat sebentar lagi ia memejamkan mata barang sejenak. Kantuk mulai menyapa kedua kelopak matanya, yang tanpa sadar membuatnya berat untuk tetap terjaga."Badanku lelah sekali! Aduh!" keluh Bryan sembari memijat lengannya sendiri.Ia melangkah maju ke atas pembaringan. Perlahan, ia melepas sandal yang membalut telapak kakinya.Bryan sudah merasakan nyaman saat ia meletakkan kepalanya yang berat di atas bantal. Matanya secepat kilat terpejam.Sepuluh menit kemu

  • Bos Playboy Itu Suamiku    Rencana Terselubung

    Kimberly tersenyum senang saat mendapati sepasang mata peraknya menangkap jelas sebuah kotak pizza favorit ada di kursi belakang. Wajahnya berubah begitu sumringah. Ekspresi yang bertolak belakang dengan beberapa detik lalu.Tanpa sadar ia mengguncang pelan lengan sang suami yang tengah mengemudikan mobil. Bryan yang mengetahui hal itu spontan kembali terkekeh. Ia senang jika bisa membuat Kimberly bahagia seperti ini. Saat ini ia meyakini ucapan Kimberly beberapa saat lalu…'Kebahagiaan seseorang itu berbeda-beda, bisa datang dari makanan, seseorang yang kita suka, kesehatan dan masih banyak lagi. Tapi, kalau buat aku, makanan adalah mood booster terhebat yang tidak pernah bisa kutolak. Makanan kesukaan bisa membuatku bahagia. Bahagia itu bisa didapatkan dengan cara sederhana, asal diberikan dengan penuh keikhlasan dan ketulusan.'Kata-kata itulah yang menjadi dasar Bryan memberikan makanan yang berasal dari Italia itu pada Kimberly.

  • Bos Playboy Itu Suamiku    Lihat Saja Sendiri!

    Nick terkesiap. Sumpah demi apa pun ia tak pernah membayangkan bahwa dirinya akan kembali berurusan dengan suami mantan kekasihnya.Langkah kaki orang itu berhenti tepat di hadapannya. Dengan senyum yang melengkung jelas dari kedua sudut bibirnya, pria itu tampak begitu menawan. Pantaslah ia bersanding dengan Kimberly. Mereka adalah pasangan yang cocok satu sama lain. Tampak solid dan membuat iri jutaan pasang mata yang melihat keduanya bersisian.Nick mengenyahkan pikiran itu. Ini bukan saatnya memuji mereka.Tanda tanya besar berkumpul di pikirannya. Apa yang membuat pebisnis terkenal se-Edensor ini mendatanginya?"Ke-kenapa kau ada di sini?" tanya Nick terbata-bata. Pria itu gugup hanya karena disambangi Bryan.Bukannya menjawab, Bryan malah tersenyum penuh misteri.Nick mengambil napas dalam-dalam, berusaha menjernihkan suasana hatinya yang memendam banyak pertanyaan di sana.Kedua pria de

  • Bos Playboy Itu Suamiku    Bebas

    Luke tersenyum penuh arti."Semua orang punya kekurangan dan kelebihan masing-masing. Papa mendengar kau mau meminta maaf atas segala kesalahan yang pernah kau perbuat saja, Papa sudah merasa bangga. Kau sudah dewasa, Jenica. Belajar dan berpikir lebih baik ke depan. Perbaiki segala kesalahan yang dulu pernah terjadi.Papa yakin Kimberly akan memaafkanmu asal kau berjanji untuk tidak mengulang perbuatan yang sama. Kimmy adalah gadis yang baik dan sopan. Dia selalu menyayangimu. Papa pun bisa merasakannya. Hanya karena iri semata, kau bisa melakukan segala perbuatan itu. Papa yakin kau pun bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Percayalah!" yakin Luke menyemangati dan menyadarkan sang putri.Jenica mengangguk mantap."Aku akan menemui Kimmy dan meminta maaf padanya!" tegas Jenica penuh semangat."Ya! Papa akan selalu mendukungmu menjadi pribadi yang lebih baik! Semoga Kimmy memberikanmu kesempatan untuk berproses ke

  • Bos Playboy Itu Suamiku    Pantaskah Aku?

    "Ya, aku berjanji!" jawab Kimberly lantang tanpa meragu sedikit pun.Bryan membuka memori lama yang masih tersimpan jelas di dalam otaknya. Semua itu tak bisa menghilang begitu saja meski waktu terus berjalan.Waktu pun bergulir mengikuti ritme kisah yang terjadi di masa lalu.Kimberly menyeka cairan yang masih merembes dari pemilik iris biru di sampingnya. Cairan itu telah berhasil membasahi kedua pipi suaminya."Kau memiliki aku! Aku tak bisa berjanji akan selalu bersamamu hingga kita tua nanti. Aku hanya bisa menjalani setiap detik waktu yang berjalan bersamamu. Usia manusia tidak ada yang tahu. Benar, kan?Aku akan meminta pada Tuhan agar memberi kita usia yang panjang dan berguna bagi semua makhluk di sekitar kita. Bukan aku yang menentukan lama atau singkatnya hidup kita, semua tergantung sang Pencipta. Kita jalani saja semua proses hidup bersama-sama.Setelah aku dan kau menjadi satu dalam ikatan pe

DMCA.com Protection Status