Home / Romansa / Bos Arogan Itu Ayah Anakku / Bab 69 – Di Ambang Kehancuran

Share

Bab 69 – Di Ambang Kehancuran

Author: Bulandari f
last update Last Updated: 2025-03-05 22:49:55

Bab 69 – Di Ambang Kehancuran

Jeritan itu memecah keheningan di ruangan. Anya sontak menutup mulutnya dengan kedua tangan, tubuhnya membeku di tempat. Sementara itu, Evan bergerak cepat, meraih pergelangan tangan Chintya sebelum pisau di tangannya benar-benar melukai dirinya sendiri.

“Lepaskan aku!” Chintya meronta, matanya merah dipenuhi air mata dan emosi yang meledak-ledak.

“Tidak akan!” Evan menggenggam erat pergelangan tangan istrinya, suaranya keras namun terdengar panik. “Apa kau sudah gila, Chintya?! Kau pikir membahayakan dirimu sendiri akan menyelesaikan semua ini?”

Chintya terisak, tubuhnya bergetar hebat. “Aku tidak peduli lagi, Evan! Kau tidak pernah mencintaiku! Untuk apa aku hidup kalau aku hanya jadi beban dalam hidupmu?!”

“Jangan bicara seperti itu!” Evan mengeratkan cengkeramannya hingga pisau di tangan Chintya akhirnya terlepas dan jatuh ke lantai dengan dentingan tajam. Ia menghela napas kasar sebelum menatap istrinya yang kini menangis tanpa kendali.

Any
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 70 – Api Dalam Sekam

    Bab 70 – Api Dalam Sekam Malam itu terasa lebih dingin dari biasanya. Di ruang kerjanya, Evan duduk termenung di balik meja kayu besar, menatap kosong pada segelas whiskey yang belum ia sentuh. Pikirannya kacau—terlalu banyak hal yang berputar di kepalanya. Chintya, Anya, pernikahan yang diambang kehancuran. Pintu ruang kerja terbuka pelan. Anya melangkah masuk tanpa mengetuk, mengenakan blus hitam yang membalut tubuhnya dengan anggun. Ada ekspresi tenang di wajahnya, tetapi tatapan matanya menyimpan sesuatu yang jauh lebih gelap. "Aku pikir kau butuh teman bicara," ucap Anya lembut, menutup pintu di belakangnya. Evan mendesah, mengusap wajahnya dengan kedua tangan. "Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi, Anya. Semua ini terasa seperti mimpi buruk yang tidak berakhir." Anya mendekat, berdiri di samping meja, lalu bersandar dengan santai. "Kau terlalu keras pada dirimu sendiri, Evan. Kau bukan pria jahat. Kau hanya terjebak dalam pernikahan yang tidak kau inginkan." Kat

    Last Updated : 2025-03-06
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 71 – Bara di Balik Cinta

    Bab 71 – Bara di Balik CintaAnya melangkah keluar dari ruang kerja Evan dengan hati yang dipenuhi kepuasan. Permainan baru saja dimulai, dan ia sudah berada di depan. Senyum sinis menghiasi wajahnya saat membayangkan betapa hancurnya Chintya di dalam sana. Perempuan itu terlalu lemah untuk menghadapi kenyataan. Dan kelemahan itulah yang akan ia manfaatkan. Namun, langkahnya terhenti di ujung koridor ketika seseorang tiba-tiba berdiri di hadapannya. Nathan. Pria itu bersandar di dinding dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana. Matanya menatap Anya tajam, penuh dengan ketidaksetujuan yang jelas. "Kita perlu bicara," ucap Nathan pelan, tapi nada suaranya tegas. Anya mendesah pelan, seolah enggan meladeni. "Kalau ini tentang Evan dan Chintya, aku tidak ingin mendengar ceramahmu, Nathan," jawabnya, melanjutkan langkah. Namun, Nathan dengan sigap meraih lengannya, menghentikannya. "Aku serius, Anya," suaranya lebih dalam, nyaris seperti peringatan. "Apa yang sedang kau

    Last Updated : 2025-03-07
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 72 – Api yang Membakar Batas

    Bab 72 – Api yang Membakar BatasAnya masih berdiri di hadapan Nathan, hatinya berkecamuk di antara rasa sakit dan pengakuan cinta pria itu. Ia ingin mempercayai Nathan—ingin menyerahkan bebannya—tetapi luka masa lalu mengingatkannya bahwa tidak ada yang benar-benar tulus. Namun, lamunannya buyar ketika ponselnya bergetar di dalam genggaman. Nama *Mama* tertera di layar, membuat keningnya berkerut. Ia menjawab panggilan itu, tetapi yang menyambutnya adalah suara isakan panik. “Ada apa, Ma?” tanyanya, cemas. “Kenapa Mama menangis?” Nathan yang berdiri di sampingnya ikut khawatir, mencoba menangkap isi percakapan dari ekspresi tegang di wajah Anya. “Anya…,” suara Sarah bergetar di seberang sana. “Mamanya Evan… dia… dia membawa Kenzo. Mereka membawa pengacara dan… mengambil Kenzo begitu saja!” Dunia Anya seketika berhenti berputar. Dadanya terasa sesak, tangannya mengepal di sisi tubuh. “Apa?” suaranya melengking, penuh amarah. Nathan mendekat, meletakkan tangannya di bahu An

    Last Updated : 2025-03-08
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 73 – Bara di Balik Dendam

    Bab 73 – Bara di Balik Dendam Anya berdiri mematung di depan pintu ruang kerja Evan, matanya menatap kosong pada layar ponselnya yang baru saja menampilkan nama Saraswati. Kata-kata dingin wanita itu terus terngiang di kepalanya—*“Bersiaplah kehilangan segalanya.”* Tangannya mengepal begitu kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Nathan yang berdiri di sisinya bisa merasakan betapa rapuh, sekaligus marahnya wanita itu saat ini. “Kita harus mengambil Kenzo kembali,” suara Anya terdengar pelan, tetapi penuh dengan tekad membara. Nathan mengangguk, matanya menatapnya penuh keyakinan. “Aku akan membantumu, Anya. Apa pun yang terjadi, aku tidak akan membiarkan mereka memisahkanmu dari Kenzo.” Anya menelan ludah, mencoba mengendalikan emosinya. Tapi jauh di dalam hatinya, ia tahu bahwa menghadapi Saraswati dan Evan tidak akan semudah itu. “Kita butuh rencana,” lanjut Nathan. “Aku akan menghubungi pengacaraku. Kita bisa melawan mereka secara hukum.” Namun, Anya menggeleng p

    Last Updated : 2025-03-09
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 74 – Luka yang Tak Terlihat

    Bab 74 – Luka yang Tak Terlihat Anya berdiri di depan cermin besar rumahnya bersama Nathan. Wajahnya masih sembab, namun sorot matanya memancarkan tekad yang membara. Ia mengusap air mata yang tersisa, meneguhkan hatinya bahwa ia tak akan membiarkan siapa pun merenggut Kenzo darinya. Nathan yang berdiri di dekat pintu hanya memperhatikannya dalam diam. Ia tahu betapa hancurnya hati Anya, tapi di balik itu, ia juga melihat kekuatan luar biasa yang sedang bersemi dalam diri wanita itu. “Aku harus bicara dengan Evan,” suara Anya memecah keheningan. Nathan menghela napas berat. “Kamu yakin? Kalau ibunya tahu, mereka bisa saja memanfaatkan pertemuan itu untuk menjatuhkanmu.” Anya berbalik, menatap Nathan dengan mata yang memerah. “Aku tidak peduli. Aku harus tahu alasannya. Kenapa tiba-tiba mereka begitu ngotot mengambil Kenzo? Ada sesuatu yang mereka sembunyikan, dan aku harus mengetahuinya.” Nathan mendekat, meraih tangan Anya dengan lembut. “Aku akan menemanimu. Aku tida

    Last Updated : 2025-03-10
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 75 – Kebenaran yang Tersembunyi

    Bab 75 – Kebenaran yang Tersembunyi Evan menatap ibunya dengan sorot mata tajam. Pertanyaan yang baru saja keluar dari mulutnya menggantung di udara, menciptakan ketegangan yang nyaris meledak. Saraswati, yang biasanya penuh percaya diri, tiba-tiba tampak goyah. Wajahnya memucat, namun ia segera menegakkan bahunya, berusaha mempertahankan wibawanya di depan semua orang. "Apa benar, Ma?" desak Evan sekali lagi. Saraswati tersenyum tipis, namun tatapannya penuh kebencian saat beralih pada Anya. "Dan kalaupun benar, apa pedulimu? Aku hanya ingin yang terbaik untukmu, Evan. Wanita seperti dia tidak pantas berada di sampingmu, apalagi melahirkan anakmu." Kata-kata itu bagaikan belati yang menusuk hati Anya. Kenangan lima tahun lalu kembali membanjiri pikirannya—hari ketika ia diusir dengan hinaan yang meremukkan harga dirinya. "Evan, aku datang padamu waktu itu. Aku memohon agar kau mengakui anak kita, tapi apa yang aku dapatkan? Ibumu mengusirku seperti sampah dan menganggap

    Last Updated : 2025-03-11
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 76 – Luka yang Tak Termaafkan

    Bab 76 – Luka yang Tak Termaafkan Evan berdiri di ambang pintu, menatap punggung Anya yang semakin menjauh bersama Nathan. Langkahnya terasa berat, seolah ada sesuatu yang menahan kakinya untuk mengejar wanita itu. Tapi apa haknya sekarang? Setelah semua kebohongan yang ia telan mentah-mentah, setelah semua luka yang Anya tanggung sendirian selama lima tahun… apakah ia pantas meminta maaf? Saraswati mendekat, ekspresi wajahnya penuh ketidaksetujuan. "Evan, kau tidak boleh membiarkan wanita itu pergi begitu saja! Kalau dia membawa kasus ini ke pengadilan, reputasi keluarga kita bisa hancur!" Evan berbalik menatap ibunya, tatapannya kali ini dingin. "Kau masih peduli dengan reputasi, Ma? Setelah semua yang kau lakukan?" "Aku melakukan ini untuk melindungimu!" Saraswati bersikeras. "Wanita itu hanya ingin menghancurkan hidupmu. Dan Kenzo… dia mungkin anakmu, tapi dia dibesarkan olehnya. Bagaimana kau yakin dia tidak mengajarkan kebencian terhadap kita?" Evan mengepalkan tang

    Last Updated : 2025-03-12
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 77 – Pertarungan Tanpa Akhir

    Bab 77 – Pertarungan Tanpa AkhirChintya berdiri di sana, tubuhnya gemetar dengan amarah yang tak tertahan. Air matanya jatuh, tetapi sorot matanya penuh kebencian. Semua mata kini tertuju padanya. Anya mengangkat dagunya sedikit, tidak ingin terlihat lemah di depan wanita yang telah menghancurkan hidupnya. Nathan berdiri lebih dekat, siap melindunginya jika sesuatu terjadi. “Jadi kau benar-benar memilih wanita itu, Evan?” Chintya mengulang pertanyaannya dengan nada yang lebih tinggi. Evan menghela napas panjang. “Chintya… Ini bukan soal memilih siapa, ini soal kebenaran. Aku sudah terlalu lama dibutakan.” Chintya tertawa pahit. “Kebenaran? Dan kau baru sadar sekarang setelah aku mengorbankan segalanya untukmu?” Anya menyilangkan tangan di dadanya. “Pengorbanan? Kau tahu apa tentang pengorbanan, Chintya? Kau mencuri lima tahun hidupku dan anakku. Kau dan ibu mertuamu merampas hakku sebagai ibu, dan kau masih berani bicara soal pengorbanan?” Chintya mengepalkan tangan, mena

    Last Updated : 2025-03-13

Latest chapter

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 114

    Bab 114Malam mulai larut. Di kamar yang cukup luas namun terasa asing, Anya duduk di sisi ranjang dengan tubuh kaku. Kenzo sudah tertidur di kamar sebelah setelah Nathan menidurkannya dengan penuh kasih sayang. Nathan kembali ke kamar dan menutup pintu perlahan. Lampu kamar redup. Anya tahu, malam ini mereka resmi menjadi suami istri — setidaknya di mata hukum dan masyarakat. Tapi hatinya belum bisa sepenuhnya menerima kenyataan itu.Nathan duduk di sebelah Anya, lalu memegang tangan istrinya yang dingin. “Kamu kelihatan tegang, Anya.”Anya menoleh pelan dan tersenyum tipis. “Maaf, aku cuma... belum terbiasa.”Nathan mengangguk mengerti. “Aku ngerti kok. Kamu nggak perlu memaksakan diri.”Anya menghela napas. “Aku tahu kamu suamiku sekarang, dan aku juga tahu aku harus jadi istri yang baik. Tapi... untuk yang satu itu, aku belum siap, Nathan. Bukan karena aku nggak percaya kamu, tapi... hatiku belum sepenuhnya pulih.”Nathan memandang wajah Anya dengan tenang. Ia mengusap pipi wanita

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 113

    Bab 113Evan pulang sebagai sosok yang kalah perang, sampai ia lesu dan tidak begitu bersemangat. sampai Chintya yang sedang bermain dengan ponselnya berdiri dan menghampiri Evan yang sedang membuka jas kerjanya. "Kamu kenapa, Evan? Apa terjadi sesuatu lagi pada mama?"Mata Evan langsung tidak suka dengan ucapan Chintya, yang seperti ingin terjadi sesuatu pada Saraswati, mamanya Evan. "Lah, kamu kok natap aku kayak gitu, Evan? Aku kan hanya sedang bertanya. Apa terjadi sesuatu lagi dengan mamamu, Evan?" Chintya mengulangi ucapannya, membuat Evan menepis badan Chintya dari hadapannya. Evan seperti malas melakukan perdebatan dengan Chintya, karena itu hanya akan menambah masalahnya saja. Alhasil Evan memutuskan untuk mengacuhkan Chintya. Sekalipun Evan tidak suka dengan ucapan Chintya. "Evan, Evan. Kamu kenapa sih?"Chintya mengejar Evan sampai ke dalam kamar. "Van, kamu kenapa?"Dengan bola mata melotot Evan berkata, "Bukan urusanmu!"Chintya jadi kesal, sebab Evan tidak menghargai

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 112.

    Bab 112Pagi itu, matahari seakan enggan bersinar. Langit mendung, seolah ikut merasakan beban di hati Evan. Dengan langkah berat, ia turun dari mobil yang diparkir di depan sebuah gedung megah — tempat pernikahan Anya dan Nathan digelar. Suasana di luar tampak meriah, karangan bunga berjejer, para tamu berdatangan dengan wajah bahagia. Tapi semua itu seperti kabut abu-abu bagi Evan.Roy yang berdiri di sampingnya melirik cemas. “Lo yakin mau masuk, Van?”Evan mengangguk pelan. “Gue harus lihat sendiri… harus pastiin kalau ini bukan kemauan dia.”Mereka melangkah masuk ke dalam gedung. Iringan musik pelaminan terdengar sendu di telinga Evan, seperti menertawakan luka di hatinya. Pandangannya menyapu ruangan, mencari sosok yang selama ini memenuhi pikirannya.Dan di sanalah Anya.Berdiri di pelaminan, mengenakan kebaya putih yang indah… tapi wajahnya pucat, tatapannya kosong. Senyum yang seharusnya merekah di hari bahagia itu justru dipaksakan. Di sampingnya, Nathan tampak begitu perca

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab 111. Kemarahan Evan

    Bab 111 Angin malam yang berembus dari celah jendela rumah sakit membawa aroma antiseptik yang menyengat. Lampu-lampu redup di koridor membuat suasana semakin mencekam. Evan berdiri di depan ruangan ICU, menatap kosong ke arah ibunya yang terbaring lemah di balik kaca bening. Tubuh Saraswati dikelilingi alat medis, suara detak monitor jantung terdengar stabil, tapi wajah wanita itu tampak pucat, jauh dari sosok kuat dan angkuh yang selama ini ia kenal. Evan menghela napas berat. Setiap embusan napasnya terasa seperti beban, seolah ada batu besar yang menindih dadanya. Pikirannya kusut. Anya. Mamanya. Chintya. Reza. Nama-nama itu berputar dalam kepalanya bagai badai, memporak-porandakan ketenangannya yang tinggal serpihan. Roy duduk di kursi tunggu, memperhatikan Evan yang seperti kehilangan arah. "Van," panggilnya pelan, "kamu harus kuat, bro. Kita belum selesai di sini." Evan menoleh, mata merahnya menyiratkan kemarahan yang ditahan. "Gue gak habis pikir, Roy. Kenapa hidup gue kay

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 110

    Bab 110"Saat-saat seperti ini kamu masih memikirkan wanita itu, Evan?'Saraswati yang mengalami stroke ringan menatap kasar ke Evan, dengan ucapannya yang juga terbata-bata dan tidak sejelas kemarin. "Ma, apa salah Anya? Kenapa kamu begitu membencinya, Ma."Saraswati ingin mengatakan kalau Anya tidak sepadan dengan keluarga mereka, tapi entah kenapa rasa sakit yang ia rasa semakin parah. Sampai ia merintih kesakitan, dan melihat hal itu Evan segera berlari untuk memanggil dokter. "Ma, Mama kenapa, Ma?" tanya Evan yang merasa kuatir, dilanjutkan dengan Evan yang berteriak memanggil sang dokter. "Dokter, tolong mama ku, Dok!"Seorang dokter berlari, disusul dengan kedatangan Roy yang tadi permisi keluar. "Ada apa ini, Evan? Apa yang terjadi pada Tante?""Aku dan mama tadi sempat selisih paham, Roy. Dan sekarang Mama kejang-kejang. Aku takut mama kenapa-kenapa, Roy.""Kenapa kamu lakukan itu, Evan? Kamu tahu kalau mamamu dalam keadaan kritis. Kamu malah membebani nya dengan pikiran E

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 109. Darah yang Sama, Luka yang Sama

    Bab 109. Darah yang Sama, Luka yang SamaSaraswati masih terisak, air matanya mengalir deras. Evan memegang tangan ibunya erat-erat, dadanya sesak menunggu jawaban. Ruangan rumah sakit itu terasa lebih pengap dari biasanya. Hujan di luar belum juga reda, seolah ikut menangisi semua luka yang terbongkar malam itu.“Ma… katakan… apa benar?” suara Evan bergetar, matanya merah.Saraswati mencoba berbicara, namun suaranya masih lemah. “Maafkan Mama… Nak…”Roy berdiri di sisi Evan, ikut menahan emosi. “Bu Saraswati… kami butuh kejelasan.”Saraswati menarik napas panjang, berusaha mengumpulkan tenaga. “Iya, Evan… Reza… dia ayah kandungmu.”Deg.Kalimat itu seakan menjatuhkan bom di hati Evan. Tangannya gemetar, seolah tidak mampu menopang beban rahasia itu.“Kenapa… Ma? Kenapa selama ini Mama bohong sama aku?”Saraswati menatap Evan dengan tatapan sayu. “Mama… terpaksa, Nak… saat itu Mama nggak punya pilihan. Mama hamil kamu… tapi Rendra… suami Mama, nggak tahu. Waktu itu Reza… dia kasar, di

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab. 108. Kamu anakku, Evan

    Bab 108. Kamu anakku, Evan Beberapa hari berlalu, Saraswati masih belum sadarkan diri. Evan hampir tak pernah beranjak dari samping ranjang ibunya. Wajahnya kusut, matanya merah karena kurang tidur. Roy masih setia menemani, meski suasana di antara mereka sering diwarnai diam. Suatu malam, saat hujan deras mengguyur kota, seorang perawat datang menghampiri Evan. “Maaf, Pak Evan… ada seorang pria yang ingin bertemu. Katanya penting.” Evan mengernyit. “Siapa?” “Beliau menolak menyebutkan nama… tapi memaksa, katanya ini soal masa lalu Ibu Saraswati.” Evan saling pandang dengan Roy. “Suruh masuk.” Tak lama, seorang pria berusia sekitar 50-an dengan wajah asing, mata tajam, dan senyum licik masuk ke ruangan. Tubuhnya tegap, meski keriput sudah mulai terlihat di wajahnya. “Evan… akhirnya kita ketemu juga.” “Siapa lo?” bentak Evan, langsung berdiri. Pria itu menoleh sebentar ke Saraswati yang terbaring lemah. “Aku... orang yang pernah sangat dekat sama ibumu. Bahkan… lebih dari yan

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab

    Bab 107 Di rumah Evan, suasana begitu mencekam. Saraswati baru saja tiba dari perjalanan singkatnya, wajahnya masih penuh amarah dan kecewa. Evan yang sejak tadi duduk di ruang tamu langsung berdiri saat melihat ibunya datang. "Mama... kenapa nggak langsung ke bandara? Kan besok malam Mama harus berangkat!" ujar Evan, berusaha menahan nada suaranya. Saraswati menatap Evan dengan sorot tajam. "Kamu pikir Mama ini pengecut kayak yang kamu kira? Mama nggak akan pergi dari sini cuma karena kamu takut sama Nathan atau Anya itu!" Evan mengepalkan tangannya. "Mama, ini demi keselamatan Mama! Situasi sekarang kacau! Dan Mama harus tahu diri, selama ini Mama sudah hancurin hidup orang, bahkan nyakitin Anya!" "Anya! Anya! Anya! Dari dulu yang kamu bela cuma perempuan itu! Kamu lupa siapa yang besarin kamu, Evan?! Kamu tega ngomong kayak gitu ke Mama kamu sendiri?!" bentak Saraswati, suaranya meninggi. "Karena Mama keterlaluan! Mama maksa Nathan buat jauhin Anya, bikin dia tersiksa… M

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 106. Nathan yang cemburu

    Bab 106Di ruang tamu yang sepi, Roy duduk berhadapan dengan Evan. Keduanya sama-sama tegang, menyimpan beban masing-masing.“Bos,” ucap Roy pelan. “Gue tahu situasinya kacau… tapi gue punya saran.”Evan menoleh, matanya sayu tapi penuh waspada. “Apa?”Roy menarik napas. “Kirim Mama lo ke luar negeri, Van. Jauh, sementara waktu. Biar aman. Daripada dia ditahan di sini atau diserang orang. Lagian… lo juga gak bakal tega liat dia di balik jeruji, kan?”Evan terdiam. Wajahnya keras, tapi hatinya runtuh. Roy benar. Walau bagaimanapun, Saraswati tetap ibunya.“Tapi Anya… dia udah terlalu terluka, Roy. Gue gak mau Anya tahu… kalau gue malah lindungi Mama.”Roy mengangguk. “Justru itu. Lo harus pinter jaga sikap depan Anya. Biar seolah-olah Mama lo pergi karena lo usir… padahal lo selamatin dia.”Evan menghela napas berat. “Susah, Roy… tapi kayaknya itu satu-satunya jalan.”Belum sempat Evan mengambil keputusan, suara mobil berhenti di depan rumah Anya. Nathan keluar dengan langkah cepat d

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status