Home / Romansa / Bos Arogan Itu Ayah Anakku / Bab 17. Cuek tapi perhatian.

Share

Bab 17. Cuek tapi perhatian.

Author: Bulandari f
last update Last Updated: 2025-01-01 15:22:13

Bab 17.

Anya masih menunggu jawaban dari Evan, ketika Evan bertanya tentang keadaannya. Dalam hatinya Anya sempat berkata, "Apa mungkin karena wanita tunangan Evan dan mamanya itu yah, sehingga Evan bertanya tentang keadaanku? Tapi Peduli apa dia? Kemana dia pergi saat aku sedang membutuhkannya?"

"Aku bertanya kamu harus menjawab!" ujar Evan dengan nada membentak, tapi belum sempat Anya mengatakan apapun. Evan justru kembali berkata, "Tapi ya sudahlah, kamu kayaknya baik-baik saja."

Anya tidak paham dengan Evan, dia bertanya lalu dia menjawab. Membuat Anya kebingungan saja. Terlebih saat Evan meninggalkan ruangan Anya baru beberapa langkah. Dan Evan langsung menoleh kembali menatap Chintya. "Ada apa sekarang, ha?" tanyanya dengan jengkel.

"Aku cuman mau bilang, hati-hati ... dan apapun yang terjadi padamu. Segera kabari padaku, Anya. Dan jangan pergi lagi."

Ucapan yang sangat membingungkan bagi Anya, sebab ia tidak tahu harus hati-hati dalam bentuk apa. Terlebih menurut Anya. Tida
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 18

    Bab 18 Anya berdiri mematung di sudut ruangan, menggenggam dokumen yang tadi baru saja ia susun. Tubuhnya sedikit gemetar saat ia mendongak dan mendapati sosok yang begitu dikenalinya—Saraswati, ibu Evan, pria yang pernah mengisi hatinya. Wanita itu memandangnya dengan tatapan penuh kebencian, mengingatkan Anya akan kejadian lima tahun silam. Waktu itu, Saraswati tanpa ampun mengusirnya dari rumah danl melemparkan sejumlah uang sebagai penghinaan, setelah mengetahui kehamilannya yang melibatkan Evan. “Kamu…,” gumam Saraswati dengan suara penuh kemarahan. Anya belum sempat merespons ketika seorang wanita lain melangkah maju. Chintya, tunangan Evan, tampak seperti api yang siap meledak. “Dasar wanita jalang!” teriak Chintya tiba-tiba, menjambak rambut Anya dengan kasar. "Wanita jalang yang tidak tahu malu sampai dan kamu tidak selayaknya berada di sini!" Lanjut Chintya yang meluapkan amarahnya. “Aduh! Lepaskan aku! Apa yang kamu lakukan? Ini sakit tau, gak!?" Anya merintih kesak

    Last Updated : 2025-01-02
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 19. Pertengkaran Evan dengan mamanya

    Bab 19.Perseteruan Evan dan Saraswati mamanya semakin berlanjut, ketika Saraswati sudah menunggu kepulangan Evan di rumah dengan wajah yang gusar. "Anak itu, aku yang sudah bersusah payah membesarkannya, dia justru lebih membela wanita sialan itu!" jengkelnya, sambil melipat kedua tangannya di dada. Aura kemarahan nya terlihat jelas, ketika Evan baru tiba dan langsung menghampiri Saraswati di ruang keluarga. "Kamu pulang juga akhirnya, Evan!" kata Saraswati dengan sinis menatap ke putranya. "Ma, apa yang Mama lakukan ini hanya memalukan Evan saja, Ma. Sudahlah Ma. Jangan pernah urusin urusan Evan di perusahaan Ma. Apalagi sampai melabrak karyawan Evan, Ma. untuk apa Ma?""Bela terus, bela terus dia Evan!" bentak Sarawati yang mana suaranya memenuhi ruangan. "Kenapa kamu membela wanita itu terus sih, Evan?" bentak Saraswati, nadanya penuh amarah. Evan menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. "Ini bukan soal membela Anya, Ma. Ini soal sikap Mama yang sudah melangga

    Last Updated : 2025-01-03
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 20

    Bab 20. Hari semakin pagi, tapi Anya belum kunjung keluar dari dalam kamarnya. Sarah sang mama sampai keheranan. Saat melihat Anya yang biasanya disibukkan dengan rutinitas pagi yang padat. Namun, kali ini tampak berbeda. Anya masih berbaring di atas ranjangnya. Ingatannya tertuju pada surat pemecatan yang diberikan melalui Roy, asisten pribadi Evan. "Aku tidak menyangka Evan, sampai saat ini kamu masih menyakiti hatiku. Apa salahku, Evan?" tanyanya dalam diam.Tok tok tok "Anya, kamu belum bangun Nak? Nanti kamu terlambat loh, ayo buruan bangun Nak.""Mmmmm," jawab Anya dengan sebuah deheman, tapi ia tetap berbaring di atas ranjangnya tanpa ada keinginan untuk keluar dan membantu mamanya menyiapkan sarapan pagi. "Ini anak kenapa sih? Apa dia tidak ingat untuk tidak kerja?" Sarah kesal sehingga memutuskan untuk menghampiri Anya ke dalam kamarnya. "Anya!" katanya, dengan nada suaranya yang cukup tinggi, membuat Anya yang tidak sepenuhnya terbangun justru menatap Sarah sang mama."A

    Last Updated : 2025-01-04
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 21

    Bab 21Evan berdiri mematung di dekat pintu apartemennya, menatap Chintya yang masih duduk santai di ranjangnya. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba menahan rasa frustrasinya. "Chintya, aku nggak mau mengulangi lagi. Kalau kamu tidak keluar dari sini, aku yang akan pergi." Namun, Chintya tidak bergeming. Dia malah mengubah posisi duduknya menjadi lebih santai, dengan salah satu kaki terlipat di atas ranjang, memamerkan pahanya. Dengan senyum menggoda, dia menatap Evan sambil berkata, "Kenapa sih kamu harus tegang seperti ini? Aku ke sini karena aku rindu, sayang. Apa itu salah?" Evan memalingkan wajah, berusaha menghindari tatapan Chintya. "Aku nggak punya waktu untuk ini. Aku lelah, Chintya. Kamu nggak bisa seenaknya datang ke sini tanpa izin." Chintya bangkit dari ranjang, mendekati Evan dengan langkah pelan. Dia berdiri hanya beberapa inci dari tubuh Evan, lalu berkata dengan nada lembut, "Evan, apa kamu sadar kalau sebentar lagi kita akan menikah? Kita ini pasangan, nggak

    Last Updated : 2025-01-05
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 21. Persimpangan takdir

    Bab 21Persimpangan TakdirPagi itu, suasana di ruang kerja Evan terasa tegang. Saraswati, ibunya, duduk di sofa dengan tatapan tajam mengarah padanya. Wajah Evan menunjukkan kelelahan, dan mungkin juga sedikit frustrasi. Baru saja ia selesai rapat penting dengan klien, namun Saraswati tetap menunggu di ruangannya, jelas dengan maksud tertentu."Evan, hari ini kamu harus menemani Chintya mengurus keperluan pernikahan kalian," ujar Saraswati dengan nada tegas. Tidak ada ruang untuk penolakan dalam suaranya.Evan mendesah pelan, mencoba meredam emosinya. “Bu, saya tidak bisa hari ini. Jadwal saya penuh dengan rapat dan pekerjaan yang tidak bisa ditunda.”Saraswati mengangkat alisnya, ekspresi wajahnya tak berubah. "Saya tidak peduli dengan jadwalmu, Evan. Yang saya tahu, pernikahanmu dengan Chintya sudah semakin dekat. Jika kamu tidak mulai serius mengurus ini, semuanya bisa kacau. Dan saya tidak mau mendengar alasan apapun."“Tapi, Bu…” Evan mencoba membela diri.Saraswati memotongnya

    Last Updated : 2025-01-07
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 23

    Bab 23Jarak dan KetidakpastianPrewedding yang seharusnya menjadi momen membahagiakan justru berubah menjadi medan ketegangan antara Evan dan Chintya. Sejak awal, Evan merasa terjebak dalam semua rencana besar yang didikte oleh ibunya dan Chintya. Ia bukan tidak peduli, tetapi hatinya berada di tempat lain. Lebih tepatnya, pada seseorang—Anya. “Evan, kamu ini kenapa sih? Seharusnya kita menikmatinya, bukan malah marah-marah seperti ini,” ujar Chintya dengan nada frustrasi. Evan hanya menatap Chintya dengan dingin, tidak ingin terjebak dalam pembicaraan lebih jauh. Ia tahu, jika ia bicara lebih banyak, amarahnya akan meluap. Tanpa sepatah kata pun, ia memanggil Roy dan memintanya mengakhiri sesi foto. “Roy, bawa mobil. Kita pergi sekarang.” “Tapi, Evan, masih ada beberapa foto lagi—” Roy mencoba menengahi, tetapi tatapan tajam Evan sudah cukup menjelaskan bahwa dia tidak ingin dibantah. Roy segera menuruti perintah Evan dan melangkah ke mobil. Namun, ia tahu bahwa keputusan

    Last Updated : 2025-01-08
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   24. Mantan istri kurang ajar

    Bab 24Baru saja Evan sampai rumah, ia langsung mendapat teguran dari mamanya. Saraswati. "Evan!" Evan yang dipanggil menoleh. "Iya Ma.""Chintya bilang kalau kamu berulah lagi Evan. Kamu meninggalkan Chintya saat sesi prewedding. Kenapa Evan? Apa karena wanita itu?""Ma, berhenti menyangkut pautkan ini dengan Anya. Karena tidak ada hubungannya dengan Anya, Ma!"Saraswati menatap Evan dengan marahnya, lagi-lagi dia tidak sejalan dengan Evan. Padahal Sarawati berpikir kalau Evan menikah dengan Chintya. Maka akan berdampak baik pada perusahaan Evan, tapi nyatanya Evan tidak peduli dengan semua itu. Yang ia inginkan kini adalah kebahagiaannya dengan Anya. Namun, bagaimana akan bahagia. Kalau Anya sendiri tidak mau kembali ke perusahaan Evan. "Evan tidak suka Ma, kalau Mama lagi-lagi menyalahkan Anya.""Sudahlah Evan, capek kalau bicara denganmu. Yang Mama inginkan sekarang. Belajarlah untuk menerima Chintya, karena dia kelak yang akan menjadi ibu dari anak-anakmu."Bukannya senang den

    Last Updated : 2025-01-09
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 25

    Bab 25."Kenapa gaya bicara mu. kurang sopan dengannya Anya? Bukankah seharusnya kamu menghormati nya sebagai seorang, bos?" Nathan sedikit penasaran dengan sikap Anya pada Evan. Apalagi saat melihat tatapan mata Anya, yang menyorot kan kebencian saat melihat kedatangan Evan. Jelas seperti Anya menaruh rasa dendam pada Evan. "Kamu tidak perlu tahu, Nathan. Tapi aku tidak suka kamu ikut campur dengan urusan pribadi mu. Sebab kamu tidak tahu siapa itu Evan dan siapa itu mamanya.""Kalau begitu ceritakan, Anya. Aku dengan senang hati akan mendengar mu."Anya menatap dingin ke Nathan, belum cerita saja hatinya sudah sakit, apalagi mengingat kejadian lima tahun lalu. Sungguh Anya tidak sanggup. Sehingga Anya mengalihkan pembicaraan dengan berkata, "Sudah malam, Nathan. Apa tidak sebaiknya kamu pulang?" yang parahnya lagi, sampai Anya pura-pura menguap. "Aku begitu ngantuk sekali, aku tidur Evan. Apa tidak sebaiknya kamu pulang?""Apa kamu mengusirku, Anya?" "Mmmmm, terserah kamu berpiki

    Last Updated : 2025-01-10

Latest chapter

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   40

    Bab 7 Laura terisak di atas ranjang dengan kedua tangan masih terborgol. Rasa dingin dari es yang tadi digunakan Zaky mulai menghilang, digantikan dengan tubuh yang lelah dan gemetar. Matanya basah oleh air mata, sementara pikirannya berputar mencari jalan keluar dari neraka ini. Entah sejak kapan, ia akhirnya tertidur karena kelelahan menangis. Dalam tidurnya, wajah ibunya kembali muncul, seperti mencoba meraih dan menenangkannya. "Mama...," bisiknya lirih dalam mimpi. Namun, ketenangan itu hanya sementara. Sebuah suara lirih terdengar dari pintu kamar yang kembali terbuka. Langkah kaki perlahan mendekatinya. Zaky, pria keji yang menculiknya, kini berdiri di samping tempat tidurnya, menatap wajahnya dengan tatapan yang sulit diartikan. "Kamu cantik... dan kamu akan menjadi milikku," gumamnya pelan, nyaris seperti bisikan setan di tengah kegelapan. Tangan Zaky terulur, mengelus pipi Laura yang masih basah oleh air mata. Sentuhan itu membuat Laura terbangun seketika. Matan

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab 56

    Bab 7 Laura terisak di atas ranjang dengan kedua tangan masih terborgol. Rasa dingin dari es yang tadi digunakan Zaky mulai menghilang, digantikan dengan tubuh yang lelah dan gemetar. Matanya basah oleh air mata, sementara pikirannya berputar mencari jalan keluar dari neraka ini. Entah sejak kapan, ia akhirnya tertidur karena kelelahan menangis. Dalam tidurnya, wajah ibunya kembali muncul, seperti mencoba meraih dan menenangkannya. "Mama...," bisiknya lirih dalam mimpi. Namun, ketenangan itu hanya sementara. Sebuah suara lirih terdengar dari pintu kamar yang kembali terbuka. Langkah kaki perlahan mendekatinya. Zaky, pria keji yang menculiknya, kini berdiri di samping tempat tidurnya, menatap wajahnya dengan tatapan yang sulit diartikan. "Kamu cantik... dan kamu akan menjadi milikku," gumamnya pelan, nyaris seperti bisikan setan di tengah kegelapan. Tangan Zaky terulur, mengelus pipi Laura yang masih basah oleh air mata. Sentuhan itu membuat Laura terbangun seketika. Matan

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab 35

    **Bab 35: Kegelapan yang Mengintai (Revisi Halus)**Hujan masih mengguyur deras di luar rumah Tiara. Angin malam membawa aroma tanah basah yang bercampur dengan kepedihan di hati Bu Ijah dan Tiara. Setelah semua yang terjadi, Bu Ijah tak bisa tidur. Ia duduk termenung di ruang tamu dengan secangkir teh yang kini telah dingin, pikirannya terus dipenuhi oleh pengkhianatan Alex dan luka mendalam yang harus ditanggung oleh putrinya.Namun, di balik kesunyian malam yang kelam itu, ada bayang-bayang yang lebih besar mengintai. Di kamar yang tersembunyi, Tiara yang masih terjebak dalam keterasingan, tiba-tiba merasakan udara di sekitarnya berubah menjadi sangat dingin. Di sudut ruangan, di balik cermin besar yang menggantung, muncul bayangan gelap yang perlahan membentuk siluet. Tiara menggigil, bukan karena suhu yang rendah, tetapi karena firasat buruk yang semakin menggema dalam jiwanya."Tiara…" suara halus berbisik, seakan datang dari dalam relung pikirannya.Dengan cepat, Tiara menoleh,

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab 53

    Bab 53: Cemburu yang Dipendam Langit mulai berwarna jingga saat Anya melangkah keluar dari gedung kantor. Udara sore yang seharusnya menenangkan justru terasa berat di dadanya. Hari ini adalah salah satu hari terburuk dalam hidupnya. Sejak pagi, Chintya telah membuat suasana kerja menjadi neraka. Fitnah-fitnah yang dilontarkan istri Evan terus bergaung di telinganya. Tatapan sinis dari rekan-rekan kerja semakin mempertegas bahwa ia telah menjadi bahan gosip utama di kantor. Anya menghela napas panjang, mencoba menahan perasaan sesak yang terus menghimpitnya. Namun, saat ia hendak melangkah menuju halte untuk menunggu taksi online, sebuah mobil hitam berhenti tepat di depannya. Jendela mobil terbuka, memperlihatkan sosok pria yang tersenyum hangat ke arahnya. "Naiklah, aku jemput kamu hari ini," kata Nathan dengan suara lembut. Anya menoleh dengan ekspresi sedikit terkejut. "Nathan?" Nathan mengangguk. "Aku lihat kamu terlihat tidak baik hari ini. Jadi, aku pikir kamu butuh s

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab 52.Runtuhnya Kesabaran Anya

    Bab 52: Runtuhnya Kesabaran Anya Hari-hari di kantor semakin terasa seperti neraka bagi Anya. Sejak gosip tentang dirinya menyebar luas, ia merasa seakan setiap mata yang menatapnya penuh dengan kebencian dan penghinaan. Namun, yang paling menyakitkan adalah kenyataan bahwa semua ini terjadi karena ulah Chintya. Chintya semakin gencar menjalankan rencananya. Setiap kali Evan tidak berada di kantor, ia akan muncul dengan penuh percaya diri. Para karyawan, yang tahu betul siapa dia, langsung memberikan perhatian penuh. Beberapa bahkan berusaha mengambil muka di hadapan Chintya, berharap mendapat promosi atau keuntungan lainnya. "Bu Chintya, Anda cantik sekali hari ini. Apa ada yang bisa kami bantu?" seorang karyawan pria mencoba menarik perhatiannya. "Bu Chintya, kapan-kapan kita makan siang bersama, dong," sahut yang lain. Chintya hanya tersenyum angkuh. Ia tidak tertarik dengan mereka. Ia punya tujuan lain—menghancurkan mental Anya. Siang itu, ketika Chintya memasuki ruang

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab 51. Fitnah di ruang kerja

    Bab 51. Fitnah di ruang kerja Setelah pertemuan yang memanas dengan Evan, Anya mencoba melanjutkan pekerjaannya seperti biasa. Namun, hatinya terus gelisah. Setiap kali ia melangkah ke kantor, ia merasa seperti ribuan pasang mata mengawasinya. Bisikan-bisikan di sudut ruangan mulai terdengar jelas, dan setiap kalimat seakan ditujukan untuk menghancurkan semangatnya. Di ruang kerja, Anya duduk sambil mengetik laporan. Namun, pikirannya melayang saat mendengar dua rekan kerja berbicara pelan di dekat pintu. “Kamu tahu nggak, katanya Anya itu ada hubungan sama Pak Evan,” bisik seorang karyawan. “Iya, aku juga dengar dari Bu Chintya. Katanya, Anya itu mau merebut suaminya sendiri. Berani sekali dia!” sahut yang lain. “Pantesan dia selalu dipanggil langsung ke ruang Pak Evan. Mungkin aja ada apa-apa di antara mereka,” karyawan itu menambahkan, lalu keduanya tertawa pelan. Anya mengepalkan tangannya di bawah meja. Dadanya terasa sesak mendengar fitnah yang dilemparkan begitu saja.

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 50. Gosip di ruang kerja

    Bab 50: Titik Balik yang Pahit "Ini Pak, semua data yang Bapak minta sudah aku masukkan di sini, Pak," kata Tika salah satu karyawati Evan. "Baiklah, letakkan situ nanti aku periksa!" Evan tetap terfokus pada pekerjaannya saat ini. "Oh iya, Pak. Aku sekalian mau memberikan laporan dari Bu Anya, tapi Bu Anya berpesan ke aku untuk memberikannya ke Bapak."Seketika Evan mengangkat kepala dan menatap tajam ke Tika. "Kenapa kamu yang mengantarnya?"Tika langsung gugup dan dengan terbata-bata ia berkata, "Bu Anya minta tolong ke- a-aku, Pak.""Berikan ini lagi padanya dan suruh dia untuk menemui ku langsung.""Tapi, Pak," kata Tika yang masih gugup, apalagi saat melihat tatapan tajam mata Evan. "Aku rasa aku sudah berkata cukup jelas, aku ingin kamu sekarang keluar dan suruh Anya mengantar ini langsung ke aku!" "Ba-baik Pak."Saat itu juga, Tika langsung menghampiri Anya di ruang kerjanya. "Tidak apa, Bu. Aku sudah diberi pesan oleh Pak Evan. Dia meminta agar laporan ini langsung kau

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 49. Jejak Luka di Balik Bayang-Bayang

    Bab 49.Jejak Luka di Balik Bayang-Bayang Evan berjalan dengan langkah berat menyusuri lorong yang remang, meninggalkan rumah Anya dengan perasaan campur aduk antara penyesalan dan tekad yang semakin membara. Setiap langkahnya diiringi oleh gema kata-kata Anya yang masih terngiang di telinganya, "Terlambat, Evan." Kata-kata itu menghantamnya bak peluru, bukan karena amarah semata, melainkan karena rasa frustrasi yang membuat dadanya sesak. Di dalam mobil mewah yang kini menjadi pelarian sementara, Evan duduk terpaku di kursi pengemudi. Kedua tangannya menggenggam setir dengan erat, seakan berusaha menahan riak emosi yang hendak meluap. Ia menatap kosong ke arah lampu jalan yang bergantian menerangi wajahnya, mencoba menyusun strategi agar tidak semakin tenggelam dalam kegelapan masa lalunya. "Apakah benar aku terlambat? Ataukah masih ada harapan untuk kembali?” gumamnya dalam hati, menolak menerima kenyataan bahwa ia telah kehilangan segalanya sejak dulu. Ia mengambil ponselnya

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 48.

    Bab 48Evan berjalan menjauh dari rumah Anya dengan langkah berat. Hatinya berdebar kencang, bukan karena amarah, tetapi karena rasa frustrasi yang semakin menyesakkan dadanya. Tatapan dingin Anya dan kata-katanya yang tegas masih terngiang di kepalanya. "Terlambat, Evan."Dua kata itu terus bergema, membuatnya merasa seperti pria yang tidak pernah memiliki kesempatan sejak awal. Tetapi apakah benar terlambat? Tidak. Ia menolak percaya bahwa tidak ada jalan kembali. Evan masuk ke dalam mobilnya, tetapi tidak langsung menyalakan mesin. Kedua tangannya mencengkeram setir erat, menahan diri agar tidak melampiaskan emosinya dengan cara yang salah. Ia menghela napas panjang, mencoba berpikir jernih. Jika ia ingin mendapatkan Kenzo, ia harus memiliki strategi yang tepat. Anya bukan tipe wanita yang bisa diancam atau dipaksa. Ia sudah cukup mengenalnya untuk tahu bahwa semakin ia menekan, semakin keras Anya akan menolak. Tapi jika ia bisa membuatnya percaya bahwa kehadirannya dalam hid

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status