Share

Bab 18

Author: Bulandari f
last update Last Updated: 2025-01-02 21:54:09
Bab 18

Anya berdiri mematung di sudut ruangan, menggenggam dokumen yang tadi baru saja ia susun. Tubuhnya sedikit gemetar saat ia mendongak dan mendapati sosok yang begitu dikenalinya—Saraswati, ibu Evan, pria yang pernah mengisi hatinya. Wanita itu memandangnya dengan tatapan penuh kebencian, mengingatkan Anya akan kejadian lima tahun silam. Waktu itu, Saraswati tanpa ampun mengusirnya dari rumah danl melemparkan sejumlah uang sebagai penghinaan, setelah mengetahui kehamilannya yang melibatkan Evan.

“Kamu…,” gumam Saraswati dengan suara penuh kemarahan.

Anya belum sempat merespons ketika seorang wanita lain melangkah maju. Chintya, tunangan Evan, tampak seperti api yang siap meledak. “Dasar wanita jalang!” teriak Chintya tiba-tiba, menjambak rambut Anya dengan kasar. "Wanita jalang yang tidak tahu malu sampai dan kamu tidak selayaknya berada di sini!" Lanjut Chintya yang meluapkan amarahnya.

“Aduh! Lepaskan aku! Apa yang kamu lakukan? Ini sakit tau, gak!?" Anya merintih kesak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 19. Pertengkaran Evan dengan mamanya

    Bab 19.Perseteruan Evan dan Saraswati mamanya semakin berlanjut, ketika Saraswati sudah menunggu kepulangan Evan di rumah dengan wajah yang gusar. "Anak itu, aku yang sudah bersusah payah membesarkannya, dia justru lebih membela wanita sialan itu!" jengkelnya, sambil melipat kedua tangannya di dada. Aura kemarahan nya terlihat jelas, ketika Evan baru tiba dan langsung menghampiri Saraswati di ruang keluarga. "Kamu pulang juga akhirnya, Evan!" kata Saraswati dengan sinis menatap ke putranya. "Ma, apa yang Mama lakukan ini hanya memalukan Evan saja, Ma. Sudahlah Ma. Jangan pernah urusin urusan Evan di perusahaan Ma. Apalagi sampai melabrak karyawan Evan, Ma. untuk apa Ma?""Bela terus, bela terus dia Evan!" bentak Sarawati yang mana suaranya memenuhi ruangan. "Kenapa kamu membela wanita itu terus sih, Evan?" bentak Saraswati, nadanya penuh amarah. Evan menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. "Ini bukan soal membela Anya, Ma. Ini soal sikap Mama yang sudah melangga

    Last Updated : 2025-01-03
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 20

    Bab 20. Hari semakin pagi, tapi Anya belum kunjung keluar dari dalam kamarnya. Sarah sang mama sampai keheranan. Saat melihat Anya yang biasanya disibukkan dengan rutinitas pagi yang padat. Namun, kali ini tampak berbeda. Anya masih berbaring di atas ranjangnya. Ingatannya tertuju pada surat pemecatan yang diberikan melalui Roy, asisten pribadi Evan. "Aku tidak menyangka Evan, sampai saat ini kamu masih menyakiti hatiku. Apa salahku, Evan?" tanyanya dalam diam.Tok tok tok "Anya, kamu belum bangun Nak? Nanti kamu terlambat loh, ayo buruan bangun Nak.""Mmmmm," jawab Anya dengan sebuah deheman, tapi ia tetap berbaring di atas ranjangnya tanpa ada keinginan untuk keluar dan membantu mamanya menyiapkan sarapan pagi. "Ini anak kenapa sih? Apa dia tidak ingat untuk tidak kerja?" Sarah kesal sehingga memutuskan untuk menghampiri Anya ke dalam kamarnya. "Anya!" katanya, dengan nada suaranya yang cukup tinggi, membuat Anya yang tidak sepenuhnya terbangun justru menatap Sarah sang mama."A

    Last Updated : 2025-01-04
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 21

    Bab 21Evan berdiri mematung di dekat pintu apartemennya, menatap Chintya yang masih duduk santai di ranjangnya. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba menahan rasa frustrasinya. "Chintya, aku nggak mau mengulangi lagi. Kalau kamu tidak keluar dari sini, aku yang akan pergi." Namun, Chintya tidak bergeming. Dia malah mengubah posisi duduknya menjadi lebih santai, dengan salah satu kaki terlipat di atas ranjang, memamerkan pahanya. Dengan senyum menggoda, dia menatap Evan sambil berkata, "Kenapa sih kamu harus tegang seperti ini? Aku ke sini karena aku rindu, sayang. Apa itu salah?" Evan memalingkan wajah, berusaha menghindari tatapan Chintya. "Aku nggak punya waktu untuk ini. Aku lelah, Chintya. Kamu nggak bisa seenaknya datang ke sini tanpa izin." Chintya bangkit dari ranjang, mendekati Evan dengan langkah pelan. Dia berdiri hanya beberapa inci dari tubuh Evan, lalu berkata dengan nada lembut, "Evan, apa kamu sadar kalau sebentar lagi kita akan menikah? Kita ini pasangan, nggak

    Last Updated : 2025-01-05
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 21. Persimpangan takdir

    Bab 21Persimpangan TakdirPagi itu, suasana di ruang kerja Evan terasa tegang. Saraswati, ibunya, duduk di sofa dengan tatapan tajam mengarah padanya. Wajah Evan menunjukkan kelelahan, dan mungkin juga sedikit frustrasi. Baru saja ia selesai rapat penting dengan klien, namun Saraswati tetap menunggu di ruangannya, jelas dengan maksud tertentu."Evan, hari ini kamu harus menemani Chintya mengurus keperluan pernikahan kalian," ujar Saraswati dengan nada tegas. Tidak ada ruang untuk penolakan dalam suaranya.Evan mendesah pelan, mencoba meredam emosinya. “Bu, saya tidak bisa hari ini. Jadwal saya penuh dengan rapat dan pekerjaan yang tidak bisa ditunda.”Saraswati mengangkat alisnya, ekspresi wajahnya tak berubah. "Saya tidak peduli dengan jadwalmu, Evan. Yang saya tahu, pernikahanmu dengan Chintya sudah semakin dekat. Jika kamu tidak mulai serius mengurus ini, semuanya bisa kacau. Dan saya tidak mau mendengar alasan apapun."“Tapi, Bu…” Evan mencoba membela diri.Saraswati memotongnya

    Last Updated : 2025-01-07
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 23

    Bab 23Jarak dan KetidakpastianPrewedding yang seharusnya menjadi momen membahagiakan justru berubah menjadi medan ketegangan antara Evan dan Chintya. Sejak awal, Evan merasa terjebak dalam semua rencana besar yang didikte oleh ibunya dan Chintya. Ia bukan tidak peduli, tetapi hatinya berada di tempat lain. Lebih tepatnya, pada seseorang—Anya. “Evan, kamu ini kenapa sih? Seharusnya kita menikmatinya, bukan malah marah-marah seperti ini,” ujar Chintya dengan nada frustrasi. Evan hanya menatap Chintya dengan dingin, tidak ingin terjebak dalam pembicaraan lebih jauh. Ia tahu, jika ia bicara lebih banyak, amarahnya akan meluap. Tanpa sepatah kata pun, ia memanggil Roy dan memintanya mengakhiri sesi foto. “Roy, bawa mobil. Kita pergi sekarang.” “Tapi, Evan, masih ada beberapa foto lagi—” Roy mencoba menengahi, tetapi tatapan tajam Evan sudah cukup menjelaskan bahwa dia tidak ingin dibantah. Roy segera menuruti perintah Evan dan melangkah ke mobil. Namun, ia tahu bahwa keputusan

    Last Updated : 2025-01-08
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   24. Mantan istri kurang ajar

    Bab 24Baru saja Evan sampai rumah, ia langsung mendapat teguran dari mamanya. Saraswati. "Evan!" Evan yang dipanggil menoleh. "Iya Ma.""Chintya bilang kalau kamu berulah lagi Evan. Kamu meninggalkan Chintya saat sesi prewedding. Kenapa Evan? Apa karena wanita itu?""Ma, berhenti menyangkut pautkan ini dengan Anya. Karena tidak ada hubungannya dengan Anya, Ma!"Saraswati menatap Evan dengan marahnya, lagi-lagi dia tidak sejalan dengan Evan. Padahal Sarawati berpikir kalau Evan menikah dengan Chintya. Maka akan berdampak baik pada perusahaan Evan, tapi nyatanya Evan tidak peduli dengan semua itu. Yang ia inginkan kini adalah kebahagiaannya dengan Anya. Namun, bagaimana akan bahagia. Kalau Anya sendiri tidak mau kembali ke perusahaan Evan. "Evan tidak suka Ma, kalau Mama lagi-lagi menyalahkan Anya.""Sudahlah Evan, capek kalau bicara denganmu. Yang Mama inginkan sekarang. Belajarlah untuk menerima Chintya, karena dia kelak yang akan menjadi ibu dari anak-anakmu."Bukannya senang den

    Last Updated : 2025-01-09
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 25

    Bab 25."Kenapa gaya bicara mu. kurang sopan dengannya Anya? Bukankah seharusnya kamu menghormati nya sebagai seorang, bos?" Nathan sedikit penasaran dengan sikap Anya pada Evan. Apalagi saat melihat tatapan mata Anya, yang menyorot kan kebencian saat melihat kedatangan Evan. Jelas seperti Anya menaruh rasa dendam pada Evan. "Kamu tidak perlu tahu, Nathan. Tapi aku tidak suka kamu ikut campur dengan urusan pribadi mu. Sebab kamu tidak tahu siapa itu Evan dan siapa itu mamanya.""Kalau begitu ceritakan, Anya. Aku dengan senang hati akan mendengar mu."Anya menatap dingin ke Nathan, belum cerita saja hatinya sudah sakit, apalagi mengingat kejadian lima tahun lalu. Sungguh Anya tidak sanggup. Sehingga Anya mengalihkan pembicaraan dengan berkata, "Sudah malam, Nathan. Apa tidak sebaiknya kamu pulang?" yang parahnya lagi, sampai Anya pura-pura menguap. "Aku begitu ngantuk sekali, aku tidur Evan. Apa tidak sebaiknya kamu pulang?""Apa kamu mengusirku, Anya?" "Mmmmm, terserah kamu berpiki

    Last Updated : 2025-01-10
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 26. Pembalasan terhadap Evan

    Bab 26Anya melangkah keluar dari ruang kerja Evan dengan dada yang sesak. Kata-kata yang ingin ia lontarkan sebenarnya jauh lebih banyak dari apa yang ia tahan tadi. Evan tidak pantas mendapatkan penjelasan lebih dari apa yang sudah ia ucapkan dalam hati. Bukan hanya karena luka lama yang terus menganga, tetapi juga karena Anya tahu, berbicara lebih banyak hanya akan memperlihatkan bahwa ia masih peduli—sesuatu yang tak ingin Evan tahu."Kenapa aku harus kembali ke sini? Aku bodoh sekali!" Anya merutuki dirinya sambil berjalan menuju meja kerjanya. Roy sempat melirik Anya, lalu tersenyum kecil seolah ingin menunjukkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tapi Anya tidak butuh itu. Ia tidak butuh hiburan dari siapapun, terutama dari orang-orang yang dekat dengan Evan.Sementara itu, di ruangan lain, Evan merapikan berkas terakhir sebelum meninggalkan kantornya. Ia melirik jam di tangannya. "Kurang dari 20 menit. Kalau aku terlambat, Mama pasti akan membuat drama besar-besaran," gumamny

    Last Updated : 2025-01-11

Latest chapter

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 115. Nenek sihir

    Bab 115Pagi itu, suasana di rumah Nathan masih terasa panas setelah keributan dengan mama Nathan. Anya memilih diam, menahan semua rasa sakit dan kehinaan yang terus dilemparkan padanya. Ia tahu, tidak ada gunanya berdebat dengan wanita yang dari awal tak pernah menerimanya dan Kenzo.Nathan sudah bersiap-siap untuk berangkat kerja. Ia mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam, wajahnya masih terlihat lelah dan kusut setelah pertengkaran tadi. Namun begitu menatap Anya yang duduk memeluk Kenzo di sofa ruang tamu, Nathan menghampirinya.“Sayang…” Nathan memanggil lembut.Anya menoleh, memaksakan senyum tipis. "Iya?"Nathan jongkok di hadapan Anya, meraih tangannya. “Aku harus pergi kerja sekarang. Aku tinggal kamu dengan Kenzo di sini, apa tidak apa, sayang? Dan tolong... jangan tanggapi apapun yang Mama katakan. Aku nggak mau kamu makin terluka.”Anya mengangguk pelan. "Aku ngerti, Nathan..."Namun sebelum Nathan benar-benar berdiri, Anya mengeratkan genggaman tangannya. "Na

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 114

    Bab 114Malam mulai larut. Di kamar yang cukup luas namun terasa asing, Anya duduk di sisi ranjang dengan tubuh kaku. Kenzo sudah tertidur di kamar sebelah setelah Nathan menidurkannya dengan penuh kasih sayang. Nathan kembali ke kamar dan menutup pintu perlahan. Lampu kamar redup. Anya tahu, malam ini mereka resmi menjadi suami istri — setidaknya di mata hukum dan masyarakat. Tapi hatinya belum bisa sepenuhnya menerima kenyataan itu.Nathan duduk di sebelah Anya, lalu memegang tangan istrinya yang dingin. “Kamu kelihatan tegang, Anya.”Anya menoleh pelan dan tersenyum tipis. “Maaf, aku cuma... belum terbiasa.”Nathan mengangguk mengerti. “Aku ngerti kok. Kamu nggak perlu memaksakan diri.”Anya menghela napas. “Aku tahu kamu suamiku sekarang, dan aku juga tahu aku harus jadi istri yang baik. Tapi... untuk yang satu itu, aku belum siap, Nathan. Bukan karena aku nggak percaya kamu, tapi... hatiku belum sepenuhnya pulih.”Nathan memandang wajah Anya dengan tenang. Ia mengusap pipi wanita

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 113

    Bab 113Evan pulang sebagai sosok yang kalah perang, sampai ia lesu dan tidak begitu bersemangat. sampai Chintya yang sedang bermain dengan ponselnya berdiri dan menghampiri Evan yang sedang membuka jas kerjanya. "Kamu kenapa, Evan? Apa terjadi sesuatu lagi pada mama?"Mata Evan langsung tidak suka dengan ucapan Chintya, yang seperti ingin terjadi sesuatu pada Saraswati, mamanya Evan. "Lah, kamu kok natap aku kayak gitu, Evan? Aku kan hanya sedang bertanya. Apa terjadi sesuatu lagi dengan mamamu, Evan?" Chintya mengulangi ucapannya, membuat Evan menepis badan Chintya dari hadapannya. Evan seperti malas melakukan perdebatan dengan Chintya, karena itu hanya akan menambah masalahnya saja. Alhasil Evan memutuskan untuk mengacuhkan Chintya. Sekalipun Evan tidak suka dengan ucapan Chintya. "Evan, Evan. Kamu kenapa sih?"Chintya mengejar Evan sampai ke dalam kamar. "Van, kamu kenapa?"Dengan bola mata melotot Evan berkata, "Bukan urusanmu!"Chintya jadi kesal, sebab Evan tidak menghargai

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 112.

    Bab 112Pagi itu, matahari seakan enggan bersinar. Langit mendung, seolah ikut merasakan beban di hati Evan. Dengan langkah berat, ia turun dari mobil yang diparkir di depan sebuah gedung megah — tempat pernikahan Anya dan Nathan digelar. Suasana di luar tampak meriah, karangan bunga berjejer, para tamu berdatangan dengan wajah bahagia. Tapi semua itu seperti kabut abu-abu bagi Evan.Roy yang berdiri di sampingnya melirik cemas. “Lo yakin mau masuk, Van?”Evan mengangguk pelan. “Gue harus lihat sendiri… harus pastiin kalau ini bukan kemauan dia.”Mereka melangkah masuk ke dalam gedung. Iringan musik pelaminan terdengar sendu di telinga Evan, seperti menertawakan luka di hatinya. Pandangannya menyapu ruangan, mencari sosok yang selama ini memenuhi pikirannya.Dan di sanalah Anya.Berdiri di pelaminan, mengenakan kebaya putih yang indah… tapi wajahnya pucat, tatapannya kosong. Senyum yang seharusnya merekah di hari bahagia itu justru dipaksakan. Di sampingnya, Nathan tampak begitu perca

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab 111. Kemarahan Evan

    Bab 111 Angin malam yang berembus dari celah jendela rumah sakit membawa aroma antiseptik yang menyengat. Lampu-lampu redup di koridor membuat suasana semakin mencekam. Evan berdiri di depan ruangan ICU, menatap kosong ke arah ibunya yang terbaring lemah di balik kaca bening. Tubuh Saraswati dikelilingi alat medis, suara detak monitor jantung terdengar stabil, tapi wajah wanita itu tampak pucat, jauh dari sosok kuat dan angkuh yang selama ini ia kenal. Evan menghela napas berat. Setiap embusan napasnya terasa seperti beban, seolah ada batu besar yang menindih dadanya. Pikirannya kusut. Anya. Mamanya. Chintya. Reza. Nama-nama itu berputar dalam kepalanya bagai badai, memporak-porandakan ketenangannya yang tinggal serpihan. Roy duduk di kursi tunggu, memperhatikan Evan yang seperti kehilangan arah. "Van," panggilnya pelan, "kamu harus kuat, bro. Kita belum selesai di sini." Evan menoleh, mata merahnya menyiratkan kemarahan yang ditahan. "Gue gak habis pikir, Roy. Kenapa hidup gue kay

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 110

    Bab 110"Saat-saat seperti ini kamu masih memikirkan wanita itu, Evan?'Saraswati yang mengalami stroke ringan menatap kasar ke Evan, dengan ucapannya yang juga terbata-bata dan tidak sejelas kemarin. "Ma, apa salah Anya? Kenapa kamu begitu membencinya, Ma."Saraswati ingin mengatakan kalau Anya tidak sepadan dengan keluarga mereka, tapi entah kenapa rasa sakit yang ia rasa semakin parah. Sampai ia merintih kesakitan, dan melihat hal itu Evan segera berlari untuk memanggil dokter. "Ma, Mama kenapa, Ma?" tanya Evan yang merasa kuatir, dilanjutkan dengan Evan yang berteriak memanggil sang dokter. "Dokter, tolong mama ku, Dok!"Seorang dokter berlari, disusul dengan kedatangan Roy yang tadi permisi keluar. "Ada apa ini, Evan? Apa yang terjadi pada Tante?""Aku dan mama tadi sempat selisih paham, Roy. Dan sekarang Mama kejang-kejang. Aku takut mama kenapa-kenapa, Roy.""Kenapa kamu lakukan itu, Evan? Kamu tahu kalau mamamu dalam keadaan kritis. Kamu malah membebani nya dengan pikiran E

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 109. Darah yang Sama, Luka yang Sama

    Bab 109. Darah yang Sama, Luka yang SamaSaraswati masih terisak, air matanya mengalir deras. Evan memegang tangan ibunya erat-erat, dadanya sesak menunggu jawaban. Ruangan rumah sakit itu terasa lebih pengap dari biasanya. Hujan di luar belum juga reda, seolah ikut menangisi semua luka yang terbongkar malam itu.“Ma… katakan… apa benar?” suara Evan bergetar, matanya merah.Saraswati mencoba berbicara, namun suaranya masih lemah. “Maafkan Mama… Nak…”Roy berdiri di sisi Evan, ikut menahan emosi. “Bu Saraswati… kami butuh kejelasan.”Saraswati menarik napas panjang, berusaha mengumpulkan tenaga. “Iya, Evan… Reza… dia ayah kandungmu.”Deg.Kalimat itu seakan menjatuhkan bom di hati Evan. Tangannya gemetar, seolah tidak mampu menopang beban rahasia itu.“Kenapa… Ma? Kenapa selama ini Mama bohong sama aku?”Saraswati menatap Evan dengan tatapan sayu. “Mama… terpaksa, Nak… saat itu Mama nggak punya pilihan. Mama hamil kamu… tapi Rendra… suami Mama, nggak tahu. Waktu itu Reza… dia kasar, di

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab. 108. Kamu anakku, Evan

    Bab 108. Kamu anakku, Evan Beberapa hari berlalu, Saraswati masih belum sadarkan diri. Evan hampir tak pernah beranjak dari samping ranjang ibunya. Wajahnya kusut, matanya merah karena kurang tidur. Roy masih setia menemani, meski suasana di antara mereka sering diwarnai diam. Suatu malam, saat hujan deras mengguyur kota, seorang perawat datang menghampiri Evan. “Maaf, Pak Evan… ada seorang pria yang ingin bertemu. Katanya penting.” Evan mengernyit. “Siapa?” “Beliau menolak menyebutkan nama… tapi memaksa, katanya ini soal masa lalu Ibu Saraswati.” Evan saling pandang dengan Roy. “Suruh masuk.” Tak lama, seorang pria berusia sekitar 50-an dengan wajah asing, mata tajam, dan senyum licik masuk ke ruangan. Tubuhnya tegap, meski keriput sudah mulai terlihat di wajahnya. “Evan… akhirnya kita ketemu juga.” “Siapa lo?” bentak Evan, langsung berdiri. Pria itu menoleh sebentar ke Saraswati yang terbaring lemah. “Aku... orang yang pernah sangat dekat sama ibumu. Bahkan… lebih dari yan

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab

    Bab 107 Di rumah Evan, suasana begitu mencekam. Saraswati baru saja tiba dari perjalanan singkatnya, wajahnya masih penuh amarah dan kecewa. Evan yang sejak tadi duduk di ruang tamu langsung berdiri saat melihat ibunya datang. "Mama... kenapa nggak langsung ke bandara? Kan besok malam Mama harus berangkat!" ujar Evan, berusaha menahan nada suaranya. Saraswati menatap Evan dengan sorot tajam. "Kamu pikir Mama ini pengecut kayak yang kamu kira? Mama nggak akan pergi dari sini cuma karena kamu takut sama Nathan atau Anya itu!" Evan mengepalkan tangannya. "Mama, ini demi keselamatan Mama! Situasi sekarang kacau! Dan Mama harus tahu diri, selama ini Mama sudah hancurin hidup orang, bahkan nyakitin Anya!" "Anya! Anya! Anya! Dari dulu yang kamu bela cuma perempuan itu! Kamu lupa siapa yang besarin kamu, Evan?! Kamu tega ngomong kayak gitu ke Mama kamu sendiri?!" bentak Saraswati, suaranya meninggi. "Karena Mama keterlaluan! Mama maksa Nathan buat jauhin Anya, bikin dia tersiksa… M

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status